DealExtreme

DealExtreme LogoSaya biasanya jarang mempromosikan sesuatu, dan nggak pernah fanatik dengan merk atau tempat belanja tertentu. Tapi kali ini mau cerita dikit soal Dealextreme. Sekarang ini kami tinggal di Chiang Mai, Thailand. Meskipun ini kota terbesar kedua di Thailand, saya sering kesulitan menemukan benda elektronik tertentu. Benda elektronik yang saya maksud mulai dari komponen elektronik (IC, transistor, dsb), serta benda elektronik untuk konsumen (Network Attached Storage/NAS, kabel data, dsb).

Untuk masalah komponen elektronik, saya sudah menemukan situs Electronics Source dan warf. Harga dari Electronics Source sangat murah, situsnya bagus (misalnya saya bisa mencari IC berdasarkan spesifikasinya) namun barang tertentu kadang tidak tersedia. Sementara warf banyak menjual kit.

Untuk barang elektronik lain saya memakai situs dari Hong Kong DealExtreme. Kehebatan situs ini adalah: gratis ongkos kirim ke seluruh dunia. Saya melihat bahwa situs ini banyak disarankan di aneka milis, dan ada beberapa pengalaman orang indonesia yang dibahas diblog. Toko ini tidak hanya menjual barang elektronik, ada banyak hiasan, gantungan kunci, jam, dsb.

Saya sudah membeli cukup banyak benda (totalnya lebih dari 400 USD), review benda-benda yang saya beli bisa dilihat di sini. Nggak semuanya dibeli dengan duit saya sendiri, misalnya NAS ini merupakan sumbangan untuk porting FreeBSD (progressnya bisa dilihat di sini). Lalu sebagian benda lain dibeli dari donasi paypal yang saya terima dari aneka aplikasi yang saya buat.
Lanjutkan membaca “DealExtreme”

Kernel FreeBSD

Dua hari yang lalu untuk kali pertama, kode program saya masuk ke kernel FreeBSD (versi development). Kode ini bisa diakses di:

http://www.freebsd.org/cgi/cvsweb.cgi/src/sys/arm/econa/

Kode tersebut merupakan port FreeBSD ke platform Cavium Econa CNS11XX. Secara sederhana, artinya sekarang FreeBSD bisa berjalan di device di bawah ini (Emprex NSD-100):

NSD_100_1

Saya kenal Linux dulu kali pertama waktu masuk Informatika ITB tahun 1998. Kami sempat mendapatkan pelatihan menggunakan Linux selama seminggu, dan di salah satu sesinya ada sedikit cerita mengenai sejarah Linux. Sejak saat itu saya tertarik dengan sistem operasi. Sebelum kuliah OS, saya sudah menyelesaikan membaca buku Tannenbaum (Operating System: Design and Implementation). Pernah dulu mau berusaha bikin OS sendiri, tapi ya karena saya tidak sejenius Linus Torvalds, akhirnya saya menyerah dan meninggalkan usaha tersebut.
Lanjutkan membaca “Kernel FreeBSD”

Main Game

Baru-baru ini saya membeli Nintendo DS Lite. Nggak sekalian DSi, soalnya masih mahal. Ternyata sejak beli, saya jadi sering main game, padahal biasanya gak terlalu suka main game. Ceritanya ini mau posting ngalor ngidul mengenai game-game yang pernah saya mainkan. Karena saya bukan gamer hardcore, listnya cukup sedikit. Sekedar pengingat kalau suatu saat ingin bernostalgia main game lama.

NES_Super_Mario_Bros

Console pertama yang kami miliki adalah NES. Game yang suka saya mainkan dulu: Tetris, Contra, Super Mario Bros, Super Mario Bros 2 dan (Kick Master) . Meskipun saya sangat suka main Super Mario Bros. Rasanya game yang saya tamatkan cuma Kick Master. Dari sejak memainkan game di Nintendo dulu, saya penasaran “gimana sih caranya bikin game?”, dan menurut saya hal itu merupakan salah satu yang mendorong saya belajar komputer hingga menjadi programmer.

Adik saya pernah meminjam gameboy dari temannya, dan kami dulu pernah sangat tertarik game Kirby. Sekarang pun saya masih suka memainkannya sesekali di emulator Game Boy.

Setelah Nintendo berlalu, kami punya Sega Mega Drive dengan mainan favorit saya Sonic, Mortal Kombat, dan Earthworm Jim 2. Waktu punya Apple ][ game favorit adalah Winter Games, dan sebuah RPG yang saya lupa namanya (kayanya itu satu-satunya RPG yang saya mainkan), lalu waktu memiliki PC pernah main Age Of Empires sekali (ini satu-satunya RTS yang saya mainkan). Game kecil yang saya suka adalah Chips Challenge. Di Linux (sebenarnya versi Windows dan Mac-nya juga ada), ada satu game yang saya suka (dan belum berhasil menyelesaikan), yaitu Fish Fillets NG.
Lanjutkan membaca “Main Game”

Kenangan Masa SMU

Posting ini tidak akan membahas banyak hal waktu sama masih SMU. Posting akan membahas kisah cinta saya, cinta pada programming. Saya belajar komputer kali pertama kelas 2 SMP, tahun 1994. Waktu itu saya ikut kursus DOS, Wordstar dan Lotus 123. Nama tempat kursus saya waktu itu adalah Linggar jati, di dekat pertigaan jalan raya bogor ke arah Cibubur. Dari segi komputer dan pengajar, tempat itu sangat biasa, yang luar biasa adalah: semua siswa boleh belajar di luar jam kursus, dan bahkan jika ada kursus lain pun boleh menggunakan komputer yang di belakang (jika tidak dipakai), asalkan tidak menganggu yang lain.

Di situlah saya belajar sendiri memprogram dalam bahasa BASIC. Buku pegangan saya cuma buku panduan ujian bahasa BASIC. Bukunya tidak punya teori, cuma soal pilihan ganda dan kunci jawaban saja. Ternyata buku semacam itu mudah untuk dipelajari, misalnya ada pertanyaan “Fungsi LEFT$ berguna untuk?”, lalu saya cari jawabannya, misalnya “mengambil N karakter terkiri”, nah dari situ saya tahu apa gunanya fungsi LEFT$. Setahun kemudian ayah saya membelikan Apple II/e (komputer tua yang dibeli karena bapak saya tidak mengerti soal komputer, dan kebetulan ada yang menjual murah). Saya banyak memprogram BASIC di komputer itu, tapi sayang dalam beberapa bulan komputernya mulai rusak, dan saya tidak punya lagi arsip program-program lama saya.

Tanggal 10 Januari 1997, kelas 2 SMU saya dibelikan PC pertama saya: Pentium 120 Mhz, Ram 16 Mb, harddisk 1 GB. Itulah dimulainya petualangan memprogram. Hari ini saya menemukan beberapa program yang saya buat waktu itu. Melihat program-program tersebut, aneka hal muncul di pikiran saya:

  1. Melihat sebagian program, saya berpikir: wah kok saya dulu goblok banget ya, kan ini mestinya bisa begini
  2. Melihat sebagian program lain saya berpikir: wah hebat juga ya, dulu saya bisa ngerti ini, padahal cuma belajar sendiri
  3. Wah kok dulu kepikiran ya bikin program ini
  4. Ngapain coba bikin program ini, gak ada gunanya
  5. Wah ternyata dulu saya fans Sailor Moon
Lanjutkan membaca “Kenangan Masa SMU”

Harta Karun buat merajut

Akhirnya, sampai juga harta karun yang ditunggu-tunggu selama seminggu ini. Dengan perjuangan yang cukup panjang, keringat dan airmata (hiperbola mode on), akhirnya benang yang tak dapat dibeli di Chiang Mai ini sampai juga ke Chiang Mai.

Ini dia harta karunnya :

Benang dari Craft and Me

Alkisah sejak mulai rajin merajut, setelah memboroskan beberapa Baht untuk membeli benang di toko Import di sini, akhirnya memutuskan beli benang secara online dari Craft and Me, Indonesia saja. Harga beli di Indonesia memang jauuuuh lebih murah daripada benang import dari eropah atau amerika, tapi tetap yang harus dipikirkan ongkos kirim dan pajak.
Begini perjalanan sang benang hingga sampai ketanganku. Dari mbak Thata di Surabaya, benang diberangkatkan dengan bis malam ke Jakarta, karena kalau pake TIKI ongkos kirimnya aja udah seperberapa benang….., Lalu dari Jakarta, dikirim pake EMS ke Chiang Mai. Well, harus diakui, ongkos kirimnya agak bikin sakit hati, karena ongkos kirim EMSnya hampir sama dengan biaya beli benangnya. Oke jadi ceritanya harga benang jadi 2 kali lipat.

Udah nih, kirain tinggal duduk manis nungguin benang sampai ke rumah. Ternyata… Lanjutkan membaca “Harta Karun buat merajut”

Main Game itu bahaya!!!

Gak percaya? Coba baca berita-berita ini:

Nah, buat yang suka main game, hati-hati ya, jangan sampe membunuh atau dibunuh orang, dan tanyakan pada dirimu sendiri, berapa jam kamu kuat main game tanpa henti (hehehe, emangnya mau mecahin Guiness World record, orang yang paling lama main game sampai meninggal).

Banyak Maunya

Seminggu ini tanpa sengaja gue kembali melakukan blogwalking. Kalau biasanya cuma buka situs-situs yang terdaftar dalam rssfeed saja, kali ini gue bener-bener melompat dari 1 blog ke blog yang lain, dan tanpa sengaja menemukan sekumpulan blog teman-teman lama. Dan hari ini juga salah satu hari membaca update-an blog teman yang blognya terakhir gue kunjungi kira-kira setahun yang lalu. Jadi teringat masa di mana gue bisa mengupdate blog sehari beberapa kali, masa di mana gue mengencourage temen-temen gue buat nulis di blog untuk bisa tau kabarnya tanpa harus bertanya : apa kabar lu? . Kemana perginya masa-masa itu?

Well, awalnya emang karena gue beneran sibuk, terus lama-lama rada malas memberitakan pada dunia apa yang terjadi. Belum lagi kadang-kadang yg pengen ditulis itu isinya protes terhadap orang-orang tertentu yang kalau dia sampai baca bisa menimbulkan konflik. Oke, emang masih banyak hal lain yang bisa ditulis selain hal-hal yang mungkin menyinggung orang lain, tapi waktu di depan komputer pikiran masih terfokus pada hal tersebut, mana mungkin bisa menuliskan tentang hal lain?? Akhirnya yang biasanya terjadi adalah, saya hanya ngobrol dengan Joe.

Anyway, bukan hal-hal itu yang mau ditulis, belakangan ini Joe lagi demen mengutak utik gadget nya. Terus kepikiran, kayaknya kami bukan tipe orang yang bisa hidup di Era permian (tau kata ini gara2 Primeval) tapi lebih punya khayalan hidup di rumah yang pintar. Lanjutkan membaca “Banyak Maunya”