10 Tahun ngeblog bareng

Tanggal 7 April 2004 kami memutuskan untuk ngeblog bareng. Ini dua posting pertama kami. Sebenarnya waktu itu kami dah punya blog masing-masing (dua-duanya sudah ditutup), tapi saya mengusulkan buat ngeblog bareng aja, biar postingnya terkumpul. Mbak Risna (waktu itu manggilnya masih pake “mbak”) setuju.

Sebenarnya kalo dipikir-pikir lagi: nekat juga ya, pacaran baru beberapa bulan, dah ngeblog bareng (dan pacarannya pun backstreet, kedua orang tua kami gak tau). Waktu itu saya nggak memikirkan: andaikan putus gimana? karena dari awal kami merasa serius. Gaya pacarannya lebih banyak ngobrol, diskusi, baca buku bareng.

Saya senang kami bisa menuliskan banyak kisah hidup dan berbagai pemikiran di blog ini selama 10 tahun terakhir ini. Tidak semua kisah bisa diceritakan pada waktunya, misalnya betapa susahnya dulu propose jadi pacarnya Risna sampai dikenalkan ke dua temennya untuk blind date. Tapi secara umum blog ini menangkap momen-momen penting dalam hidup kami dari mulai pacaran, menikah, pindah ke Thailand, punya anak, dan berbagai tempat yang kami kunjungi, berbagai keisengan yang kami lakukan.

Meski kebanyakan orang (termasuk kami) sekarang aktif di social media, kami juga masih mengupdate blog ini. Blog ini dibuat sebelum Facebook terbuka untuk umum (Facebook membuka pendaftaran umum tanggal 26 September 2006), dan saya berharap akan tetap ada andaikan nanti Facebook ditinggalkan orang-orang seperti Friendster, MySpace atau Plurk yang sempat populer. Memiliki blog sendiri, dengan hosting sendiri rasanya lebih enak karena semua dikontrol oleh kami sendiri.

Dari sisi teknis: blog ini memakai wordpress dari versi 0.7 (Lihat sejarahnya WordPress di sini, ini adalah versi rilis pertama kali). Sudah sempat pindah hosting beberapa kali (semuanya dijelaskan di berbagai posting yang tersebar di sini).

Semoga dalam kebersamaan kami, kami bisa ngeblog bersama puluhan tahun lagi.

7th Wedding Anniversary

Sebenarnya anniversarynya kemarin, tapi kemarin ragu mau nulis apa. Kondisi saat ini masih seperti tahun sebelumnya: kami sangat berbahagia, kami sehat, kondisi keuangan baik, mobil yang kami pakai baik-baik saja, kami tidak kecelakaan, adik saya akhirnya akan menikah bulan depan, semua baik-baik saja. Tapi hari ini terpikir: justru saat seperti ini harus dituliskan supaya ingat masa-masa sangat bahagia yang diberikan Tuhan saat ini.

Kami selalu berdoa agar semua hal tetap baik-baik saja dan membahagiakan, tapi suatu hari kita akan menjadi tua, dan tentunya tidak akan punya energi untuk melakukan hal-hal yang dilakukan sekarang ini. Jonathan akan bertumbuh besar, dan kelucuannya masa kecilnya akan hilang diganti dengan kedewasaan.

Saat ini Jonathan tumbuh dengan baik dan sehat. Kemampuan bicaranya semakin bagus dalam Bahasa Indonesia dan Thai (dan bahasa Inggrisnya juga mulai membaik). Teman-teman Jonathan makin banyak, dari nursery (kiddee house, dari sekolah minggu, dari Co-Op homeschool).

Kelakuan Jonathan tiap hari membuat kami tertawa dengan komentar-komentar yang tak terpikirkan. Misalnya waktu saya sedang memberi tahu nama-nama pohon di belakang rumah “ini pohon nangka”, “ini pohon singkong”, “ini pohon cabe”, “ini pohon pisang, tapi udah abis buahnya”), tiba-tiba Jonathan menunjuk ke tanaman hias dan berkata: “ini pohon nasi goreng, tapi udah nggak ada nasi gorengnya”.

Atau dua hari yg lalu ketika kami semua belum mandi, dan Jonathan berusaha menyuruh mamanya untuk mandi duluan. “Mama, ayo mandi, kalo nggak nanti dicoakin loh”. Kami bingung maksudnya apa, jadi kami bertanya pada Jonathan apa maksudnya “dicoakin”, dia menjawab: “dicoakin, dibeliin kecoak”. Jadi waktu kami pertama kali pindah, rumah yang kami sewa ada banyak kecoak, dan beberapa minggu pertama kadang muncul di kamar mandi, Jonathan tidak takut, tapi sering mencari-cari “kecoaknya mana?” Sampai sudah hampir setahun dia kadang masih suka bertanya: “mana kecoaknya?”. Sampai suatu saat saya bilang: “kecoaknya udah nggak ada, Jonathan mau dibeliin kecoak mainan?” “Nggak mau ah”. Tiba-tiba saja dia teringat lagi soal “beli kecoak”.

Tahun ini Risna semakin sibuk mengurus Jonathan dan juga lebih terlibat dalam Co-Op Homeschool (kali ini mengajar Pre-School Math). Aktivitas Jonathan makin banyak. Pekerjaan saya juga masih berjalan lancar.

Sulit mengungkapkan semua hal yang ingin kami syukuri (dan mungkin jika dituliskan semuanya malah bisa bikin iri sebagian orang). Saat ini bukan orang yang super kaya ataupun super sukses, tapi kami bahagia. Jadi postingya ditutup saja dengan lagu dari NKB 133 ini:

Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.

Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat

Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!

Syair: Thanks to God!; August Ludvig Storm,
Terjemahan Inggris: Norman Johnson,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,
Lagu: John Alfred Hultman

Libur panjang menutup tahun 2013

Tahun ini papa Jonathan dapat libur panjang sejak tanggal 28 Desember yang kebetulan jatuhnya hari Sabtu. Seharusnya tanggal 30 Desember 2013 belum hari libur, tapi kantor papa memutuskan biar liburnya panjang ya sekalian aja diliburkan. Karena kami ga pulang ke Indonesia, maka kami isi liburan ini dengan berjalan-jalan ke berbagai tempat di Chiang Mai.

Jumat, 27 Desember 2013

Hari ini Jonathan bermain bersama teman-teman dari co-op di Night Safari. Pulang dari Night Safari, Jonathan dan mama datang ke kantor papa. Menutup tahun ini ada acara makan-makan di kantor papa. Jonathan senang sekali mengeksplor kantor papa. Dia juga bisa berinteraksi dengan baik dengan semua teman papa, apalagi karena dia sudah bisa berbahasa Thai maupun Inggris. Sesekali Jonathan melontarkan komentar yang lucu termasuk ke bos papa di kantor. Di kantor papa juga ada acara tukar kado, papa dapat power bank.

Bantuin papa nerima hadiah

Eksplorasi kantor papa
Ada Kue Es Krim juga, yummy

Sabtu, 28 Desember 2013

Papa dan Mama mengajak Jonathan jalan-jalan ke Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan senang sekali naik bus di Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan juga senang melihat bunga-bunga dan apalagi ternyata di sana ada playgroundnya juga. Kali ini kami juga mengajak Pim, anak dari Pa En yang biasa bantuin mama di rumah. Jonathan senang sekali bermain dengan Pi Pim, sampai-sampai dia ga mau papa yang dorong strollernya, padahal biasanya dia hanya mau kalau papa yang dorong strollernya.

Lanjutkan membaca “Libur panjang menutup tahun 2013”

Merry Christmas 2013 and Happy New Year 2014

Posting ini merupakan posting rutin jelang akhir tahun 2013. Berhubung ada libur panjang tapi kami tidak keluar kota, jadilah kami jalan-jalan mulu setiap hari walau hanya dalam kota Chiang Mai saja. Rasanya sejak Jonathan semakin besar hampir setiap hari libur wajib jalan-jalan, sampai-sampai mau menceritakannya di blog sudah merasa kepanjangan duluan sangkin banyaknya yang mau diceritakan.

Oke daripada nggak jadi juga postingnya, mending di tuliskan sebelum lupa.

Selasa, 24 Desember 2013

Pulang dari KiddeeHouse, Jonathan main pasir sama teman-temannya, padahal sore itu kami dapat undangan makan malam natal di rumah salah seorang teman gereja, dilanjutkan nonton film klasik “White Christmas” (sayangnya lupa foto-foto pas makan malam). Acara nonton selesai jam 10, dan langsung berangkat bareng untuk kebaktian malam Natal jam 11 malam di gereja. Selama acara nonton Jonathan masih segar dan di perjalanan juga bilang dia mau ke gereja, tapi waktu sudah hampir sampai gereja Jonathan gak tahan lagi deh ngantuknya. Karena sudah kecapean akhirnya Jonathan ketiduran sepanjang acara di Gereja.

Kebaktian Natal pagi hari
Kira-kira dapat kado yang mana ya
Dapat hadiah dari Kun, isinya handuk
Sebelum makan siang, foto dulu
Mobil ini nih yang bikin jonathan bisa main sampai 2 jam totalnya
Seneng banget ekspresinya naik mobil
Sebentar-sebentar ganti mobil
Keluar masuk rumah bola
Main di kolam bola
Mewarnai

Rabu, 25 Desember 2013

Bangun pagi bergegas ikut kebaktian Natal di gereja, setelah dari gereja kami ke KiddeeHouse lagi untuk acara tukar kado dan test perkembangan anak. Jonathan dapat kalender KiddeHouse, handuk besar, dan beberapa permen/makanan serba manis yang biasanya anak-anak suka. Setelah dari Kiddee House, kami makan siang plus main di mall Central Festival yang baru buka di Chiang mai. Jonathan yang belum tidur siang hari itu bisa bertahan main 2 jam di playgroudnya, padahal kami pikir dia bakalan bertahan hanya 30 menit.

Sepertinya tulisannya harus bersambung ke posting berikutnya, semoga bisa ditulis sebelum berganti tahun ya 😀

Mudik April 2013

Posting singkat ini sekedar sebagai pengingat aja, soalnya kalau tidak ditulis sekarang pasti bakal lupa.

Kami memutuskan mudik di bulan April tahun ini, selain untuk menghindari panasnya Chiang Mai yang sedang mencapai puncaknya, kebetulan ada libur Songkran di Thailand. Kami berangkattanggal 13 April dan kembali lagi ke Chiang Mai tanggal 30 April.

Tahun lalu kami memakai Singapore Air, tapi untuk kali ini, kami memutuskan naik Air Asia, selain jauh lebih murah, jadwal penerbangannya sekarang sudah jauh lebih baik. Kami bisa pergi dan pulang dalam sehari (bahkan lebih baik dari Singapore Air maupun Silk Air, karena di sekitar tanggal yang kami pilih tersebut tidak ada penerbangan yang bisa sehari sampai).

Lanjutkan membaca “Mudik April 2013”

Sebulan Pindah Rumah

Sejak datang ke Chiang mai tahun 2007, kami tinggal di apartemen. Pernah terpikir pindah ke rumah, tapi rasanya kami belum siap untuk tinggal di rumah (masalah komunikasi dengan orang lokal dan khawatir dengan keamanan kota ini) dan kami merasa lebih nyaman tinggal di apartemen. Setelah punya Jonathan dan melihat kalau Jonathan butuh tempat bermain yang aman, akhirnya kami mulai mempertimbangkan pindah ke rumah biasa. Pindahan itu tidak pernah mudah, memikirkan proses pindahan saja sudah bikin ingin mundur teratur, mencari rumah yang cocok juga ga mudah. Rasanya malas sekali bergerak dari zona nyaman kami. Tapi kami tahu, kalau tinggal di apartemen terus menerus, kurang baik untuk perkembangan Jonathan, maka kami kumpulkan semangat untuk pindah ke rumah.

Wacana pindah rumah sudah ada sejak Jonathan berumur 2 tahun (bulan november). Berbagai situs yang menawarkan rumah dikunjungi hampir setiap hari, dibayang-bayangkan plus minusnya, sampai akhirnya pusing sendiri dan memutuskan bikin daftar apa yang ingin dimiliki dari sebuah rumah. Karena kesibukan papa Jonathan, baru akhir Januari kami bisa survey lokasi calon rumah, rumah pertama yang kami kunjungi sebenarnya cukup ok, tapi rasanya ga seru kalau belum benar-benar punya beberapa pilihan rumah.

Hal-hal mendasar yang jadi prasyarat utama tentu saja harga sewa yang terjangkau (di Thailand orang asing tidak bisa beli rumah), ada halaman, tidak jauh dari kantor papa Jonathan, dan lingkungan yang aman. Ternyata ga lama setelah menuliskan daftarnya, kami menemukan rumah yang sekarang kami tempati. Jonathan juga terlihat sangat senang sekali melihat calon rumah ini, padahal biasanya dia selalu butuh waktu untuk adaptasi dengan tempat yang baru dikunjungi. Saya ingat, waktu itu kami melihat rumah ini masih awal bulan Februari, dan pemilik rumah bilang bisa masuk rumah sekitar tanggal 20-an februari dan bayar mulai Maret.

jonathan

Rencana semula ingin pindahan sebelum 1 Maret, tapi karena papa Jonathan di kantor lagi banyak kerjaan, dan kebetulan teman yang bisa bantu tanggal 1 Maret, kami putuskan pindahan tanggal 1 Maret. Sebelum 1 Maret kami sudah mulai sering berkunjung ke rumah ini untuk bebersih dan juga membawa barang sedikit demi sedikit. Kami juga menjelaskan ke Jonathan kalau nantinya pulang itu ke rumah ini dan bukan ke apartemen lagi. Jonathan selalu senang sekali setiap di ajak ke rumah ini, dan itu membuat kami semakin yakin untuk pindah ke rumah ini.

kumpul indonesia di chiang mai

Hari ke-2 di rumah baru, kami mengadakan kumpul-kumpul dengan teman-teman Indonesia yang ada di Chiang Mai, sekalian perpisahan dengan teman yang akan pindah dari Chiang Mai. Jonathan bakal kehilangan teman bermain, tapi semoga nantinya akan dapat teman baru lagi. Keuntungan tinggal di rumah, barang yang belum rapih bisa disembunyikan di kamar, terus tutup pintunya, ga ketahuan deh kalau rumahnya belum beres. Teman yang datang juga ada yang bawa makanan dan membantu mempersiapkan makanan. Menu makannya juga sederhana, kebetulan salah satu teman masih punya stock bumbu pecal, jadi tinggal rebus-rebus beberapa jenis sayur dan beli kerupuk dan ayam goreng. Senang rasanya bisa ngumpul-ngumpul dengan teman dari Indonesia, perasaan kayak di Indonesia saja. Entah kapan Chiang Mai bisa seramai ini lagi dengan orang Indonesia, satu persatu akan pindah meninggalkan Chiang Mai. Tapi tetap saja bersyukur bisa berkumpul sebanyak ini, pastinya lebih banyak orang Indonesia sekarang ini dibandingkan awal kami sampai ke Chiang Mai.

naik tangga

Setelah sebulan tinggal di rumah ini, semua lelah packing unpacking sudah terlupakan. Senang sekali melihat Jonathan sangat gembira setiap hari bisa bermain dengan lebih leluasa di halaman maupun di rumah. Awalnya kami merasa kuatir kalau Jonathan kangen dengan rumah lama, kuatir juga kalau dia bakal sulit naik turun tangga. Tidak sampai seminggu Jonathan juga sudah bisa naik turun tangga sendiri dengan berpegangan pada besi tangga. Jonathan tidak kehilangan rutin di rumah lama dan dengan cepat beradaptasi dengan rutin di tempat baru. Dia sudah hapal di mana tempat mama menyimpan mainannya dan juga sudah mengerti kalau keluar rumah harus pakai sendal.

main airSekarang ini Jonathan senang bermain-main air di halaman rumah hampir setiap hari di musim panas ini. Kadang terpikir kenapa ga dari sebelumnya ya memutuskan pindah ke rumah, tapi kesimpulannya selalu kembali pada memang sekarang baru waktunya buat pindah rumah. Sekarang saya sudah lebih bisa berkomunikasi dalam bahasa Thai (walau belum bisa membaca), sekarang kami sudah ada rejeki tambahan dari Blackberry sehingga bisa membayar orang membantu membereskan rumah dan terutama mengurus tanaman di halaman. Sekarang Jonathan sudah semakin senang mengamati sekitarnya, dia senang melihat burung berkicau yang hinggap di pohon di samping kamar, dia senang melihat anjing peliharaan tetangga depan, dia senang melihat ikan di pot besar di depan rumah dan dia senang diajak untuk tutup pintu pagar dan buka/tutup jendela setiap harinya.

Tuhan memang selalu mencukupkan pada waktunya dan sesuai dengan kebutuhan kita. Semalas apapun kami bergerak dari zona nyaman hidup di apartemen, akhirnya kami pindah rumah juga, dan sejauh ini saya menemukan tinggal di rumah ini lebih nyaman daripada tinggal di apartemen. Jadi bisa dibilang kami pindah dari zona nyaman ke zona lebih nyaman lagi hehehe. Semoga bulan-bulan ke depan tinggal di rumah tetap semakin nyaman, karena kami ga perlu mikirin packing unpacking lagi dan semoga udara Chiang Mai ga sepanas sekarang lagi.

 

Jonathan, PlayBook, BB10 dan Portathon

Kami mendapat PlayBook gratis pertama ketika saya mengirimkan aplikasi Contraction Counter untuk PlayBook tahun 2011. Aplikasi ini diilhami dari kesulitan menghitung kontraksi ketika Jonathan lahir (kesulitannya karena di Blackberry waktu itu belum ada aplikasinya). Ternyata dari PlayBook itu, kami menempuh perjalanan panjang bersama BlackBerry. Dengan PlayBook gratis ini saya membuat aplikasi Four Colors dan Baby Coloring Book. Baby Coloring Book-nya menang juara 2 lomba BBDevID.

Aplikasi anak-anak untuk PlayBook masih sedikit, jadi kami memutuskan membelikan Jonathan iPad. Terinspirasi dari game-game iPad, kami mulai mengembangkan game untuk anak-anak untuk Jonathan. Salah satu pendorongnya waktu itu adalah: iPad berat jadi sulit dibawa-bawa ketika keluar rumah, sementara PlayBook kecil dan ringan tapi aplikasinya kurang (ini sebelum iPad mini dirilis). Saya mulai mengembangkan aplikasi puzzle untuk Jonathan. Setelah engine utamanya selesai, Risna mulai bisa ikut membantu membuat puzzle. Sebenarnya skrip-skrip untuk membuat puzzlenya masih sulit dipakai (banyak melibatkan skrip Python, inkscape, imagemagick), tapi Risna bisa menyesuaikan diri dengan cepat.

Game anak-anak di iPad banyak yang serupa (enginenya sama), hanya beda temanya saja, dan ini sangat wajar. Misalnya untuk anak laki-laki, temanya biasanya adalah mobil, transportasi, dan untuk anak perempuan temanya adalah boneka, princess, dsb. Game yang sama juga kadang memiliki banyak edisi, misalnya edisi Natal atau Tahun Baru. Kami juga mengambil pendekatan yang sama untuk PlayBook: kami membuat banyak game dengan tema yang berbeda-beda (Construction, Fruits, Transportation, Christmas, dsb) dengan beberapa engine saja.

Ketika beberapa game sudah selesai kami buat dan terbitkan untuk PlayBook, pada saat yang tepat, RIM mengumumkan Got Game Portathon. Inti acaranya adalah: Jika kita mengirimkan aplikasi dalam kategori game untuk BB10 dalam batas waktu 36 jam yang ditentukan, maka RIM akan membayar langsung 100 USD per game. Waktu itu kami sudah memiliki game-game playbook, dan hanya perlu menyesuaikan ukuran layar BB10. Dalam event ini kami mengirimkan 12 game, dan Puji Tuhan, semuanya diterima. Setelah selesai portathon tersebut, saya ikut Blackberry Jam di Bangkok, dan pulang dari sana membawa Dev Alpha B. Device development untuk BlackBerry 10.

Ternyata RIM tidak berhenti dengan satu portathon itu saja. Mereka pun mengadakan beberapa portathon lagi (kali ini tidak hanya game): Community Portathon, Marmalade Portathon, All Aboard Portathon, Android Portathon, dan terakhir Last Chance Portathon. Kami ikut di hampir semua portathon (kecuali Android). Hasilnya lumayan, plus kami juga mendapatkan beberapa Dev Alpha lagi. Dev alpha ini akan ditukarkan dengan device BB10 versi rilis sekitar bulan Februari/Maret. Masing-masing device nilainya kira-kira 500 USD.

Kenapa RIM mengadakan portathon? Jawabannya adalah untuk meningkatkan jumlah aplikasi (kuantitas) di Blackberry World (nama baru dari Blackberry AppWorld), mereka juga mengadakan sayembara lain Blackberry 10K, garansi bahwa aplikasi yang bagus akan mendapatkan minimal 10 ribu dollar dalam setahun. Untuk BB 10K, mereka mengadakan testing ekstensif, ini untuk mengejar jumlah aplikasi berkualitas di Blackberry World. Jadi mereka berusaha meningkatkan kuantitas aplikasi dan kualitas aplikasi. Dalam portathon yang kami ikuti, kami tidak mengejar untuk ikut BB10K, karena persyaratannya cukup sulit (dan rasanya sulit diaplikasikan ke game untuk bayi).

Mungkin sebagian dari Anda mikir: RIM putus asa ya, bagi-bagi uang untuk developer?. Sebagai pengingat: dulu Google juga mengadakan lomba aplikasi terbaik untuk Android (ADC), sebelum Android diluncurkan (tepatnya ADC pertama diadakan 2 Januari 2008 sampai 14 April 2008, sementara device Android pertama diluncurkan 22 Oktober 2008), jadi pendekatan RIM ini cukup wajar untuk menambah jumlah aplikasi. Sebagai catatan juga, total hadiah yang dikeluarkan Google dalam satu acara ADC (mereka mengadakannya sudah dua kali): 5 juta dollar. Sementara RIM menghabiskan kurang dari itu (sekitar 4.2 juta dollar, total semua portathon).

Game-game saya tulis dalam Haxe (kecuali Baby Coloring Book dan Four Colors yang memakai HTML5). Karena memakai Haxe, game-game tersebut bisa dengan mudah diporting ke iOS dan Android, asalkan kami mau menyesuaikan gambar ke ukuran layarnya. Selain game, saya juga menulis beberapa aplikasi sederhana untuk BB10, yang dibuat menggunakan Cascade (C++ dengan Qt/QML). Daftar aplikasi dan game kami bisa dilihat di situs appworld.

Secara umum, development dengan BlackBerry ini sangat menyenangkan. Untuk menjadi developer tidak perlu bayar apa-apa (misalnya untuk iOS butuh 99 USD/tahun + punya Mac/Hackintosh, Android butuh 25 USD, dst), pengembangan bisa dilakukan di Mac, Windows, ataupun LInux. Orang-orang yang memakai BlackBerry umumnya mau membeli aplikasi berbayar. Walau jumlah pengguna PlayBook saat ini kurang dari sejuta orang, tapi penjualan kami di PlayBook cukup bagus. Cukup bagi Risna untuk membayar pembantu per bulan, jadi Risna bisa agak santai di rumah dan sesekali bekerja membuat aplikasi baru. Rencananya Risna tidak hanya akan merilis aplikasi game untuk anak-anak, tapi juga membuat aplikasi untuk umum (mungkin dalam 1-2 bulan ini aplikasinya akan dirilis).

Rasanya tentram membuat aplikasi untuk mobile device karena kita tidak berurusan dengan berbagai proyek (yang rawan korupsi di pemerintahan), tidak berurusan dengan client yang bawel, bisa mengatur sendiri kapan akan merilis dan mengupdate produk, dan jam kerjanya bisa kapan saja dan di mana saja.

Satu hal yang kami sayangkan adalah ketika ada orang-orang yang berniat jahat pada kami, misalnya sengaja membuat review jelek, dan ini dilakukan dengan sangat niat, misalnya ada yang mencoba menulis review jelek beberapa kali untuk game Natal, tapi berkali-kali ditolak appworld karena menggunakan kata-kata kotor, dan tiap kali dia mengedit lagi kalimatnya sedikit sampai reviewnya diterima. Kejadian semacam ini sudah terjadi cukup lama (sejak saya merilis BiblePlus juga sudah terjadi), tapi baru saya tuliskan sekarang ini. Harapannya: semoga sebagian orang-orang itu membaca dan sadar. Kami kasihan pada orang-orang itu, karena mereka sangat pathetic, menyedihkan, tidak bisa membuat apa-apa tapi berusaha merusak kerja orang lain. Biasanya orang yang bisa membuat sesuatu, tidak akan menghabiskan waktu untuk menjelek-jelekkan karya orang lain, cukup menunjukkan bahwa karya mereka lebih baik.

Saya tidak merasa software kami sempurna, tapi kami sangat senang kalau ada yang mereview jujur, atau memberi kritik membangun. Misalnya jika ada software versi lite, dan dideskripsinya ditulis: hanya 5 puzzle yang free, dan ada yang memberi satu bintang sambil bilang “jelek, cuma 5 yang gratis”, maka jelas-jelas yang mereview adalah orang yang bodoh dan patut dikasihani. Atau jika ada software puzzle untuk toddler (gratis, dalam kategori game anak-anak), dan dibilang “jelek, terlalu sederhana”, maka review semacam itu juga sama sekali tidak berguna. Oh iya, saya katakan bahwa memberi review jelek (tanpa alasan jelas) itu hal yang jahat karena biasanya pengguna akan menghindari aplikasi dengan review rendah, mereka masih lebih mencari aplikasi yang belum ada reviewnya sama sekali. Tapi lama-lama kami maklum: orang-orang itu mungkin iri karena tidak bisa membuat sesuatu sendiri, dan mungkin juga pengangguran, menghabiskan bermenit-menit sekedar untuk menyusahkan orang lain.

Sesekali saya merasa kesal kalau baru membaca review jelek seperti yang saya ceritakan di atas, tapi kadang ada juga orang yang berniat sangat baik: orang-orang itu mengemail saya dulu, menanyakan pada saya masalah yang mereka hadapi (dan setelah selesai saya bantu menyelesaikan masalahnya, mereka memberi review 5 bintang). Senang rasanya kalau menemui pengguna seperti itu.

BlackBerry 10 belum pasti sukses, tapi dari uang yang dihasilkan (plus dari portathon), cukup untuk memodali kami untuk melirik platform lain. Jika BlackBerry 10 sukses, maka kami sangat senang, jika tidak sukses, kami tetap bisa memporting aplikasi kami ke platform lain (dan sudah ada modalnya).