Tulisan ini merupakan bagian dari cerita jalan-jalan kami ke HongKong sejak 18 September – 23 September 2018.
Hari Sabtu, 22 September 2018 merupakan hari terakhir dimana kami bisa jalan-jalan melihat HongKong. Ada banyak pilihan sebenarnya yang bisa dikunjungi, tapi kami putuskan untuk ke The Peak saja. Tapi sebelum ke The Peak, kami pengen ajak anak-anak ke playground di Kowloon Park. Lokasi Parknya juga ga jauh dari hotel.
Traveling dengan anak-anak ga bisa bikin itinerary yang banyak, kami juga sengaja ga menargetkan harus berangkat pagi-pagi. Pengennya ya jalan-jalan santai saja. Sekitar jam 10 lewat kami baru keluar dari hotel, tujuan pertama ke Kowloon Park mengikuti google map, jalan kaki sekitar 8 menit.
Seperti kebanyakan tempat di HongKong, dari luar ga keliatan kalau tempat itu adalah park yang sangat besar. Kowloon Park ini ada kolam renangnya segala, sekitarnya tertutup tembok tinggi. Masuk ke dalam, kami mencari playground. Jalan masuk ke dalam yang kami temukan, kami harus menaiki tangga, mungkin ada pintu masuk lain yang stroller friendly karena di dalam kami melihat banyak juga yang bawa anak di stroller.
Tulisan ini merupakan bagian dari cerita jalan-jalan kami ke Hong Kong sejak 18 September – 23 September 2018.
Hari ke-3 di Hong Kong, Kamis 20 September 2018. Hari ke-3 ini, Joe pergi mengikuti acara BEVX, saya harus bawa anak-anak berkelana sendirian. Karena kecapean di Disneyland, dan udara Hong Kong yang banyak debu dan asap rokok, Joshua bersin-bersin sejak kami tiba di hotel Butterfly on Prat.
Sebelum berangkat, Joe sempat berharap di hotelnya akan ada pokegym atau pokestop, dan harapannya terkabul, ada pokestop persis di hotelnya hahaha.
Tulisan ini merupakan bagian dari cerita jalan-jalan kami ke HongKong sejak 18 September – 23 September 2018.
Hari berikutnya Rabu 19 September 2018. Anak-anak bangun sebelum jam 7 karena tidur awal malam sebelumnya. Matahari di luar sudah cerah banget. Karena hari sebelumnya kami makan malam masih agak sore, pagi-pagi kami udah lapar. Bersyukur juga udah pesan sarapan di hotel, jadi bisa langsung turun buat sarapan.
Awalnya saya bingung mau milih makanan apa buat Joshua, akhirnya kami menemukan susu dan sereal di restoran untuk sarapan Joshua. Highlight dari sarapan di hotel adalah berfoto dengan Chef Mickey. Tapi berhubung chefnya cuma menyediakan sesi foto 30 menit, jadi kami harus antri foto juga sebelum Chefnya pergi. Anak-anak yang yang gitu kenal tokoh Mickey ya biasa aja deh hehehe.
Tanggal 20-21 September saya mengikuti BEVX Conference di Hong Kong. Hari pertama adalah training dan saya mengambil iOS Sandbox Escape Vulnerability and Exploitation oleh Hao Xu/Pangu. Team Pangu ini sempat terkenal karena Jailbreaknya yang dirilis umum untuk iOS 7/8/9. Team ini masih aktif, tapi tidak lagi merilis jailbreak umum, di pelatihan yang dibahas adalah exploit iOS 11 dan mereka sudah punya jailbreak untuk iOS 12.
Biaya training plus conferencenya cukup mahal (1000 USD), tapi saya mendapatkannya gratis, plus tiket pesawat dan hotel juga. Ini saya dapatkan dari challenge Reverse Engineering yang saya kerjakan bulan April lalu. Writeup untuk challengenya saya tulis di blog saya yang berbahasa Inggris.
Sebagai informasi, saya ini bukan profesional di bidang Security, hanya part time saja melakukan pentesting secara remote. Saya juga tidak rajin mencari bug di berbagai website atau app, kadang-kadang saja saya menemukan bug ketika sedang iseng. Bidang security dan reverse engineering ini sekedar hobi bagi saya. Saya belum pernah menghadiri conference security (pernah ke HITB sekedar CTF saja). Saya cukup senang hobi ini tahun lalu mengantar saya ke Belanda dan tahun ini sekeluarga ke Hong Kong.
Training
Sekarang ke cerita trainingnya. Biasanya materi training iOS ini diberikan dalam 2 hari, dan baru kali ini pengajarnya berusaha mengkompres materinya menjadi 1 hari. Bagi yang tidak punya background development di macOS dan iOS akan sangat sulit mengikuti semuanya, untungnya walau sudah lama tidak develop macOS dan iOS saya masih mengikuti perkembangannya. Sayangnya di akhir kurang bisa cukup praktiknya, hanya sempat sampai membuat device crash.
Saya menyarankan bagi yang ingin mengikuti training sejenis ini agar mempersiapkan diri dulu dengan berbagai ilmu development iOS dan macOS (Objective C dan berbagai konsepnya). Seluruh dasar teori selama sehari penuh diperlukan untuk menjelaskan satu eksploit saja.
Tulisan ini merupakan bagian dari cerita jalan-jalan kami ke Hong Kong sejak 18 September – 23 September 2018.
Penerbangan Air Asia dari Chiang Mai ke Hong Kong hanya ada 1 kali sehari. Kami berangkat hari Selasa, 18 September jam 6 pagi dan tiba sekitar 9.30 waktu setempat (ada perbedaan waktu 1 jam antara Chiang Mai dan Hong Kong). Setelah urusan imigrasi yang antriannya sangat panjang dan ambil bagasi, kami naik taksi ke Disneyland Resort. Kami memesan Hotel Holywood Disneyland untuk 1 malam dan 2 hari Fun Day tiket plus sarapan untuk hari berikutnya secara online. Karena kami melakukan pemesanan hotel secara online dari situs resmi Disneyland Hong Kong dan melakukan checkin online kami mendapat upgrade kamar dari kelas Standard ke kelas Deluxe tanpa biaya tambahan.
Tips dalam memilih hotel dan paket tambahan di Disneyland hotel, ada berbagai promosi yang kalau ga diperhatikan dengan seksama malah jatuhnya jadi lebih mahal. Promosi juga berbeda-beda, ada promosi pembelian sebelum 21 hari, pembelian sebelum 7 hari dan pembelian sebelum 45 hari, pembelian untuk menginap 3 malam, dan lain-lain. Kami memakai promosi pembelian sebelum 21 hari. Paket sarapan atau makan malam juga merupakan pilihan terpisah yang bisa ditambahkan. Kami memilih paket sarapan, dengan pertimbangan hotelnya jauh dari minimarket dan atau restoran luar. Sekalian juga supaya memaksimalkan pengalaman tinggal di Disneyland Resort. Total pengeluaran kami HKD 4,642.50 (sekitar 8.9 juta rupiah dengan kurs saat ini) untuk hotel semalam plus sarapan berempat, dan tiket Disneyland 2 hari.
Catatan buat kami ingat, hari Senin sore Jonathan makannya seperti tidak selera, kami sudah ingatkan supaya dia makan dan tetap sehat karena hari Jumat sebelumnya dia muntah-muntah tengah malam. Kami sempat kuatir ga bisa jadi berangkat kalau dia sakitnya tambah parah, apalagi dapat kabar soal topan Mangkut hari Sabtu di Hong Kong bikin hati makin kecut dan sempat kepikiran jangan-jangan kami harus batal berangkat nih. Hari Sabtu sampai Senin Jonathan sudah normal lagi dan baca berita Hong Kong mulai normal sejak hari Senin, jadi optimis bisa berangkat.
Pulang dari co-op senin sore saya sudah packing semuanya dan setelah makan malam kami berencana tidur awal karena harus berangkat dari rumah jam 4 pagi. Tengah malam, tau-tau saya dibangunkan Jonathan karena dia mengeluh sakit perut. Kali ini dia ga muntah-muntah tapi….diare! *sigh* setelah beberapa kali terbangun untuk ke toilet karena dia ga bisa tidur juga, akhirnya Jonathan pindah tidur ke ruang tamu sama papanya supaya ga bikin Joshua terbangun juga, sedangkan saya kebagian bebersih dan menemani Joshua. Setelah dioles minyak kayu putih dan diberi norit, Jonathan masih ke toilet beberapa kali lagi dan akhirnya dia bisa tidur beberapa jam sampai jam berangkat.
Karena sudah sempat ketiduran sejam lebih, saya malah ga bisa tidur lagi. Saya berusaha tidur, tutup mata dan rebahan, tapi ya kuatir kebablasan tidur walau udah set alarm, jadilah saya ga bisa tidur. Waktu saya mulai hampir tertidur, jam 2.30 Joshua mulai gelisah tidurnya, Joshua masih ngantuk dan berusaha tidur lagi, tapi mungkin dia juga merasakan kegelisahan saya yang ga bisa tidur lagi. Akhirnya saya ga tidur sama sekali sampai tiba di Hong Kong karena di pesawat Jonathan dan Joshua gantian tidurnya, jadi otomatis saya ga kebagian jatah tidur deh.
Di pesawat, karena sekarang kami berempat, kami ga bisa lagi duduk dalam 1 group yang sama. Waktu Joshua masih kecil dan bisa dipangku biasanya kami duduk bareng tapi sekarang Joshua sudah harus duduk sendiri. Joshua duduk di dekat jendela, saya di tengah supaya bisa bantu Joshua dan Jonathan, Jonathan di pinggir gang (supaya gampang kalau perlu ke toilet) dan Joe di belakangnya Joshua (dekat jendela juga). Waktu check-in online awalnya kami berniat ga beli kursi, tapi ternyata sistem AirAsia tidak mempertimbangkan anak kecil harus bersama-sama dengan orangtuanya. Anehnya malahan saya yang terpisah dari anak-anak. Kami beli kursi yang standard seat saja, tapi itupun ada beberapa kali hampir gagal beli kursi yang kami pilih. Karena kami udah sering mengalami gagal pilih kursi, Joe udah tau cara untuk memaksa sistem menerima pilihan kami.
Bulan April lalu, Joe iseng–iseng ikutan lomba CTF berhadiah conference gratis di Hong Kong. Kebetulan waktu itu sedang liburan Songkran di Thailand. Ternyata iseng-isengnya Joe berhasil mendapatkan hadiah pertama berupa tiket pesawat, penginapan gratis ke Hong Kong, dan biaya training + conference, plus uang saku yang cukup untuk jalan-jalan sekeluarga di Disneyland (Joe bakaludah posting lebih lengkap soal conferencenya). Karena kami tahun ini ga pulang ke Indonesia, tau-tau terpikir, gimana kalau saya dan anak-anak ikutan juga. Cek harga tiket Air Asia, ternyata ada penerbangan langsung dari Chiang Mai ke Hong Kong (sekitar 2,5 jam) dan tiketnya jauh lebih murah daripada pulang ke Indonesia.