Pelajaran Matematika Jonathan

Saya bersyukur kalau mengajarkan matematika ke Jonathan itu mudah sekali. Dengan kurikulum yang kami pakai, seringkali saya tidak harus menjelaskan apa-apa. Jonathan bisa membaca sendiri dan mengerti dengan baik. Dia bisa mengerjakan soal latihan tanpa kesulitan. Kadang-kadang saya sampai berpikir, jangan-jangan kurikulumnya terlalu mudah?

Sebagai gambaran, pelajaran matematika ini dikerjakan 1 unit per-hari, dan dalam seminggu kami mengerjakan 4 pelajaran. Dalam 1 buku, ada 16 pelajaran yang komposisinya 4 pelajaran lalu 1 quiz, 4 pelajaran berikutnya lalu 1 quiz lagi, 4 pelajaran lalu pelajaran ke 15 review, dan pelajaran ke 16 berupa Test dari keseluruhan buku.

Jonathan sekarang kelas 3, ini contoh pelajaran kurikulum yang kami pakai: buku ke-8 (dari 10), pelajaran ke-6. Pelajaran ini sudah sangat jelas sehingga saya gak perlu menambahkan penjelasan apa-apa lagi.

menambahkan banyak angka dengan mencari yang jumlahnya 10

Setiap harinya, ada flashcard yang berganti-ganti, perkalian ataupun penjumlahan. Selain itu ada speed drill. Latihan mengerjakan penjumlahan atau pengurangan atau perkalian dan nantinya juga pembagian sederhana. Menyelesaikan 36 persoalan dalam waktu 1 menit sebanyak-banyaknya.

setiap hari ada speed drill 1 menit

Materi yang sangat sedikit itu sebelumnya kebetulan sudah dijelaskan sama papanya begini: dalam bahasa Indonesia, 2 angka yang huruf depannya sama kalau dijumlahkan hasilnya selalu sama dengan 10.

Mari kita cek:

  • satu + sembilan = sepuluh
  • dua + delapan = sepuluh
  • tiga + tujuh = sepuluh
  • empat + enam = sepuluh
  • lima kasus khusus, karena lima+lima = sepuluh

Jonathan lebih ingat angka dalam bahasa Inggris, sampai beberapa waktu lalu dia selalu tertukar antara enam dan tujuh. Setelah Joshua lancar berhitung bahasa Indonesia, baru Jonathan ikut hapal angka dalam bahasa Indonesia. Trik yang diajarkan dalam bahasa Indonesia diharapkan membuat Jonathan tetap ingat angka dalam bahasa Indonesia.

Kembali ke pelajaran, setelah membaca materi yang sedikit itu, diberikan soal latihan, lalu review dari pelajaran-pelajaran sebelumnya. Dari sekian banyak soal latihan, untuk latihan materi baru tidak pernah sampai 10 soal latihan.

Dari 4 lembar hal yang perlu dikerjakan Jonathan, rata-rata dia menyelesaikan pelajaran matematika ini dalam waktu 30 menit setiap harinya. Ini kalau dia gak terdistract gangguin adiknya atau malah bengong. Tapi setiap harinya, bisa dibilang dia bisa mengerti apa yang harus dikerjakan tanpa saya harus menerangkan panjang lebar.

Mungkin karena pada dasarnya Jonathan senang membaca, kebanyakan materi sudah lebih dulu dia tahu, yang dia perlukan hanyalah latihan lagi. Kadang-kadang tapi dia juga kurang teliti, persoalan sederhana bisa salah juga.

Contoh pelajaran berikutnya, pelajaran mengalikan orde ratusan dengan satuan. Setelah dia mengerti penjelasan ini, saya jelaskan mengalikan orde ratusan dan puluhan. Sekitar 5 menit dia sudah mengerti dan kalau kemudian hari ada pelajaran itu, saya ga perlu ngajar lagi deh heheh.

Mengalikan 3 digit (ratusan, puluhan dan satuan)

Kami cocok dengan kurikulum CLE yang kami pakai ini. Metode yang dipakai metode tradisional yang gak berbeda dengan cara kami belajar dulu. Saya tahu, banyak anak yang membutuhkan penjelasan lebih hands-on atau menggunakan alat bantu manipulative yang bisa dilihat secara visual, tapi kalau cara tradisional bisa dimengerti, rasanya gak perlu menjelaskan dengan cara yang rumit.

Teringat dengan sebuah video tentang cara mengajarkan perkalian dengan 2 metode. Metode tradisional langsung selesai dan gak butuh waktu lama, metode yang lain belum selesai mengajarkan, metode tradisional udah selesai minum kopi hehehe.

Area Model Multiplication VS Traditional Old School Way

Kadang-kadang, kalau lagi iseng, kami mengajarkan sesuatu yang belum ada di materi CLE. Jonathan sudah belajar bilangan pecahan, tapi belum belajar penjumlahan pecahan. Kami iseng aja mencoba bertanya kira-kira dia akan mengerti gak kenapa menjumlahkan pecahan itu harus disamakan dulu penyebutnya. Ternyata dia bisa menangkap dengan cepat dan minta dikasih soal-soal tambahan.

penjelasan penjumlahan pecahan

Harapannya, Jonathan tetap mudah diajarkan matematika seperti sekarang, supaya saya gak banyak kerjaan ngajarin hahaha. Lumayan tinggal memeriksa kerjaan saja. Nanti kalau Joshua sudah usia sekolah, biar Jonathan saja yang mengajarkan ke Joshua, jadi mamanya bisa tenang hehehe.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

2 thoughts on “Pelajaran Matematika Jonathan”

    1. hehe, belajar matematika itu memang akhirnya butuh latihan dan latihan berulang-ulang, pendekatan tradisional kalau udah mengerti ya gak perlu pakai penjelasan ekstra

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.