Hari ini saya mau cerita soal Sukothai Historical Park. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari pihak hotel, akan ada acara khusus untuk menjelang malam tahun baru. Park yang biasanya tutup jam 7 sore itu akan dibuka sampai tengah malam. Awalnya kami berencana mengeksplor Sukothai Historical Park ini sejak pagi, tapi karena mendengar kabar tentang acara sampai malam, kami merubah rencana untuk berangkat sore hari saja sampai agak malam.
Jadi, ngapain aja pagi harinya sebelum berangkat ke tujuan utama? Namanya juga liburan, kami bangun siang dan sarapan di hotel. Selesai sarapan, kembali ke kamar dan mandi-mandi. Eh, tau-tau udah jam makan siang hahaha. Ini namanya liburan makan tidur.
Kami makan siang di sebuah restoran dekat dari hotel. Selesai makan, kami pulang ke hotel dan tidur siang, sementara teman kami keluarga 1 nya pergi ke Sangkhalok Museum. Isi museum itu berupa kerajinan tembikar dari jaman kerajaan Sukothai. Display yang ada sarat dengan muatan sejarah. Kami tidak ikut ke museumnya dengan pertimbangan: kalau Joshua tidak tidur siang, nanti bisa rewel waktu jalan-jalan sore harinya. Museumnya tidak jauh dari hotel, teman kami berangkat ke sana dengan naik tuktuk.
Sekitar jam 4 sore, kami pun berangkat ke Sukothai Historical Park. Kami naik songtew dari hotel ke old city dan membayar 300 baht sekali jalan. Songtewnya agak lebih terbuka dibandingkan dengan songtew di Chiang mai. Jalannya juga lebih ngebut dibandingkan dengan songtew yang kami tumpangi dari terminal bus ke hotel kemarinnya. Joshua agak takut dengan suara mesin songtewnya, padahal kecepatannya ya masih di bawah 80 km/jam.
Kami cukup beruntung karena sejak tanggal 28 Desember 2019, tiket masuk untuk historical park di Thailand digratiskan. Sepertinya ini dilakukan pemerintah untuk mendukung masyarakat buat berjalan-jalan. Jadi kami tidak harus membayar tiket masuknya. Kami hanya perlu membayar sewa sepeda (30 baht/sepeda) dan tiket untuk sepeda masuk (10 baht)
Sebenarnya ada beberapa pilihan untuk melihat reruntuhan temple yang tersebar dalam area taman sejarah Sukothai ini. Kita bisa berjalan kaki, naik shuttle, sewa golfcart, atau menyewa sepeda. Kebanyakan orang memilih menyewa sepeda. Ada beraneka jenis sepeda tersedia, mulai dari sepeda kecil dengan roda bantu, sepeda tandem, sepeda dengan boncengan anak di depan, sepeda dengan boncengan anak di belakang, sepeda anak tanpa roda bantu dan sepeda dewasa dengan beberapa ukuran ketinggian. Ada beberapa tempat penyewaan sepeda juga, tapi semua harganya sama. Penyewaan sepeda ini akan tutup jam 7 malam, jadi sudah pasti tidak bisa menyewa sepeda sampai tengah malam (eh tapi kami juga tidak rencana sampai tengah malam sih).
Toko penyewaan sepeda ini letaknya di seberang jalan dari pintu masuk ke historical park. Tapi tidak usah khawatir, karena biasanya akan ada yang bantu untuk menyeberangkan. Totalnya kami menyewa 6 sepeda karena Joshua belum mau belajar naik sepeda sama sekali, untungnya Joshua mau duduk di boncengan Joe dengan tenang walau sempat hampir jatuh karena dia sering berusaha berdiri dan sepedanya hampir terangkat roda depannya (Joshua lumayan berat sih, hampir 27 kg).
Reruntuhan temple yang akan dikunjungi ini dikelilingi oleh tembok kota berbentuk persegipanjang. Panjangnya dari barat ke timur sekitar 2 Km dan dari utara ke selatan sekitar 1,6 Km. Menurut wikipedia, awalnya ada 193 reruntuhan dalam area seluas 70km persegi. Tapi yang ada di dalam tembok kota yang tersisa adalah bekas bangunan istana dan 26 kuil. Kuil terbesar yang tersisa adalah Wat Mahathat.
Selanjutnya saya akan bercerita melalui foto-foto saja ya.
peta lokasi ada keterangan tentang templenya untuk setiap temple dikellilingi oleh air, dilarang mendekati dengan sepeda ada petanya sempetin foto-foto dong ada keramaian setiap sore di wat Mahathat sampai tanggal 31 Desember kami di sana sampai matahari terbenam istirahat dulu sambil nyemil dan minum first stop kami, selalu ada petunjuk begini di setiap temple areanya sangat luas, ada orkestra untuk acara malam hari umumnya harus melewati jembatan dulu selalu ada petunjuknya masih terlihat kemegahannya ya ini waktu baru datang, langit masih terang, suka deh liat biru langitnya matahari mulai terbenam catatan restorasi foto-foto lagi pantulan temple di air gak kalah indahnya Beberapa temple sudah tidak terlihat bentuk aslinya Salah satu temple yang masih terlihat megah temple dari dekat
Sekitar jam 7 malam, karena harus mengembalikan sepeda, kami memutuskan untuk pulang (selain udah mulai pegel duduk di sepeda hehehe). Sampai hotel, eh Joshua ngotot minta berenang sebelum mandi dan makan. Akhirnya Joe menyerah dan menemani anak-anak main air sebentar. Hasilnya memang makan malam jadi lahap dan tidur juga cepat hehehe.
Hari berikutnya, kami berencana pergi ke Si Satchanalai historical park sejak pagi. Kami sudah menyewa mobil dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Ceritanya dan foto-fotonya dilanjutkan di posting berikutnya saja ya.
2 thoughts on “Liburan Akhir Tahun 2019 ke Sukothai Historical Park (Part 2)”