Catatan Elektronik, Pokemon, dan Satellite Receiver

Posting ini sekedar catatan beberapa oprekan beberapa waktu terakhir ini. Topiknya: elektronik (beberapa komponen elektronik yang saya beli), Pokemon (baik versi lama maupun Pokemon Go), dan Satellite Receiver baru saya.

Kadang saya melihat posting lama di blog ini, kadang saya banyak menulis dan kadang jarang sekali menulis. Di bulan ketika jarang menulis, saya kadang lupa apa yang dikerjakan bulan itu, jadi sekarang saya coba rangkum beberapa minggu terakhir.

Elektronik

Saya kadang iseng menambah lampu atau mekanisme lain di mainan Jonathan. Menambahkan suara biasanya merupakan hal yang repot. Beberapa waktu lalu waktu iseng browsing AliExpress, saya menemukan bahwa ada banyak chip melodi, gonggongan anjing, sirine yang dijual dengan sangat murah (1.0-1.7 USD untuk 5-10 chip, jadi harga per chipnya cuma 0.1-0.2 USD). Penggunaan chip ini juga sangat mudah: butuh power (3.0-4.5 VDC), saklar (untuk mentrigger mematikan/menyalakan suara), speaker (langsung saja ke speaker 8 ohm, tanpa perlu sirkuit amplifier apapun). Sebagian chip perlu sebuah transistor tambahan sebagian hanya butuh sebuah resistor.

Lanjutkan membaca “Catatan Elektronik, Pokemon, dan Satellite Receiver”

Ke kampung halaman

Menurut KBBI kampung halaman adalah daerah atau desa tempat kelahiran;. Dengan definisi itu, karena sudah ke Jakarta berarti kami sudah ke kampung halaman Risna. Berikutnya kami menuju kampung halaman saya, di Sukoharjo.

Perjalanan dilakukan dengan mobil Fortuner yang dikendarai adik saya (Yosi), dan kami pergi bersama keluarga Yosi plus opungnya Jonathan. Kami berangkat tanggal 27 Juni 2016 pukul 4.17 pagi. Karena ingin jalan-jalan di Yogya, kami memutuskan memesan hotel di Yogya saja. Perjalanan lancar, dan kami sempat berhenti di rest area serta di Rumah Makan Tiga Putri. Rumah makannya cukup cocok karena menyediakan area main untuk anak-anak.

Di sepanjang perjalanan, kami sering memutar Mother Goose Club agar anak-anak senang, tapi membuat saya jadi tertidur.

20160627_072151_001

Perjalanan seharusnya bisa lebih cepat, tapi ada sedikit masalah di mobil: indikator bahan bakar menyala, jadi kami mampir ke bengkel untuk memastikan. Ternyata filter Solar perlu diganti.  Di tempat itu ada pojok bermain anak.

20160627_154826

 

Kami tiba di Yogyakarta pukul 5 Sore dan langsung check in lalu tidur (kami makan McDonalds di hotel).

Esok harinya seharian kami mengunjungi kampung halaman saya (dan juga Yosi). Saya cukup senang bahwa anak-anak tidak rewel menghadapi suasana kampung. Di rumah pakde pertama, anak-anak malah bermain gabah. Di tempat lain mereka main dengan kambing.

IMG_0444

Walau di bulan puasa, ada juga warung makan yang buka dan makanannya cukup cocok.

IMG_0449

Suasana kampung ternyata sudah banyak berubah, bahkan Indomaret sudah ada di sana. Setelah mengunjungi saudara di desa, kami pergi ke Solo untuk mengunjungi juga saudara-saudara di sana.

Sebagai keturunan orang Jawa (tengah), ini kali pertama Jonathan dan Joshua pergi ke Jawa tengah, terakhir kali hanya saya sendiri yang pulang ke kampung halaman.

Medan, Depok 2015

Tahun ini kami pulang lagi ke Indonesia setelah tahun lalu pulang dua kali. Tiket kali ini dibeli ketika ada promo AirAsia sebelum Risna hamil. Sebenarnya sempat juga terpikir untuk menghanguskan saja tiketnya (atau saya dan Jonathan saja yang pergi).

Kami memutuskan untuk terbang bareng-bareng setelah mempertimbangkan banyak hal. Saat ini udara Chiang Mai sedang buruk (polusi), dan Jonathan juga sedang libur paskah + songkran, plus kami tidak tahu kapan lagi akan pulang setelah adik Jonathan lahir nanti (Jonathan baru terbang setelah 1.5 tahun, kemungkinan nanti adiknya juga). Menurut dokter, Risna masih boleh terbang bolak-balik.

Tadinya tiket kami cuma Chiang Mai – Medan – Chiang Mai, dengan rencana jalan-jalan di Medan, Danau Toba, mengunjungi Institut Teknologi DEL (kami pernah mengajar di sana), dsb. Tapi dengan kondisi kehamilan Risna, kami memutuskan untuk tidak ke mana-mana di Medan (sekedar mengunjungi mertua dan keluarga), dan meneruskan ke Depok. Saat ini salah satu paman Risna (tulang saya) sedang dirawat, jadi kami berniat menjenguk.

Karena kami pergi dua minggu, hanya highlight perjalanan yang akan saya tuliskan di sini.

Ketika berangkat: Bandara Chiang Mai kini amat sangat ramai karena banyaknya turis dari China. Di sisi baiknya: saat ini Air Asia punya connecting flight, tidak perlu turun naik bagasi di Bangkok.

Lanjutkan membaca “Medan, Depok 2015”

Jaringan di Rumah

Waktu sampai di Chiang Mai dulu, kami cuma diberi modem dengan 1 port ethernet, (kami memakai ISP 3BB). Risna memakai Macbook, saya memakai laptop Linux. Koneksi internet saya share via Wifi.

2864360241_9c32dc9f4f_b

Tapi lama-lama setting ini kurang bagus, kalau butuh koneksi WIFI berarti komputer saya harus menyala. Jadi saya beli WRT54GL, dioprek, ditambahi SD Card.

Lanjutkan membaca “Jaringan di Rumah”

Menggunakan Teknologi Modern

Semua orang memakai teknologi modern, tapi sebagian orang stuck di level tertentu. Semua mobil, televisi, telepon, semua memakai teknologi terkini. Sudah sangat sulit mencari HP yang tidak smart. Masalahnya adalah level kecerdasan dan kemauan user untuk mempelajari kepintaran benda tersebut (dari mulai mobil, televisi, sampai software).

Teknologi modern lebih murah dan lebih baik

Saya bersyukur karena keluarga saya mau belajar memakai teknologi modern. Andaikan harus menghubungi keluarga di Indonesia menggunakan jaringan telepon biasa, maka biayanya mahal sekali. Dengan Skype, FaceTime, dsb, kita bisa menghubungi keluarga dengan lebih mudah, lebih murah, dan bahkan lebih interaktif (dengan video).

Teknologi modern lebih akurat dan pintar

Saya juga senang karena banyak orang mulai menyadari bahwa memberikan koordinat GPS itu lebih mudah daripada menjelaskan arah dengan teliti. Menjelaskan sesuatu dengan teliti sering bermasalah, kadang ada satu dua hal terlewat dalam penjelasannya (atau salah tangkap, atau ternyata jalanan itu sedang tutup karena perbaikan jalan). Dengan koordinat GPS, kita bisa melihat dulu arah dalam peta di komputer/tablet, dan kemudian kita bisa dipandu oleh GPS selama di jalan. Bahkan kadang yang memberi jalan tidak tahu bahwa ada jalan yang lebih baik yang bisa ditemukan dengan GPS.

Teknologi modern memberi kenyamanan dan kemudahan

Secara online kami bisa memesan makanan, dan bahkan membayar langsung dengan kartu kredit. Bank saya memiliki kartu kredit virtual yang bisa dicek dan dibatasi dengan mudah. Tentunya selain makanan, barang online apapun bisa dipesan, dan kami bisa men-track perjalanannya.

Teknologi modern bisa menghemat waktu, mengurangi kekhawatiran

Bukan cuma barang pesanan yang bisa ditrack, ketika kami akan menjemput orang yang datang dari Indonesia, kami bisa mentrack kapan pesawatnya mendarat dengan flightradar, jadi andaikan ada delay yang tidak jelas, kami tetap bisa memonitor secara realtime posisi pesawat. Tidak perlu menunggu lama di bandara jika pesawat datang lebih awal atau lebih lambat.
Lanjutkan membaca “Menggunakan Teknologi Modern”

Pindah Server (edisi 2015)

Terakhir kali Pindah server, saya lakukan bulan Agustus tahun 2013. Sekarang saya sudah pindah lagi. Tujuannya sekarang adalah: mempermurah biaya bulanan. Sekarang pindah ke online.net. Dedicated server 15.99 Euro, plus 1.99 Euro karena saya butuh IP tambahan, jadi total 17.98 euro (sekitar 21.13 USD) per bulan. Lumayan hemat 50%.

Di cerita posting terakhir, saya masih memakai OVH plus Digital Ocean. Setelah memakai server OVH 59 usd/bulan agak lama, saya pindah ke 39 USD/bulan karena ternyata saya tidak butuh RAM dan CPU sebanyak itu untuk barinstall. Karena penggunaan cloudflare sangat mengurangi beban server, akhirnya saya memindahkan semua hosting di digital ocean ke OVH.

Sejak Blackberry mengijinkan install langsung APK di BB10, pengguna http://barinstall.com tidak banyak lagi, lama-lama 39 USD per bulan pun terasa berat. Jadi saya cari hosting yang lebih murah, dan ternyata ada di Perancis (online.net). Performance servernya bagus, RAM 8 GB, dengan disk 1 TB (boleh juga pilih memakai SSD 120 gb, tapi saya lebih butuh disk space). Dapet satu blok/48 IPV6, tapi hanya dapat 1 IPV4.

Saya baru memindahkan server mulai awal Januari ini, sejauh ini tidak ada masalah dan semoga tetap demikian. Setelah 1.5 tahun, saya juga berencana merombak server di rumah (tapi ini belum dilakukan, barang-barangnya masih dipesan), nanti ceritanya akan diposting lagi di blog.

Kadang saya terpikir bahwa pindah-pindah server ini hanya menghabiskan waktu aja. Tapi setiap kali perpindahan dilakukan, saya merasa bahwa hal ini juga berguna:

  • Saya jadi mengevaluasi lagi setup saya
  • Saya merefresh ilmu saya, plus update dengan ilmu terbaru (minimal dalam hal setting server dan mengenal versi software terbaru)
  • Saya jadi menyempatkan diri bersih-bersih data-data tidak penting di server
  • Saya jadi menghemat

Penghematan yang saya dapat sebagian saya habiskan di layanan online lain, misalnya sekarang saya jadi berlangganan iCloud 0.99 USD per bulan (daripada kehilangan data kalau tidak sempat backup, karena data saya di iPhone + iPad + iPod sudah lebih dari 5GB).