Keyboard mekanis

Keyboard mekanis (mechanical keyboard) adalah salah satu benda yang sudah lama ingin saya beli. Banyak sekali orang yang mengungkapkan betapa enaknya keyboard mekanis dan betapa bergunanya untuk mengurangi kesalahan mengetik.

razer-black-widow-2013-gallery-3

Sebelumnya saya memakai keyboard biasa saja, tapi sejak kantor memakai keyboard aluminium Apple, saya pun membeli keyboard yang sama untuk di rumah, karena saya mulai merasakan bahwa tangan saya sakit jika memakai keyboard di rumah. Harga keyboard ini cukup mahal (sekitar ~70 USD). Lama kelamaan, keyboard Apple ini juga mulai terasa kurang enak, dan saya tetap penasaran apakah benar keyboard mekanis benar-benar lebih baik dari keyboard biasa.

Apa sih bedanya keyboard mekanis dengan keyboard biasa? Kebanyakan Keyboard biasa memakai rubber dome, alias karet untuk memantulkan kembali tombol keyboard. Pada keyboard mekanis, setiap tombol memiliki switch. Karena penjelasan mengenai berbagai teknologi keyboard ini bisa panjang, lebih baik baca saja artikel Teknologi Keyboard di Wikipedia.

Secara real, seperti apa sih bedanya keyboard mekanis dari keyboard biasa? Hal yang paling bisa didengar oleh semua orang adalah suaranya: keyboard mekanis akan berbunyi “klik klik” dengan cukup kencang, sedangkan keyboard biasa bunyinya lebih senyap. Dari perasaan mengetik: memakai keyboard mekanis terasa lebih enak di jari, kita bisa merasakan ketika sebuah tombol sudah tertekan dari bunyi klik (yang juga terasa di jari). Di keyboard biasa, biasanya kita akan menekan penuh sampai tombolnya tertekan ke dalam. Keyboard mekanis juga sangat berat, dari 500g sampai 1500g (bahkan mungkin ada yang lebih).

Sepertinya hal yang saya sebutkan di atas itu sangat sepele, tapi sebagai orang yang mengetik banyak teks (terutama source code), saya merasakan bahwa menggunakan keyboard mekanis mengurangi kesalahan saya cukup banyak. Ketika bekerja dengan command line, SSH ke remote host yang lambat, saya bisa yakin ketikan saya sudah benar dan tidak perlu stress mengedit hasil ketikan.

Kenapa tidak dari dulu memakai keyboard mekanis? pertama harganya mahal, keyboard mekanis harganya antara 60 – 200 USD. Kedua: saya tidak menemukan toko offline di mana saya bisa mencoba keyboard tersebut (takut ternyata saya tidak suka). Ternyata selain untuk orang yang banyak mengetik, keyboard mekanis banyak dipakai oleh PC gamer. Jadi cara termudah adalah mencari toko yang memfokuskan diri pada game PC dan aksesorinya (walaupun saya akhirnya memesan hanya dari hasil riset, tanpa coba-coba dulu).

Perlu diperhatikan bahwa ada banyak jenis keyboard mekanis. Dari riset saya, saya mencari keyboard dengan switch Cherry MX Brown atau Blue. Cherry MX Red dan Black cocok untuk game, tapi kurang nyaman untuk mengetik. Cherry MX Brown sangat bagus untuk mengetik, tapi tidak bagus untuk game, sedangkan Blue bagus untuk keduanya.

Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya pilihan jatuh pada Razer BlackWidow yang memakai Cherry MX Blue.

Saya baru memakai keyboard ini beberapa hari, tapi sejauh ini, saya sangat puas dengan keyboard mekanis saya. Sama puasnya dengan membeli SSD yang membuat komputer lebih cepat, dan water cooler yang membuat komputer jadi jauh lebih senyap. Investasinya memang cukup mahal, tapi teorinya ini akan dipakai lama, tidak seperti investasi pada CPU, motherboard dan graphic card yang biasanya akan digantikan dalam 2-3 tahun saja.

Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain

Sebenarnya sudah agak lama saya merasa kesal dengan bunyi komputer saya yang kipasnya berputar sangat cepat, tapi akhir-akhir ini jadi semakin terasa. Dulu di apartemen, komputer ada di ruang tamu dan ruangan relatif dingin, karena AC sering dinyalakan di ruang tamu sehingga kipas tidak berputar terlalu kencang. Sekarang komputer ada di ruang kerja, dan AC tidak dinyalakan sampai saya masuk untuk bekerja, dan sementara ruangan baru mulai mendingin (butuh waktu agak lama di musim panas ini), bunyi kipas prosessor bisa sangat kencang. Setelah mempelajari mengenai pendinginan prosessor, saya memutuskan melakukan dua hal: membeli water cooler untuk prosessor (yang closed loop
) dan membeli casing yang lebih besar (full tower). Casing yang saya pilih adalah Chaser MK I, pertimbangannya: reviewnya sangat bagus, memiliki 3 kipas yang besar, sudah ada port USB 3, dan bahkan saya bisa meletakkan harddisk langsung di atasnya (eSATA). Inilah casing termahal yang pernah saya beli sejak saya punya komputer (4850 baht, sekitar 159 USD, hampir 1.6 juta rupiah).

Dan untuk pendinginnya, saya memilih Cooler Master Sheldon 240m. Mencari cooler di Chiang Mai ini tidak mudah, bahkan banyak toko tidak tahu mengenai closed-loop water cooler ini. Akhirnya saya memesan online. Ini juga cooler termahal yang pernah saya beli (4290 baht). Sebenarnya ada banyak cooler lain yang berbasis udara (bukan liquid) yang harganya lebih murah dengan kemampuan pendinginan yang lebih baik dan suara yang juga cukup senyap, tapi semua benda itu sangat besar. Pendingin dengan closed loop liquid sangat ringkas, jadi saya tidak perlu memikirkan ukuran komponen lain. Pendingin ini juga kompatibel dengan semua soket prosessor yang ada saat ini (termasuk juga jika saya ingin mengupgrade ke Intel haswell terbaru, pendinginnya mendukung socket 1150).

Setelah memakai Windows 7 dan 8 di rumah cukup lama, saya ingin kembali memakai Linux (di kantor saya tetap memakai Mac dan Linux). Windows memang sangat praktis untuk berbagai hal, tapi untuk beberapa hal lain, Linux masih lebih nyaman. Jadi saya berencana untuk dual boot. Karena sudah sangat terbiasa dengan SSD, saya membeli SSD 60 GB untuk diinstall Linux. Sekarang SSD 60 GB merk Kingston bisa didapat dengan harga 1950 baht (sekitar 630 ribu).

Lanjutkan membaca “Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain”

2,5 Tahun menjadi Ayah

Posting ini hanya sekedar sudut pandang saya dan pengalaman saya menjadi ayah bagi Jonathan. Pengalaman ini mungkin akan sangat berbeda dari cerita orang lain, dan bahkan akan berbeda lagi ketika kami memiliki anak lagi.

Dulu saya nggak kebayang, jadi ayah itu akan seperti apa sih? apakah nanti saya akan bisa kuat bangun malam-malam menggendong bayi ketika dia menangis, apakah saya akan bisa membantu mengganti popoknya, apakah saya nanti bisa menjadi ayah yang baik? bagaimana rasanya ada anak kecil setiap hari di sekitar kita? Waktu itu kami tidak punya pembantu, dan sampai saat ini kami hidup jauh dari keluarga.

Ternyata sulit menjawab semua itu, perasaan menjadi seorang ayah itu bercampur aduk, dan fasenya selalu berubah, dari senang, khawatir, sedih, capek. Tapi semuanya bisa dirangkum: menjadi ayah membuat saya bahagia dan membantu saya berusaha menjadi pria yang lebih baik lagi.
Lanjutkan membaca “2,5 Tahun menjadi Ayah”

Mudik April 2013

Posting singkat ini sekedar sebagai pengingat aja, soalnya kalau tidak ditulis sekarang pasti bakal lupa.

Kami memutuskan mudik di bulan April tahun ini, selain untuk menghindari panasnya Chiang Mai yang sedang mencapai puncaknya, kebetulan ada libur Songkran di Thailand. Kami berangkattanggal 13 April dan kembali lagi ke Chiang Mai tanggal 30 April.

Tahun lalu kami memakai Singapore Air, tapi untuk kali ini, kami memutuskan naik Air Asia, selain jauh lebih murah, jadwal penerbangannya sekarang sudah jauh lebih baik. Kami bisa pergi dan pulang dalam sehari (bahkan lebih baik dari Singapore Air maupun Silk Air, karena di sekitar tanggal yang kami pilih tersebut tidak ada penerbangan yang bisa sehari sampai).

Lanjutkan membaca “Mudik April 2013”

Mr Roger

Ini ada komik dari XKCD, webcomic yang populer di Internet. Komik ini dibuat setelah kasus ada artis terkenal yang di belakang layar ternyata kelakuannya tidak sebaik yang seharusnya (dan kata-katanya yang kotor itu terekam tanpa sepengetahuannya).

Mr. Rogers projected an air of genuine, unwavering, almost saintly pure-hearted decency. But when you look deeper, at the person behind the image ... that's exactly what you find there, too. He's exactly what he appears to be.

Mr. Rogers projected an air of genuine, unwavering, almost saintly pure-hearted decency. But when you look deeper, at the person behind the image … that’s exactly what you find there, too. He’s exactly what he appears to be.

Yang ingin diungkapkan oleh pembuat komik ini adalah: Mr Roger adalah benar-benar orang yang baik, jadi ceritanya dalam komik itu, di “rekaman tidak sengaja di balik panggung” (di mana tidak ada orang yang melihat), Mr Roger tetap baik dalam kata-katanya. “He’s exactly what he appears to be.”

Buat yang belum tahu: Mr Roger, atau Fred Roger adalah pembawa acara anak-anak dari tahun 1968. Pendekatannya tidak menggunakan animasi atau lagu-lagu anak-anak sederhana, tapi dengan komunikasi dan dengan lagu-lagu yang dikarangnya sendiri. Dia punya gelar BA dalam bidang musik, dan merupakan ordained minister di Presbyterian Church. Membuat acara anak-anak menjadi pelayanannya dalam sepanjang hidupnya.

Cerita tentang Mr Roger ada banyak sekali, yang intinya menceritakan betapa baiknya dia, baik di dalam televisi, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Following Rogers’ death, the U.S. House of Representatives in 2003 unanimously passed Resolution 111 honoring Rogers for “his legendary service to the improvement of the lives of children, his steadfast commitment to demonstrating the power of compassion, and his dedication to spreading kindness through example.”

Sebenarnya posting ini bukan ingin berfokus pada Mr Roger. Walau sudah banyak membaca cerita mengenai orang-orang yang pernah bertemu dengannya. Kami tidak pernah sempat bertemu Mr Roger. Tapi kami sempat bertemu dengan keluarga yang menunjukkan kasih Tuhan melalui contoh dalam hal yang mereka lakukan dalam hidup mereka.

Komentar sebagian orang yang membaca blog mereka adalah “mereka kelihatan Rohani banget sih” dengan nada seperti tidak percaya bahwa ada keluarga yang bisa seperti itu. Saya bisa memahami pandangan seperti itu, karena pasti sudah banyak bertemu dengan orang “sok rohani” tapi ternyata menjadi batu sandungan. Sebagai orang yang sudah melihat kehidupan mereka, seperti Mr Roger, “They are exactly what they appears to be”.

Ada banyak cerita dari sejak kami bertemu pertama kali di klinik ketika Risna hamil, sampai sekarang ini, tapi akan terlalu panjang untuk diceritakan. Ini hari terakhir mereka akan tinggal di satu kota dengan kami. Perjalanan mereka ke depan masih sangat panjang dan berat. Tapi kami yakin dan percaya dan berdoa kehidupan mereka akan selalu dijaga dan disertai Tuhan.

Selamat mengambil langkah berikutnya dalam kehidupan kalian Mike & Lia.

Arduino

Sekitar 4 tahun yang lalu saya menulis tentang hobi baru saya: elektronik. Sejak Jonathan lahir, hobi tersebut mulai agak saya tinggalkan, karena butuh waktu untuk hobi ini. Misalnya untuk menyolder butuh ketenangan, dan Jonathan tidak boleh dekat-dekat karena berbahaya. Sekarang ini saya kebanyakan melakukan hal-hal kecil, seperti misalnya menambah serial bluetooth module di router.

Waktu memulai hobi saya (2009), Arduino sudah mulai terkenal, buat yang belum tahu apa itu arduino, bisa dibaca di artikel wikipedia ini. Atau jika malas, silakan lihat video singkat perkenalan Arduino ini:

Di tahun 2009 (waktu saya memulai hobi saya) menurut saya harga Arduino masih terlalu mahal, lebih dari 30 USD (sampai 65 USD untuk arduino mega), belum termasuk ongkos kirim. Itu baru harga board utama, belum termasuk shield dan modul-modulnya. Sebagai perbandingan, harga satu chip mikrokontroller hanya sekitar 20-30 ribu rupiah, dan komponen lain (kristal, voltage regulator, kapasitor, dsb) harganya juga relatif murah. Selama beberapa bulan belajar, mungkin dana yang saya keluarkan jika dirupiahkan sekitar 2 juta rupiah. Menurut saya itu tidak banyak, mengingat biaya untuk kursus apapun sekarang ini minimal ratusan ribu rupiah.

Saya senang waktu pertama kali belajar, saya menyolder sendiri tiap komponen, dan mengerti bagaimana tiap komponen bekerja, tapi sekarang saya ingin bereksperimen dengan cepat karena waktu saya tidak banyak (lebih banyak bermain dengan Jonathan). Sekarang saya lihat harga Arduino resmi sudah turun, ditambah lagi ada banyak sekali clone Arduino yang diproduksi Cina, harganya juga jauh lebih murah, 2-4x lebih murah.

Misalnya harga Arduino UNO yang saat ini dijual resmi dengan harga 20 EURO (27 USD), belum termasuk ongkos kirim yang cukup mahal ke asia (Thailand/Indonesia) yaitu 10 EURO (13.5 USD), tapi di AliExpress, clonenya di jual dengan harga 9.9 USD saja (sudah termasuk ongkos kirim). Arduino mega yang resminya 39 EURO (52 USD) dijual dengan harga 16 USD. Demikian juga dengan modul/shield tambahan, misalnya shield ethernet yang lebih dari 29 EURO (39 USD), dijual dengan harga 9 USD.

Tentunya ada perbedaan kualitas, misalnya Arduino yang resmi ROHS compliant (Restriction of Hazardous Substances compliant, tidak memakai timbal dan logam berbahaya lain), tapi yang buatan Cina saya kurang tahu apakah compliant atau tidak. Mengingat timah solder yang saya pakai dulu juga memakai timbal, saya tidak merasa ini sebagai kemunduran. Jika nanti Jonathan ingin saya ajari elektronik, saya akan membeli Arduino yang bebas timbal dan logam berbahaya lain, tapi untuk saat ini, yang ini sudah cukup.

Membuat komponen elektronik dengan Arduino memang tidak akan semurah melakukan semuanya sendiri secara manual, tapi jika waktu Anda terbatas, coba tengok Arduino. Dulu memang banyak yang melecehkan Arduino karena banyak pemula yang bangga membuat proyek sederhana yang harusnya bisa dikerjakan dengan lebih murah. Contohnya bangga bisa membuat LED berkedip dengan Arduino, padahal itu bisa dilakukan dengan IC 555 tanpa microcontroller sama sekali (dan harga IC555 hanya sekitar seribu rupiah). Banyak orang takut bahwa jika orang diperkenalkan Arduino, ilmu mereka tidak akan bertambah (jadi malas belajar). Sekarang ini mulai banyak orang profesional yang menerima Arduino dan menjadikanya alat untuk prototyping cepat.

Menambah SSD di Laptop Asus N43S

Sejak Risna membeli Macbook Pro baru, saya memakai laptop Asus N43S jika sedang bekerja sambil nonton di depan TV. Laptop ini cukup powerful (Core i5) dengan 2 graphic card, tapi menurut saya terasa lambat karena saya terbiasa memakai SSD.

Setelah mengupgrade SSD desktop yang saya beli tahun lalu (60 GB) dengan yang baru (180 GB), saya ingin mengganti HD laptop (640 GB) dengan SSD dari desktop. Tapi saya agak khawatir juga apakah 60Gb itu akan cukup atau tidak. Jadi daripada mengganti, saya memutuskan untuk menambahkan SSD dan tetap memakai 640 GB yang sudah ada di laptop tersebut.

Tentu saja laptop tersebut cuma punya satu slot harddisk, jadi saya membeli DVD Caddy yang berfungsi untuk menggantikan DVD (yang jarang dipakai) dengan slot HDD/SSD. Bentuknya seperti ini:

IMG_4738

Harganya sekitar 90 ribu rupiah dari AliExpress. Setelah dipasang, ternyata hasilnya kurang terlihat bagus, karena cover slot DVD-nya tidak bisa dipasang dengan baik:

 

Lanjutkan membaca “Menambah SSD di Laptop Asus N43S”