Sejak beberapa tahun terakhir, Joe dan saya merayakan ulang tahun pernikahan dengan menulis di blog ini. Kami sengaja menuliskannya karena dengan dituliskan tentunya bisa dibaca lagi untuk tahun-tahun mendatang. Setiap kali sebelum menulis, biasanya saya membaca ulang tulisan-tulisan sebelumnya dan melihat kembali foto-foto yang ada. Kesimpulan dari setiap tulisan sebenarnya selalu sama. Rasa syukur dengan semua yang bisa kami lalui bersama, dan sedikit mengenang kembali masa-masa awal pacaran dan menikah.
Karena sudah banyak yang dituliskan, terkadang saya bingung bagaimana menuliskan sesuatu tanpa mengulang cerita yang sama terlalu banyak. Kali ini saya ingin menuliskan tentang selama 16 tahun menikah, kami tidak pernah punya memasang foto pengantin di pigura untuk dipajang. Jangankan yang besar, yang kecil saja tidak pernah. Gambar yang ada di tulisan ini sudah pasti hasil edit Canva.
Hari ini, 16 tahun yang lalu kami melangsungkan pesta pernikahan kami. Sudah banyak hal yang saya tuliskan tentang hubungan kami, jadi kali ini saya hanya ingin menuliskan ungkapan syukur. Dulu saya khawatir membuat posting yang berisi ucapan syukur: nanti gimana kalau keadaan berubah? Tapi justru di saat keadaan sedang baik, kita perlu mengucap syukur, supaya ingat kalau nanti keadaan berubah.
Saya bersyukur kami berdua masih diberi kesehatan, dan anak-anak juga sehat. Kami bersyukur kami masih bersama, rukun, dan merasa bahagia. Kami saat ini hidup berkecukupan, dan tidak memiliki beban cicilan.
Setiap hubungan pasti punya suka dan duka, dan saya merasa sampai saat ini hubungan kami lebih banyak suka dibanding dukanya. Mungkin karena semuanya dihadapi bersama, jadi banyak persoalan hidup terasa lebih ringan. Dihadapi bersama ini artinya dibicarakan, didoakan dan dikerjakan bersama.
Hari ini Jonathan bersia 12 tahun. Tahun depan resmi jadi teenager. Masih seperti tahun-tahun pandemi, kami tidak mengadakan perayaan undang teman tapi hanya merayakan bersama sebagai keluarga saja.
Kebetulan juga hari ini dia mengikuti Tantangan Bebras 2022. Selain itu juga ada kegiatan lain yang harus dilakukan jam 3 – 4. Puji Tuhan, hari ini Jonathan tetap bisa menikmati hari ulang tahunnya, walaupun tidak dirayakan dan tetap banyak kegiatan.
Hari ini Joshua berulang tahun ke-7. Mulai dari tahun lalu, Joshua sudah sangat mengerti tentang ulang tahun. Tapi, buat dia ulang tahun itu bukan berarti harus dirayakan mengundang teman, tapi cukup dengan tiup lilin dan ada kue ulang tahunnya (yang biasanya kue ulang tahun dari bahan es krim).
Oh ya, ada sedikit cerita lucu. Jadi tanggal 5 kemarin, ketika bangun tidur, Joshua langsung bilang: I am 7 now. Ternyata dia sudah tidak sabar, sampai salah tanggal. Tapi, ketika kami beritahu kalau masih ada 1 hari lagi, dia mengerti.
Hari ini tepatnya sudah 15 tahun sejak pernikahan kami, dan sudah ada begitu banyak hal yang kami alami bersama. Selama 15 tahun ini kami punya rencana secara umum, tapi tidak pernah spesifik, dan menjalani hidup ini seperti petualangan.
Sebagian orang punya rencana detail dalam hidupnya: ingin masuk sekolah mana, ingin bekerja di mana, dan dalam berapa tahun harus mendapatkan jabatan apa. Sementara kami punya rencana tapi sekedar “ingin sekolah lagi” (tapi tidak benar-benar aktif mencari), “ingin punya anak” (tapi tidak langsung buru-buru konsultasi ke dokter).
Pasti sudah tidak sabar ingin membaca surat dariku ini. Dari kemarin kamu sudah nanyain tanggal 27 Januari mau nulis apa? Setiap tahun tanggal 27 Januari selain tanggal-tanggal yang dianggap penting lainnya, pasti deh disuruh nulis di blog tentang berbagai hal-hal yang sebenarnya sudah sering diobrolin setiap hari.
Aku ingat, kamu pernah bilang: “Ya gak apa-apa, dituliskan saja, biar kalau suatu hari kita lupa karena satu dan lain hal, kita bisa ingat lagi tentang apa yang pernah kita pikirkan dan rasakan.” Udah kayak status media sosial saja ya. Tapi bedanya, kalau di media sosial statusnya hanya akan bertahan sampai media itu tutup seperti layanan gratisan lainnya, kalau menulis di blog ini, mudah-mudahan kita bisa baca lagi pada tahun-tahun mendatang.
Masalahnya adalah, walapun tiap hari sudah konsisten menulis, rasanya kok aku nggak bisa ya menulis hal-hal apalagi surat yang akan dibaca orang lain selain orang yang ditujukan untuk membacanya. Tapi, berhubung aku diajakin Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog, ya udahlah sekalian aku tuliskan surat ini di sini.
Hari ini sudah 14 tahun kami menikah. Saya bersyukur kami masih bisa bersama dan tetap rukun, memiliki pandangan hidup yang sama. Sejauh ini tidak ada hal yang membuat kaget dalam hubungan kami. Boleh dibilang kami memiliki titik awal yang baik, jadi perjalanannya terasa ringan.
Kami memilih pasangan sendiri dan bukan karena dijodohkan orang tua, jadi kami tidak merasa terbeban terhadap orang tua. Kami memiliki waktu untuk saling mengenal jadi tidak terburu waktu. Meski kami berbeda suku, tapi tidak ada masalah karena kami berusaha untuk saling mengerti. Kami memiliki banyak kesamaan sehingga banyak topik yang bisa dibicarakan. Kami juga memutuskan menikah setelah cukup yakin dengan situasi ekonomi kami.
Dulu sebelum menikah, kami mengikuti katekisasi pra nikah di gereja. Materinya cukup banyak dari mulai masalah teologi, ekonomi, sampai kesehatan. Kami pernah menuliskan soal katekisasi dulu di sini. Dengan katekisasi itu, kami jadi merenungkan berbagai pertanyaan sebelum ada masalah.
Sebagian orang langsung menikah dan berprinsip: kita lihat nanti lah. Mungkin dari sekedar masalah tinggal di mana, sampai masalah jumlah anak. Sebagian orang bisa hidup seperti ini, sebagian mempertahankan pernikahan walau tak bahagia, dan sebagian akhirnya bercerai. Memang tidak ada jaminan bahwa jika pernikahan dimulai dengan baik akan berakhir dengan baik, tapi bagi yang belum menikah: cobalah memulai dengan baik agar perjalanannya lebih mudah.
Tidak lama setelah kami menikah, kami pindah ke Thailand. Ini menjadi tantangan baru bagi kami. Saya merasa bersyukur tidak langsung dikaruniai anak sehingga ada waktu bersama berdua saja. Ketika sudah dikaruniai anak, semuanya jadi lebih mudah.
Sejak menikah kami membuat tradisi-tradisi kecil keluarga, seperti pergi makan sekeluarga di hari spesial. Sejak dulu kami suka honey toast icecream, tapi hari ini kami memutuskan membuat sendiri saja, mengingat beberapa minggu lalu cukup ada banyak kasus COVID di Chiang Mai, walau saat ini sudah dinyatakan bebas selama 2 minggu.
Saat ini saya merasa bahagia setiap hari bersama Risna, menghadapi hidup dengan rutinitas sederhana yang menyenangkan. Sekarang perjalanan kami berikutnya adalah mempersiapkan masa depan anak-anak sambil mempersiapkan hari tua kami. Kami berharap masa depan kami juga bisa dihadapi bersama penuh cinta.