Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan tentang staycation pertama kami. Tanpa disadari, tahun lalu, di akhir pekan yang sama kami juga berlibur di dalam negeri Thailand. Bedanya, tahun lalu kami pergi ke Phuket dan menginap beberapa malam. Kemarin, karena tujuannya masih dekat dari rumah, kami sengaja menginap 1 malam, bersantai di penginapan dan sebelum pulang ke rumah barulah berjalan-jalan ke tempat wisata di sekitar tempat menginap.
Setelah lelah berenang di hari sebelumnya, kami tidur awal dan akibatnya anak-anak bangun kepagian! Jam 6 pagi mereka sudah bangun. Rencana awal, mau berenang dulu di pagi hari. Tapi anak-anak sudah kelaparan, jadi kami mengubah rencana untuk sarapan sebelum berenang. Tapi ternyata restorannya baru buka jam 8 pagi. Restorannya juga tipe pesan dulu baru disiapkan. Alhasil, sekitar jam 8.30 baru bisa menikmati sarapan pagi. Untuk yang biasa sarapan jam 8 pagi, perbedaan 30 menit ternyata cukup terasa, hehehe.
Sebelum pulang…
Selesai sarapan, anak-anak melihat-lihat sekitar penginapan. Ada banyak yang bisa dilihat, terutama ada seperti rumah panggung di tengah sawah untuk bersantai lengkap dengan hammocknya.
Di penginapan tersebut ada 2 ekor anjing yang cukup jinak, 1 ekor babi hitam besar dan beberapa ekor ayam. Joshua suka mengelus kepala anjingnya, tapi saya tidak ijinkan Joshua mendekati babinya, ngeri melihatnya, badannya besar banget soalnya.
Karena matahari sudah terlalu menyengat. Joshua tidak mau diajak berenang lagi. Akhirnya Jonathan saja yang berenang, saya menemani di pinggir kolam sambil menulis. Saya juga tidak mau berenang lagi, kalau berenang pasti gosong dan perih kulitnya.
Sekitar jam 11 kami bersiap-siap untuk check out dari penginapan. Rencananya mencari makan siang sambil bersantai sebelum melanjutkan ke canopy walk di Queen Sirikit Botanical Garden.
Makan siang
Atas rekomendasi dari pemilik tempat kami menginap, kami makan siang di sebuah restoran yang unik. Penyajian makanannya tepat di tepi aliran sungai. Beberapa meja bahkan diletakkan di dalam air sungai. Sepertinya, restoran ini lebih untuk bermain air sambil menunggu makanan, dan bukan untuk makan saja.
menunggu makanan konsepnya lucu jonathan main karena makanannya lama datangnya joshua di pinggir saja, tidak usah ikut masuk airnya dangkal
Sepertinya tempat ini cukup populer, ada banyak mobil parkir dan ketika kami tiba pun butuh waktu beberapa menit untuk mendapatkan meja. Kami memang tiba di sana sudah jam makan siang, jadi ya, wajar saja kalau tempatnya ramai. Tapi ternyata, saya agak menyesal memilih restoran itu, karena pesanan sesederhana nasi dengan telur dadar saja tidak datang-datang. Setelah agak emosi karena terlambat makan dan lapar, belum lagi anak-anak yang mulai rewel, akhirnya kami makan apa adanya saja dan membatalkan pesanan nasi telur dadar yang dipesan di awal.
Sekitar jam 3 kurang, ketika kami sudah membatalkan beberapa pesanan yang tak kunjung datang dan minta bon untuk dibayar, barulah pesanan nasi telur dadar datang. Lah, udah mau pulang baru datang, ya kami bilang sudah dibatalkan dan kami hanya membayar yang kami makan saja.
Pelajaran berharga untuk tidak makan di restoran populer di kala musim libur panjang, kecuali datangnya awal. Kalau sudah jam makan siang, lebih baik mencari restoran biasa dan bisa menyediakan makanan dengan cepat, daripada merusak suasana hati jadi ambyar.
Canopy Walk QSBG
Tujuan berikutnya setelah makan, kami ke Queen Sirikit Botanical Garden (QSBG). Kami cuma ingin ke canopy walk nya saja. Terakhir ke sana itu sama oppung, bulan Januari 2019. Waktu itu kami agak nyasar di dalam komplek QSBG. Setelah membeli tiket, kami diminta untuk check in aplikasi Thai Chana, dan diukur temperaturnya. Tapi anehnya, tidak semua harus turun dari mobil. Jadi yang diukur temperaturnya hanya yang turun dari mobil.
foto bareng dulu canopy walk sebagian ditutup karena renovasi di tengah hutan
Di area canopy walk ada banyak orang, tapi tidak terlalu padat juga karena areanya cukup luas. Di sini orang-orang memakai masker dan ada banyak petunjuk untuk menjaga jarak. Sayangnya sebagian dari canopy walknya ternyata sedang di renovasi, jadi perjalanannya lebih singkat daripada yang pernah kami jalani dengan oppung.
Setelah berjalan di canopy walk, kami mampir untuk beristirahat sambil membeli cemilan dan minuman. Tempat ini juga menerapkan untuk menjaga jarak, tapi ya ketika makan dan minum tentu saja masker di buka. Di pintunya ada pembatasan jumlah orang yang boleh masuk, tapi tidak ada yang menjaga dan menghitung jumlah orang keluar masuk.
Huay Tung Tao
Pulang dari QSBG, kami mampir ke Huay Tung Tao. Saya penasaran pengen lihat gorila raksasa dari jerami yang sudah ada beberapa tahun terakhir. Selain itu, Jonathan juga ingin melihat danaunya. Kami terakhir ke sana itu sepertinya waktu Joshua masih sangat kecil, dan saya ingat perginya dengan oppung. Tapi, waktu itu saya belum rajin nulis blog, jadi tidak ada catatannya.
Tadinya sih terpikir untuk makan sore sekalian di sana, tapi ketika melihat ada banyak sekali orang di sana, kami berubah pikiran. Cukup sekali deh menunggu makanan sampai kelaparan di restoran yang ramai dikunjungi orang.
Ada banyak orang yang penasaran seperti saya, pengen foto dengan gorilla jerami pake masker juga, hahaha danau buatan, tapi ramai di musim liburan begini kapan-kapan deh makan di pondok itu lagi
Jadi kami masuk Huay Tung Tao dan berkeliling di mobil saja. Setelah mengambil beberapa foto, termasuk foto orang yang lagi berfoto-foto, kamipun pulang ke rumah. Sekitar jam 6 sore kami sudah sampai rumah dan langsung makan malam gak pakai lama, hehehe.
Kesimpulan
Hari ini kami tidak kemana-mana. Perjalanan ke beberapa tempat kemarin, di bawah terik matahari ternyata seperti menguras tenaga saya. Habis liburan bukan jadi relaks, malah pegal linu, hehehe. Tapi ya tidak apa-apa, yang penting anak-anak senang dan ada hal baru yang di lihat di luar rumah.
Saya mengambil beberapa pelajaran dari liburan di kala long weekend kali ini:
- selalu sedia perbekalan makanan terutama untuk anak-anak supaya tidak kelaparan
- jangan pergi ke restoran yang populer di saat jam makan, kecuali cuma mau duduk-duduk ngopi dan main doang
- siap-siap aja kalau jalanan macet, untungnya kami kemarin tidak terkena macet
- lebih baik lagi hindari berlibur di long weekend, kecuali mau pulang kampung ke Indonesia, karena sistem penanggalan liburannya berbeda.
Sepertinya, karena Thailand sudah tidak ada kasus Covid-19 selama 2 bulan, semua orang punya pikiran yang sama untuk jalan-jalan, mumpung ada 4 hari libur. Semoga saja Thailand tetap aman bebas Covid-19 dan ekonominya tetap bergerak dengan pariwisata dalam negeri.
Wow, itu doong babinya bersih banget yak rambut2nya, gede pula, geli jadinya
Restonya sekonsep sama resto deket masjid salman kak, 180 cafe and music, ada area makan di air gitu, tapi bukan sungai untungnya, cuma kolam dangkal. Cocok lah bawa bocah. Cocok bikin emaknya baik turun emosi jiwa wahahaha. Btw, tak ada hewan2 lucu penunggu sungai dangkal kah, seperti lintah gitu di situ?
haha itu babinya dimandiin entah berapa kali sehari makanya bersih gitu.
Baru tau ada cafe konsep begitu di deket masjid Salman, pasti baru ya, dulu belum ada soalnya. Nah soal hewan lucu penunggu sungai aku udah ga mikirin, pasrah biarin anaknya yg masuk sendiri, aku mah ogah tapi ah ke sana lagi, lelah bin lama nunggu makanannya