Dunia Nyata dan Dunia Maya

Beberapa hari yang lalu saya dikejutkan dengan berita seorang ibu rumahtangga di penjara karena mengeluh melalui e-mail yang kemudian ternyata di kirimkan ke suara pemabaca oleh orang ke -N yang menerima e-mail tersebut. Hari ini saya membaca berita yang serupa tapi tak sama, orang yang dituntut karena mengirimkan komplain ke sebuah media massa. Saya jadi bertanya-tanya, masih bolehkah kita mengeluarkan komplain?

Lanjutkan membaca “Dunia Nyata dan Dunia Maya”

Dua Tahun di Chiang Mai

Bulan ini genap 2 tahun hidup di Chiang Mai. Rasanya semakin betah saja tinggal di sini walaupun keadaan politik negeri ini kurang stabil. Bulan April yang lalu kami pulang ke Bandung setelah 2 tahun meninggalkan kota Bandung. Setelah melihat keadaan Bandung yang cukup semrawut, kok ya rasanya kota Chiang Mai jauh lebih nyaman buat ditinggali ya. Walaupun beberapa bulan terakhir ini ada polusi udara dan juga hawa yang sangat panas, tapi rasanya masih sedikit lebih baik daripada polusi asap rokok dan kenderaan bermotor yang ada di Bandung, belum lagi cuacanya yang berubah tak menentu ketika kami berkunjung.

Lanjutkan membaca “Dua Tahun di Chiang Mai”

Airasia dan Tune Hotels

Ceritanya kami berangkat ke bandung Sabtu, tanggal 11 April dan sampai kembali di Chiang Mai tanggal 20 April. Kami pulang karena di Thailand sedang ada libur Songkran (libur tahun baru Thailand) selama 3 hari. Jadi dengan mengambil cuti 3 hari, bisa jadi libur 10 hari (3 libur nasional, 3 hari cuti + 2 kali weekend). Acara kepulangan ada banyak: mengurus aneka macam urusan dengan Bank, menghadiri wisuda

adikku (selamat ya Yos!), menghadiri pernikahan Mbak Cepi (selamat ya Mbak Cepi!), dan menghadiri pernikahan saudara-saudaraku (bentuk plural, soalnya yg nikah baik pihak cowok maupun cewek masih saudara :p).

Seperti biasa, untuk perjalanan kali ini pun kami naik AirAsia, tapi rutenya beda. Kali ini kami naik dari Chiang Mai ke Kuala Lumpur, dan dari Kuala Lumpur, langsung ke Bandung. Frekuensi penerbangan KL – Bandung 3 kali sehari, jadi jadwalnya pas, bisa langsung ke bandung dalam 1 hari. Penerbangannya lancar, tapi setelah mendarat di KL harus terjebak di pesawat selama 1 jam karena hujan deras. Pesawatnya tepat waktu. Kami agak kaget, sekarang AirAsia juga menggunakan nomor kursi (tidak seperti dulu yang duduknya bebas), kami tidak mendapat kursi yang bersebelahan, tapi untungnya pesawat relatif kosong, jadi kami bisa pindah tempat duduk.

Ketika berangkat, sepertinya para pramugari belum mengetahui bahwa pemesan makanan via internet harus dilayani lebih dulu, jadi kami menunggu cukup lama. Dalam perjalanan pulang, mereka mengutamakan pemesan makanan dari Internet.

Lanjutkan membaca “Airasia dan Tune Hotels”

Ke Bandung Yuk :)

Beberapa hari lalu Joe tiba-tiba menyadari kalau kami punya 3 hari libur senin – rabu di bulan April ini. Dengan 3 hari cuti kami bisa memiliki 10 hari libur. Libur yang tidak terlalu lama, tapi..rasanya cukup untuk pulang ke Bandung. Sejak berangkat 2 tahun yang lalu ke Chiang Mai, kami baru sekali pulang ke Bandung, itupun hanya 2 malam saja. Setiap kali pulang ada begitu banyak rute yang harus di jalani dalam waktu singkat. Kali ini, tujuannya hanya Bandung (dan Depok).

Lanjutkan membaca “Ke Bandung Yuk :)”

Seperti di Film?

Saya suka menonton berbagai genre film mulai dari drama – komedi – action dan belakangan horror.

Termasuk jarang menangis ketika menonton film yang sangat sedih sekalipun tetapi bisa tertawa-tawa puas ketika nonton film komedi.

Saya bisa tak berkedip ketika menonton aksi anak muda dalam film action tapi tidak merasa takut ketika menonton horror.

Karena saya menyadari toh semuanya hanya film, fiksi belaka dan tidak perlu terlalu dipikirkan.

Menonton film itu untuk hiburan semata, bukan untuk bikin kening berkerut, mata sembab ataupun tak bisa tidur di malam hari membayangkan adegan seram yang terjadi.

Semua hanya fiksi, fantasi dan ada di film belaka.

Hari ini membaca beberapa berita di berbagai sumber membuat saya resah. Beberapa kejadian yang terjadi seperti di film saja.

Misalnya seorang pilot yang pesawatnya jatuh lalu berhasil ditolong oleh tim penyelamat tapi berakhir tragis. Pilot itu akhirnya harus menemui ajalnya ketika tali yang membawanya terputus dari helikopter yang seharusnya menyelamatkannya. Bukan itu saja, penyelamat yang membopongnya di tali itu pun ikut menjadi korban.

Lalu berita lain lagi mengenai orang tua yang menerima surat teguran dari sekolah anaknya mengenai tingkat kehadiran anaknya yang sangat minim disekolah padahal anaknya itu sudah meninggal 2 bulan sebelumnya (surat terkirim karena kesalahan sistem komputer di sekolahnya).

Saya jadi berpikir apakah sebenarnya film-film yang saya anggap hanya fiksi itu ternyata berasal dari kejadian yang benar-benar terjadi atau somehow kehidupan disekitar ini sudah menyerupai apa yang terjadi di film?

Ngeri membayangkan apa yang terjadi di film bisa terjadi di dunia nyata. Semoga yang terjadi di film tetap hanya fiksi dan ga menginvasi kehidupan nyata.

Bandung Malaysia

Sekarang ini penerbangan Air Asia dari Kuala Lumpur ke Bandung tersedia 3 kali sehari. Agak bertanya-tanya mengingat Bandung bukanlah kota besar. Ternyata, orang Malaysia gemar berbelanja ke Bandung. Dengan duit yang tidak seberapa mereka merasa tiba-tiba kaya begitu sampai di Bandung demikian yang di sebutkan oleh orang-orang Malaysia di forum internet.

Teringat beberapa tahun yang lalu, waktu itu saya masih tinggal di Bandung. Dalam perjalanan menuju Airport Cengkareng saya bertemu dengan seorang ibu dan 2 anak asal Malaysia. Masa itu penerbangan ke Bandung belum seperti sekarang darI KL. Waktu saya bertanya apa yang dia suka dari Bandung, dia jawab: oh saya senang berbelanja ke Bandung, setahun saya bisa 3 kali datang ke Bandung untuk belanja. Di Bandung baju-baju bisa di beli murah dan saya jual dengan lumayan harganya di Malaysia. Saya rasa ibu itu bisa-bisa pergi pagi pulang petang kalau sekarang dapat tiket murah Air Asia.

Fakta bahwa orang Malaysia gemar belanja ke Bandung membuat saya bertanya-tanya kenapa orang Indonesia sepertinya selalu ingin belanja ke Malaysia, Singapore atau bahkan ke Bangkok?. Mata uang Indonesia nilai tukarnya lebih rendah dari mata uang negara tetangga. Kalau warga negara tetangga datang ke Indonesia mereka bisa merasa tiba-tiba kaya, artinya kalau rupiah di bawa belanja ke negara tetangga semua akan terasa mahal. Semakin tidak ada alasan untuk shopping ke negara lain selain Indonesia.

Ah jadi kangen Bandung. Seandainya saja ada penerbangan Chiang Mai – Bandung atau bahkan Chiang Mai – Jakarta sekalipun, pasti rasanya menyenangkan sekali bisa pulang ke Bandung dengan mudah. Kapan ya bisa ke Bandung lagi….

Asisten

Mamaku dulu pernah bilang: namanya asisten (pembantu) ga akan bisa mengerjakan sebagus yang kita kerjakan sendiri. Kalau mau perfect sesuai standar kita ya lakukan sendiri. Well.. sekarang ini semakin merasakan kebenaran kata-kata mamaku dulu. Perasaan ga di Bandung ga di Chiang Mai, yang namanya asisten itu pasti ada kurangnya dan umumnya susah di ajarin.

Tidak mudah mencari asisten yang akan cocok dengan kita. Kalau dia sudah tua, akan sulit diajari karena dia tentunya sudah merasa ahli dan biasanya tidak mau digurui, kalau dia masih muda…tergantung motivasinya bekerja juga, kalau dia merasa terpaksa bekerjanya, biasanya hasilnya kurang bagus.

Jadi ingat, kakakku yg di Jakarta dan Medan saja sekarang ini sulit sekali mencari asisten, setidaknya harus bersyukur kalau masih ada yang mau menolong kerjaan ini dan itu supaya setidaknya punya waktu buat ngeblog dan melakukan hal-hal lain 🙂