Kdrama Chocolate ini baru selesai tayang di Netflix hari Minggu lalu, sebelum lupa saya mau tuliskan sedikit review dan opini tentang drama ini. Seperti biasa, mudah-mudahan tidak ada spoiler, dan ya namanya opini sifatnya subjektif hehehe.
Drama sebanyak 16 episode ini awalnya saya mulai nonton karena judulnya. Saya pikir isinya akan berupa cerita seputar bikin coklat melulu, tapi ternyata saya salah. Coklat merupakan awal dari cerita cinta pasangan utamanya.
Cerita bergenre melodrama romantis ini sebenarnya bukan tipe drama yang bikin saya betah nontonnya. Dari beberapa genre sejenis yang pernah ditonton, saya paling tidak tahan melihat scene yang dilama-lamain dan sedih bukan kepalang. Tapi drama Chocolate ini, walaupun saya akui ada bagian yang berasa dilambat-lambatin, tapi ya masih menarik untuk dilihat karena biasanya pemerannya mikir sambil masak.
Ada banyak jenis masakan yang ditunjukkan dimasak di drama ini, bukan cuma coklat doang. Kebanyakan makanan seperti lauk pauk gitu deh. Cara bercerita sambil tokohnya menyiapkan makanan ini cukup menarik, mulai dari mengupas, mengiris, mencuci, urutan memasukkan bahan-bahan ke dalam panci ataupun kuali sampai dihias di atas piring untuk disajikan. Ini bukan acara master chef, bukan juga acara masak memasak, tapi ya tampilan makanan yang dimasak dan disajikan bisa bikin saya betah menonton drama melodrama ini. Makanan yang disebutkan bukan cuma ramen, atau jajangmyon, ataupun teokbukki yang sering disebut-sebut di drama lain saja. Tapi saya lupa nama-namanya hahaha.
Setting lokasi cerita ini ada beberapa tempat. Ceritanya juga berusaha menceritakan dari kisah pertemuan pertama tokoh wanita dan prianya. Cerita 2 episode pertama kita harus memperhatikan tahun peristiwanya, karena ada bagian ceritanya maju mundur.
Garis besar ceritanya seorang anak perempuan yang kelaparan diundang makan oleh seorang anak laki-laki baik hati yang senang membantu ibunya memasak. Anak ini juga senang memasak coklat dan punya keahlian masak, jadi setelah pertemuan pertama itu, si anak ini mengundang teman barunya itu untuk datang lagi makan coklat shasha. Tapi karena satu dan lain hal, mereka tidak bisa bertemu lagi di hari yang dijanjikan. Si anak laki-laki pindah ke kota besar dan menjadi seorang dokter ahli saraf, sedangkan si anak perempuan memilih jadi chef karena terkesan dengan makanan yang disajikan di restoran si anak laki-laki itu. Tujuan jadi chef nya juga karena ingin bisa memasak coklat shasha.
Setelah bertahun-tahun kemudian, dengan berbagai kesedihan yang terjadi dalam kehidupan masing-masing, akhirnya mereka bertemu kembali. Tapi tentu saja mereka tidak langsung saling mengenal. Pertemuan pertama itu hanya sebentar, dan mereka hanya saling berkenalan nama. Dengan banyakan peristiwa yang terjadi dalam hidup masing-masing, sebenarnya agak aneh kalau mereka langsung mengenali satu sama lain.
Cerita dalam drama ini mengambil tempat di Greece juga selain di Korea. Ceritanya, si cewe belajar masaknya di Greece. Salah satu daya tarik drama ini selain penyajian makanannya ya pemandangan alamnya.
Kalau didaftarkan di sini, banyak sekali kesedihan yang dihadapi 2 tokoh utama ini. Proses mulai dari pertemuan pertama, sampai mereka menyadari siapa satu sama lain juga lama banget. Ceritanya juga sebenarnya klise banget, kisah cinta pertama dari sejak kecil dan itu hasil pertemuan sekali saja. Terlalu mengada-ngada ya sepertinya. Tapi ya, namanya drama (ini kalimat yang akan sering ada kalau ngomongin drama), saya kagum dengan kemampuan penulis membuat rangkaian kesedihan dalam kehidupan 2 tokoh utama sambil memikirkan menyajikan pemandangan alam yang indah dan makanan yang terlihat menarik.
Endingnya gimana? apakah mereka akhirnya bersama? Ada kisah cinta segitiganya gak? atau ada nenek sihir jahatnya gak? eh emang ini cerita apaan sih pake nenek sihir segala, ini bukan kisah Hansel dan Gretel. Tapi seperti semua drama, pasti adalah orang jahatnya. Bagian yang ini bisa ditonton sendirilah. Kalau gak suka dengan klise nya, coba liat makanannya deh. Kalau gak suka makanannya, ya udah ga usah ditonton hehehe.
Ada banyak pesan kehidupan juga dalam drama ini, apalagi karena salah satu settingnya adalah rumah sakit untuk pasien-pasien yang penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Rumah sakit itu lebih untuk membantu pasien supaya tidak terlalu menderita di masa akhir hidupnya. Setting lokasi rumah sakit ini yang bikin makin terasa melodramanya. Kalau gak suka melodrama, gak suka makanan, gak suka klise cinta pertama, ya udah cari drama lain, ada banyak kok hehehe.
Dengan berakhirnya drama ini, saya perlu mencari drama baru yang masih tayang untuk ditonton. Ada yang mau kasih rekomendasi?
Biasanya saya menuliskan review drama setelah dramanya selesai. Tapi biasanya juga kalau sudah selesai mood menulisnya hilang. Jadi mumpung lagi kepikiran, yuklah dituliskan aja sekarang. Tulisan kali ini seperti biasa akan saya usahakan tanpa spoiler dan bukan review. Tulisan ini masih ngomongin drama ini secara umum. Besok-besok kalau rajin ditulis review yang mungkin bakal ada spoilernya hehehe.
Drama Crash Landing on You (CLOY) ini baru ditayangkan 10 episode dari rencana 16 episode. Drama ini tayang setiap Sabtu dan Minggu jam 21.00 KST di TVn atau bisa diikuti di Netflix hari yang sama jam 21.00 WIB.
Fakta-fakta tentang drama ini
Drama ini mulai produksi sejak akhir Juli 2019 dengan pembacaan skrip untuk pertama kalinya, dilanjutkan dengan syuting mulai akhir Agustus di Swiss dan Mongolia selain di Korea. Keindahan alam Swiss menjadi salah satu daya tarik dari drama ini.
Waktu membaca ringkasan cerita drama ini, saya agak merasa tidak masuk akal dan mengada-ada. Cerita bergenre komedi, romantis tapi belakangan semakin melodrama. Ekspektasi saya sih ceritanya akan ringan, ternyata cukup membuat penonton merasakan roller coaster emosi yang mana seperti ungkapan ngis ngis ngis gula jawa, habis nangis ketawa-tawa terus abis itu nangis lagi hahaha.
Ceritanya berkisah tentang seorang wanita pengusaha sukses dan kaya yang melakukan paragliding untuk uji coba produk perusahaannya. Langit yang cerah tiba-tiba menjadi gelap dan ada tornado yang menerbangkan berbagai hal termasuk sapi dan traktor yang berat. Ajaibnya, si wanita ini selamat dan hanya nyangkut di pohon saja.
Wanita ini ditemukan oleh seorang berpakaian militer yang ternyata sedang bertugas menjaga garis perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Anggota militer ini seorang kapten dari Korea Utara yang jagoan menjinakkan bom dan karakternya selalu mengikuti aturan yang berlaku. Kapten yang seharusnya mengikuti aturan ini ternyata tidak sampai hati melaporkan wanita yang mendarat tak sengaja, dan akhirnya malah menyembunyikan wanita itu dan berusaha membantunya untuk bisa kembali ke Korea Selatan.
Dalam usahanya membantu memulangkan si wanita, si kapten dan si wanita jatuh cinta. Misi utama drama ini adalah mengaduk-aduk perasaan penonton yang tadinya bilang: aduh ini cerita gak masuk akal sekali, menjadi ikut hanyut dan galau gimana ceritanya biar mereka mendapatkan akhir yang bahagia selamanya karena situasi politik kedua negara tersebut tidak memungkinkan mereka bersatu (masalah beda suku atau orangtua gak setuju karena beda level kekayaan lewatlah kalau udah urusan politik begini).
Oke, setelah 2 episode pertama, penonton sepertinya memaafkan cerita awal yang tidak masuk akal. Kita terima sajalah keajaiban di mana si wanita masih hidup walau terbawa tornado. Namanya juga drama! Episode pertama yang mulai tayang 14 Desember 2019 ini mendapat respon positif dengan rating yang cukup tinggi dibandingkan drama-drama lain yang tayang di TV Cable. Apa sih yang bikin penonton tertarik menonton drama ini?
Promosi yang sangat gencar
Sejak pemeran utama pria dan wanitanya ditawari untuk main di drama ini, pemirsa sudah ramai membicarakannya. Kenapa? karena yang dipilih untuk menjadi pasangan utama dari drama ini baru saja main bareng di film Korea The Negotiation. Kabarnya setelah selesai main bareng di tahun 2018, mereka memang menyatakan ada keinginan untuk kerjasama bareng lagi. Gak pake lama, dapat tawaran main bareng di tahun 2019 dan mereka konfirm jadi pasangan utama di drama ini.
Promosi-promosi berikutnya sebenarnya sudah bisa ditebak dan hampir selalu terjadi dengan produksi drama-drama lainnya. Misalnya foto ketika pembacaan skrip pertama, ataupun ketika mereka akan berangkat untuk syuting di Swiss dan Mongolia.
Sebelum penayangan episode pertama, mereka mengadakan press conference dan beberapa video interview dari pemeran utamanya. Hal ini juga dilakukan oleh drama yang lain. Tapi untuk drama lain yang juga tayang di Netflix, biasanya pemeran utamanya akan main Jenga. Setelah 10 episode ditayangkan, video main Jenga belum ada release. Eh tapi jangan salah selain video Behind The Scene (BTS) hampir setiap minggunya, mereka juga merelease ada banyak video lainnya yang menunjukkan interaksi pemain utama selain dalam drama, misalnya:
main pingpong sambil melakukan tantangan yang sudah disediakan
Kalau mau melihat interaksi dari pemain utama pria dan wanita, bisa dicari dari video-video yang saya sebut diatas selain video wawancara mereka masa promosi film The Negotiation. Pemain utama yang seumuran dan memang sudah saling mengenal lama ini ngakunya berteman baik dan merasa nyaman satu sama lain.
Seperti yang selalu terjadi dengan pasangan utama drama manapun, namanya fans pasti deh bakal banyak yang berasumsi kalau mereka bukan cuma teman biasa dan pasti pacaran. Gosip pacaran dari pemain utama pria dan wanita drama ini sudah ada sejak film sebelumnya, dan belakangan malah gosipnya mereka akan menikah selesai produksi drama ini. Tentunya gosip ini sudah dibantah oleh masing-masing management. Sejak 2018, mereka sudah digosipkan pacaran dan dibantah sebanyak 3 kali! Kalau ada gosip sekali lagi dapat gelas ya hahahaha.
Akting dari pemain pendukung dan Sutradara yang jagoan
Bukan cuma pemain utama dari drama ini yang aktingnya jagoan. Pemain pendukungnya termasuk yang tampil secara khusus juga semuanya terlihat menarik terutama untuk yang berperan sebagai warga Korea Utara. Kabarnya dialek dari Korea Utara ini tidak sama dengan Korea Selatan. Saya tidak tahu persisnya, tapi memang terdengar berbeda.
Pemeran pendukungnya membuat genre komedinya terasa sekali. Pemeran utamanya juga tidak melulu menggambarkan cerita romantisnya saja. Interaksi dari pemeran utama dengan pemeran pendukungnya membuat drama ini semakin menarik. Aktor dan aktris di drama ini semuanya punya ekspresi yang bisa berubah-ubah dan bikin ceritanya semakin menarik.
Penyajian cerita di mana ada tambahan di akhir drama untuk flashback atau menceritakan hal yang belum diceritakan membuat penonton harus benar-benar menunggu sampai semua tulisan kredit berakhir. Karena scene yang ada di akhir gak kalah penting dengan scene sepanjang cerita utama.
Jalan cerita yang cepat dan tidak selalu bisa ditebak
Sebelumnya, buat saya menonton drama itu ya random dan tidak perlu tahu siapa penulis ceritanya. Tapi kali ini saya jadi tahu kalau penulis cerita drama ini juga penulis yang sama dengan Legend of The Blue Sea dan My Love from Another Star.
Dari 2 drama tersebut, genrenya juga fantasi. Bedanya dengan CLOY ini, yang 1 kisah cinta dengan putri duyung dan yang 1 dengan Alien. Untuk fantasi dengan tokoh yang tidak nyata, ending dari cerita tentunya tergantung imajinasi penulis. Nah kalau yang sekarang ini ceritanya menyangkut negara yang memang ada. Kalau terlalu tidak masuk akal, nanti bisa-bisa diprotes sama pemirsa.
Sejauh ini, jalan ceritanya cukup cepat. Walaupun banyak yang terasa klise ala kdrama pada umumnya, tapi baru episode 10 saja yang terasa sangat lambat. Ini juga mungkin karena melodrama-nya terasa lebih banyak dan komedinya berkurang. Mereka perlu menceritakan latar belakang beberapa hal yang mendukung cerita selanjutnya. Kalau beberapa episode awal durasi tayangnya hanya 1 jam, belakangan ini durasi tayangnya hampir 90 menit.
Kesimpulan
Prinsip memilih kdrama untuk ditonton biasanya: kdrama itu harus happy ending! Hidup ini gak selalu happy ending, jadi maunya tontonan ya happy ending. Tapi ya, proses menuju happy endingnya itu seru juga buat diikuti. Beberapa hal kalaupun tidak masuk akal, ya namanya juga drama. Sedikit fantasi penulis diterima saja. Tapi kalau terlalu mudah atau terlalu klise juga rasanya tidak seru.
Sejauh 10 episode ini, penyajian cerita dan komposisi komedi dan romantisnya cukup seimbang. Semua scene juga terasa penting dan menjelaskan cerita keseluruhan. Di akhir beberapa episode, penonton dibuat tertunggu-tunggu karena ada bagian yang bikin bertanya-tanya: kenapa begitu?
Hal yang juga menarik dari drama ini adalah cara penulis dan sutradara menggambarkan kehidupan di Korea Utara. Saya yang sebelumnya tidak pernah kepikiran tentang konflik dua negara dan apa bedanya mereka jadi mulai tertarik mencari tahu berapa jauh kebenaran penggambarannya.
Mengikuti drama yang tayang setiap minggu ini sebenarnya ada plus minusnya.
Plusnya:
kita harus belajar sabar menunggu lanjutan episode selanjutnya dan gak bisa begadang karena nonton sampai pagi hehehe.
kita jadi bisa menebak-nebak kelanjutan ceritanya, secara ga langsung kita jadi berpikir dan bisa membuat alternatif kelanjutan cerita itu (proses kreatif kan haha).
Minusnya:
kadang-kadang kita harus menunggu 2 minggu karena produksinya belum sepenuhnya selesai, padahal kan udah penasaran ya.
beberapa orang mungkin tidak akan meneruskan menonton karena lupa dengan apa yang terjadi di episode sebelumnya hehe
Udah penasaran belum dengan drama ini? Mumpung mereka lagi break minggu depan karena Imlek, yuk nyusul menonton 10 episode yang sudah tersedia. Kalau nontonnya setelah selesai 16 episode, biasanya kurang seru karena ada banyak spoiler di mana-mana. Drama ini lebih bisa dinikmati kejutan-kejutannya kalau belum melihat spoilernya sama sekali. Beda deh bikin roller coaster emosi ketika menontonnya.
Biasanya, saya hanya menonton drama Korea yang sudah selesai ditayangkan. Menonton drama yang masih tayang itu butuh kesabaran untuk menunggu lanjutannya seminggu kemudian. Tapi kalau nonton yang sudah selesai, dengan alasan penasaran, akhirnya jadi tidur larut keterusan nonton episode berikutnya (ini buat yang sering nonton film serial pasti tau lah rasanya).
Belakangan, saya akhirnya memilih untuk menonton serial yang masih ditayangkan. Drama korea biasanya tayang 2 episode setiap minggunya, dan karena rata-rata jumlah episode 16 – 20, paling lama 10 minggu juga sudah selesai mengikuti dramanya.
Awalnya saya hanya mengikuti Vagabond. Tapi liat di Netflix ada When the Camellia Blooms juga. Karena Vagabond itu tayangnya Sabtu – Minggu, sedangkan Camellia tayang Rabu – Kamis, saya pikir bisa juga nih ngikutin 2 drama sekaligus. Genre Vagabond dan Camellia ini berbeda sekali, jadi anggaplah untuk penyeimbang. Vagabond lebih ke aksi berantam, tembak-tembak, kekerasan dan lebih mirip dengan serial western. Kalau Camelia genrenya drama kehidupan dan ada sedikit cerita romantis dan unsur komedinya. Jadi lebih ringan dan saya pikir akan banyak klise-klise ala drama Korea.
Setelah mengikuti beberapa episode dari 2 serial tersebut, eh ternyata teman saya merekomendasikan Extraordinary You. Drama ini konsepnya menarik buat saya, karena walau menceritakan kehidupan anak SMA, tapi diceritakan kalau tokoh-tokohnya sebenarnya hidup dalam dunia komik dan mereka mendapatkan kesadaran kalau mereka hidup di dunia komik. Ada bagian di mana mereka ga punya kontrol terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan dan harus mengikuti apa yang dituliskan penulis, tapi di luar “stage”, mereka bebas untuk berkata dan berpikir hal lainnya. Tidak semua tokoh dalam film ini memperoleh kesadaran. Buat yang sadar mereka tinggal di dunia komik, mereka akan tetap ingat apa yang terjadi di luar stage, tapi untuk yang tidak punya kesadaran, mereka tidak punya ingatan apapun yang terjadi di luar stage.
Nah, setelah mengikuti 3 serial on going, ternyata masih ada waktu lagi buat ngikutin serial Melt Me Softly. Sinopsis Melt Me Softly tentang orang yang di bekukan lalu cair 20 tahun kemudian membuat saya tertarik. Ide ceritanya berbeda dengan ide cerita kdrama pada umumya.
Nah, kebetulan 4 serial yang saya ikuti itu berakhir pada masa yang bersamaan. Dari 4 drama tersebut, hanya Camellia yang benar-benar menarik untuk dilihat dari awal sampai akhir. Sedangkan Vagabond yang awalnya paling menarik, berakhir paling jelek. Melt Me Softly walau idenya bagus, tapi eksekusinya jelek dan konsisten jelek dari awal sampe akhir. Extraordinary You, di awal cukup menarik, agak tengah ada bagian membosankan, endingnya juga agak terlalu biasa dan too good to be true. Tapi ya namanya drama, masih bisa diterimalah daripada ending Vagabond ataupun Melt Me Softly.
Tadinya kepikiran untuk mereview drama-drama ini satu persatu, tapi sepertinya informasinya sudah cukup untuk memberi gambaran apakah drama tersebut cukup menarik untuk ditonton atau tidak (padahal alasan utama udah malas nulisnya hahaha). Setelah menonton 4 drama on-going, walau ada yang endingnya mengecewakan, tapi sepertinya menonton serial on-going lebih baik buat saya. Dari dulu juga mengikuti TV series biasanya 1 episode per minggu.
Mungkin kalau rajin kapan-kapan nulis review drama-drama lainnya hehehe. Sekarang waktunya mengurangi tontonan kdrama karena karena mau kembali dengan hobi lama seputar benang (merajut) dan kain (menjahit). Lagipula bulan Desember ini ada banyak acara yang menarik untuk dikunjungi di Chiang Mai, jadi lebih baik kita jalan-jalan daripada nonton melulu hehehe.
Tulisan ini udah lama jadi draft. Dramanya juga sudah lama ditontonnya. Tapi ya, daripada gak dipublish saya coba lengkapi seingatnya dan mungkin akan ada spoiler (tanpa detail). Karena ini drama lama, saya pikir kebanyakan toh sudah pada nonton, jadi tidak apalah ada spoiler dikit-dikit hehehe.
Film Kill Me Heal Me (KMHM), tayang lebih dahulu (7 Januari – 12 Maret 2015) daripada Hyde Jekyll and Me (HJM) tayang (21 Januari – 26 Maret 2015). Jadi bisa dibilang HJM ini kalah start dari KMHM sekitar 2 minggu dengan hari dan jam penayangan yang sama di stasiun yang berbeda.
Dari ratingnya drama KMHM lebih sukses daripada HJM, padahal menurut saya ceritanya sama-sama menarik untuk ditonton walau temanya sama. Tapi memang kalau mengikuti 2 film yang temanya sama dan harus memilih jam tayang, pastilah akhirnya pemirsa akan meneruskan yang sudah duluan ditonton.
Kesamaan:
sama-sama membahas DID (Disassociative identity disorder) atau dikenal dengan kepribadian ganda
tokoh yang mengidap DID ini sama-sama anak orang kaya yang masih memegang keputusan penting di perusahaan orangtuanya
sama-sama menggunakan teknologi (smart watch dan cctv di rumah) untuk berusaha memonitor kondisi fital dan keep track kegiatan dirinya (antisipasi kalau kepribadian lain muncul)
pribadi utama digambarkan berusaha melakukan meditasi untuk mencegah kepribadian lain muncul
penyebab utama dari kepribadian ganda ini sama-sama trauma masa kecil, menyalahkan diri sendiri dan metode diri untuk bertahan hidup
tentunya ceritanya gak lengkap tanpa tokoh wanita yang menjadi trigger mulai dari awal pribadi terpecah ataupun muncul kembali dan pada akhirnya menjadi kunci untuk penyembuhan
pribadi alternate digambarkan duluan jatuh cinta dengan tokoh wanita, kemudian pribadi utamanya ikutan jatuh cinta juga (jadi perebutan wanita deh)
pribadi alternate ada yang ingin ambil alih dan menjadi pribadi utama
ada klise di mana tokoh wanita tinggal dengan tokoh pribadi utama (alasannya beda tapi intinya sama untuk membantu proses penyembuhan)
ada scene di amusement park dan ada scene kembang api.
Perbedaan:
KMHM punya kepribadian sampai 6, HJM hanya 3 (dan yang ditunjukkan hanya 2)
di KMHM pribadi utama tidak punya metode untuk berkomunikasi dengan pribadi yang lain dan masing-masing pribadi bisa muncul tanpa trigger khusus, sedangkan di HJM karena hanya ada 2 karakter yang diceritakan, digambarkan mereka punya cara berkomunikasi dan bahkan punya pembagian waktu siang untuk pribadi utama dan malam untuk pribadi alternate
di KMHM pribadi utama orang yang baik sedangkan salah satu pribadi alternate yang dominan digambarkan lebih agresif dan dekat dengan kekerasan. di HJM pribadi utama digambarkan egois dan dingin, tidak lebih baik daripada pribadi alternate yang suka menolong, ramah dan murah senyum
tokoh wanita di KMHM psikiaternya, tokoh wanita di HJM pegawai nya yang kebetulan berperan penting untuk proses menemukan psikiaternya yang diculik dan tentunya psikiaternya ini diperlukan untuk proses kesembuhannya.
di KMHM keluarga tokoh utama tidak aware kalau anaknya punya kepridadian ganda, sedangkan di HJM keluarga mengetahui dan dengan aktif berusaha mencari dokter untuk menyembuhkan anaknya dari DID
Kesan tentang HJM bisa di baca di posting saya sebelumnya. Intinya walau ada beberapa bagian kurang masuk akal dengan penggunaan hipnotis, tapi jalan ceritanya diselesaikan dengan tuntas dan tidak ada kesan terburu-buru.
Kesan tentang KMHM:
Jalan cerita awalnya sangat lambat dan membosankan. Saya sempat hampir berhenti di episode pertama. Tapi setelah melewati 2 episode dan muncul beberapa kepribadian ceritanya mulai terasa menarik dan bikin penasaran. Tapi beberapa episode terakhir juga kembali membosankan dan rasanya lambat sekali. Pada akhirnya, ada kesan mengakhiri cerita dengan terburu-buru.
KMHM ini lebih terasa komedinya, apalagi ketika tokoh utamanya menjadi seorang gadis remaja yang berlaku seperti fangirl. Akting Ji Sung cukup meyakinkan dan sangat berkesan ketika dia mengejar-ngejar Park Seo Joon dan berteriak Oppaaa. Sepertinya bagian komedi ini yang bikin saya bertahan menonton sampai selesai.
Penyelesaian masalah kepribadian ganda di KMHM ini agak terlalu mudah. Tidak ada metode hipnotis seperti di HJM, tapi lebih ke mengingat peristiwa di masa kecilnya, berdamai dan memaafkan masa lalu dan dengan mudah semua kepribadian alternate mengundurkan diri dan berjanji tidak akan keluar lagi.
Tahun 2015 saya belum nonton kdrama, jadi saya tidak mengikuti drama ini ketika sama-sama ditayangkan. Saya bahkan baru tahu belakangan kalau ada tema senada dengan HJM.
Saya menonton HJM lebih dahulu dari KMHM dan buat saya temanya menarik setelah sebelumnya mulai bosan dengan tema kdrama yang temanya begitu-begitu saja hehehe. HJM saya tonton tahun 2018 dan KMHM baru tahun ini. Walau temanya sama, pendekatan penyelesaian masalahnya berbeda dan punya daya tarik masing-masing.
Jadi kalau mau nonton yang mana dulu dong? ya bebas mau yang mana karena KMHM dan HJM ada di Netflix dan bisa dilewatkan kalau ada bagian yang membosankan hehehe.
Drama My Mister ini tidak termasuk dalam genre yang biasanya saya tonton. Tapi kemarin setelah menonton beberapa genre romance comedy, agak bosan dengan cerita-cerita klise. Iseng lihat film apa yang kira-kira menarik ya, coba liat deh drama yang dapat award sebagai best drama di Baeksang Award tahun 2019: My Mister.
Tanpa membaca resensi sebelumnya dan bahkan tidak tau siapa nama pemerannya, jadilah saya mulai menonton ‘My Mister’. Kesan saya? film ini sangat menyedihkan! Kalau ini kisah cinta yang menyedihkan pasti saya sudah berhenti menontonnya di episode pertama, tapi karena ceritanya lebih ke cerita kehidupan, saya terusin deh nontonnya sampai habis walaupun butuh waktu lebih lama mencernanya hehehe.
Sedikit catatan, kalau kamu tipe orang yang gampang stress sedih menangis berkelanjutan atau depresi, sebaiknya jangan menonton drama ini. Kadang-kadang melihat kehidupan orang lain yang punya lebih banyak masalah dari kita memang bisa membuat kita merasa lebih baik, tapi bisa juga membuat kita jadi semakin terbeban.
Tokoh Wanita: Si Pegawai Temporer
Cerita drama ini tentang seorang wanita berusia 21 tahun yang sudah tidak punya orang tua dan harus mengurus neneknya yang bisu, tuli dan lumpuh. Selain itu, dia juga harus membayar cicilan hutang orangtuanya ke rentenir.
Untuk membiayai hidupnya dan neneknya, dia bekerja sebagai pegawai temporer di sebuah perusahaan konstruksi yang tugasnya membantu sebuah tim inspeksi bangunan dalam hal distribusi surat-surat ataupun fotokopi dokumen dan mengentri data ke komputer. Di kantornya tentunya dia tidak membutuhkan berinteraksi dengan teman kerjanya. Jadi digambarkan tokoh ini jarang sekali berbicara.
Pulang dari pekerjaan temporer, dia juga sambil bekerja paruh waktu mencuci piring di restoran besar. Digambarkan, untuk menghemat, dia bahkan menyisihkan sisa makanan yang ada di piring sebelum dia cuci untuk di bawa pulang dan di makan kemudian.
Udah cukup sedih belum? Nah jadi neneknya tadinya dia masukkan ke panti jompo supaya ada yang mengurus selagi dia kerja, tapi karena dia gak punya duit untuk bayar biaya rutinnya, akhirnya dia harus membawa neneknya pulang. Harusnya dia bereskan biaya administrasinya dulu sebelum bisa bawa neneknya pulang, tapi ya namanya gak punya duit, dia pun ‘menyelundupkan’ neneknya keluar dari rumah jompo itu. Karena dia gak kuat untuk gendong neneknya, sampe di satu titik, dia bawa neneknya menggunakan keranjang belanja dari supermarket dekat rumahnya.
Haduuuh, udah deh gak usah lanjutin nontonnya ya, sedih amat sih. Itu rentenirnya juga jahat banget, nagihnya sampe ditungguin di rumahnya. Ceritanya ternyata si rentenir yang sekarang menagih ke dia adalah teman tumbuh bersama di masa kecilnya, orangtuanya berhutang itu ke orangtua si rentenir.
Somehow si rentenir mewarisi pekerjaan jadi rentenir dari orangtuanya dan si cewek juga mewarisi hutang dari orangtuanya. Namanya uang ya, walau waktu kecil tumbuh bersama, tetap aja dihitung tuh bunga hutangnya. Gak ada tuh ceritanya dibebaskan dari hutang karena ada perasaan kasihan misalnya.
Filmnya selain sedih juga ada beberapa bagian adegan kekerasan. Si rentenir ini menagih hutang kadang-kadang main pukul, tapi si cewek juga preman, nggak diam aja menerima, dia melawan dong dan kadang pukul balik. Tapi ya namanya tenaga cewek yang badannya lebih kecil, walau semangat tinggi tapi karena basically dia kurang makan ya mana bisa melawan cowok tinggi besar.
Jadi gimana ceritanya, akankah si cewek bisa melunasi hutang dan bunganya yang sudah banyak itu? tonton aja deh kalau mau tahu.
Loh jadi ini my mister nya mana? katanya judulnya my mister, kok ceritanya tentang si cewek. Si rentenir kan belum mister, katanya tumbuh bersama, kemungkinan si rentenir paling beda dikit umurnya dari si cewek.
Tokoh Pria: Si Mister
Hehehe, sabar…ini kan ceritanya biar gak terlalu spoiler, jadi ceritanya dari sudut pandang pemeran utama wanita dulu. Nah jadi si cewek 21 tahun itu kerja di perusahaan konstruksi jadi pegawai sementara untuk membantu tim nya si mister. Si mister ini insinyur sturktural, tapi karena politik di kantornya, dia dipindahkan jadi tim inspeksi keamanan gedung.
Si mister ini digambarkan orang yang lurus-lurus aja. Pekerja keras, cerdas, teliti, serius, dan selalu baik hati ke semua orang. Mister baik hati ini istrinya pengacara,sudah punya anak 1 di sekolahkan di Amerika. Bagian yang ini saya kurang jelas anaknya tinggal dengan siapa di Amerika, karena anaknya paling juga masih SD dan masih cukup muda. Mungkin ada di sebut umurnya, bisa jadi saya terlewat, tapi dari fotonya sih paling anaknya sekitar 8 – 10 tahun.
Si mister anak ke-2 dari 3 bersaudara yang mana laki-laki semua. Mereka tinggal di perkampungan yang saling mengenal satu sama lain dan bahkan sudah berteman sejak kecil dan bersekolah di sekolah yang sama. Kegiatan mister ini tiap hari pulang kerja ngumpul dengan 2 saudaranya yang lain dan kadang dengan teman-teman sekolahnya yang tergabung dalam klub bola untuk minum-minum di salah satu warung minum milik temannya juga.
Bagian minum-minum setiap hari ini sebenarnya bagian yang paling saya tidak suka dari drama Korea. Tapi kalau dari cerita tukang pijet di sini, anaknya juga tiap hari pulang kerja suka minum-minum sama teman-temannya dan bahkan sama adiknya juga (anak tukang pijet saya 2 laki-laki) dan ya sering juga mabuk katanya. Siapa yang bayarin minum-minum tiap hari? kadang ya patungan bagi rata rekeningnya, kadang ada yang traktir gantian.
Kehidupan si mister ini yang awalnya baik-baik saja berubah sejak ada usaha menyuap bos nya yang salah alamat ke dia karena namanya mirip.
Dikisahkan abangnya mister sudah tidak bekerja dan berpisah dari istrinya karena urusan hutang (bikin bisnis gak sukses), mamanya si mister minta tolong biar si mister modalin abangnya. Lah si mister juga masih pegawai biasa, jadi gak punya duit untuk modalin abangnya. Lagi mikir-mikir gimana caranya biar dapat duit untuk modalin abangnya, eh ada orang datang kasih amplop isinya duit segepok.
Namanya godaan ya, orang lurus seperti si mister pun agak tergoda untuk menerima suap tersebut. Tapi si mister heran, kenapa juga dia di suap? dia kan gak begitu tinggi jabatannya sampai harus di suap? Lagi sambil mikir, dia simpan tuh duit ke laci mejanya dan rencana diambil sebelum pulang. Tapi ternyata, si pegawai temporer yang saat itu pakai kacamata hitam untuk menutupi bekas pukulan rentenir melihat gerak gerik si mister yang berusaha menyembunyikan uang suap ke lacinya.
Bagian ini agak terlalu panjang untuk diceritakan dan ga mau spoiler tapi intinya si cewek pegawai temporer berusaha mengambil uang suap si mister buat bayar hutang, karena toh dia tahu si mister kemungkinan ga akan terima tuh uang suap. Plus gak mungkin si mister bakal umumkan duit suap hilang.
Si cewek mengalihkan perhatian si mister dengan minta dibelikan makan malam dan minum sepulang kerja. Si mister yang takut ketahuan disuap mengiyakan membelikan makanan buat si cewe dan minum dengan niat balik lagi ke kantor setelahnya untuk ambil amplopnya. Tapi tentunya si mister gak jadi naik ke ruang kantornya karena lift sedang di service. Tapi keesokan harinya, si mister datang pagi-pagi mau ambil amplopnya ternyata sudah ga ada dong.
Haduh itu episode pertama loh semuanya diceritakan. Ampun ya ceritanya rumit amat. Terus sampai beberapa episode itu ceritanya banyak politik kantor usaha menjatuhkan bos nya si mister dan si mister biar dipecat atau minta berhenti dari kantor.
Sampai di titik ini, saya malah jadi penasaran, ini drama kok bisa jadi drama terbaik sih. Jalan ceritanya terlalu lamban rasanya, cerita sedih cenderung membuat waktu berjalan terasa lambat memang. Tapi kebetulan-kebetulan yang terjadi terasa masuk akal dan akhirnya duit yang hilang dari laci malah menyelamatkan karir si Mister karena duitnya ditemukan kembali di tempat sampah dan diserahkan ke pihak yang menginvestigasi.
Akhir yang bahagia
Loh kok udah berakhir aja sih, baru juga cerita episode pertama. Hahaha, ini drama potensi untuk berakhir dengan kesedihan gede banget. Tapi perlu diketahui akhirnya bahagia supaya penonton bertahan menontonnya. Penyelesaian masalahnya gak sederhana, tapi juga gak terlalu berbelit-belit. Kalau berakhir dengan sedih juga, saya gak rekomendasikan film ini untuk ditonton hehehe.
Cewek 21 tahun, si pegawai temporer dengan permasalahan hidupnya menjadi sumber masalah sekaligus membantu memecahkan masalah si Mister di tempat kerja dan juga di keluarganya Ceritanya tapi juga si cewek ini agak ‘jahat’ menurut saya. Tapi ya ceritanya ini semua karena dia butuh survive dalam hidupnya, jadi si cewek ini seperti bermuka 2. Kadang dia seperti membantu bos nya mister untuk membuat si Mister berhenti kerja, tapi kadang dia juga bantuin si Mister.
Di akhir cerita, semua permasalahan di selesaikan dengan tuntas dan ya buat tokoh utama bahagia. Tokoh pendukungnya juga cukup bahagia dan ga ada kesedihan yang besar lagi. Memang lebih menyenangkan ya menonton drama yang berakhir bahagia, setidaknya bisa memberikan harapan setiap masalah ada penyelesaiannya dan hidup ini juga akan selalu ada bahagianya.
Ah susah ya nulis cerita tanpa spoiler. Tapi ya kalau mau tau endingnya juga tonton aja sendiri hehhee.
Relationship: Keluarga dan Teman
Bagian lain yang menarik dari film ini selain cerita mister dan si cewek yang kebetulan tinggal di lingkungan yang sama, digambarkan bagaimana kehidupan bertetangga yang masih sangat dekat antara mister dan teman-temannya karena mengenal bertahun-tahun dan pertemanan yang akrab karena mereka tumbuh besar bersama dan menangis dan tertawa bersama.
Hubungan antara mister dengan abang dan adiknya juga cukup akrab dan mereka sangat sayang dengan ibunya. Tapi anehnya, istrinya si mister yang bukan dari lingkungan tersebut malah merasa jadi outsider dan gak bisa akrab dengan keluarga ataupun dengan teman-teman si mister.
Masalahnya juga karena gak ada komunikasi sih. Ibunya si mister merasa menantunya yang pengacara itu sudah capek bekerja di kantor, jadi kalau ada kegiatan makan bersama si ibu akan melarang si menantu itu untuk membantu di dapur. Nah si menantu kan jadi kikuk dan serba salah. Si Mister ini juga jarang mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, jadi kesannya kayak orang kesepian di tengah keramaian.
Istrinya mister juga merasa kegiatan si mister minum-minum tiap hari sama teman-temannya ini membuat dia malas pulang cepat ke rumah, karena paling juga di rumah ga ada siapa-siapa, sedangkan untuk ikutan minum-minum dia merasa gak nyambung sama teman-teman mister. Jadi ya salah satu pelajaran yang penting juga adalah: pastikan pasangan anda bisa nyambung dengan teman-teman anda, atau kalau gak bisa nyambung, bagi waktu yang bener jangan sampe pasangan merasa di nomor 2 kan.
Sedikit Spoiler
Dalam drama ini, dengan perhatian Mister yang tulus dan selalu baik hati walaupun dalam kesusahannya, si cewek akhirnya jatuh hati dengan si Mister. Nah ini saya akan spoiler sedikit, saya suka drama ini karena si mister tetap konsisten sampai akhir dan drama ini tidak jadi drama roman picisan ataupun klise di mana tokoh cowok dan ceweknya walau beda umur jauh banget digambarkan ‘jadian’.
Kisah cinta si mister dan si pegawai temporer bukan kisah cinta romantis tapi lebih ke arah hubungan dengan sesama manusia. Eh penonton jangan kecewa, lebih gak masuk akal soalnya kalau endingnya si mister menerima cinta si pegawai temporer. Kalau gak jadi nonton gara-gara faktor ini ya gak apa-apa, tapi endingnya bahagia kok, lebih bahagia deh daripada kalau mereja terlibat secara romantis hehehe.
Udah lama tidak menulis seputar kdrama, sekali ini langsung bahas 2 drama yang tema nya sama. Genre nya jelas ini ada fantasinya, temanya tentang kesempatan kedua dalam kehidupan rumahtangga karena pernikahan itu gak otomatis happy ending. Tulisan ini akan banyak spoiler di sana sini, tapi saya tidak akan tuliskan terlalu detail.
Saya nonton Go Back Couple dulu baru nonton Familiar Wife. Berdasarkan tahun releasenya juga film Go Back Couple itu Oktober 2017, sedangkan Familiar Wife releasenya September 2018.
Kesamaan dari 2 drama ini adalah:
menikah muda setelah berkenalan beberapa waktu
digambarkan istri yang tadinya cantik setelah menikah jadi tidak terlihat cantik lagi
sudah punya anak dari pernikahannya
tidak ada komunikasi yang baik, baik istri dan suami merasa lelah tiap bertemu (suami lelah dengan pekerjaan, istri lelah mengurus anak dan rumah).
masing-masing ingin dimengerti tanpa berusaha mengerti atau mendengarkan penjelasan pasangannya
sangat struggle dalam urusan finansial untuk kebutuhan keluarga.
mereka merasa sudah memilih orang yang salah untuk jadi pasangannya.
Singkatnya, di film ini digambarkan pernikahan pasangan muda dengan anak yang masih kecil-kecil. Buat yang sudah menikah dan punya anak masih kecil dan keuangan keluarga yang kejar setoran buat bayar tagihan, pasti bisa relate dengan emosi yang ada. Gimana masing-masing merasa lelah karena mungkin kaget kehidupan pernikahan tidak seperti di film-film yang bilang setelah menikah mereka akan hidup bahagia selamanya.
Cerita Go Back Couple
Pasangan di Go Back Couple ini digambarkan seumuran, mereka sudah menikah 14 tahun dan punya 1 anak masih balita. Si istri tidak bekerja dan ya gak sempatlah buat dandan. Suaminya sibuk kerja dan tidak pernah menceritakan permasalahan yang dia hadapi di kantor. Istri tidak tahu apa masalah suami dan suami gengsi buat cerita permasalahan di kantor.
Buat si istri, suami tidak pernah ada ketika dia membutuhkannya, misalnya waktu anak mereka sakit dan masuk rumah sakit, si istri berusaha telpon suami tapi gak diangkat juga. Suami kesal karena istrinya terkesan menuntut saja, padahal dia kerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Akhirnya ya dalam kemarahan terucaplah kata pisah. Cerita kesempatan ke-2 dimulai ketika mereka melepaskan cincin kawinnya setelah resmi mencatatkan perceraian di kantor catatan sipil.
Cerita Familiar Wife
Pasangan di Familiar Wife baru menikah 5 tahun dan sudah punya 2 anak balita. Istrinya digambarkan usianya lebih muda beberapa tahun dari suami. Berbeda dengan pasangan pertama, pasangan ke-2 ini istrinya bekerja juga di sebuah spa. Anak-anaknya diantarkan ke penitipan anak supaya si istri bisa bekerja juga. Ibunya si istri juga ada gejala alzheimer, tapi hal ini tidak diceritakan ke suaminya, padahal mereka tinggal 1 kota. Jadi istrinya bekerja juga, urus anak dan rumah juga. Sementara suaminya ya kerja, tapi tidak ambil bagian dengan urusan rumahtangga dan terutama bagian kalau anak nangis malam-malam ya urusan istri.
Singkat cerita, dengan keajaiban dari drama Korea, mereka kembali ke titik di mana mereka bisa membuat pilihan yang berbeda untuk pasangan hidupnya.
Kesempatan Memilih yang Berbeda
Go Back Couple kembali ke masa di mana mereka masih kuliah. Sebelumnya mereka sudah berumur 38 tahun dan kembali ke masa di mana mereka masih berumur 20 tahun. Mereka seperti kembali mengulang kehidupan mereka tapi bisa membuat pilihan yang berbeda, termasuk bisa saja memilih cinta pertamanya untuk menjadi pasangannya. Bedanya, ketika mereka memilih untuk tidak memilih satu sama lain, karena mereka 1 kampus dan punya teman yang sama, mereka jadi lebih mengenal satu sama lain (mereka punya memori yang di bawa dari umur 38 tahun itu). Tentunya mereka juga jadi sudah lebih dewasa dan tanpa sadar menceritakan apa yang dulu bikin kesal. Misalnya si istri kesal waktu suaminya tidak menghibur dia ketika ibunya meninggal. Padahal suaminya berusaha mendistract si istri biar tidak terlalu sedih. Jadi bedanya, ketika mereka bukan pasangan, mereka malah lebih terbuka untuk mengungkapkan isi hatinya.
Drama Familiar Wife, yang kembali ke masa lalu awalnya dari sudut pandang si suami. Jadi suatu hari setelah dia merasa ‘lelah’ dengan kemarahan istrinya, dia dapat koin ajaib yang bisa membawa dia kembali ke hari pertama di mana dia bertemu dengan istrinya di tahun 2006. Pertemuan pertama ini menentukan kelanjutan pilihannya. Setelah dia memilih untuk menghindari pertemuan dengan istrinya, ceritanya kembali ke masa tahun 2018 dan tentunya si suami ini malah menikah dengan cinta pertamanya (sesuai harapannya waktu dia merasa kesal dengan istrinya). Di saat dia menyadari kalau pilihannya kali ini lebih seperti harapannya, ternyata si istri pertama jadi pegawai baru di kantornya, dan jadilah dia bertemu setiap hari dan tanpa sadar jadi lebih kenal dengan si istri daripada sebelumnya. Di ceritakan sang suami yang membuat pilihan ini memiliki memori utuh dari kehidupan versi sebelumnya sedangkan si istri pertama belum menikah dan tentunya masih menjadi wanita yang menyenangkan karena hidupnya belum terlalu stress kali ya hehehe.
Ceritanya tentu tidak berakhir di situ, lambat laun istri yang disangka ideal ternyata tidak ideal dan terlalu mengatur karena punya uang banyak. Si mantan istri yang sekarang jadi rekan kerja malah terlihat makin manis karena kelakuannya ya seperti masa mereka masih pacaran yang ramah dan ceria. Dari interaksi sebagai rekan kerja, si suami jadi tau beberapa hal baru tentang istrinya. Karena cerita familiar wife ini 16 episode (dibanding Go Back Couple yang 12 episode), akhirnya ada twist baru lagi untuk memberi happy ending tanpa ada cerita perceraian. Tentu saja dengan koin ajaib yang kali mereka sama-sama kembali ke hari pertama pertemuan mereka. Aduh panjang ya ceritanya hehehe. Nonton aja deh sendiri sebelum saya spoiler abis-abisan.
Kesimpulan?
Langsung ke kesimpulan aja gimana? Kalau ditanya film mana yang lebih bagus? saya lebih suka Go Back Couple. Kenapa? karena di Go Back Couple, mereka kembali ke hari setelah mereka mengurus perceraian mereka. Secara status berkas sudah masuk tapi masih bisa dibatalkan. Mereka juga kembali ke anaknya dan sekarang sudah lebih mengenal satu sama lain dan tau kesalahan mereka di mana. Sedangkan di familiar wife, ada 2 kali perubahan jalan cerita, dan perubahannya permanen dan tidak membawa tokohnya kembali ke titik awal. Walaupun akhirnya mereka menikah dan punya 2 anak juga, tapi jadinya ketika mereka menikah yang ke-2 kalinya mereka sudah lebih dewasa secara umur dan pemikiran, dan juga sudah lebih mapan secara finansial karena pengalaman kerja lebih banyak (dan istrinya juga sekarang bukan sekedar kerja di spa, tapi kerja di bank dengan posisi yang malah lebih baik dari suaminya).
Percakapan yang berkesan
Dalam 2 drama ini ada banyak hal yang bisa dipelajari terutama kalau kita ada dalam posisi mereka. Tapi yang paling menarik buat saya misalnya percakapan di Go Back Couple antara bapak dan ibu si suami. Bapak dan ibunya tentunya sudah lebih lama menikah dari mereka, digambarkan masih ada saja kesalahpahaman diantara mereka, tapi ya mereka tidak langsung minta pisah juga. Sekali ketika lagi marah ibuya bilang: “Masa yang kayak gitu aja harus aku bilang lagi sih?” terus bapaknya akan jawab: “Ya iyalah, kalau kau gak bilang, gimana aku bisa tahu, emangnya aku bisa baca isi kepalamu tanpa kau bilang?”. Seringkali, setelah kita menikah atau mengenal orang bertahun-tahun, kita berharap mereka bisa langsung tahu apa isi hati kita tanpa kita perlu menyebutkannya. Padahal, apa sih susahnya mengungkapkan apa isi hati kita daripada tebak-tebak buah manggis? Cerita di Go Back Couple juga ributnya karena masing-masing gengsi, gak mau kasih tau apa kesulitan yang dialami ke pasangannya tapi berharap dimengerti. Lah gimana mau ngerti kalau gak tau masalahnya apa, ya nggak?
Nah kalau dalam drama Familiar Wife, digambarkan setelah kesempatan ke-3, si suami jadi lebih mengerti bagaimana menghadapi istri yang sedang marah dan tidak membuat tambah marah (dan hal ini berlaku juga untuk istri ketika suami marah) . Termasuk bagian ikut turun tangan dan bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah termasuk urusan anak.
Penutup
Jadi jelas ya kesimpulannya, kalau pernikahan itu gak otomatis hidup bahagia selamanya, tapi kita harus tetap menjaga komunikasi, menceritakan apa yang kita rasakan dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam rumahtangga bersama. Karena ketika kita menikah, hidup kita sudah menjadi bagian dari pasangan kita dan berbagi hidup itu bukan berbagi yang indahnya saja tapi juga berbagi duka.
Udah lama nggak nulis seputar kdrama. Sering bilang nggak mau lagi nonton kdrama yang masih belum tayang sampai habis, tapi ya akhirnya kadang-kadang nonton juga hehehe.
Drama Search WWW ini baru saya mulai setelah 12 episode ditayangkan. Masih akan ada 2 minggu lagi sebelum dramanya selesai. Saya sendiri nontonnya baru sampai episode 8, jadi kira-kira saya nontonnya sampai titik tengah di mana biasanya semua konflik sudah diceritakan tapi penyelesaiannya yang belum.
Drama ini cukup menarik karena gak ada klise yang biasanya jadi tema dalam hampir setiap kdrama. Jadi ceritanya ini bisa dibilang gak klise karena:
bukan tentang cinta pertama,
bukan tentang cinta masa kecil,
bukan tentang orang kaya dan orang miskin,
bukan tentang orang yang saling benci lalu jatuh cinta,
bukan tentang orang yang terpaksa terkondisikan tinggal serumah lalu jadi jatuh cinta,
bukan tentang orang satu tempat kerja ataupun satu bidang pekerjaan,
dan tema utama cerita ini bukan kisah cintanya, tapi tentang dunia internet dan pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang yang namanya tiba-tiba jadi viral.
Sesuai dengan judul, tema drama ini tentunya ada hubungan dengan pencarian di portal internet. Cukup menarik karena isu nya terasa nyata. Misalnya nih contohnya:
bagaimana pengaruh berita di internet bisa membuat swing vote dalam pemilihan presiden,
bagaimana jejak digital bisa ditemukan lagi dan menjadi penyebab kehancuran karir seseorang
bagaimana media video tentang masa lalu seseorang yang diupload bisa langsung viral dan bisa membuat seseorang merasa hidupnya jadi tak ada artinya lagi walaupun seberhasil apa dia sekarang.
bagaimana mudahnya memanipulasi ranking kata kunci pencarian dari sebuah portal dan masyarakat bisa dengan mudah percaya
selalu ada orang jahat yang berusaha menyebarkan berita palsu di internet untuk mendapatkan keuntungan tertentu
bagaimana berita viral juga bisa mendatangkan profit untuk perusahaan portal
Tapi jangan bayangkan semua dibahas secara detail ataupun teknis ya. Ceritanya ya kadang-kadang sebenernya bikin saya heran karena agak dilebih-lebihkan.
Sejauh ini drama ini masih menarik untuk diikuti, walaupun ada bagian yang kurang nyaman buat saya. Sudut pengambilan gambarnya kadang-kadang sengaja miring-miring dan memainkan zoom in zoom out. Lalu kadang ada efek blur dan peralihan scenenya juga kadang terlalu lama sehingga terasa agak sengaja dilambat-lambatkan walau belum bikin saya memilih berhenti menontonnya. Musiknya juga dibikin terkesan misterius, tapi musiknya sih masih lumayanlah mendukung scene.
Jadi kalau mencari film yang gak terlalu klise, bisa dipertimbangkan untuk menonton kdrama ini.
Tulisan kali ini sengaja tidak membahas ceritanya secara detail karena ceritanya belum berakhir. Kalau endingnya cukup menarik, kapan-kapan saya tulis lagi dari segi cerita lengkapnya hehehe.