Tulisan ini merupakan kelanjutan cerita ketika kami ke Bangkok akhir bulan Juni 2020 untuk mengurus paspor saya dan anak-anak. Setelah mengambil paspor dari KBRI Bangkok, kami memanggil taksi untuk mengantarkan kami ke bandara Don Muang. Kami naik pesawat dari Don Muang menuju Chiang Mai.
Jarak dari KBRI Bangkok ke Bandara Don Muang itu sekitar 22,5 km. Sepanjang perjalanan sekitar 1 jam, supir taksi bercerita tanpa henti dalam bahasa Thai dan sesekali berbahasa Inggris. Dari logatnya ketika mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris, saya dan Joe sepakat, kalau bahasa Inggrisnya si tukang taksi ini cukup lumayan. Tapi, karena saya selalu menjawab dalam bahasa Thai, tentu saja dia lebih memilih ngobrol dalam bahasa Thai.
Ceritanya mulai dari pertanyaan tentang situasi Covid di Indonesia, sampai pembangunan BTS Skytrain di Bangkok dari Don Mueang yang menuju ke pusat kota Bangkok. Tulisan ini sekalian juga untuk menceritakan ke Joe tentang apa saja yang diceritakan si supir taksi.
Karena kami naik taksi dari depan kedutaan Republik Indonesia, supir taksi langsung bertanya, “Kalian orang Indonesia ya? mau pulang ke Indonesia atau baru datang dari Indonesia?” Saya jawab kalau kami orang Indonesia tinggal di Chiang Mai, ke Bangkok untuk urusan surat-surat saja.
Supir taksi bertanya lagi, “Indonesia masih tutup karena Covid-19 kan? Saya baca, setiap hari ada sampai di atas seribu orang yang terkena Covid-19?” Saya menghela napas sebelum menjawab, “Iya, tiap hari sekarang ada di atas 1000 orang positif, dan totalnya sudah sekitar 50 ribu orang terkena.” Percakapan ini terjadi hari Selasa, tanggal 30 Juni 2020 lalu, pada waktu itu saya ingat sih 50 ribuan, ketika saya cek lagi ternyata saat itu sudah 55 ribu kasus aktif dan hari ini ketika saya menuliskan sudah lebih dari 60 ribu kasus positif di Indonesia.
Tentunya, reaksi si supir taksi sudah bisa saya duga. Dia membanggakan Thailand yang sudah tidak ada transmisi lokal lebih dari sebulan (hari ini sudah 41 hari tidak ada transmisi lokal), dan total kasus yang terjadi tidak lebih dari 4000 kasus. Dia dengan bersemangat menceritakan kalau sekarang ini sebenarnya dia bahkan berani tidak memakai masker karena sudah merasa aman, tapi ya karena aturannya masih menganjurkan memakai masker, maka dia menuruti saja.
Lanjutkan membaca “Cerita Supir Taksi di Bangkok tentang Pandemi Covid-19”