Tulisan ini sekedar opini melihat perkembangan pemakai internet sekarang ini, terutama sejak hampir setiap orang bergabung di FB. Ada banyak orang yang tanpa menyadari postingan mereka sifatnya tmi (too much information), memberitahu hal-hal pribadi secara detail yang tidak perlu diketahui oleh publik. Ada juga yang suka share berita tanpa cek kebenarannya.
Saya perhatikan, belakangan ini banyak pasangan suami istri menggunakan account bersama di FB. Nama profilnya ya pake nama berdua. Alasannya bisa beda-beda, tapi yang saya perhatikan masalahnya kadang-kadang ada group FB yang saya ikuti itu khusus untuk ibu-ibu. Nah, di group yang khusus ibu-ibu ini, terkadang adalah banyak ibu-ibu yang kalau cerita masuk kateogori too much information (tmi). Kadang-kadang saya jadi pengen bilangin ke admin, kalau orang yang pakai sharing account harusnya ga boleh dong gabung ke group khusus ibu-ibu, tapi dipikir-pikir lagi, salah siapa kalau ada orang yang suka bersosmed terus nulis hal-hal yang tmi?
Saya sendiri suka bingung kalau temenan dengan account yang pake nama sepasang gitu. Kalau mereka posting, ya mungkin memang posting berdua, tapi kalau komen? jadi bingung ini yang komen si istri atau si suami. Nah, jadi kepikiran juga, mungkin ada yang bingung baca tulisan di blog ini kok gado-gado topiknya, ada banyak hal teknis, tapi ada juga sampai bumbu dapur segala. Ya sebenarnya di sini masih bisa jelas, setiap posting ada nama siapa yang nulisnya apakah itu Joe atau saya.
Tulisan saya ini sekedar mengingatkan buat ibu-ibu aktif di FB Group, kalaupun ada group yang judulnya isinya perempuan doang, lebih baik gak usah cerita hal-hal yang bukan konsumsi umum. Buat ibu-ibu yang punya account join dengan suami, ya saya gak tau gimana caranya biar suami gak baca postingan group yang khusus wanita itu. Mungkin suaminya sibuk juga ga sempat buka group, tapi kalau suami lagi iseng kebuka group gimana hayo? Buat ibu-ibu yang jadi admin group yang isinya khusus wanita, ya mungkin bisa dipertimbangkan untuk tidak menerima account yang namanya aja udah sepasang gitu.
Ah tapi, dipikir-pikir lagi, pada akhirnya mau ibu-ibu atau bapak-bapak, namanya posting di sosial media gak usah terlalu banyak informasi detail. Bisa saja kita merasa, tapi kan saya sudah set account saya privat, hanya teman saya yang bisa baca. Ya, tetap aja kalau udah di post, udah bisa di copas, di screen capture, di share ulang dan beredar. Salah-salah, tulisan jadi viral tanpa sengaja.
Saya ingat, waktu pertama kali dulu belajar memakai e-mail dan internet, ada pelajaran yang namanya netiquette. Pada dasarnya netiquette ini sama juga dengan etiket kita di dunia nyata. Sopan santun tetap harus di jaga. Masalahnya, sekarang ini semua orang bisa akses internet, tanpa pernah belajar mengenai netiquette. Mungkin ini salah satu sebab hoax susah dibendung.
Emang apa saja sih yang perlu di perhatikan ketika online? kalau saya kesimpulannya: hati-hati dengan apa yang dituliskan secara online, baik di blog ataupun di sosial media. Karena setiap yang kita tuliskan itu ada jejaknya. Jangan pernah posting/komen sesuatu yang sifatnya rahasia, karena begitu dituliskan, informasi itu sudah bukan rahasia lagi dan kita ga bisa bilang: pokoknya tulisan di sini jangan sampai nyebar keluar ya.