Ngobrolin Kdrama: Mulanya Biasa Saja

Tulisan hari ini mau cerita kenapa sih nonton drakor, dan mulai kapan jadi drakorian alias suka nonton drama korea.

Jawaban singkatnya sih, mulanya biasa saja, drama Korea itu awalnya sama saja dengan semua film yang saya suka tonton. Saya dan Joe dari dulu memang suka menonton film dan serial TV, makanya kami memutuskan untuk berlangganan Netflix. Nah karena ada Netflix, mulailah saya melihat-lihat ada apa saja di sana. Tidak terpikir untuk menonton drama Korea, karena saya tahu kalau drama Korea itu bisa bikin ketagihan.

Lalu, tidak sengaja saya membaca berita kalau drama Taiwan “Meteor Garden”, akan dibuat remakenya. Teringat masa Meteor Garden(2001) yang juga ditayangkan di TV Indonesia. Waktu itu, saya dan teman-teman di kos menonton bareng setiap minggunya. Ah masa-masa itu, bikin kangen dengan teman-teman kos jadinya.

Serial Meteor Garden itu tidak ada di Netflix, tapi saya jadi ingat kalau cerita Meteor Garden ini ada versi Jepang dan Korea juga. Nah kebetulan sekali, di Netflix ada Boys Over Flowers (2009), versi Korea dari Meteor Garden.

Lanjutkan membaca “Ngobrolin Kdrama: Mulanya Biasa Saja”

KMovie: “Time to Hunt” (2020) – Penjahat Amatir Mimpi Pensiun di Pantai

Hari ini, saya akan menulis review film Korea lagi. Ini merupakan topik pertama dari tantangan 30 Topik Kokoriyaan bareng teman-teman di group Drama Korea dan Literasi. Film “Time to Hunt” ini baru release April 2020 di Netflix, jadi masih relatif baru.

Berbeda dengan dua film yang pernah kami review bareng sebelumnya yang bertema komedi, film ini genrenya mirip-mirip film Amerika. Netflix memberi rating 18+ untuk film bergenre crime, gangster, heist and gritty movie karena ada banyak adegan kekerasan dan bahasa yang tidak sesuai dengan anak-anak.

Poster Time To Hunt (Source: wikipedia)

Film ini pertama kali ditayangkan tanggal 22 Februari 2020, di acara 70th Berlin International Festival. Film ini juga merupakan film Korea pertama yang masuk seleksi Berlinale Special section. Akhir April 2020, film ini release di seluruh dunia melalui Netflix.

Ceritanya

Cerita di mulai ketika 3 sekawan bertemu dengan temannya yang baru keluar setelah 3 tahun di penjara. Teman yang baru keluar dari penjara ini ternyata seperti pemimpin mereka dalam melakukan kejahatan seperti pencurian. Dia mengorbankan dirinya tertangkap ketika mereka ber-4 mencuri bersama.

Si pemimpin yang baru keluar dari penjara ini bercerita tentang mimpinya untuk pensiun dari dunia kejahatan. Dia ingin memiliki resort di Kenting Beach, Taiwan yang memiliki pantai berwarna hijau seperti di Hawaii. Tapi untuk itu tentunya dia butuh modal, katanya dengan modal 200 ribu USD, dia bisa mendapatkan 8 ribu USD perbulan (atau perhari ya), intinya sih gak perlu kerja repot-repot lagi tinggal menikmati hasil deh.

Lanjutkan membaca “KMovie: “Time to Hunt” (2020) – Penjahat Amatir Mimpi Pensiun di Pantai”

Drama Korea dan Literasi

Di grup menulis yang saya ikuti, saya menemukan ada beberapa yang hobi menonton drama Korea seperti saya. Penonton drama korea di grup KLIP ini kalau sudah mulai ngobrol, sulit dihentikan. Akhirnya, daripada membuat WAG KLIP yang isinya sudah ramai menjadi terlalu ramai dengan obrolan yang hanya dimengerti oleh pemirsa drakor, akhirnya terciptalah WAG khusus penggemar drakor dan literasi.

Buat yang hobi nonton drama Korea (drakor), ngobrolin drama Korea memang tidak ada habisnya. Mulai ngomongin plot cerita, penghayatan aktor dan artisnya, tokoh-tokoh yang disuka atau nyebelin, iklan terselubung yang berhasil bikin pemirsa tergoda membeli, sampai kadang-kadang akhir cerita yang menyebalkan dan tidak sesuai harapan. Masih mending ya ngomongin drama Korea bukan ngomongin orang lain.

Lanjutkan membaca “Drama Korea dan Literasi”