Kali ini melanjutkan tentang vokal dalam bahasa Thai, mari berkenalan dengan 8 vokal lagi dari bahasa Thai, 4 vokal pendek dan 4 vokal panjang. Penulisan huruf vokalnya harus diperhatikan karena tidak hanya menggunakan 1 simbol saja. Seperti biasa, saya akan menggunakan konsonan silent untuk menemani vokalnya, nantinya konsonan tersebut bisa digantikan dengan konsonan lainnya dalam membentuk silabel.
vokal pendek
bunyi
vokal panjang
bunyi
เอะ
e
เอ
ee
แอะ
eh
แอ
eeh
โอะ
o
โอ
oo
เอาะ
oh
ออ
ooh
Contoh kata dan cara membacanya aturannya masih sama seperti yang disebutkan di tulisan sebelumnya:
Konsonan
Vokal Pendek
Vokal Panjang
Konsonan Tengah
Nada Rendah
Nada Tengah
Konsonan Tinggi
Nada Rendah
Nada Menaik
Konsonan Rendah
Nada Tinggi
Nada Tengah
Bunyi e untuk huruf เอะ seperti menyebutkan huruf e ketika kita menyebut alfabet bahasa Indonesia: a, b, c, d, e. Dan bunyi ee untuk huruf vokal panjangnya ya kita menyebutkan huruf e nya agak panjang. Kalau belum dapat gambaran, e dan ee nya seperti kita menyebut kata “enak”.
Bunyi eh untuk huruf แอะ seperti huruf e tapi disebutkan dengan mulut lebih dibuka sedikit seperti kita menyebut”eh kamu” tanpa memperdengarkan bunyi huruf h nya. Untuk bunyi eeh dari huruf แอ cara mengucapkanya sama seperti eh tapi dengan bunyi e nya agak lebih panjang.
Bunyi o untuk huruf โอะ sama seperti bunyi o dalam bahasa Indonesia misalnya seperti menyebut kata “bolong”, “bola”, atau “tobat” dan bunyi oo untuk vokal panjang โอ bunyinya sama seperti o yang dipanjangkan seperti ketika kita menjawab “oo begitu”.
Bunyi untuk vokal pendek เอาะ dan vokal panjang ออ seperti mengucapkan huruf o dengan membuka mulut lebih terbuka, contohnya ketika kita menyebut bunyi o pertama di kata “ongkos” atau bunyi o ketika menyebut kata “kota”. Vokal panjang disebutkan lebih panjang.
Sampai dengan bagian 3 ini sudah ada 20 vokal bahasa Thai, tapi ini belum semuanya. Bagian ke-4 nanti merupakan bagian terakhir dari pengenalan vokal dalam bahasa Thai. Sampai bertemu di tulisan selanjutnya.
Melanjutkan tulisan kemarin, hari ini saya akan mengenalkan lebih lanjut huruf vokal dalam bahasa Thai. Selain 8 vokal di bagian pertama, ada 4 vokal yang disebut sebagai ekstra vokal dalam bahasa Thai. Huruf vokal ini walau ada 4 simbol, tapi hanya ada 3 bunyi . Silabel yang menggunakan ekstra vokal tidak bisa punya konsonan akhir.
Kombinasi dari konsonan dengan ekstra vowel ini dibaca mengikuti aturan vokal panjang. Dari penulisan simbol vokal dalam tabel, konsonan อ bisa digantikan dengan konsonan lain.
อำ
am
bunyi gabungan dari a dan m
ไอ
ai
ai maai malay
ใอ
ai
ai maii muan
เอา
aw
bunyi gabungan dari a dan w
Ada 2 cara menuliskan vokal yang dibaca ai, perbedaan dalam pemakaiannya adalah: hanya ada 20 kata dalam bahasa Thai yang menggunakan ใอ (dan harus dihapalkan), sisanya semua kata lain dengan bunyi ai akan menggunakan ไอ.
Berikut ini 20 kata yang menggunakan ai maai muan ใอ:
Thai
dibaca
arti
ใหญ่
yai (nada rendah)
besar
ใหม่
mai (nada rendah)
baru
สะใภ้
sa-pai (rendah-tinggi)
ipar perempuan
ใช้
chai (nada tinggi)
menggunakan
ใฝ่
fai (nada rendah)
memberi perhatian
ใจ
jai (nada tengah)
hati
ใส่
sai (nada rendah)
menggunakan
หลง-ใหล
long-lai (tengah-menaik)
terobsesi
ใคร
krai (nada tengah)
siapa?
ใคร่
kai (nada menurun)
keinginan
ใบ
bai (nada tengah)
daun
ใส
sai (nada menaik)
bening, transparan
ใด
dai (nada tengah)
yang mana
ใน
nai (nada tengah)
di dalam
ใช่
chai (nada menurun)
ya
ใต้
tai (nada menurun)
di bawah
ใบ้
bai (nada menurun)
tuli
ใย
yai (nada tengah)
serat
ใกล้
glai (nada menurun)
dekat
ให้
hai (nada menurun)
untuk, memberikan
Contoh lain untuk penggunaan ekstra vokal ini adalah sebagai berikut:
Dari 12 vokal dan konsonan yang sudah diperkenalkan, semoga sudah mulai bisa membaca tulisan Thai sedikit demi sedikit ya.
Kalau mau berlatih membaca bahasa thai, bisa mencoba mendownload buku pelajaran yang digunakan anak SD di sini. Bisa di cek di link ini. Buku ini bukan saya yang menguploadnya, merupakan buku lama dan sekarang sudah tidak dipakai di sekolah lagi tapi masih sangat berguna untuk berlatih membaca Thai.
Kenapa judulnya bunyi vokal? karena untuk merepresentasikan bunyi vokal ada beberapa simbol yang digunakan, beberapa bunyi vokal yang berbeda juga terkadang menggunakan simbol yang hampir sama. Kalau dalam bahasa Indonesia, huruf vokal itu jelas cuma 5 simbol: a, e, i, o dan u. Dalam bahasa Thai ada lebih banyak bunyi vokal. Supaya tulisan ini tidak jadi terlalu panjang saya akan mengenalkan bunyi vokalnya menjadi 4 bagian, dan hari ini tentunya dimulai dengan bagian pertama.
Bunyi vokal dalam bahasa Thai ada yang disebut vokal panjang dan vokal pendek. Sesuai namanya, vokal pendek disebutkan dengan bunyi pendek dan vokal panjang disebutkan dengan bunyi yang lebih panjang. Kalau dalam transliterasi vokal pendek ditulis dengan 1 huruf misalnya a, sedangkan vokal panjang ditulis dengan 2 huruf aa (membunyikan a nya lebih panjang). Kalau mau mendengarkan contohnya, bisa dilihat di situs ini.
vokal pendek
bunyi
vokal panjang
bunyi
อะ
a
อา
aa
อิ
i
อี
ii
อุ
u
อู
uu
อึ
eu
อือ
euu
Dalam tabel ini konsonan tengah อ digunakan untuk menemani vokalnya dan nantinya bisa digantikan dengan konsonan lainnya. Konsonan tersebut tidak memiliki bunyi sehingga ketika dibaca, yang terdengar hanya bunyi vokalnya saja.
Letak simbol vokal dalam bahasa Thai:
vokal di kanan konsonan: bunyi a dan aa
vokal di atas konsonan: bunyi i, ii, eu dan euu
vokal di bawah konsonan: bunyi u dan uu
nantinya masih akan ada letak yang lain di pembahasan selanjutnya
Nah seperti saya sebutkan sebelumnya, setelah kita mengenal konsonan dan vokal, kita bisa mulai mempelajari sedikit dari aturan penentuan nada (tone rules). Selain kombinasi konsonan dan vokal, nantinya akan ada lagi beberapa hal lain yang menentukan nada dari sebuah silabel.
Konsonan
Vokal Pendek
Vokal Panjang
Konsonan Tengah
Nada Rendah
Nada Tengah
Konsonan Tinggi
Nada Rendah
Nada Menaik
Konsonan Rendah
Nada Tinggi
Nada Tengah
Contoh silabel dengan kombinasi konsonan dan vokal group 1.
Konsonan Tengah + Vokal Pendek: dibaca dengan nada rendah
Untuk saat ini, cobalah mengingat aturan dari kombinasi konsonan dan vokal panjang dan pendek. Kalau ada yang penasaran arti dari kata-kata tersebut bisa diklik linknya ya.
Ini masih 8 bunyi vokal pertama, coba diingat-ingat sebelum datang rombongan vokal berikutnya hehehe. Sampai bertemu di tulisan berikutnya.
Mungkin ada yang sudah tidak sabar untuk mengenal lebih lanjut dengan huruf Thai. Tapi sebelum kenalan dengan huruf vokal, sambil mengulang-ulang mengingat konsonan dan kelas-kelasnya ada baiknya kita kenalan dengan 5 nada/tone yang dikenal dalam huruf Thai. Semoga pembaca tidak kecewa karena tertunggu-tunggu ya. Harap maklum, ada begitu banyak informasi penting soal belajar bahasa Thai ini, tapi juga menuliskannya butuh waktu ekstra, jadi kadang butuh dipilih dan dipilah supaya tidak makin membingungkan.
Mengenal perbedaan nada ini penting, karena setelah konsonan, pada saat kenalan dengan vokal kita bisa sekalian belajar aturan menentukan nada dari kombinasi konsonan dan vokal tersebut. Nada ini seperti nada ketika bernyanyi. Kalau nadanya salah, bisa-bisa orang gak tau kita lagi nyanyi apa. Perbedaan pengucapan nada bisa menyebabkan perbedaan arti dari sebuah kata yang sekilas sama ditelinga (penulisannya sudah pasti berbeda). Tapi ada kalanya juga penulisan yang berbeda menghasilkan bunyi yang sama, tapi hal ini sangat jarang terjadi dan dari konteksnya bisa diketahui mana kata yang digunakan.
Contoh kata yang mirip tapi berbeda arti karena perbedaan nada adalah klai dan klai. Kata klai dengan nada menurun dalam bahasa Thai dituliskan ใกล้ artinya dekat, sedangkan kata klai dengan nada datar ditulis dalam bahasa Thai ไกล artinya jauh. Nah ini konteksnya tidak bisa ditebak karena sama-sama mengenai jarak. Kalau bertanya rumahnya di mana? kita bisa-bisa tidak mengerti apakah jawabannya jauh dari sini atau dekat dari sini. Kalau diperhatikan tulisan Thainya juga sekilas mirip, cuma ada 1 tanda baca yang berbeda yang membuat makna kata jadi berbeda.
Seperti sudah beberapa kali saya sebutkan, ada 5 nada yang perlu dikenal dalam bahasa Thai. Nah ketika awal belajar bahasa Thai, saya merasa sulit sekali mengingat bagaimana mengucapkan nada tersebut. Tapi dengan latihan dan mengingat 1 kata yang kita yakin pengucapannya, kita bisa menirukan dan mengingat nada dari setiap kata. Ya, kita harus mengingat nada dari setiap kata. Jadi belajar kosa kata Thai bukan cuma mengingat katanya tapi juga mengingat bunyi nada dari kata tersebut.
Belajar membaca termasuk belajar mengingat bagaimana ejaannya dan otomatis akan ingat nadanya. Tulisan transliterasi bisa saja kita baca sebagai berikut: mai mai mai mai mai. Sekilas kita pikir itu adalah kata yang sama, tapi ketika kita berikan informasi tambahan untuk nadanya menjadi: mai ไม้(nada tinggi) mai ใหม่ (nada rendah) mai ไม่(nada menurun) maiไหม้ (nada menurun) mai ไหม(nada menaik). Dalam tulisan thai menjadi sebagai berikut:ไม้ใหม่ไม่ไหม้ไหม dan artinya kayu yang baru tidak terbakar bukan?
Nah di atas itu sudah ada 4 nada yang kalau kita tuliskan dalam tulisan biasa sama-sama mai. Nada satu lagi apa? Yang satu lagi nada tengah atau nada datar. Contoh katanya ini: มาย dibaca mai juga, tapi nadanya datar, artinya: diukur/dihitung.
Penjelasan teknis dari nada bahasa Thai ini kira-kira bisa dilihat di gambar berikut ini.
Nada tengah dan datar/ Mid tone: silabel diucapkan tanpa mengubah frekuensi suara. Nada tengah ini menjadi patokan untuk naik turunnya nada yang lain. Setiap orang nada tengahnya bisa saja berbeda, tapi ketika mengucapkan nada lain otomatis mengikut sesuai nada tengah.
Nada tinggi / High tone: silabel diucapkan lebih tinggi dari nada datar dan semakin menaik
Nada rendah/ Low tone: silabel diucapkan dengan nada lebih rendah daripada nada tengah dan semakin rendah
Nada menurun/ Falling tone: silabel diucapkan awalnya sedikit lebih tinggi dari nada tengah lalu meninggi dan menurun di bawah dari nada tengah
Nada menaik/ Rising tone: silabel diucapkan awalnya sedikit lebih rendah dari nada tengah, lalu semakin rendah dan menaik lebih tinggi nada tengah
Kalau belum jelas, bisa coba cari di YouTube deh penjelasan membedakan 5 tones dalam bahasa Thai, contohnya video ini dan ini . Seperti biasa, penjelasannya dalam bahasa Inggris, tapi cukup mudah kok untuk diikuti. Cara satu-satunya untuk mengenal nada dalam bahasa Thai ya tidak lain dan tidak bukan berlatih dan berlatih. Berlatih membedakan dan berlatih mengucapkan.
Tips dari saya: untuk di awal, ketika latihan mengucapkan nada, mungkin kita tidak usah langsung ingin tahu arti dari setiap kata. Yang terpenting kita bisa membedakan dan mengucapkan nadanya dengan benar. Berikutnya kalau kita sudah mendapatkan kunci dari membunyikan tiap nada, barulah kita mulai mencari arti kata dan mengingat arti dari kata tersebut dan bunyi nadanya. Salah satu yang saya gunakan untuk mengingat nada itu adalah mengingat angka. Kalau kita bisa mengingat semua nada dari angka, kita bisa mengasosiasikan tiap bertemu nada tersebut dengan angka dan membunyikan kata tersebut meniru nada dari angka untuk kata yang baru.
Berikut ini contoh mengingat tone dari tiap angka dalam bahasa Thai bukan dengan mengingat tone nya saja tapi dengan mengingat bagaimana memproduksi bunyi ketika mengucapkan angka tersebut bisa dilihat di video ini.
Udah makin bingung? gak usah bingung dulu, yang penting latihan dan latihan. Belajar bahasa baru kita perlu banyak memorisasi hal baru, dan untuk bahasa Thai kebetulan lebih banyak yang harus diingat hehehe.
Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya tidak mengikuti penulisan transliterasi dengan menambahkan tanda baca penanda tinggi rendah nada, ya jawabnya karena menuliskan tanda tersebut tidak mudah dan lebih baik ke depannya kita langsung membaca thai scriptnya saja.
Mungkin ada lagi yang bertanya kenapa saya tidak membuat video sendiri atau merekam contoh suaranya sendiri. Nah ini doakan saja saya punya waktu lebih dan kesempatan untuk merekam dan mengedit suara untuk lebih gampang mendengar contohnya ya.
Sampai ketemu di tulisan berikut mengenai pelajaran bahasa Thai.
Beberapa waktu lalu, saya menuliskan mengenai kegiatan Joshua bermain tangram yang membentuk huruf dan angka. Sebelumnya dia sudah pernah bermain juga dengan pattern block, tapi saya pikir dia tidak tertarik dengan mainan itu dan beberapa kali saya sudah berniat untuk menjual saja pattern blocknya. Tapi hari ini saya baru menyadari, ternyata saya salah!
Kesalahan saya adalah, salah dalam memberikan pola yang harus ditiru. Joshua tidak tertarik untuk mengikuti pola gambar-gambar, tapi ketika tadi saya berikan 1 huruf A dan a, dia langsung kerjakan dengan cepat. Memang sejak kenal huruf, Joshua menunjukkan ketertarikan terhadap semua jenis huruf (bahkan huruf Thai dan Rusia!). Jadi, bukan Joshua tidak tertarik dengan pattern block, tapi dia tidak tertarik dengan pattern non alfabet.
Hari ini saya istirahat dulu dari menuliskan tentang Bahasa Thai, mau cerita tentang suatu hal yang beberapa hari ini jadi topik dalam kehidupan. Mungkin bukan cuma kami yang alami dan siapa tau namanya lagi musim. Bukan baru kali ini sih, tapi sudah beberapa kali terjadi.
Saya perhatikan, secara berkala ada yang namanya musim di mana banyak benda rusak satu persatu dan butuh perhatian, entah itu harus ganti baru atau masuk ke bengkel. Musim ini saya sebut musim perbaikan dan keluar duit banyak. Beberapa benda yang masih ada garansi biasanya bisa diperbaiki tanpa biaya, tapi namanya garansi gak bersifat selamanya kan. Nah kalau masa garansi sudah lewat, kadang-kadang ya harus bayar biaya perbaikan, atau ya bahkan ada yang ga bisa diperbaiki dan harus ganti baru.
Saya ga ingat di mulai dari benda apa yang rusak, tapi hari ini mobil kami tidak bisa menyala, padahal baru juga di bawa ke bengkel untuk cek rutin minggu lalu. Pemeriksaan rutin ini termasuk periksa status batere. Karena penasaran, kami cek lagi sejarah perbaikan mobil dan ternyata ganti batere terakhir itu tahun 2016 November (dan sekarang sudah Juni 2019). Sebenarnya waktu beli baterenya sudah diberitahu kalau batere mobil itu perlu diganti sekitar 2 sampai 3 tahun, bisa lebih cepat kalau ada yang kelupaan dimatikan. Nah saya cukup yakin kalau tidak ada yang dibiarkan menyala di mobil, jadi sepertinya tanpa disadari sudah waktunya ganti batere.
Hari ini kita lanjutkan berkenalan dengan tulisan Thai. Dari 44 konsonan, jika berada di awal silabel akan menghasilkan 21 bunyi, tapi jika diletakkan di akhir silabel, bunyi yang dihasilkan hanya ada 8. Hal ini kenapa orang Thai tidak bisa menyebutkan nama saya dengan benar, karena buat mereka silabel ris- itu akan dibaca menjadi rit, tidak ada bunyi akhir ‘s’. Oh ya tidak semua 44 konsonan ini bisa digunakan untuk akhir dari silabel.
Silabel yang mempunyai bunyi akhir biasanya disebut dengan silabel tertutup. Silabel tertutup dalam bahasa Thai mempunyai 8 bunyi yang dikelompokkan menjadi 2. Pengelompokkan ini berguna untuk aturan tinggi rendahnya silabel tersebut di baca. Selain kelas konsonan, jenis bunyi akhir juga akan menentukan nada dari sebuah silabel.
bunyi akhir mati: plosive/stop consonant, bunyi plosive ini dihasilkan ketika bagian dari mulut (lidah, bibir atau tenggorokan) memberhentikan udara yang lewat sehingga suaranya berhenti. Dalam bahasa Thai, konsonan plosive yang dikenali hanya ada 3 bunyi yaitu /-p/, /-t/, dan /-k/
bunyi akhir hidup: sonorant/resonant, bunyi akhir dengan menggunakan konsonan sonorant. Bunyi sonorant ini cenderung dapat di dengungkan dan beresonansi. Bunyi ini dihasilkan dari hidung. Dalam bahasa Thai silabel tertutup dengan bunyi akhir sonorant yang dikenali adalah bunyi /-n/, /-ng/ , atau /-m/. Selain bunyi sonorant, bunyi dipthong /-y/ dan/-w/ juga menghasilkan bunyi akhir hidup.
Bunyi
MC
HC
LC
catatan
-k
ก
ข, ฃ
ค,ฅ,ฆ
mati
-t
จ,ฎ,ฏ,ด,ต
ฐ,ถ,ส,ศ,ษ
ท,ฒ,ฑ ,ธ,ช,ฌ
mati
-p
บ,ป
พ,ภ,ฟ
mati
-ng
ง
hidup
-n
น,ณ,ญ,ร,ล,ฬ
hidup
-m
ม
hidup
-y
ย
hidup
-w
ว
hidup
Huruf-huruf berikut tidak pernah digunakan sebagai bunyi akhir dari silabel tertutup: ฉ,ผ,ฝ,ห,ฮ.
Kesannya ribet banget ya bahasa Thai ini, mengingat 44 huruf konsonan nya aja belum bisa, eh udah harus ingat kelasnya, harus ingat bunyinya kalau di awal dan di akhir, terus kapan bisa bacanya? Gak usah panik dulu, sekarang yang penting tau dulu, lancar kaji karena diulang, kalau sering-sering disebutkan lama-lama akan hapal kok.
Perkenalan dengan konsonan sudah cukup, berikutnya akan dibahas mengenai vokal. Setelah vokal ada lagi namanya tanda baca penentu bunyi (tone mark). Setelah tone mark baru deh kita ngomongin aturan lengkapnya. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.