Saat ini usia saya masih di awal 40an, seharusnya masih jauh dari masa pensiun, masih belasan atau puluhan tahun lagi dari usia pensiun. Kalau melihat dari keluarga Ibu saya: dulu kakek nenek umurnya panjang, tapi Ibu saya dan semua saudaranya umurnya tidak sampai 70 tahun bahkan yang termuda sudah meninggal di usia 50an tahun.
Bapak saya masih sehat, dan saudara-saudaranya berumur panjang. Mamanya Risna sampai saat ini juga masih sehat, sedangkan papanya sudah mendahului 12 tahun yang lalu.
Sama seperti saya mempersiapkan diri masalah backup data, saya juga mempersiapkan diri untuk berbagai hal di masa depan. Persiapannya berupa: berusaha memperpanjang usia, membuat kenangan, dan mempersiapkan dana.
Kemarin aku berulang tahun, umur udah banyak, tapi ya jiwa masih muda, tentunya lebih bijaksana juga sampai lansia nantinya (I wish).
Entah mulai dari mana dan entah siapa yang memulai, di salah satu WAG yg kuikuti jadi pada bercerita tentang kenangan melahirkan.
Ada berbagai peristiwa melahirkan yang wow banget. Benar-benar setiap kehidupan ada ceritanya masing-masing. Dan setiap kehidupan mulai dari lahir sampai meninggal nantinya pasti akan membutuhkan orang lain.
Aku mau tuliskan di sini kisah-kisah yang kubaca kemarin tanpa menyebutkan nama-namanya, untuk menjaga privasi dari masing-masing (tapi aku tau, kalau kamu baca ini, bisa jadi salah satu cerita di sini akan mirip dengan ceritamu sendiri).
Selama beberapa Minggu terakhir ini, saya dah Jonathan menonton serial Star Trek di Netflix. Ini merupakan serial lama yang dulu tayang di tahun 1995-2001. Serial ini tayang setelah Star Trek: The Next Generation (1987 – 1994).
Serial lama ini saya tonton bersama Jonathan karena saat ini tidak banyak film serial yang:
Ceritanya menarik untuk anak-anak tapi juga orang dewasa
Memiliki pesan moral yang baik
Cukup bersih (tidak terlalu banyak adegan kekerasan atau seksual)
Star Trek the Original Series sudah terlalu tua dan special effectnya terlihat aneh (seperti mainan). Star Trek Voyager yang dibuat di tahun 90an memiliki special effect yang bagus dan tidak terlalu berbeda dengan berbagai film baru saat ini.
Tulisan ini bukan iklan, cuma mau cerita tentang kejadian yang baru saja terjadi di rumah kami ketika makan KitKat.
Selesai makan malam, Joe membagi Kit Kat buat saya dan anak-anak. Joe membuka 2 KitKat yang masing-masing terdiri dari 4 bar, untuk dibagi 4 orang. Jadi, setiap orang mendapatkan 2 bar KitKat.
Nyemil KitKat
Karena saya sedang di depan komputer, saya tidak berencana membelah KitKat lagi jadi 2, tapi langsung saja menggigit KitKat nya. Jadi, begitu saya terima KitKat dari Joe, langsung saya masukkan mulut hendak saya gigit.
TIba-tiba, Joshua datang mau mengambil KitKat yang masih berada di gigitan saya. Padahal, dia sudah dapat bagian sendiri loh. Saya pikir, bagian dia sudah habis dan dia mau mengambil bagian saya.
Ternyata… ketika saya sedang terheran-heran kenapa Joshua mengambil KitKat dari gigitan saya. Joe menjelaskan kalau cara saya makan KitKat itu salah. Katanya, caranya harus sesuai dengan iklan KitKat.
Beberapa hari ini, susu beruang ramai dibicarakan di WAG yang saya ikuti. Awalnya, seorang teman bertanya kenapa di Indonesia susu beruang habis di mana-mana?
Lalu, ketika membaca tulisan teman yang baru selesai di vaksin, saya baru tahu kalau ada yang menyarankan untuk minum susu beruang sebelum dan sesudah vaksin.
Karena saya tidak sedang promosi susu beruang, saya tidak akan menjawab apa khasiat susu beruang. Karena berikutnya obrolan menjadi tentang meme yang beredar seputar susu beruang yang berganti logo dan memakai naga sebagai iklan.
Setiap beberapa tahun, saya membuat posting catatan pribadi tentang konfigurasi hardware dan software yang saya pakai sehari-hari. Catatan ini kadang berguna untuk mengetahui umur sebuah komponen atau sebagai pengingat kenapa saya membeli komponen atau memiilh konfigurasi tertentu.
Desktop
Sekarang saya memakai Intel di Desktop dan AMD di server. Untuk urusan Windows, AMD sering kali tertinggal dalam hal support software, misalnya dulu akselerasi VM Android hanya bisa dilakukan dengan Intel HAXM. Sekarang ini sepertinya 99% sudah sama saja antara Intel vs AMD, tapi tetap saja ada beberapa hal tertentu yang lebih mudah memakai prosessor Intel. Contoh: jika memakai software spesifik intel seperti Intel Pin, dan ada sesuatu yang tidak berjalan, saya akan bertanya-tanya: apakah ini bug di kode saya? apakah bug di Intel Pin? ataukah karena saya memakai AMD?
Saat ini saya memakai Windows 10 Pro di Intel I5 (Comet Lake, socket 1200 LGA), 6 core (support hyperthreading). Memori DDR4 sebesar 64 GB. Graphic Cardnya Radeon RX570 memori 4GB. Alasannya memakai Graphics Card ini: dulu saya ingin memakai Hackintosh juga, walau akhirnya tidak jadi karena sudah memakai Mac M1.
Saya memakai NVME SSD 1 TB untuk Windows. Karena proyek saya sekarang banyak yang butuh disk space besar, saya juga membeli NVME 2 TB untuk data. Saya juga masih memakai RAID 4TB untuk menyimpan salinan data penting di lokal plus 3TB untuk data yang kurang penting.
Saya membeli monitor termurah resolusi 4K yang bisa saya temukan di Chiang Mai: Philips 27 inch seri 278e1a/67. Dari pengalaman memakai 2 monitor FHD di kantor vs 1 monitor 4K, memakai 1 monitor 4K lebih nyaman untuk saya.
Saat ini desktop saya sebenarnya ada dua, satu lagi adalah Mac Mini M1 (RAM 16 GB, disk 512GB). Desktop ini terhubung ke monitor/keyboard yang sama. Saya memakai program display_switch sebagai switch KVM. Setelah sekian lama memakai mechanical keyboard, akhirnya saya mencoba berganti keyboard ke split keyboard.
Keyboard split yang saya beli pertama adalah FreeStyle 2. Ternyata saya suka memakai split keyboard, posisi tangan terasa lebih natural. Keyboard ini tidak mekanis jadi tidak berisik dan bisa saya bawa ke kantor.
Hari ini adalah ulang tahun Joshua yang ke-6. Sekarang ini Joshua sedang suka matematika, termasuk memfaktorkan bilangan, itu alasannya judul blognya seperti ini.
Walaupun memiliki banyak kosakata, Joshua sampai saat ini masih memiliki kesulitan dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan dirinya. Tapi karena Joshua memiliki banyak kelebihan lain jadi kami tidak terlalu khawatir. Di posting ini, daripada bercerita mengenai detail kepribadiannya, saya ingin bercerita mengenai hal yang baru dia pelajari dan dia sukai saat ini.
Faktor bilangan dan sifat assosiatif perkalian
Jika Joshua tertarik sesuatu, dia akan mengulangi hal tersebut berkali-kali. Contohnya: dia menghapalkan perkalian 1×1 sampai 12×12 sejak beberapa tahun lalu. Dia juga memahami bahwa multiplication adalah penjumlahan berulang. Waktu dia menyadari ini, sering bikin saya bingung, misalnya lagi menikmati kopi, dia tiba-tiba datang dan menanyakan: papa, what is 6+6+6+6+6. Karena sedang santai, kadang tidak langsung menghitung berapa kali dia mengucapkan “six”. Jadi saya harus langsung konsentrasi (atau kadang harus nanya lagi: how many sixes?), terus dia akan bilang: “correct 5 x 6 equals 30”.
Baru-baru ini dia iseng lagi memakai Microsoft Math, dia suka memasukkan bilangan dan mendapatkan faktornya. Seperti ini contohnya:
Meski sudah bisa perkalian dari 1×1 sampai 12×12, dia masih selalu menolak kalau saya ajari algoritma “long multiplication” agar dapat mengalikan bilangan yang lebih besar. Tiap kali saya mulai menjelaskan, langsung dia hapus lagi papan tulisnya. Karena memang belum saatnya dia belajar itu, ya tidak saya paksa.