Produk Makanan Homemade atau Pabrikan?

Belakangan ini banyak orang mulai aware dengan kesehatan. Salah satu faktor yang diperhatikan selain berolahraga ya makanan yang dikonsumsi. Banyak yang klaim produk makanan homemade lebih sehat dibanding pabrikan.

Kadang-kadang produk homemade dijual agak mahal dibandingkan produk pabrikan dengan alasan karena bukan diproduksi secara massal maka harga produksinya juga lebih mahal, bahan bakunya juga pilihan. Tapi ada juga beberapa produk tanpa brand yang malah jadi lebih murah. Alasannya? karena mereka ga harus bayar untuk ijin produksi ataupun marketing produk. Kadangkala orang langsung cepat bikin kesimpulan homemade pasti lebih baik. Benar ga sih begitu?

Lanjutkan membaca “Produk Makanan Homemade atau Pabrikan?”

Thanksgiving Day, Loy Kratong dan Yi Peng Festival di Chiang Mai

Hari ini, hari Kamis ke-4 dalam bulan November, orang Amerika merayakan Thanksgiving Day. Hari ini, malam bulan purnama di bulan ke-12 kalendar Lunar Thai, orang Thailand merayakan Loy Kratong. Loy kratong juga diikuti dengan Yee Ping Festival yang jatuh pada malam bulan purnama bulan ke-2 kalendar Lanna. Hari ini 22 November 2018, bukan hari libur di Thailand, walaupun banyak kegiatan berlangsung terutama di sepanjang sungai.

Di Chiang Mai, banyak expat dari berbagai negara dan tentunya juga banyak yang dari Amerika. Sangkin banyaknya, di Chiang Mai sampai ada konsulat Amerika segala. Hari ini beberapa restoran yang biasa menyajikan makanan Amerika dan hotel memanfaatkan momen yang ada untuk menjual paket dinner Thanskgiving Day, dan buat yang lokasinya dekat dengan sungai Ping, mereka memanfaatkan untuk menjual tiket makan malam perayaan Loy Kratong dan Yi Peng Festival.

Dampak dari beberapa perayaan jatuh di hari yang sama yang paling terasa adalah: banyak jalanan macet. Kalau saja ga punya kegiatan wajib, rasanya lebih baik ga usah kemana-mana. Akses jalan ke rumah kami, yang terdekat itu melewati daerah sungai Ping, dan kalau sudah begini, harus siap-siap kena macet.

Lanjutkan membaca “Thanksgiving Day, Loy Kratong dan Yi Peng Festival di Chiang Mai”

No Smoking Please

Beberapa hari lalu saya baca artikel mengenai akan adanya pelarangan merokok di tempat umum di Thailand. Tempat umum yang dimaksud termasuk diluar kafe ataupun restoran. Sejak beberapa tahun yang lalu sudah ada pelarangan merokok di dalam tempat makan dan hanya boleh di luar gedung, tapi nantinya di luar gedungpun ada batasan harus lebih dari 5 meter dari pintu masuk.

sumber: https://www.thairath.co.th/content/1412801

Selain restoran, peraturan ini juga akan berlaku untuk gedung condo, apartemen, hotel, tempat laundry, rumah ibadah, salon, bioskop, gedung parkir ataupun tempat pijet. Basically semua tempat umum akan ada batasan area dilarang merokoknya. Kalau dulu saya perhatikan denda untuk yang merokok dikenakan 2000 baht, sekarang dendanya sebesar 5000 baht.

Sumber: https://www.thairath.co.th/content/1412801

Saya punya alergi terhadap bau rokok. Sejak sampai di Chiang Mai rasanya senang sekali karena di sini sangat sedikit orang merokok dibanding di Indonesia dulu. Seingat saya, setiap pulang ke Indonesia, baru sampai di gedung airport yang tertutup dan ber – AC, sudah terasa bau asap rokok. Saya bicara dulu, karena saya berharap sekarang ini di Indonesia sudah lebih baik mengenai peraturan daerah bebas rokok. 

Beberapa tahun terakhir ini, pernah juga di Chiang Mai keluar dari bandara ada bau rokok. Waktu tinggal di condo juga pernah beberapa kali merasakan bau rokok kalau lagi berada di balkon, mungkin ada tetangga yang dulu merokok di balkon mereka. Tapi secara keseluruhan, walaupun mungkin banyak yang merokok di sini, saya ga pernah terlalu terganggu dengan bau asap rokok seperti waktu di Indonesia. Saya pernah bilang ke Joe, mungkin sekarang ini yang merokok udah lebih banyak daripada waktu kami baru sampai Chiang Mai. Tapi kalau kata Joe, kemungkinan dari dulu juga ada, tapi karena semua ikut aturan jadi ga terlalu berasa mengganggu.

Saya masih ingat banget kalau ke BEC di Bandung, ruang ber AC tertutup dan jelas-jelas banyak tulisan dilarang merokok dan akan di denda (saya lupa berapa dendanya), dan hampir seluruh lantai terutama lantai basement bau rokoknya sangat berasa sekali. Di dalam mall di Indonesia juga banyak tempat di dalam restoran disediakan tempat merokok di bagian dalam, yang walaupun mungkin ada exhaust fan untuk mensirkulasikan udara keluar, tetap saja ada bau yang lolos ke bagian lain dari mall.

Untuk kalangan perokok, mungkin peraturan baru di Thailand ini akan merepotkan mereka, tapi untuk saya dan non smoker lainnya, tentunya peraturan ini sangat disambut gembira. Nantinya saya tidak perlu lagi merasakan bau asap rokok setiap keluar dari gedung tertentu terutama airport. Sejauh ini, yang saya lihat, perokok di Thailand cukup tertib dan taat aturan walaupun saya ga tahu seberapa banyak orang yang pernah kena denda karena melanggar peraturan. Semoga saja nantinya dengan adanya aturan baru, perokok di Thailand tetap mengikuti aturan dengan tertib.

Peraturan ini akan mulai diberlakukan 90 hari sejak dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Thailand. Mari kita lihat kelanjutan penerapan dari peraturan ini 90 hari sejak 9 November 2018. Siapa tahu, karena adanya peraturan ini, beberapa orang bikin resolusi tahun 2019 untuk berhenti merokok daripada kena dendan 5000 baht hehehe.

Mr. Rogers dan Daniel Tiger’s Neighborhood

Dari sejak Jonathan kecil, kami sudah tahu tentang serial Daniel Tiger’s Neighborhood. Sekarang sejak Joshua mulai mengerti juga, kami putar ulang film Daniel Tiger yang dibikin berdasarkan tokoh Mr. Rogers.

Baru-baru ini kami menonton dokumenter mengenai Mr. Rogers dan filosofinya mengenai anak-anak. Sejak dulu sampai sekarang saya terkesan dengan cara-cara dia menghadapi anak-anak yang mana saya masih sangat perlu banyak belajar. Katanya kita harus menaruh kepercayaan pada -anak. Kalau mau tahu siapa itu Mr. Rogers, bisa dibaca di link ini. Singkatnya Mr.Rogers ini orang baik yang perhatian untuk perkembangan anak-anak dan berusaha supaya ada tayangan tv untuk anak-anak yang bermutu.

Ada banyak hal yang dibahas dalam dokumenter tersebut, hal-hal yang mungkin sebelumnya sudah terpikir tapi ga pernah saya renungkan. Tulisan ini bukan mau mengajak merenung tapi sekedar menuliskan hal-hal yang ingin saya ingat dalam mendidik dan membesarkan anak-anak kami. Dalam dokumenter tersebut ditunjukkan bagaimana dia berargumen untuk mendapatkan dana meneruskan tayangan acara TV nya (dan PBS pada umumnya). Video argumennya ada di Youtube.

Mr. Rogers sewaktu kecilnya pernah menjadi korban bully. Setelah besar, dia tidak pernah menyukai menonton TV, tapi dia terinspirasi untuk menggunakan TV dalam mendidik anak-anak. Mungkin sekarang ini banyak yang bilang: ah no screen time lah, ga bagus itu TV. Tulisan ini bukan mau debat soal screen time.

Mr. Rogers memperlakukan anak-anak semuanya spesial. Katanya kita tidak perlu melakukan sesuatu yang khusus untuk mendapatkan kasih sayang dari orang lain. I like you just the way you are. Anak-anak juga diajarkan untuk menjadi diri sendiri dan menerima orang lain di sekitarnya tanpa membuat orang lain merasa kurang sesuatu. Dalam program TV nya dia juga mengajarkan bahwa ga semua orang sama, dan perbedaan itu biasa aja. Walau berbeda tapi bisa tetap bermain bersama.

Kebanyakan program TV untuk anak-anak yang menghibur seperti Tom dan Jerry, Mickey Mouse ataupun Donald duck sebenarnya kurang mendidik, kerjanya berantem mulu dan kejar-kejaran. Apalagi Donald Duck yang kerjanya ngomel mulu hehehe. Banyak tontonan anak-anak juga menunjukkan adegan tembak-tembakan atau tokoh superhero yang jago berantem dan bisa terbang. Ada banyak kasus di mana anak-anak tidak bisa membedakan apa itu imajinasi dan kenyataan. Anak yang berpikir hanya memakai cape/jubah seseorang bisa terbang bisa jadi cedera ringan sampai parah kalau dia coba-coba lompat dari ketinggian setelah memakai kostum berjubah.

Di acaranya Mr. Rorgers Neighborhood, dia mengenalkan banyak konsep dengan dunia imajinasi. Anak-anak diajak berimajinasi tapi ya disebutkan ayo kita berandai-andai/make believe. Dia juga berusaha memberikan pengertian dengan cara sesederhana mungkin ke anak-anak. Dia selalu berusaha mendengarkan dengan perhatian penuh kalau ada anak yang bertanya atau bercerita.

Sekarang ini salah satu kalimat yang sering disebutkan Joshua adalah: let’s make believe with me. Mungkin Joshua belum ngerti sepenuhnya apa yang harus dilakukan atau apa sih make believe itu, tapi kami berusaha meresponnya untuk mengembangkan imajinasinya juga.

Serial kartun Daniel Tiger yang diproduksi berdasarkan acara Mr.Roger’s Neighborhood mengenalkan instruksi berupa lagu yang mudah diikuti. Beberapa contoh yang dulu sering kami pakai ke Jonathan: When you sick, rest is best. Biasanya kalau Jona lagi sakit, dia suka bosan disuruh tidur terus dan ga boleh lari-larian atau lompat-lompat seperti biasa, tapi kalau diingatkan kalimat itu dia jadi ingat di kartun Daniel Tiger disarankan supaya cepat sembuh ya harus istirahat.

Kalimat yang juga sering sangat berguna adalah ketika udah harus tidur tapi anak-anak masih pengen main ini dan itu. Di film diajarkan: it’s almost time to bed, so choose one more thing to do. Biasanya kalau diingatkan begitu Jonathan ga ngeyel pengen begini begitu lagi.

Sekarang ini, Joshua masih sulit diajarkan untuk ga lari sendiri kalau di mall. Kalimat yang kami pakai meniru Daniel Tiger: Stop, and listen, to stay safe. Biasanya kalau kalimat-kalimatnya diucapkan sambil dinyanyikan, Joshua akan ikuti dan cukup berhasil buat dia berhenti. Dulu dia ga mau pegang tangan saya kalau lagi di luar, tapi sekarang dia sudah lebih mau pegang tangan dan mendengarkan instruksi.

Sebagai orang tua, kami ikut menonton apa yang anak-anak tonton, dan Daniel Tiger ini banyak memberi ide bagaimana mengajarkan sesuatu ke anak-anak. Ada pelajaran potty training, pelajaran ke dokter, ke pantai, taking turn waktu di playground, ada juga soal meminta maaf dan berterimakasih.

Anak-anak juga diajak mengenal emosinya, misalnya: it’s okay to be sad sometimes, little by little you’ll feel better again. Sekarang ini kami sedang mengajarkan Joshua ikut membantu beberes mainan, dan saya sering ajak nyanyi clean up, pick up, put away. Karena nulis blog ini saya jadi googling dan menemukan daftar lengkap lagu yang ada di film Daniel Tiger Neighborhood bisa dilihat di link ini.

Topik Skripsi Jurusan Informatika

Saya masih sering dimintai konsultasi untuk  skripsi mahasiswa. Saya dengan senang hati akan membantu berbagai pertanyaan konkrit yang diajukan, tapi ada satu hal yang tidak akan saya berikan jawabannya: pak bisa minta topik skripsi?

Saya sendiri sudah lama tidak di dunia kampus. Berbagai pertanyaan ini sebagian dari orang yang dikenal di Internet, sebagian lagi karena dirujuk oleh para dosen saya dulu di ITB, teman-teman yang sekarang jadi dosen di berbagai universitas, dan juga adik saya yang juga dosen.

Sesekali jalan-jalan ke perpustakaan (foto lama perpustakaan ITB)
Lanjutkan membaca “Topik Skripsi Jurusan Informatika”

Berhentilah Jadi Script Kiddie

Saya sering mau ketawa tapi juga merasa sedih, kasihan dan juga marah kalau liat ada posting tentang ajakan DDOS sebuah situs. Ketawa karena mereka berusaha men-DDOS situs yang dilindungi Cloudflare (atau cloud firewall lain) dan ketawa karena mereka memakai tools-tools tua yang parah. Kalau memilih target jangan malu-maluin lah, ibaratnya mau menyerang klub malam maksiat tapi yang diserang malah papan iklan klub malam tersebut di pinggir jalan.

Copy paste ajakan semacam ini sangat banyak yang beredar di Facebook/WA/Telegram

Di posting ajakan mereka biasanya juga diberikan daftar tool yang bisa dipakai. Saya lihat ada batch file yang sekedar melakukan ping, dan ada salah satu tool DDOS Android bahkan mengirimkan IMEI dan Device ID ke server yang diserang, jadi memudahkan untuk dilacak balik. Mereka ini benar-benar script kiddies yang memakai skrip yang bahkan tidak mereka mengerti.  Sebagai catatan “kiddie” di sini bukan menunjukkan umur, tapi skill yang seperti anak-anak.

Sebagai catatan ada banyak teknik DDOS yang menarik dan ada yang spesifik satu OS/server/aplikasi tertentu. Di tulisan ini DDOS yang saya maksud di sini hanya DDOS generik dengan ping (ICMP), UDP, dan request flooding. Lanjutkan membaca “Berhentilah Jadi Script Kiddie”

Kalau pembantu harus punya 2, sebagai Ibu Rumahtangga harus bisa semua sendiri

Ini tulisan selingan, minggu kemarin ini Eyang datang dan jadi banyak ngobrol dengan Eyang selain sambil masak dan cucipiring, makanya jadi ga sempet nulis ataupun baca buku. Pekerjaan ibu rumahtangga itu kayaknya aja gak ngapa-ngapain, kayaknya aja ga stress ga mikirin klien atau deadline, tapi sebenernya kalau diliat lagi sejak pagi ada deadline buat bangun siapin makan 3 kali sehari, mikirin menu makan apa, mikirin hal-hal kecil yang sepertinya saking rutinnya jadi beban karena bosan.

Biasanya habis lebaran begini topik paling populer adalah mbak yang ga balik lagi, dan kebanyakan orang bakal sibuk nyari pengganti. Saya jadi teringat beberapa waktu lalu di grup ibu-ibu ada yang mencari seorang mbak untuk urus anak, bersihin rumah dan masak. Komentar yang masuk dari ibu-ibu lainnya adalah: kalau kayak gitu harus cari 2, kasian mbaknya kalau harus lakukan semua. Alasannya masuk akal, katanya supaya anaknya lebih terperhatikan sewaktu mbaknya kerjain bebersih dan urusan domestik lainnya.

Ngajakin Joshua baca buku supaya mamanya bisa cuci piring

Faktanya nyari pembantu 1 aja susah, lah ini disuruh cari 2. Terus komentar lainnya sih bilang ya bisa aja cari 1 doang tapi ibunya harus ikut bantuin juga. Saya tercenung dengan komentar yang ada, karena sebagai ibu yang ga pergi ngantor yang kenal banyak ibu tidak bekerja lainnya di kota ini, saya bisa liat sebagai Ibu kami harus bisa lakukan semuamya, sambil urus rumah, urus cucian, urus anak dan urus diri sendiri tentunya. Makanan ga terhidang dengan sendirinya, walaupun di sini bisa praktis bisa beli dengan harga yang ga terlalu mahal, tapi mikirin menu makan apa berikutnya kadang bikin pusing, apalagi kalau tiap orang punya selera berbeda. Untuk makan di luar lebih ga praktis lagi, karena anak-anak biasanya lebih terdistract buat liat sekeliling daripada makan di rumah jadi makan di rumah lebih jadi pilihan. Lanjutkan membaca “Kalau pembantu harus punya 2, sebagai Ibu Rumahtangga harus bisa semua sendiri”