Blogwalking di Blog sendiri

Hari ini saya sedang terlalu banyak yang ingin dituliskan seputar relationship, pasangan dan pernikahan. Tapi karena seringkali hal-hal yang ingin dituliskan itu sudah pernah ditulis, supaya ga terlalu banyak pengulangan akhirnya saya melakukan pencarian ke tulisan-tulisan kami yang lama.

Awalnya, kepikiran nulis soal persiapkan pernikahan sebelum itu dimulai termasuk persiapan biaya pesta. Gimana caranya biar pesta pernikahan gak membuat kehidupan pernikahan nantinya jadi susah karena harus bayar hutang ke rentenir demi biaya pesta. Terus adalagi baca berita soal wanita yang mengakhiri hidupnya karena pengantin pria gak punya cukup uang untuk mas kawin sesuai permintaan keluarganya. Tapi sepertinya hal itu dibahas di lain hari saja.

Tanpa sengaja saya jadi menemukan tulisan-tulisan lama yang dituliskan Joe dan saya. Tulisan terbaik hasil blogwalking malam ini jatuh ke tulisan tentang memahami kehidupan. Tulisan ini tulisan Joe di tahun 2008, pandangan tentang hubungan antar manusia (relationship). Sebenarnya hampir keseluruhan tulisan pengen saya kutip kembali, tapi dari semua paragraph, bagian ini kira-kira mendasari semuanya:

Hal yang membuat hidup indah adalah karena kita bisa berbagi dengan banyak orang. Tapi ada hal yang membuat hidup kadang nggak enak dijalani, yaitu karena kita harus berhubungan dengan banyak orang. Menurutku manusia itu pada dasarnya jahat, tapi sebagian besar bisa menampakkan hanya sisi baiknya saja ke orang lain. Pemahamanku yang pertama mengenai manusia adalah: berhati-hatilah pada orang lain.

YN

Jadi pada dasarnya orang lain itu bikin hidup ini indah tapi juga bisa gak enak. Mungkin akan banyak yang tidak setuju tentang bagian: manusia itu pada dasarnya jahat. Tapi dasarnya jahat bukan berarti jahat banget, kita juga selalu berusaha menunjukkan sisi baik kita. Makanya peringatannya berhati-hati aja sama orang sambil menikmati keindahan berbagi hidup. Ah kalimatnya jadi rumit yah, tapi ya kira-kira begitulah. Manusia membutuhkan manusia lainya – baik ataupun jahat.

Tulisan berikut yang juga nemu dari hasil blogwalking malam ini mengenai pasangan hidup yang ditulis Joe di tahun 2014. Tulisan ini sebenarnya lebih kurang sama dengan yang akan saya tuliskan, tapi saya minta Joe yang nulis karena dia biasanya lebih bagus struktur nulisnya. Kesimpulan dari tulisan itu mengenai pasangan ideal juga sebenarnya hasil diskusi berdua.

Bagi saya, pasangan hidup saya adalah semuanya: sahabat, orang yang sepadan untuk saya ajak diskusi, orang yang terdekat bagi saya, orang yang bisa saya percaya sepenuhnya, dalam hal keuangan, rahasia dan semuanya. Secara singkat: saya berbagi hidup dengan orang tersebut.

YN

Tulisan di blog ini hanya sepersekian dari obrolan kami setiap harinya. Kami itu ngobrolin dari A sampai Z, mulai cerita perkembangan anak, gadget yang baru release, game yang menarik buat dimainkan, masalah di kantor, sampai cerita yang terjadi di belahan bumi lain juga bisa jadi topik obrolan, dan sejauh ini kami selalu punya pandangan yang sama (adakalanya di mulai dengan berbeda pandangan tapi berakhir dengan yang satu ikut yang lain hahaha).

Tulisan terakhir yang saya baca malam ini dan pingin saya bagikan ulang adalah tulisan tentang menikah dan usia. Kalau ini tulisan saya di tahun 2007, waktu itu baru 2 bulan menikah tapi tulisannya masih berlaku sampai sekarang. Bagian yang ini saya kutip sebagai berikut:

Kembali ke para remaja 20 tahunan yang sudah memikirkan menikah, mungkin mereka kebanyakan nonton sinetron yang selalu happy ending, atau mungkin mereka hanya membaca cerita serial cantik ataupun dongeng pengantar tidur di mana ceritanya selalu berakhir bahagia. Apakah mereka pernah membaca tentang “bagaimana mengelola keuangan”, sedangkan mungkin saja mereka selalu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari orangtua mereka tanpa mencari. Atau.. “peran suami dan istri dalam rumahtangga”, atau..”masalah-masalah yang mungkin timbul dalam keluarga” atau “cara berargumen yang baik”. Semua judul itu fiktif, tapi..setidaknya semua itu sudah harus terpikirkan sebelum menikah (selain masalah bagaimana membesarkan anak dsb).

RN

Untuk bagian ini, tulisannya bisa diedit untuk semua yang sedang mempersiapkan diri untuk menikah, sudahkan Anda mempersiapkan diri untuk mengetahui kalau menikah itu bukan happy endingnya kisah fairy tale. Menikah itu titik awal, jadi belajarlah mengenai judul-judul fiktif yang saya sebutkan diatas, mungkin sekarang sudah banyak buku-buku soal mengelola keuangan rumahtangga, peran suami istri dalam keluarga, masalah yang mungkin timbul dalam pernikahan dan juga cara berargumen dengan pasangan Anda.

Kalau kami dulu sebelum menikah, membaca buku Selamatkan Pernikahan Anda Sebelum Pernikahan Itu Dimulai. Dalam buku itu dibahas berbagai hal termasuk hal-hal yang saya sebut di atas.

Hal yang perlu disadari oleh orang-orang yang akan menikah adalah pesta pernikahan itu bukanlah segalanya, jadi jangan sampai berhutang demi pesta yang terlihat wah. Lebih penting kehidupan setelah pernikahan (marriage) daripada hari pesta pernikahan (wedding) itu sendiri. Jangan karena pesta yang cuma beberapa jam, kehidupan pernikahan jadi serasa seperti neraka.

Sekarang ini persiapan pernikahan lebih banyak memperhatikan foto prewedding, gedung pesta, cetak undangan yang indah dan bulan madu impian. Semua itu membutuhkan biaya!. Kehidupan pernikahan nantinya juga lebih banyak biayanya loh, apalagi kalau sudah punya anak. Jadi jangan sampai memulai kehidupan rumahtangga dengan hutang ataupun langsung mengakhiri hidup karena calon pasangan gak menyanggupi mahar, padahal kan harusnya bisa menunda pernikahan sampai duit cukup, atau ya meyakinkan keluarga kalau mereka itu bukan sedang jual anak maka harus pasang harga.

Tulisan kali ini saya akhiri dengan salah satu kutipan di diktat kuliah, lupa persisnya buku mana dan oleh siapa tapi kira-kira sebagai berikut: Hidup ini adalah kesediaan menerima akibat dari pilihan.

Joshua 4 tahun 1 bulan

Joshua sekarang ini sudah 4 tahun 1 bulan. Kemampuan bicara Joshua sebenarnya cukup normal dalam arti dia bisa mengucapkan kalimat dengan jelas, bahkan bisa membaca. Tapi kemauan dia berkomunikasi kadang-kadang masih agak kurang untuk anak seusianya. Walau kami di rumah ngobrol dengan bahasa Indonesia, Joshua memilih untuk berbicara dengan bahasa Inggris. Akhirnya daripada dia tidak mau berkomunikasi, kami pun mengikuti kemauannya dengan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

Joshua senang belajar tapi tidak suka diajak ngobrol. Baru belakangan ini dia mulai ada kemajuan yang cukup banyak dalam hal berkomunikasi. Kalau dulu, dia tidak selalu mau menjawab kalau ditanya sesuatu. Sekarang ini dia sudah mulai lengkap dalam tanya jawab. Dia juga mulai suka menirukan kata-kata dalam bahasa Thai atau bahasa Indonesia yang dia dengar. Tapi kalau dia yang memulai percakapan, dia akan selalu menggunakan bahasa Inggris.

Kadang-kadang kalimat Joshua banyak yang menirukan dari game yang dia mainkan, tapi kadang kami kaget dengan kemampuan dia mengingat sesuatu. Misalnya beberapa waktu lalu, dia tahu kami menonton serial TV Elementary. Hari minggu kemarin, waktu saya dan Joe lagi nonton Elementary dia turun dari atas dan bertanya: “Are you watching Elementary?” padahal dia baru datang sebentar banget. Jadi sepertinya dia mengenali tokohnya dan ingat kami pernah nonton sebelumnya.

Lalu contoh lain, papanya lagi ngikutin serial Stranger Things di Netflix. Biasanya kalau kami lagi nonton, Joshua bisa cuek aja gitu mainan lego atau apalah yang ada dan gak tertarik untuk ikut nonton. Eh kemarin dia malah nangis ngeliatnya pas ada kejar-kejaran. Terus pas papanya mau nonton episode berikutnya dia bilang: “I dont want to see Stranger Things, I want to see Paw Patrol”. Nah loh, kalimatnya panjang amat ya buat yang jarang ngomong hehehe.

Sekarang Joshua juga sudah bisa memberi tahu maunya dengan jelas: “Papa let’s go up and play upstairs”. Dia paling senang main di kamar kerja papanya. Tadi sore, saya ajak turun dengan iming-iming ipad dia jawab gini: “No, I don’t want to play ipad, I want to play domino upstairs”. Terus saya bilang: “Mama mau masak di bawah, Joshua bawa aja mainannya turun”. Dia jawab: “I want to play up here”. Saya bilang lagi: “Ya udah kamu main di atas sendiri ya, mama turun”. Dia larang sambil duduk depan pintu dan bilang: “Mama don’t go, mama upstairs.”

Lanjutkan membaca “Joshua 4 tahun 1 bulan”

Ujian Taekwondo Jonathan

Yay Sabuk Merah

Hari ini Jonathan ujian ganti sabuk taekwondo. Tidak terasa sekarang sudah sabuk merah. Sistem sabuk Taekwondo yang diikuti Jonathan mulai dari putih-kuning-kuning hijau-hijau-hijau biru – biru – biru coklat – coklat – coklat merah dan sekarang merah. Gak terasa tak jauh lagi tau-tau bakal sabuk hitam. Sistem warna sabuk ini tergantung dari klubnya masing-masing, tapi garis besarnya ya sama.

Jonathan ikut taekwondo sejak kami homeschooling sekitar 2 tahun lalu. Kelas ini menjadi bagian dari pelajaran olahraga selain untuk sosialisasi. Walau ada beberapa teman yang silih berganti, tapi ada juga beberapa teman yang seumuran dengan Jonathan dan latihan di hari yang sama. Biasanya di hari menjelang ujian ganti sabuk, semua anak akan semakin rajin latihan dan jadi lebih sering main juga sebelum pelajaran dimulai. Ujian di adakan di hari yang sama untuk semua siswa dan biasanya diadakan setiap 3 bulan.

Lanjutkan membaca “Ujian Taekwondo Jonathan”

Joshua dan ABC

Belakangan ini, kami mulai jarang ajak Joshua ke mall karena terakhir ke mall suka ga susah diajak pindah tempat, sementara kalau ke mall itu kan gak bisa cuma diam di 1 tempat saja karena biasanya ya ke mall itu buat anter Jonathan taekwondo sambil beli ini dan itu.

Hari ini Joe gak bisa anter Jonathan, jadi saya yang harus anter Jonathan ke kelas taekwondonya. Kelas taekwondonya ini lokasinya di mall Central Airport Plaza, dan ya Joshua gak bisa ditinggal karena di sini kami gak punya orang lain yang bisa dititipin Joshua di rumah.

Tadinya saya sempat mikir, aduh ini Joshua diajak ngapain ya beberapa jam di mall. Ternyata, karena udah cukup lama gak ngemall, malah nemu ada beberapa mainan gratisan yang berubah dan malah jadi bisa bikin Joshua cukup lama bermainnya.

Dari semua mainan yang ada, tema permainan Joshua selalu membentuk ABC dan 123. Mainan di mall tadi juga akhirnya ga jauh-jauh dari membentuk huruf dan angka. Ini saya posting sekalian siapa tau bisa jadi ide ngajakin anak main. Oh ya, semua ini bukan saya yang ajarin tapi, Joshua aja selalu kreatif mainan apa aja dijadikan bentuk huruf dan angka.

bisa tebak Jonathan yang mana?
Lanjutkan membaca “Joshua dan ABC”

Homeschool tahun ke – 3 menggunakan CLE

Hari ini tanggal 1 Juli 2019 kami mulai lagi dengan kegiatan homeschool kami setelah libur selama bulan Juni. Tahun ini Jonathan memasuki tahun ke-3 sekolah di rumah, sebelumnya saya tanyakan juga apakah dia mau kembali ke sekolah saja, tapi jawabannya masih lebih senang dengan sekolah di rumah.

Untuk pelajaran tahun ini, Jonathan sudah masuk ke materi kelas 4 SD. Kami masih memakai kurikulum yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dari CLE. Setelah pengalaman tahun ke-2 kemarin, kali ini mulai lebih gampang untuk mengatur jadwal. Jumlah pelajaran yang kami pakai dari CLE ada 6 pelajaran. Selain ini Jonathan masih belajar piano, Art, Thai dan Taekwondo. Masa liburan di bulan Juni, Jonathan juga belajar berenang lagi. Rencananya pelajaran berenang hanya akan diteruskan selama 6 minggu ke depan.

Lanjutkan membaca “Homeschool tahun ke – 3 menggunakan CLE”

Langit di bulan Juni

Coba lihat keluar, bagaimana langit di kota Anda. Sepanjang bulan Juni, langit kota Chiang Mai sangat indah. Bukan hanya ketika matahari bersinar cerah, bahkan ketika mendung menggulung di langit kelam semuanya terlihat indah. Setiap kali melihat keindahan langit yang terbentang di depan mata, ingin rasanya mengabadikannya menjadi foto yang dipigura indah, berdecak kagum dengan indahnya ciptaan Tuhan. Foto-foto ini saya ambil ketika sedang dalam perjalanan sekitar Chiang Mai, ketika jalanan kosong jadi berani untuk menjepret langit dengan kamera handphone. Ada juga yang dijepret Joe ketika dia dan Jona bersepeda.

Saya tidak pernah bosan melihat langit biru, baik itu langit biru bersih ataupun dengan hiasan gumpalan awan putih atau hitam tanda hujan kan datang.

Dulu pernah belajar namanya ada cumolus, stratus, cumolonimbus maupun cirostratus. Sekarang sudah lupa mana yang namanya siapa, harus buka contekan biar tau yang mana. Tapi apapun namanya, langit bulan Juni di kota ini terasa sangat istimewa. Coba tebak, dari cuplikan langit yang ada, sedang musim apakah di kota ini?

Kalau ditanya langit mana yang jadi favorit, saya tidak bisa memilih. Pengennya lebih banyak lagi menjepret langit, apa daya saat menyetir itu keselamatan lebih utama.

Melihat langit biru dengan hiasan putih atau kelabu terlalu indah untuk disimpan sendiri. Mengakhiri bulan Juni, saya bagikan foto langit Chiang Mai yang berhasil diabadikan di bulan Juni 2019. Siapa tau bisa jadi inspirasi atau malah jadi puisi untuk yang mampir ke blog ini.

Joshua dan Alfabet

Beberapa waktu lalu, saya menuliskan mengenai kegiatan Joshua bermain tangram yang membentuk huruf dan angka. Sebelumnya dia sudah pernah bermain juga dengan pattern block, tapi saya pikir dia tidak tertarik dengan mainan itu dan beberapa kali saya sudah berniat untuk menjual saja pattern blocknya. Tapi hari ini saya baru menyadari, ternyata saya salah!

Kesalahan saya adalah, salah dalam memberikan pola yang harus ditiru. Joshua tidak tertarik untuk mengikuti pola gambar-gambar, tapi ketika tadi saya berikan 1 huruf A dan a, dia langsung kerjakan dengan cepat. Memang sejak kenal huruf, Joshua menunjukkan ketertarikan terhadap semua jenis huruf (bahkan huruf Thai dan Rusia!). Jadi, bukan Joshua tidak tertarik dengan pattern block, tapi dia tidak tertarik dengan pattern non alfabet.

awalnya meniru dari kertas yang saya print untuk Jonathan dulu
Lanjutkan membaca “Joshua dan Alfabet”