Ini balada jadi penumpang di negeri Thailand. Setiap kita bikin paspor baru, selanjutnya kita harus memindahkan semua stempel yang pernah kita terima selama keluar masuk Thailand ke paspor yang baru. Kalau beberapa waktu lalu ke imigrasi untuk lapor diri 90 hari bisa dilakukan dengan drive thru, maka untuk urusan kali ini tidak bisa. Jadi harus parkir mobil dan menyelesaikan urusan ke loket.
Hari Kamis, 2 Juli 2020, waktunya memindahkan stempel dari paspor lama ke paspor baru yang kami urus di Bangkok akhir Juni. Saya tidak dapat parkir di area imigrasi, ya sudah parkir diseberangnya.
Secara umum urusan hari ini berjalan lancar, jangan bandingkan dengan tahun-tahun awal kami di sini. Mulai dari mencari parkir juga lebih mudah, kalau parkiran di area imigrasi penuh, kita bisa parkir di seberangnya dengan membayar 20 baht. Ada banyak orang asing yang bisa berbahasa Inggris menjadi volunteer yang siap membantu kita mendapatkan formulir dan memberitahu persyaratan apa yang harus dilengkapi, lalu menyuruh kita ke loket tujuan.
Hari Sabtu lalu, saya memulai membaca buku Mark Manson yang ke-2, judulnya “Everything is F*cked: A Book About Hope”. Awalnya, saya membaca buku fisik, dapat pinjaman dari teman yang baru beli sekaligus buku 1 dan 2 dari Book Depository.
Saya membaca sambil menunggu anak-anak yang sedang belajar gambar. Di lokasi yang sama ada coffee shop yang sepi dan nyaman untuk duduk membaca. Jadi saya pikir, saya akan bisa membaca paling tidak beberapa bab dari buku ini.
Ternyata, saya sudah lama sekali tidak membaca buku fisik yang tulisannya kecil. Walau suasana sepi dan harusnya saya bisa konsentrasi membaca, nyatanya saya tidak bisa mengikuti bagian awal dari buku yang bercerita fakta sejarah dari seseorang bernama Pilecki dari Polandia dalam usaha heroiknya membela negaranya Polandia melawan Soviet dan Nazi yang pada masa itu terjepit di tengah-tengah.
Saya baru mulai tertarik ketika bagian buku mulai dengan ciri khas Mark dengan gaya bahasa yang terdengar kasar tapi mengandung kebenaran. Lalu saya pikir, “Oh saya tidak suka dengan fakta sejarah, makanya saya tidak bisa menikmati bagian depan bukunya”.
Sejak hari Senin tanggal 15 Juni 2020 yang lalu, Thailand memasuki fase pelonggaran tahap ke-4 yang bisa dibilang benar-benar hampir normal. Dengan tidak adanya pertambahan pasien baru dari penularan lokal selama 20 hari lebih di seluruh Thailand, perasaan juga jadi lebih tenang. Selama belum dibukanya perbatasan Internasional, saya merasa Thailand ini seperti sebuah keluarga besar yang sudah diisolasi bersama-sama dalam waktu tiga bulan.
Dengan dibukanya tempat kegiatan anak-anak, saya pun kembali sibuk antar jemput lagi. Saya jadi bisa menikmati lagi birunya langit di kota Chiang Mai, sesuatu yang tidak bisa dinikmati semasa di rumah saja plus polusi.
Saya tahu, di fase new normal dianjurkan memakai masker di luar rumah ketika anak-anak berkegiatan. Tapi saya tahu, masker itu tidak 100 persen aman, apalagi untuk anak-anak. Saya berani berkegiatan di luar bukan karena memakai masker, tapi karena memang tidak ada lagi penularan lokal. Seandainya setiap hari masih ada ribuan yang terkena positif seperti di Indonesia, saya akan memilih meneruskan di rumah saja kecuali terpaksa.
Hari ini, jadwal Joshua ke dokter gigi lagi. Memang, kami membawa Joshua setiap 3 bulan untuk diperiksa giginya sejak gigi depannya terbentuk kursi dan lepas. Tulisan hari ini sekedar catatan dan juga mendokumentasikan fase normal yang baru di Thailand.
Sebelum masa di rumah saja, kami juga masih ke sana. Dan tak terasa, masa di rumah saja ini sudah 3 bulan dan waktunya untuk memeriksa gigi lagi. Perbedaan dari masa sebelum Covid-19 merebak dan sekarang cukup terasa di klinik gigi ini.
Sebelum pintu masuk, ada pemberitahuan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di luar. Di situ disediakan sabun cuci tangan dan keran yang semi otomatis. Jadi kita tidak perlu menyentuh sama sekali. Setelah mencuci tangan, tersedia juga mesin pengering tangan otomatis.
Pengumuman yang sudah lama dinanti-nantikan akhirnya tiba. Walaupun masih dalam State of Emergency dan penerbangan internasional masuk ke Thailand masih belum dibolehkan sampai 30 Juni 2020, tapi curfew akan dihapuskan mulai Senin, 15 Juni 2020. Kehidupan Thailand akan kembali menuju normal dengan beberapa catatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19.
Sampai dengan 12 Juni 2020, total yang terinfeksi di Thailand 3.129 orang, sebanyak 2.987 orang sudah sembuh. Pasien yang masih dirawat berjumlah 84 orang dan kebanyakan berada dalam karantina yang berasal dari repatriasi selama beberapa minggu terakhir. Total yang meninggal karena Covid-19 di Thailand sebanyak 58 orang, dan kebanyakan karena memang sudah memiliki penyakit bawaan.
Situasi Thailand 12 Juni 2020 (Sumber: tatnews.org)
Saat ini, Thailand memasuki fase ke-4 menuju normal. Sudah 18 hari tidak ada transmisi lokal di Thailand. Dalam 18 hari terakhir, kasus baru yang ada di Thailand umumnya dari orang yang pulang dari luar negeri. Khusus Chiang Mai sudah 28 hari tidak ada kasus baru, yang artinya juga sudah masuk masa aman.
Sudah 11 hari ini, angka pertambahan pasien Covid-19 di Thailand bukanlah transmisi lokal. Beberapa yang terdeteksi positif berasal dari warga negara Thailand yang baru kembali dari luar negeri sebagai bagian repatriasi.
Sejak awal bulan Mei 2020, setelah sempat beberapa kali tidak ada pertambahan kasus baru, rata-rata penambahan pasien positif itu di bawah 10 orang. Kemarin, ada lonjakan pasien baru sebanyak 17 orang, tapi semuanya berasal dari orang yang kembali dari luar negeri dan bukan transmisi lokal.
Sejak tidak ada transmisi lokal dan dibukanya berbagai hal di dalam negeri Thailand, jalanan di Chiang Mai mulai macet. Orang-orang mulai banyak yang beraktivitas di luar rumah.
Seminggu belakangan ini ada banyak sekali pengumuman di Thailand sehubungan dengan langkah-langkah melonggarkan peraturan dalam mencegah penyebaran infeksi Covid-19. Saking banyaknya, saya mulai tidak terlalu bisa mengingat apa saja yang mulai dibuka atau masih ditutup, toh saya masih bisa memilih untuk di rumah saja. Tapi baiklah akan saya tulis di sini untuk menjadi catatan saya yang bisa dibaca di kemudian hari.
Setelah pengumuman pelonggaran pertama awal bulan ini, Thailand mulai siap untuk membuka lebih banyak hal di dalam negeri. Jam malam juga sudah dikurangi dari jam 11 malam sampai jam 4 pagi. Penerbangan dalam negeri sudah mulai beroperasi walau masih sangat jarang saya dengar suara pesawat terbang di kota Chiang Mai. Untuk kota Phuket yang memiliki angka infeksi cukup tinggi malahan airportnya belum boleh dibuka sampai entah kapan. Akses darat antar propinsi sudah mulai dibuka, tapi ya artinya kalau mau berperjalanan harus siapkan diri melewati beberapa pos pemeriksaan.
Yang boleh dan tidak boleh di Thailand mulai 16 Mei 2020 (Sumber: FB Page Australia in Thailand)
Mulai hari Minggu besok (17 May 2020), setelah hampir 2 bulan ditutup, toko-toko di Mall sudah diperbolehkan beroperasi kembali dengan beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh setiap toko yang buka. Makan di restoran juga sudah dibolehkan, tapi akan ada pembatasan jumlah orang yang boleh makan bersama dalam 1 meja maupun jarak antar meja yang diberi sekat pemisah.
Beberapa tempat yang sudah akan boleh dibuka mulai besok selain Mall antara lain: tempat fitness, klinik dokter gigi, perpustakaan dan museum, taman bersejarah, klinik kecantikan, dan kolam renang umum. Tapi untuk semua tempat itu ada pembatasan yang diberlakukan, misalnya harus datang dengan membuat janji terlebih dahulu dan di satu tempat tidak boleh lebih lama dari dua jam. Menyewa ruang pertemuan juga sudah mulai dibolehkan dengan batasan tidak lebih dari 50 orang dan berasal dari instansi yang sama.
Masih banyak juga yang belum boleh dibuka, beberapa tempat kegiatan yang biasa diikuti anak-anak seperti tempat latihan martial-arts ataupun kegiatan tutorial lainnya masih belum diperbolehkan beroperasi kembali. Tempat pijat juga belum boleh di buka, padahal badan ini rasanya sudah pegal dan pengen pijat.
Intinya untuk setiap tempat yang diperbolehkan buka akan ada banyak aturan-aturan yang perlu dipahami. Untuk yang belum diperbolehkan buka, ya harus sabar menanti. Kalau tidak mau membaca begitu banyak aturan sementara yang berlaku, ya sudah di rumah saja dulu. Saya dan anak-anak sudah mulai beradaptasi dengan di rumah saja sepanjang hari. Suami saya tetap bekerja seperti biasa di kantor setiap Senin sampai Jumat.
Thailand juga merencanakan mekanisme untuk menelusuri perjalanan setiap orang ketika mengunjungi setiap toko di pusat perbelanjaan dengan aplikasi di ponsel. Untuk hal ini masih disosialisasikan, katanya sih bisa semudah memindai barcode di pintu masuk ke tokonya. Sebelum masuk Mall tentunya akan ada petunjuk untuk instal aplikasinya pertama kali dan tentunya pemeriksaan suhu tubuh dan wajib cuci tangan dengan hand sanitizer yang disediakan.
Kabar terbaru diumumkan hari ini yang cukup banyak diberitakan di semua grup lokal yang saya ikuti adalah keputusan pemerintah Thailand untuk memperpanjang larangan pesawat internasional masuk ke Thailand sampai 30 Juni 2020. Ini sudah perpanjangan ke 3 kali. Awalnya hanya 3 hari di awal April, lalu diperpanjang sampai akhir April. Menjelang akhir April, diperpanjang sampai akhir Mei. Hari ini, masih pertengahan Mei, eh keluar pengumuman akan diperpanjang lagi sampai akhir Juni.
Pengumuman dari The Civil Aviation Authority of Thailand (Sumber: Website CAAT)
Sepertinya Thailand mengambil langkah untuk sangat berhati-hati dalam membuka diri dan berusaha untuk menyelesaikan kasus di dalam negeri terlebih dahulu sebelum menerima penerbangan masuk dari luar negeri. Sudah beberapa minggu ini, kasus-kasus baru yang terjadi memang berasal dari warga negara Thailand yang repatriasi dari luar negeri dan masih di dalam karantina wajib yang disediakan oleh pemerintah. Kasus transmisi lokal masih terjadi tapi tidak banyak dan bisa segera ditelusuri sumbernya.
Hari ini, untuk ke-2 kali dalam minggu ini tidak ditemukan pasien baru di Thailand. Semoga saja nantinya setelah semua dibuka kembali, termasuk penerbangan dari luar Thailand, semua masih tetap terkendali.
Kalau setiap negara bisa mengendalikan penyebaran infeksi Covid-19 di dalam negerinya masing-masing, semoga saja pandemi bisa segera diatasi di seluruh dunia. Selalu berharap agar pandemi segera berlalu.