Hari Anak Thailand 2020

Hari ini, 11 Januari 2020, dirayakan sebagai Hari Anak di seluruh Thailand. Perayaan Hari Anak ini selalu diadakan di hari Sabtu minggu ke-2 bulan Januari setiap tahunnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada banyak kegiatan di seluruh mall ataupun tempat wisata. Karena setiap tahunnya (termasuk tahun lalu) kami hampir selalu ke mall, dan mengalami macet di jalan, tahun ini kami mencari tempat yang tidak seramai mall.

Sebenarnya agak dilema untuk berangkat ke hari anak hari ini. Kegiatan di luar sepertinya masih ada polusi, tapi ya kegiatan di mall juga sama saja karena mall tidak ada filternya. Sebelum berangkat, melihat angka AQI nya menengah, ya agak tenang untuk berkegiatan di luar rumah.

masih aman lah ya buat jalan-jalan

Dari berbagai tempat yang biasanya cukup fun buat anak-anak, kami memilih ke Hidden Village Chiang mai. Terakhir ke sana itu tahun lalu bulan Januari. Tapi ternyata harga tiketnya sudah naik dalam setahun. Tempatnya sih semakin ramai dan banyak tambahan dinosaurusya.

Karena hari ini hari Anak, hari ini tiket masuk untuk anak-anak sampai dengan tinggi 130 cm digratiskan. Untuk orang dewasa, yang seharusnya membayar 100 baht diberikan harga khusus 80 baht. Khusus hari anak, harga orang asing disamakan dengan harga lokal. Biasanya harga orang asing lebih mahal dari orang lokal, jadi hari ini kesempatan yang baik mendapat harga tiket masuk lebih murah dari biasanya.

berangkaaaaat

Tadinya kami pikir, tempat ini akan relatif sepi. Ya dibandingkan mall, memang masih lebih sepi, tapi dibandingkan kunjungan ke sana sebelumnya, tempatnya terlihat ramai sekali. Tempat parkirnya juga lumayan ramai. Selain tempat-tempat kegiatan yang berbayar, mereka juga mengadakan panggung dan membagi-bagi hadiah buat anak-anak yang datang.

Mulai dari pintu masuk, sudah terlihat ada keramaian. Kami yang datang ke sana sudah kesiangan (dari rumah jam 12), langsung menuju restoran Barn Steak House buat makan hehehe. Kali ini makan buffet lagi, untungnya harganya tetap sama dengan tahun lalu: dewasa 259 baht, dan anak-anak 129 baht. Untuk minuman harus beli lagi, tapi makanannya bisa pesan berkali-kali.

Yang berbeda dengan tahun lalu adalah: makanannya terasa lebih fresh, mungkin karena kami makannya siang hari dan banyak pengunjung, jadi mereka selalu menambakan yang baru. Sebenarnya ada spaghetti, ayam goreng, salad dan buah juga, tapi tadi saya lupa foto hehehe.

Selesai makan, baru deh mulai bagian jalan-jalannya. Waktu kami tanya Joshua mau main di playground atau lihat dinosaurus? Joshua dengan mantap menjawab: mau lihat dinosaurus. Tapi sampai dalam tempat dinosaurusnya, dia ternyata menuju tempat main bouncy house yang selalu dimainkan kalau ke sana. Tempat itu bayar lagi sih, 20 baht untuk 20 menit per anak, tapi ya cukup fun buat ngabisin energi yang di makan tadi hehe.

Setelah main bouncy house, kami jalan keliling melihat-lihat dinosaurus. Walau sudah berkali-kali melihat dinosaurus, saya belum bisa hapal sebagian besar nama-namanya. Supaya ingat, saya coba foto-foto dan tuliskan lagi namanya di sini.

Dilophosaurus
Carnotaurus
Brachiosaurus

Melihat Maiasaura dan T.Rex, jadi ingat ada salah satu scene di serial The Flash (Season 2, Episode 21), ibunya membacakan buku ke Flash waktu kecil dengan judul Runaway Dinosaur.

The Runaway Dinosaur

Once there was a little dinosaur called a Maiasaura, who lived with his mother.

One day, he told his mother, “I wish I were special like the other dinosaurs. If I were a T. rex, I could chomp with my ferocious teeth!”

Tyrannosaurus rex alias T.rex

“But if you were a T. rex,” said his mother, “how would you hug me with your tiny little arms?”

“I wish I were an Apatosaurus,” said the little dinosaur, “so with my long neck I could see high above the treetops.”

“But if you were an Apatosaurus,” said his mother, “how would you hear me in the treetops when I told you I love you?”

“What makes you so special, little Maiasaura?” said his mother.

“Is it your ferocious teeth or long neck or pointy beak? What makes you special is out of all of the different dinosaurs in the big, wide world, you have the mother who is just right for you and who will always Love you.”

Maiasaura

Buku ini diilhami dari buku The Runaway Bunny

Sebenarnya ada lebih banyak lagi dinosaurus lainnya, tapi sayangnya gak ada Apatosaurus.

ada patung-patung lain selain dinosaurus, yang pasti ini bukan apatosaurus hehe

Karena Joshua sudah mengantuk, kami pulang sekitar jam 4 sore. Tadinya berencana untuk keluar rumah lagi malam harinya, tapi sayangnya Joshua ternyata demam dan batuk-batuk. Mungkin karena tadi udaranya terlalu panas dan belakangan ini dia tidur siangnya kurang teratur.

Keputusan untuk tidak ke mall hari ini sudah cukup tepat. Kami tidak kena macet. Tapi ternyata perkiraan tempatnya agak sepi tidak sepenuhnya benar. Memang hari anak di Thailand sepertinya hari di mana semua anak wajib di bawa keluar rumah, jadi tidak akan ada tempat yang sepi hehehe.

Polusi Udara di Awal 2020

Kalau tahun lalu polusi di Chiang Mai terasa mulai akhir Januari, tahun ini polusi datang lebih awal lagi. Sejak bulan Desember 2019, sudah terasa ada hari-hari di mana terasa berkabut. Bahkan ketika kami berangkat ke Sukhothai tanggal 28 Desember, saya ingat udara di Chiang Mai terasa berbau asap.

Waktu itu saya merasa bersyukur kami memutuskan pergi liburan ke Sukhothai karena di sana udaranya lebih bersih. Untungnya ketika kami di Sukhothai, ada hujan deras yang membersihkan udara di Chiang Mai, sehingga ketika kami kembali ke Chiang Mai, udaranya terasa masih bersih.

Beberapa hari lalu, saya ingat melihat ke arah Doi suthep, pemandangannya sangat cerah. Saya pikir: ah untunglah polusinya tidak jadi datang lebih awal. Tapi ternyata saya salah. Sudah 4 hari ini, polusi kembali lagi. Awalnya polusi terasa hanya di malam hari, sedangkan di pagi hari dan siang udaranya cukup bersih. Tapi sudah 2 hari ini angka polusinya merah seperti hari ini.

Saya jadi harus meralat nih kapan waktu terbaik datang ke Chiang Mai. Suhu udaranya memang sekarang ini masih cukup terasa sejuk di pagi hari, tapi siang harinya sudah terasa menyengat. Mau jalan-jalan di kala polusi begini rasanya sangat tidak disarankan sekali. Iseng-iseng, saya mencoba mengecek bagaimana kualitas udara di Sukhothai dan Bangkok yang letaknya menjauh dari utara Thailand. Hasilnya, ternyata di Bangkok malah tidak lebih baik daripada di Chiang Mai.

Saya menemukan berita yang menyatakan kalau Bangkok malah menjadi ranking 3 dengan kualitas udara terburuk di dunia akibat polusi dari daerah industrinya. Jadi bertanya-tanya, kira-kira kalau polusinya lebih awal, apakah selesainya juga lebih awal? Tahun lalu sih polusinya cukup lama sampai sekitar akhir April dengan titik tertinggi di bulan Maret.

Karena sudah beberapa kali mengalami polusi, kami sudah punya persiapan beberapa filter dan juga alat pengukurnya. Tapi karena sudah dipakai beberapa tahun, waktunya untuk mengganti hepa filternya. Untungnya sekarang, hampir semua jenis hepa filter sudah ada yang jual di toko online yang di Bangkok. Pesanan filter beberapa hari lalu sudah tiba hari ini, dan langsung dipasang. Kami juga sudah membeli beberapa masker yang bisa pm2.5 untuk kebutuhan di luar rumah. Beberapa tahun yang lalu, filter penggantinya harus pesan dari luar Thailand dan menunggu beberapa minggu baru tiba.

Tapi biasanya, dengan adanya filter di rumah dan di mobil, kami sangat jarang memakai masker wajah. Kami juga menghindari banyak beraktifitas di luar rumah. Pergi ke mall, walaupun indoor, jadi dikurangi. Mall di sini tidak ada filter udaranya. Beberapa restaurant maupun coffee shop mulai mempersiapkan filter udaranya juga, biasanya tempat-tempat ini akan lebih ramai dikunjungi dibandingkan yang tidak ada filternya.

Biasanya, polusi udara jelek ini tidak selalu memburuk setiap harinya. Ada hari-hari di mana polusinya tiba-tiba berkurang, terutama setelah hujan. Tapi untuk amannya, pilih bulan lain untuk berlibur ke Chiang Mai daripada kecewa. Tapi kalau memang kebetulan harus tinggal di Chiang Mai selama bulan polusi, bisa mempersiapkan diri dan mengikuti tips yang pernah saya tuliskan. Intinya sih: jaga kesehatan, gunakan masker ketika di luar dan nyalakan filter udara di dalam rumah (pastikan pintu dan jendela tertutup rapat).

Kalau udara mulai polusi begini, setiap hari berharap turun hujan supaya udaranya bersih. dan semoga saja polusi tahun ini tidak berkepanjangan seperti tahun lalu.

Selamat Natal 2019 dari Chiang Mai

Tadi malam, kami tidak menghadiri ibadah malam Natal. Acaranya jam 11 malam, dan udara sedang agak dingin. Joshua juga kemarin tidak cukup tidur siangnya. Jadi daripada malah jadi berisik kalau dipaksa bawa malam-malam, kami putuskan ikut ibadah Natal nya saja.

foto di gereja mengikuti ibadah Natal tadi pagi

Tadi pagi, setelah buka kado Natal di rumah dan Jonathan buka jahitan bareng Joe ke rumah sakit (ini ceritanya lain kali), kami menghadiri ibadah Natal jam 10 pagi di gereja CMCC.

Hari ini, ibadah Natal di gereja di buka dengan lagu yang musiknya Bohemian Rhapsody dari Queen tapi diganti liriknya menjadi kisah Natal (Bethlehemian Rhapsody). Anak-anak yang hadir langsung menyimak dengan seksama.

Bethlehemian Rhapsody – sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FYh2OU4vtIk

Seperti biasa, salah satu acara ibadah Natal di gereja adalah: anak-anak di minta maju ke depan dan diminta untuk berbagi cerita dapat hadiah Natal apa. Jonathan yang ikut maju ke depan dengan lantang menjawab: I got a banana – dan tentunya yang mendengar pada tertawa. Setelah anak-anak lain menjawab dengan berbagai hadiah yang mereka terima, lalu ternyata ada 1 anak yang menjawab dia mendapat apple. Jonathan bilang lagi kalau dia juga memberikan pisang ke kami – dan semua tertawa lagi mendengarnya.

Lihat betapa bahagianya anak yang menerima pisang ini – sumber: https://youtu.be/oBBQHExuuec

Sebenarnya, cerita tentang hadiah banana ini inspirasinya dari video di YouTube. Tentang anak kecil yang begitu bahagianya menerima pisang sebagai hadiah – dan langsung memakannya. Joe sedang mengajarkan ke Jonathan kalau hadiah Natal itu gak harus selalu sesuatu yang mahal, kadang hal sederhana seperti pisang saja sudah cukup. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah: apapun yang kita terima, jangan lupa berterimakasih sudah diberikan hadiah. Kebetulan di rumah lagi ada pisang, jadilah Jonathan ikut-ikutan membungkus pisangnya dan letakkan jadi hadiah haha.

Selain dapat banana, sebenarnya kami sudah membelikan buku komik PokemonXY untuk Jonathan dan mainan mobilan remote control untuk Joshua. Kami juga membelikan alat mewarnai (gel pastel) supaya Joshua dan Jonathan lebih rajin mewarnai di rumah.

Pulang dari gereja, kami ke mall untuk makan siang. Selesai makan, anak-anak dan Joe naik kereta api gratisan keliling mall, sementara saya membeli hadiah Natal untuk diri sendiri (duitnya udah ditransfer hahaa).

naik kereta keliling mall

Joe udah beli sendiri beberapa benda yang dia klaim sebagai hadiah Natal. Kapan-kapan biar dia cerita sendiri hehehe.

langsung dipakai nulis blog hehehe

Saya menghadiahi diri sendiri laptop Asus VivoBook 14 inch. Alasan beli laptop juga karena macbook yang selama ini saya pakai sudah beberapa bulan ini rusak dan belum berhasil dibenerin. Macbook itu juga sebenarnya layarnya sudah terasa sangat kecil dan tidak nyaman di mata. Alasan lain juga: kan sudah rajin ngeblog selama setahun lebih, jadi ya anggap aja biar lebih rajin lagi nulisnya hahaha (alesan ya).

susah banget ya foto keluarga yang bagus hehehe

Sekali lagi selamat Natal 2019 buat kita semua, Natal itu bukan hadiahnya tapi ya kalau dapat hadiah tentunya disyukuri dan dimanfaatkan dengan baik (ini sih ngomong ke diri sendiri). Dan selamat menyambut tahun baru 2020. Untuk yang sedang berlibur, hati-hati di jalan dan jangan lupa berbagi cerita di blog masing-masing hehehe.

Bagaimana mengurangi pemakaian plastik?

Mulai 2020, menurut berita dari bangkokpost, Thailand akan menghentikan pemberian plastik sekali pakai setiap berbelanja ke berbagai tempat termasuk minimarket. Saya jadi ingat waktu ke Hongkong dan kaget setiap belanja ditanya mau bayar buat plastik atau tidak.

Belakangan ini, saya sudah membiasakan diri untuk membawa kantong belanja sendiri yang bisa dipakai berulang kali. Tapi ada kalanya memang saya masih lupa dan tanpa merasa bersalah ya menerima saja kantong belanjaan dari tempat belanja. Lagipula saya pikir, lumayan kantong belanjaannya nanti bisa dipakai untuk tempat sampah. Tapi ya, akhirnya memang tumpukan plastik lebih banyak daripada pemakaian saya.

Teringat beberapa tahun lalu, Indonesia juga pernah mengeluarkan kebijakan kalau pelanggan harus membayar setiap kali membutuhkan kantong plastik. Sayangnya, aturan itu tidak berlangsung lama. Para penjual sepertinya lebih kuatir pelanggan tidak jadi belanja karena harus membayar plastik, jadi mereka kembali lagi memanjakan pelanggan dengan memberi plastik belanja sekali pakai.

Saya jadi ingat obrolan dengan Joe seputar pemakaian plastik ini. Sebenarnya kantong plastik belanja sekali pakai ini cuma satu titik masalah dibandingkan dengan plastik yang dipakai untuk membungkus berbagai hal termasuk plastik kemasan makanan instan, botol minuman aqua, gelas plastik kalau beli kopi untuk dibawa pulang dan juga plastik kemasan berbagai hal yang dijual seperti plastik bungkus sayur, plastik ketika membeli daging atau ikan, plastik beli roti, plastik beli gorengan atau sebut saya plastik kemasan isi ulang.

Coba deh perhatikan kalau ke supermarket atau bahkan ke pasar. Rasanya ada plastik di mana-mana. Di rumah kita juga ada banyak sekali kemasan plastik, mulai dari botol sabun cair untuk mandi, kemasan lotion, kemasan kosmetik sampai botol minyak goreng (hanya minyak mahal yang pakai botol kaca). Jadi kepikiran, dulu sebelum ketemu plastik, gimana mereka menjual benda-benda itu semua ya?

Plastik memang memberikan kepraktisan, tapi ternyata kita juga harus mulai membatasi diri kalau tidak mau bumi ini dipenuhi dengan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang itu. Saat ini sudah ada banyak kampanye untuk lebih mengurangi pemakaian plastik. Pertanyaanya: apakah kampanye itu saja cukup?

Selama tidak ada kebijakan dari pemerintah, rasanya kita akan terbiasa dimanja dan memakai pemakaian plastik dengan semena-mena. Beberapa orang yang saya kenal mulai sangat mengurangi pemakaian plastik sekali pakai ini, tapi kalau kemasan plastik untuk barang yang dibeli masih banyak, ya sepertinya efeknya akan sangat sedikit.

Apa perlu plastik dibikin jadi barang mahal? Belakangan ini sudah mulai banyak plastik yang bio-degradable, tapi itupun tetap saja butuh waktu untuk penguraiannya. Sedotan kertas, bambu dan atau stainless juga mulai banyak dikenalkan tapi kok ya rasanya tetep lebih enak pakai sedotan plastik? Saya sendiri sudah beralih ke sedotan yang bisa didaur ulang dan sekarang ini harganya hanya sedikit lebih mahal dari sedotan biasa.

Beberapa hal yang bisa dilakukan dari diri sendiri untuk mengurangi pemakaian plastik antara lain:

  • biasakan bawa kantong belanja yang bisa dipakai lagi (bahan kain atau plastik tebal)
  • ganti sedotan dengan sedotan biodegradable
  • biasakan bawa botol minuman atau gelas bertutup, jadi kalau beli kopi di warung kopi atau jus bisa minta mereka masukkan ke gelas kita daripada pakai gelas yang berakhir di tempat sampah
  • wadah plastik yang cukup tebal jangan langsung dibuang, cuci dan bisa dipakai lagi untuk belanja.
  • di sini kalau saya malas masak, saya beli lauk yang sudah jadi dan membawa kotak sendiri
  • bawa kotak plastik sendiri untuk belanja daging atau ikan. bagian yang ini kadang agak sulit, karena wadahnya perlu yang besar dan gak selalu ingat wadah besar untuk dibawa-bawa.

Saya akui, yang saya lakukan untuk mengurangi menambah sampah plastik sekarang ini masih sedikit sekali ya, dan masih belum konsisten juga. Ada yang mau berbagi ide lagi bagaimana untuk mengurangi pemakaian plastik?

Perayaan Natal 2019 di Chiang Mai

Dibandingkan di Indonesia dulu, perayaan Natal yang diikuti selama di Chiang Mai ini tidak banyak. Kalau di Indonesia, dari sejak awal Desember sudah ada banyak perayaan Natal. Semakin banyak organisasi/komunitas yang diikuti, semakin banyak pula perayaan Natal yang perlu dihadiri. Saya ingat waktu masih di Medan, ada perayaan di gereja, ada di sekolah, ada Natal gabungan, belum lagi kadang-kadang ngikut perayaan Natal kantor orangtua saya (ini sih gak selalu ikutan hehehe).

Untung udaranya tidak sedingin minggu lalu

Di Thailand, hari Natal 25 Desember itu bukan hari libur. Biasanya, setiap tahunnya, acara yang kami usahakan datang itu adalah kebaktian malam Natal (24 Desember jam 11 malam), dan Joe ijin dari kantor untuk bisa mengikuti Kebaktian Natal 25 Desember di pagi harinya. Setelah Jonathan lahir, acara perayaan Natal yang kami ikuti bertambah 1: Carols by Candlelight.

Christmas Pageant 2019

Acara Carols by Candlelight ini biasanya jatuh sekitar hari Jumat, minggu Advent ke-2. Acaranya di mulai sore hari jam 7 malam. Udara dingin di kota Chiang Mai tidak menghalangi banyak orang untuk menghadiri acara ini. Format acaranya sangat berbeda dengan acara di Indonesia. Setiap tahun akan ada drama Natal yang sudah disesuaikan dengan jaman, pemerannya juga sebagian masih sambil baca karena biasanya cuma ada 1 kali latihan akhir.

Banyak anak-anak yang jadi malaikat, gembala dan domba

Acaranya outdoor di lapangan golf. Sangat jauh dari kekhusukan ibadah Natal tapi ya tetap berkesan. Anak-anak banyak yang berlari-larian dan mereka bisa ambil peran jadi malaikat, gembala ataupun jadi domba. Karena format acara musical, jadi seperti menonton drama musical di mana percakapannya berupa lagu.

Holy Family 2019

Ciri khas dari drama Natal ini adalah: mereka menggunakan bayi beneran diletakkan di palungan sebagai bayi Yesus. Waktu Jonathan masih bayi, dia juga pernah merasakan jadi bayi Yesus ditidurkan di palungan di malam yang dingin hehehe. Kami orangtuanya otomatis jadi Yosef dan Maria. Setiap tahun, selalu ada bayi yang lahir berdekatan dengan perayaan Natal ini. Tentunya bayinya bukan bayi yang baru lahir banget juga ya, Jonathan waktu itu berumur kira-kira sebulan dan masih agak banyak tidur.

Tahun-tahun sebelumnya Jonathan pernah ikutan jadi malaikat dan Joshua masih terlalu kecil untuk ikutan. Tahun ini karena kami terlambat datang, semua kostum sudah dipakai oleh anak-anak yang datang terlebih dahulu jadi mereka gak ikutan dalam dramanya.

Orang majus dan Unta

Satu hal yang juga selalu ada setiap tahunnya adalah: unta yang di bawa orang majus. Nah unta ini diperankan oleh orang juga tentunya. Terlihat lucu dari jauh. Joshua melihat unta langsung komentar :”look, there’s a camel!”. Tapi waktu acara hampir berakhir dan unta mendekati, si Joshua malahan agak malu-malu gitu. Mungkin dia heran, kenapa kaki unta pakai sepatu? Hehehe…

Untanya pakai sepatu? hahaha…

Selain acara Carols by Candlelight, masih akan ada beberapa rangkaian acara kegiatan Natal tahun ini di gereja yang kami ikuti. Tanggal 22 Desember 2019 akan ada acara Christmas Tea dan Christmas Service. Biasanya kita diminta untuk membawa sedikit kue-kue untuk saling berbagi. Acara kebaktian gereja juga dimulai lebih awal dari biasanya. Lalu tanggal 24 Desember, ada kebaktian malam Natal yang di mulai jam 11 malam. Biasanya akan selesai sekitar jam 12 untuk menyambut hari Natal nya. Lalu tanggal 25 Desember jam 10 pagi ada kebaktian Hari Natal.

Siapa tahu ada orang Indonesia yang sedang berencana untuk berlibur Natal di Chiang Mai dan butuh informasi soal kebaktian Natal, semoga informasi ini bisa berguna. Kalau kebetulan baca tulisan ini untuk tahun-tahun berikutnya, bisa coba cari informasinya di situs gerejanya langsung untuk mengetahui kegiatan Natal yang diadakan setiap tahunnya.

Indonesian Day 2019 di Royal Park Rajapreuk Chiang Mai

yang difoto malah sibuk memfoto

Beberapa hari lalu, dapat undangan mendadak untuk menghadiri Indonesian Day di Chiang Mai. Tempat acaranya berlangsung di Royal Park Rajapreuk, taman bunga yang biasanya dihias dengan indah di musim dingin. Acara ini merupakan salah satu bagian dari menjelang 70 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand.

Berhubung pelaksanaannya dilakukan di hari kerja, banyak teman-teman komunitas Indonesia di Chiang Mai tidak bisa hadir. Tapi tadi acaranya cukup ramai dihadiri oleh mahasiswa Thai.

peserta baris belakang hehehe

Saya dan beberapa teman yang memang tinggal di Chiang Mai datangnya terlambat, karena beberapa ada yang antar anak dulu ke sekolah, beberapa ya datang terlambat karena udara pagi bikin lambat aja bergerak (ah alesan ya).

Kami terlewat acara pembukaan dan cultural performance di pagi hari. Tapi tentunya masih berkesempatan mengikuti seminar dan cultural performance dan makan siang bersama. Malahan sempat bertemu dengan bapak Duta Besar Indonesia untuk Thailand dan beberapa Ibu dari KBRI yang memberikan presentasi mengenai hubungan bilateral kedua negara.

Seminarnya ada 3 pembicara. Pembicara pertama berbicara mulai dari sejarah kerjasama Indonesia dan Thailand yang dimulai setelah adanya kerjasama regional ASEAN, dan menjelaskan bagaimana hubungan Indonesia – Thailand dalam framework ASEAN Community 2025.

Pembicara ke-2 berbicara mengenai hubungan dagang antara negara Indonesia – Thailand. Dalam presentasi banyak dipaparkan statistik export import antara 2 negara.

Pembicara ke-3 menyajikan bagaimana posisi bahasa Indonesia dalam komunitas Internasional, termasuk menceritakan kalau saat ini ada banyak pengajar Bahasa Indonesai untuk Penutur Asing (BIPA) di seluruh dunia. Thailand merupakan negara yang paling banyak membutuhkan guru BIPA.

Waktu merencanakan hadir ke Indonesian Day, saya tidak terpikir harus duduk mendengarkan seminar seperti ini. Tapi walaupun sudah lama tidak duduk manis mendengarkan seminar, tapi karena bahan yang disajikan menarik buat saya, bisa juga mengikuti sampai selesai tanpa tertidur (eh emangnya anak mahasiswa ketiduran kalau ada kuliah).

Pertunjukan tari-tarian daerah yang ditampilkan setelah selesai seminar dan diskusi juga cukup menarik. Jonathan yang saya ajak mengikuti acara awalnya merasa bosan (karena saya belum pernah menjelaskan apa itu ASEAN, ataupun menjelaskan mengenai hubungan diplomatik 2 negara). Tapi setelah acara hari ini, dia mulai tertarik dengan topik hubungan diplomatik antar negara. Saya memberitahu dia kalau apa yang dia dengar hari ini merupakan salah satu contoh yang dipelajari di mata pelajaran Social Study. Nantinya sedikit demi sedikit bisa dijelaskan apa itu hubungan diplomatik bilateral ataupun regional.

Acaranya selesai agak lebih lama dari jadwal. Makan siang baru dimulai setelah jam 1, tapi ya sekitar jam 2 kami sudah bisa pulang. Sebelum pulang, tentunya ngobrol sedikit dengan bapak Dubes dan juga rombongan staf KBRI dari Bangkok. Jarang-jarang kan yang di Chiang Mai dapat kesempatan bertemu dengan bapak Duta Besar.

Rencananya selesai Indonesian Day, mau keliling Royal Park Rajapreuk buat foto-foto. Tapi ya karena waktunya sudah hampir jam jemput anak-anak, kami cuma bisa foto-foto sedikit deh. Sepertinya harus merencanakan lagi mengunjungi taman bunga ini di salah satu hari libur tahun baru nanti.

warna-warni bunganya bagus yaaaa

Musim Dingin di Chiang Mai 2019

Sejak pertengahan Oktober 2019, Chiang Mai dinyatakan telah memasuki musim dingin. Tapi walaupun waktu itu diperkirakan kalau tahun ini akan lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya, setiap harinya hampir tidak berbeda dengan musim panas. Sepanjang Oktober dan November masih ada hujan – tapi udara tidak terlalu dingin, AC masih menyala setiap harinya.

Sampai awal Desember, siang hari masih panas sampai 33 derajat celcius

Musim dingin merupakan musim yang dinanti-nantikan di Chiang Mai. Sampai dengan minggu lalu, saya sering mendengar orang-orang mengeluhkan musim dinginnya kok masih panas. Matahari sore juga masih menyengat sampai di atas 35 derajat. Saya termasuk salah satu yang selalu bilang: mana ini musim dinginnya ga sampai-sampai.

Tanggal 7 Desember jam 7 pagi, mulai dingin
Tanggal 7 Desember jam 10 malam, semakin dingin

Selama beberapa tahun di Chiang Mai, sebenarnya sudah biasa kalau musim dingin gak selalu datang tepat waktu. Saya ingat, 2 tahun lalu, sampai malam tahun baru rasanya masih biasa saja. Januari ke Februari baru deh mulai dinginnya, itupun dinginnya hanya sekitar 2 minggu dan tidak terlalu dingin.

Tahun ini, ternyata prakiraannya benar. Sejak beberapa hari lalu, udara cukup dingin dan suhu terendahnya mencapai 9 derajat celcius. Di Doi Inthanon, tempat wisata di mana ada titik tertinggi di Chiang Mai, suhu udara malah sampai minus 1 derajat celcius. Embun pagi sudah bukan berupa tetesan air lagi, tapi menjadi seperti es. Semakin dingin Doi Inthanon, semakin banyak juga orang pengen jalan-jalan ke sana untuk merasakan dinginnya udara di bawah nol derajat celcius. Kalau kami sih cukuplah dengan udara dikisaran belasan derajat celcius saja, terlalu dingin juga bikin pusing kepala biasanya.

Banyak orang yang anggap enteng dengan musim dingin kali ini dan berpikir kalau dinginnya masih akan biasa saja. Mungkin kalau baru datang dari negeri bersalju, suhu harian 15 derajat celcius itu biasa ya. Tapi untuk yang biasa dengan suhu harian 30 derajat celcius, penurunan suhu ini langsung terasa sampai ke tulang-tulang hehehe. Saya perhatikan beberapa orang masih berani pakai celana pendek dan baju lengan pendek. Tapi ya mungkin saja belum keburu beli baju hangat atau punya persediaan lemak tebal untuk menghangatkan badan haha.

Beberapa hari ini, udaranya cukup dingin walaupun kami menutup semua pintu dan jendela. Karena tidak punya pemanas, yang bisa dilakukan adalah memakai baju yang cukup tebal dan selimut ketika tidur. Udara dingin begini, tentunya hemat air juga karena mandi cukup 1 kali sehari hahaha.

Musim dingin di Chiang Mai juga ditandai dengan banyaknya bunga bermekaran di pegunungan sekitar Chiang Mai. Musim dingin identik dengan musim jalan-jalan. Udara adem, biarpun banyak jalan kita tidak akan berkeringat. Selain jalan-jalan melihat keindahan alam, bulan Desember juga banyak kegiatan berlangsung di Chiang Mai. Acara maker party yang kami kunjungi kemarin hanya salah satu dari berbagai acara pameran, bazaar, fair, market maupun sale yang sedang berlangsung di Chiang Mai. Kegiatan sejenis ini biasanya akan banyak berlangsung sampai bulan Februari.

kualitas udara kurang bagus

Biasanya, musim dingin itu langitnya cerah dan bersih. Tapi saya perhatikan beberapa hari ini langitnya kurang bersih. Dan ternyata sepertinya entah dari mana asalnya, kualitas udara tidak terlalu bersih. Mungkin karena tidak ada hujan sama sekali, beberapa orang mulai membakar sampah kering.

Kalau dari prakiraannya, udara dingin begini hanya sampai pertengahan minggu ini. Setelahnya udara dingin hanya di malam hari, tapi siang hari udaranya bisa mencapai 30 derajat celcius ke atas lagi.

dingin akan berlalu

Biasanya sih kalau sudah merasakan yang dingin banget, baru deh gak bertanya-tanya lagi mana musim dinginnya. Walaupun nantinya udara siang bisa di atas 30 derajat celcius, biasaya udara sore dan malam maupun pagi menjelang siang cukup menyenangkan untuk berjalan-jalan.

Waktunya untuk mempersiapkan rencana tujuan jalan-jalan setiap akhir pekan, dan juga tujuan liburan akhir tahun.