Tulisan ini bukan spesifik ngomongin Drama Korea atau drama asia, tapi bisa drama apa aja. Kemarin akhirnya selesai juga nonton Cdrama Find Yourself. Percakapan dalam drama ini sering menyebutkan seolah-olah mereka ada dalam kehidupan nyata dan membahas: “ah kau pikir hidup ini seperti di film drama?” Tulisan ini sekalian mengambil contoh dari kisah di drama Find Yourself.
Tidak semua orang suka nonton drama. Tidak semua orang menyukai drama yang sama. Saya sendiri termasuk suka nonton drama asalkan jalan cerita menarik, ada faktor romantis dan komedi. Sedikit fantasi masih bolehlah, asal jangan terlalu mengada-ada.
Saya tidak suka nonton drama yang terlalu sedih ataupun yang terlalu berisikan protes sosial. Tidak suka bukan berarti tidak menonton, kadang-kadang secara acak saya menonton juga beberapa drama di luar genre yang biasa saya tonton.
Drama Crash Landing of You (CLOY) sudah selesai minggu lalu, tapi sepertinya pembicaraan seputar drama ini masih ramai di forum maupun pemberitaan. Drama ini cukup populer karena walaupun kesannya drama romantis biasa, tapi latar belakang kisah cinta antara Korea Selatan dan Korea Utara yang akhirnya bisa diberi akhir bahagia mengatasi masalah politik tanpa membuat salah satu menghianati negaranya membuat drama ini semakin populer dan diberitakan di berbagai media Internasional.
Dari pengalaman menonton beberapa drama ongoing belakangan ini, baru drama CLOY ini ada penundaan tayang karena proses syutingnya belum selesai. Segitu serunya cerita tapi harus menunggu 2 minggu itu jadi dilema antara tunggu selesai semua saja baru nyusul dan gak seru kalau keliatan spoiler. Waktu diumumkan akan ada penundaan shooting, saya jadi teringat dengan drama yang dibintangi oleh pemeran CLOY Hyun Bin di tahun 2008 The World Within.
Praktek drama kejar tayang ini ternyata merupakan hal yang umum terjadi untuk produksi drama Korea. Katanya sih, terkadang untuk melihat reaksi penonton. Lalu nantinya berdasarkan ratingnya, bisa untuk menambahkan product placement. Bahkan kadang ada yang mengubah ending.
Drama World Within (WW) ini menceritakan dunia para pekerja seni yang memproduksi drama yang tinggal kita nikmati. Waktu menonton 10 menit pertamanya, saya stress sendiri. Semua orang berteriak-teriak, marah-marah, dan ada terlalu banyak tokoh digambarkan sehingga saya tidak bisa mengikuti ini ada apa semua stress banget sih hehehe.
Sebenarnya pengennya nulisnya besok-besok. Tapi karena hari ini belum berakhir (dan belum nulis), baiklah ditulis sekarang saja mumpung baru selesai nonton final episodenya yang hampir 2 jam (1 jam 51 menit). Untuk kali ini tulisannya mungkin akan ada sedikit spoiler.
poster Crash Landing on You (sumber : tvN)
Major spoiler: saya akan menuliskan endingnya! Tapi saya tidak akan tuliskan detailnya. Untuk yang belum nonton dan tidak mau baca spoiler dan pengen tahu tentang apa drama Crash Landing on You (CLOY) ini, bisa dilihat di tulisan sebelumnya.
Eh iya ini bukan cerita perang ya. Walaupun tokoh prianya berpakaian militer, tapi mereka bukan militer untuk perang ataupun di jaman perang. Drama ini berbeda settingnya dengan DOTS (Descendants of The Sun)
Kemarin iseng-iseng liat Netflix, eh ada drama baru yang tulisannya new episodes weekly. Berhubung belum nemu kdrama ongoing yang mau ditonton, baiklah kita coba chinese drama (cdrama). Berbeda dengan memilih tontonan kdrama yang biasanya saya baca reviewnya dan siapa pemainnya, untuk cdrama saya langsung nonton saja. Saya juga lagi malas mencari tahu nama pemain utama ataupun pemain pendukungnya.
Tokoh Utama: Wanita Karir Sukses dan Single di umur 32
Ternyata awal ceritanya cukup menarik. Tokoh utama wanita, berumur 32 tahun, seorang wanita karir yang sudah cukup mapan dan punya jabatan di kantornya. Sampai berumur 32 tahun, dia masih sendiri dan belum pernah pacaran sama sekali. Jangan pikir dia tidak cantik, tokohnya digambarkan cantik, cerdas, disiplin dan cukup ramah, tapi ya dia belum ketemu saja orang yang dia suka. Walaupun semua orang sudah menganggap dia sudah terlambat menikah, tapi dia juga tidak mau menikah tanpa cinta. Dia memilih tidak menikah daripada menikah tanpa cinta. Saya tertarik meneruskan film ini karena digambarkan si wanita punya prinsip.
Si wanita ini dikisahkan di masa mudanya rajin ke perpustakaan untuk baca komik. Di perpustakaan dia bertemu dengan seorang pria yang mengejar dia dengan gigih tapi ya akhirnya mereka jadi teman baik saja. Alkisah si pria ini menyukai pinguin dan bercita-cita untuk bekerja di Kutub Selatan supaya bisa meneliti pinguin. Sebelum si pria berangkat ke Kutub Selatan, dia meminta tokoh wanita berjanji. Janjinya kalau di umur 35 tahun mereka masih sama-sama single, maka mereka akan menjadi pasangan satu sama lain.
Ah, jadi ternyata, si wanita belum menemukan orang yang dia suka karena ternyata dia masih hidup di alam mimpi masa remaja seperti yang ada dalam komik yang dia baca. Ternyata diam-diam si wanita ini menyukai pria yang pergi ke kutub selatan itu dan tanpa sadar menanti pria itu walau sampai umur 35 tahun. Tentunya cerita drama tidak menarik kalau berhenti sampai disitu. Si pria itu memang kembali di saat mereka masih berumur 32 tahun, tapi ternyata pria itu sudah menemukan wanita lain dan akan segera menikah. Tentu saja si wanita terpukul sejenak karena penantiannya sia-sia selama ini.
Setelah menerima kenyataan pahit tentang pria yang dia tunggu selama 10 tahun, dia tetap harus melakukan pekerjaannya. Di saat melakukan tugasnya, dia bertemu dengan 2 pria yang nantinya sama-sama tertarik dengannya.
Cinta pandangan pertama vs Takdir
Pria pertama: masih mahasiswa, umur 22 tahun, sedang magang di perusahaan di mana si wanita bekerja. Mahasiswa magang ini merupakan murid dari saudara kembar si wanita, dia memperoleh kesempatan magang atas permintaan dosennya ke kembarannya (saudara kembarnya ini laki-laki). Si mahasiswa tertarik dengan tokoh wanita dari pandangan pertama. Mereka tidak sengaja bertemu di tangga kampus ketika si tokoh wanita menunggu kembarannya di kampus. Saat itu, dia belum tau kalau si tokoh wanita itu adalah kembaran dari dosennya yang akan jadi bosnya magang.
Pria kedua: sudah jadi bos di perusahaan periklanan yang bekerja sama dengan kantor si wanita bekerja, umur 37 tahun, single dan belum pernah menikah. Alasan si bos iklan ini belum menikah karena dia menunggu jodoh yang menjadi takdirnya. Pria ini punya anjing kecil lucu yang hilang pada suatu hari, dan ditemukan si tokoh wanita. Ada kesalahpahaman di awal pertemuan, tapi setelah beberapa kali bertemu tanpa sengaja, si bos iklan ini mulai berpikir jangan-jangan si wanita itu takdirnya.
tulisannya coming weekly, padahal ada episode baru tiap hari
Informasi Lainnya
Waktu mulai menonton kemarin, saya tidak kepikiran mencari tahu berapa banyak jumlah episode dari drama ini. Biasanya kalau terlalu banyak, saya udah malas duluan. Tadi baru lihat kalau drama ini ada 41 episode. Untungnya drama ini durasinya hanya 45 menit per episode, kalau kita skip bagian awal dan akhir, mungkin jadi sekitar 35 menit 1 episodenya. Drama ini tayang setiap hari sampai tanggal 20 Februari 2020. Kalau ga sempat nonton 2 episode / hari, artinya punya tontonan setiap hari (gak usah nunggu lama kayak kdrama hehe).
Drama ini genrenya romantis komedi. Ratingnya untuk 13 tahun ke atas. Sejauh 4 episode yang saya tonton, dramanya cukup menghibur. Tidak selambat cerita Go Go Squid dan ya ada beberapa bagian komedinya juga.
Sehari 2 episode, sampai 20 February 2020
Pilih mana, pria 1 atau 2?
Drama ini sebenarnya bisa jadi dari kisah nyata. Bagaimana kalau kamu masih single di umur 32 tahun diberi dilema untuk memilih pria umur 22 (mahasiswa magang) atau pria 37 tahun (bos kantor iklan). Kalau ini kdrama, saya bakal tahu akhirnya pasti dengan pemeran utama prianya. Tapi karena saya tidak tahu ini pemeran utamanya yang mana, saya juga jadi gak bisa nebak berdasarkan pemeran utama.
Secara kepantasan, sepertinya akan banyak yang memilih si bos iklan saja. Apalagi mereka bertemunya berkali-kali tanpa sengaja seperti takdir saja. Tapi entah kenapa, saya melihat trend asian drama belakangan ini berusaha mendobrak pandangan tradisional soal perbedaan umur. Ada kemungkinan akhirnya si wanita akan memilih pria yang lebih muda. Daripada menebak-nebak, ditonton sajalah dan dinikmati buat hiburan. Ada yang sudah mulai nonton juga gak?
Kdrama Chocolate ini baru selesai tayang di Netflix hari Minggu lalu, sebelum lupa saya mau tuliskan sedikit review dan opini tentang drama ini. Seperti biasa, mudah-mudahan tidak ada spoiler, dan ya namanya opini sifatnya subjektif hehehe.
Drama sebanyak 16 episode ini awalnya saya mulai nonton karena judulnya. Saya pikir isinya akan berupa cerita seputar bikin coklat melulu, tapi ternyata saya salah. Coklat merupakan awal dari cerita cinta pasangan utamanya.
Cerita bergenre melodrama romantis ini sebenarnya bukan tipe drama yang bikin saya betah nontonnya. Dari beberapa genre sejenis yang pernah ditonton, saya paling tidak tahan melihat scene yang dilama-lamain dan sedih bukan kepalang. Tapi drama Chocolate ini, walaupun saya akui ada bagian yang berasa dilambat-lambatin, tapi ya masih menarik untuk dilihat karena biasanya pemerannya mikir sambil masak.
Teaser Chocolate dari YouTube The Swoon
Ada banyak jenis masakan yang ditunjukkan dimasak di drama ini, bukan cuma coklat doang. Kebanyakan makanan seperti lauk pauk gitu deh. Cara bercerita sambil tokohnya menyiapkan makanan ini cukup menarik, mulai dari mengupas, mengiris, mencuci, urutan memasukkan bahan-bahan ke dalam panci ataupun kuali sampai dihias di atas piring untuk disajikan. Ini bukan acara master chef, bukan juga acara masak memasak, tapi ya tampilan makanan yang dimasak dan disajikan bisa bikin saya betah menonton drama melodrama ini. Makanan yang disebutkan bukan cuma ramen, atau jajangmyon, ataupun teokbukki yang sering disebut-sebut di drama lain saja. Tapi saya lupa nama-namanya hahaha.
Setting lokasi cerita ini ada beberapa tempat. Ceritanya juga berusaha menceritakan dari kisah pertemuan pertama tokoh wanita dan prianya. Cerita 2 episode pertama kita harus memperhatikan tahun peristiwanya, karena ada bagian ceritanya maju mundur.
Garis besar ceritanya seorang anak perempuan yang kelaparan diundang makan oleh seorang anak laki-laki baik hati yang senang membantu ibunya memasak. Anak ini juga senang memasak coklat dan punya keahlian masak, jadi setelah pertemuan pertama itu, si anak ini mengundang teman barunya itu untuk datang lagi makan coklat shasha. Tapi karena satu dan lain hal, mereka tidak bisa bertemu lagi di hari yang dijanjikan. Si anak laki-laki pindah ke kota besar dan menjadi seorang dokter ahli saraf, sedangkan si anak perempuan memilih jadi chef karena terkesan dengan makanan yang disajikan di restoran si anak laki-laki itu. Tujuan jadi chef nya juga karena ingin bisa memasak coklat shasha.
Setelah bertahun-tahun kemudian, dengan berbagai kesedihan yang terjadi dalam kehidupan masing-masing, akhirnya mereka bertemu kembali. Tapi tentu saja mereka tidak langsung saling mengenal. Pertemuan pertama itu hanya sebentar, dan mereka hanya saling berkenalan nama. Dengan banyakan peristiwa yang terjadi dalam hidup masing-masing, sebenarnya agak aneh kalau mereka langsung mengenali satu sama lain.
Cerita dalam drama ini mengambil tempat di Greece juga selain di Korea. Ceritanya, si cewe belajar masaknya di Greece. Salah satu daya tarik drama ini selain penyajian makanannya ya pemandangan alamnya.
Kalau didaftarkan di sini, banyak sekali kesedihan yang dihadapi 2 tokoh utama ini. Proses mulai dari pertemuan pertama, sampai mereka menyadari siapa satu sama lain juga lama banget. Ceritanya juga sebenarnya klise banget, kisah cinta pertama dari sejak kecil dan itu hasil pertemuan sekali saja. Terlalu mengada-ngada ya sepertinya. Tapi ya, namanya drama (ini kalimat yang akan sering ada kalau ngomongin drama), saya kagum dengan kemampuan penulis membuat rangkaian kesedihan dalam kehidupan 2 tokoh utama sambil memikirkan menyajikan pemandangan alam yang indah dan makanan yang terlihat menarik.
Endingnya gimana? apakah mereka akhirnya bersama? Ada kisah cinta segitiganya gak? atau ada nenek sihir jahatnya gak? eh emang ini cerita apaan sih pake nenek sihir segala, ini bukan kisah Hansel dan Gretel. Tapi seperti semua drama, pasti adalah orang jahatnya. Bagian yang ini bisa ditonton sendirilah. Kalau gak suka dengan klise nya, coba liat makanannya deh. Kalau gak suka makanannya, ya udah ga usah ditonton hehehe.
Ada banyak pesan kehidupan juga dalam drama ini, apalagi karena salah satu settingnya adalah rumah sakit untuk pasien-pasien yang penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Rumah sakit itu lebih untuk membantu pasien supaya tidak terlalu menderita di masa akhir hidupnya. Setting lokasi rumah sakit ini yang bikin makin terasa melodramanya. Kalau gak suka melodrama, gak suka makanan, gak suka klise cinta pertama, ya udah cari drama lain, ada banyak kok hehehe.
Dengan berakhirnya drama ini, saya perlu mencari drama baru yang masih tayang untuk ditonton. Ada yang mau kasih rekomendasi?
Biasanya saya menuliskan review drama setelah dramanya selesai. Tapi biasanya juga kalau sudah selesai mood menulisnya hilang. Jadi mumpung lagi kepikiran, yuklah dituliskan aja sekarang. Tulisan kali ini seperti biasa akan saya usahakan tanpa spoiler dan bukan review. Tulisan ini masih ngomongin drama ini secara umum. Besok-besok kalau rajin ditulis review yang mungkin bakal ada spoilernya hehehe.
kredit: @ahpheng8 – biar gak nonton drama mulu, sesekali nonton yang hanya ada 2 episode seminggu
Drama Crash Landing on You (CLOY) ini baru ditayangkan 10 episode dari rencana 16 episode. Drama ini tayang setiap Sabtu dan Minggu jam 21.00 KST di TVn atau bisa diikuti di Netflix hari yang sama jam 21.00 WIB.
Fakta-fakta tentang drama ini
Drama ini mulai produksi sejak akhir Juli 2019 dengan pembacaan skrip untuk pertama kalinya, dilanjutkan dengan syuting mulai akhir Agustus di Swiss dan Mongolia selain di Korea. Keindahan alam Swiss menjadi salah satu daya tarik dari drama ini.
Teaser Netflix, Sumber Youtube The Swoon
Waktu membaca ringkasan cerita drama ini, saya agak merasa tidak masuk akal dan mengada-ada. Cerita bergenre komedi, romantis tapi belakangan semakin melodrama. Ekspektasi saya sih ceritanya akan ringan, ternyata cukup membuat penonton merasakan roller coaster emosi yang mana seperti ungkapan ngis ngis ngis gula jawa, habis nangis ketawa-tawa terus abis itu nangis lagi hahaha.
Ceritanya berkisah tentang seorang wanita pengusaha sukses dan kaya yang melakukan paragliding untuk uji coba produk perusahaannya. Langit yang cerah tiba-tiba menjadi gelap dan ada tornado yang menerbangkan berbagai hal termasuk sapi dan traktor yang berat. Ajaibnya, si wanita ini selamat dan hanya nyangkut di pohon saja.
Netflix Trailer, sumber: Youtube The Swoon
Wanita ini ditemukan oleh seorang berpakaian militer yang ternyata sedang bertugas menjaga garis perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Anggota militer ini seorang kapten dari Korea Utara yang jagoan menjinakkan bom dan karakternya selalu mengikuti aturan yang berlaku. Kapten yang seharusnya mengikuti aturan ini ternyata tidak sampai hati melaporkan wanita yang mendarat tak sengaja, dan akhirnya malah menyembunyikan wanita itu dan berusaha membantunya untuk bisa kembali ke Korea Selatan.
Dalam usahanya membantu memulangkan si wanita, si kapten dan si wanita jatuh cinta. Misi utama drama ini adalah mengaduk-aduk perasaan penonton yang tadinya bilang: aduh ini cerita gak masuk akal sekali, menjadi ikut hanyut dan galau gimana ceritanya biar mereka mendapatkan akhir yang bahagia selamanya karena situasi politik kedua negara tersebut tidak memungkinkan mereka bersatu (masalah beda suku atau orangtua gak setuju karena beda level kekayaan lewatlah kalau udah urusan politik begini).
ratingnya naik setiap episodenya
Oke, setelah 2 episode pertama, penonton sepertinya memaafkan cerita awal yang tidak masuk akal. Kita terima sajalah keajaiban di mana si wanita masih hidup walau terbawa tornado. Namanya juga drama! Episode pertama yang mulai tayang 14 Desember 2019 ini mendapat respon positif dengan rating yang cukup tinggi dibandingkan drama-drama lain yang tayang di TV Cable. Apa sih yang bikin penonton tertarik menonton drama ini?
Promosi yang sangat gencar
Sejak pemeran utama pria dan wanitanya ditawari untuk main di drama ini, pemirsa sudah ramai membicarakannya. Kenapa? karena yang dipilih untuk menjadi pasangan utama dari drama ini baru saja main bareng di film Korea The Negotiation. Kabarnya setelah selesai main bareng di tahun 2018, mereka memang menyatakan ada keinginan untuk kerjasama bareng lagi. Gak pake lama, dapat tawaran main bareng di tahun 2019 dan mereka konfirm jadi pasangan utama di drama ini.
Promosi-promosi berikutnya sebenarnya sudah bisa ditebak dan hampir selalu terjadi dengan produksi drama-drama lainnya. Misalnya foto ketika pembacaan skrip pertama, ataupun ketika mereka akan berangkat untuk syuting di Swiss dan Mongolia.
Sebelum penayangan episode pertama, mereka mengadakan press conference dan beberapa video interview dari pemeran utamanya. Hal ini juga dilakukan oleh drama yang lain. Tapi untuk drama lain yang juga tayang di Netflix, biasanya pemeran utamanya akan main Jenga. Setelah 10 episode ditayangkan, video main Jenga belum ada release. Eh tapi jangan salah selain video Behind The Scene (BTS) hampir setiap minggunya, mereka juga merelease ada banyak video lainnya yang menunjukkan interaksi pemain utama selain dalam drama, misalnya:
main pingpong sambil melakukan tantangan yang sudah disediakan
Kalau mau melihat interaksi dari pemain utama pria dan wanita, bisa dicari dari video-video yang saya sebut diatas selain video wawancara mereka masa promosi film The Negotiation. Pemain utama yang seumuran dan memang sudah saling mengenal lama ini ngakunya berteman baik dan merasa nyaman satu sama lain.
Seperti yang selalu terjadi dengan pasangan utama drama manapun, namanya fans pasti deh bakal banyak yang berasumsi kalau mereka bukan cuma teman biasa dan pasti pacaran. Gosip pacaran dari pemain utama pria dan wanita drama ini sudah ada sejak film sebelumnya, dan belakangan malah gosipnya mereka akan menikah selesai produksi drama ini. Tentunya gosip ini sudah dibantah oleh masing-masing management. Sejak 2018, mereka sudah digosipkan pacaran dan dibantah sebanyak 3 kali! Kalau ada gosip sekali lagi dapat gelas ya hahahaha.
Akting dari pemain pendukung dan Sutradara yang jagoan
Bukan cuma pemain utama dari drama ini yang aktingnya jagoan. Pemain pendukungnya termasuk yang tampil secara khusus juga semuanya terlihat menarik terutama untuk yang berperan sebagai warga Korea Utara. Kabarnya dialek dari Korea Utara ini tidak sama dengan Korea Selatan. Saya tidak tahu persisnya, tapi memang terdengar berbeda.
Pemeran pendukungnya membuat genre komedinya terasa sekali. Pemeran utamanya juga tidak melulu menggambarkan cerita romantisnya saja. Interaksi dari pemeran utama dengan pemeran pendukungnya membuat drama ini semakin menarik. Aktor dan aktris di drama ini semuanya punya ekspresi yang bisa berubah-ubah dan bikin ceritanya semakin menarik.
Penyajian cerita di mana ada tambahan di akhir drama untuk flashback atau menceritakan hal yang belum diceritakan membuat penonton harus benar-benar menunggu sampai semua tulisan kredit berakhir. Karena scene yang ada di akhir gak kalah penting dengan scene sepanjang cerita utama.
Jalan cerita yang cepat dan tidak selalu bisa ditebak
Sebelumnya, buat saya menonton drama itu ya random dan tidak perlu tahu siapa penulis ceritanya. Tapi kali ini saya jadi tahu kalau penulis cerita drama ini juga penulis yang sama dengan Legend of The Blue Sea dan My Love from Another Star.
Dari 2 drama tersebut, genrenya juga fantasi. Bedanya dengan CLOY ini, yang 1 kisah cinta dengan putri duyung dan yang 1 dengan Alien. Untuk fantasi dengan tokoh yang tidak nyata, ending dari cerita tentunya tergantung imajinasi penulis. Nah kalau yang sekarang ini ceritanya menyangkut negara yang memang ada. Kalau terlalu tidak masuk akal, nanti bisa-bisa diprotes sama pemirsa.
Sejauh ini, jalan ceritanya cukup cepat. Walaupun banyak yang terasa klise ala kdrama pada umumnya, tapi baru episode 10 saja yang terasa sangat lambat. Ini juga mungkin karena melodrama-nya terasa lebih banyak dan komedinya berkurang. Mereka perlu menceritakan latar belakang beberapa hal yang mendukung cerita selanjutnya. Kalau beberapa episode awal durasi tayangnya hanya 1 jam, belakangan ini durasi tayangnya hampir 90 menit.
Kesimpulan
Prinsip memilih kdrama untuk ditonton biasanya: kdrama itu harus happy ending! Hidup ini gak selalu happy ending, jadi maunya tontonan ya happy ending. Tapi ya, proses menuju happy endingnya itu seru juga buat diikuti. Beberapa hal kalaupun tidak masuk akal, ya namanya juga drama. Sedikit fantasi penulis diterima saja. Tapi kalau terlalu mudah atau terlalu klise juga rasanya tidak seru.
Sejauh 10 episode ini, penyajian cerita dan komposisi komedi dan romantisnya cukup seimbang. Semua scene juga terasa penting dan menjelaskan cerita keseluruhan. Di akhir beberapa episode, penonton dibuat tertunggu-tunggu karena ada bagian yang bikin bertanya-tanya: kenapa begitu?
Hal yang juga menarik dari drama ini adalah cara penulis dan sutradara menggambarkan kehidupan di Korea Utara. Saya yang sebelumnya tidak pernah kepikiran tentang konflik dua negara dan apa bedanya mereka jadi mulai tertarik mencari tahu berapa jauh kebenaran penggambarannya.
Mengikuti drama yang tayang setiap minggu ini sebenarnya ada plus minusnya.
Plusnya:
kita harus belajar sabar menunggu lanjutan episode selanjutnya dan gak bisa begadang karena nonton sampai pagi hehehe.
kita jadi bisa menebak-nebak kelanjutan ceritanya, secara ga langsung kita jadi berpikir dan bisa membuat alternatif kelanjutan cerita itu (proses kreatif kan haha).
Minusnya:
kadang-kadang kita harus menunggu 2 minggu karena produksinya belum sepenuhnya selesai, padahal kan udah penasaran ya.
beberapa orang mungkin tidak akan meneruskan menonton karena lupa dengan apa yang terjadi di episode sebelumnya hehe
kredit : @ahpheng8 – begini kira-kira ekspresi penonton kalau harus nunggu 2 minggu padahal ending episode 10 lagi seru-serunya hahaha
Udah penasaran belum dengan drama ini? Mumpung mereka lagi break minggu depan karena Imlek, yuk nyusul menonton 10 episode yang sudah tersedia. Kalau nontonnya setelah selesai 16 episode, biasanya kurang seru karena ada banyak spoiler di mana-mana. Drama ini lebih bisa dinikmati kejutan-kejutannya kalau belum melihat spoilernya sama sekali. Beda deh bikin roller coaster emosi ketika menontonnya.
Biasanya, saya hanya menonton drama Korea yang sudah selesai ditayangkan. Menonton drama yang masih tayang itu butuh kesabaran untuk menunggu lanjutannya seminggu kemudian. Tapi kalau nonton yang sudah selesai, dengan alasan penasaran, akhirnya jadi tidur larut keterusan nonton episode berikutnya (ini buat yang sering nonton film serial pasti tau lah rasanya).
Belakangan, saya akhirnya memilih untuk menonton serial yang masih ditayangkan. Drama korea biasanya tayang 2 episode setiap minggunya, dan karena rata-rata jumlah episode 16 – 20, paling lama 10 minggu juga sudah selesai mengikuti dramanya.
Awalnya saya hanya mengikuti Vagabond. Tapi liat di Netflix ada When the Camellia Blooms juga. Karena Vagabond itu tayangnya Sabtu – Minggu, sedangkan Camellia tayang Rabu – Kamis, saya pikir bisa juga nih ngikutin 2 drama sekaligus. Genre Vagabond dan Camellia ini berbeda sekali, jadi anggaplah untuk penyeimbang. Vagabond lebih ke aksi berantam, tembak-tembak, kekerasan dan lebih mirip dengan serial western. Kalau Camelia genrenya drama kehidupan dan ada sedikit cerita romantis dan unsur komedinya. Jadi lebih ringan dan saya pikir akan banyak klise-klise ala drama Korea.
Setelah mengikuti beberapa episode dari 2 serial tersebut, eh ternyata teman saya merekomendasikan Extraordinary You. Drama ini konsepnya menarik buat saya, karena walau menceritakan kehidupan anak SMA, tapi diceritakan kalau tokoh-tokohnya sebenarnya hidup dalam dunia komik dan mereka mendapatkan kesadaran kalau mereka hidup di dunia komik. Ada bagian di mana mereka ga punya kontrol terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan dan harus mengikuti apa yang dituliskan penulis, tapi di luar “stage”, mereka bebas untuk berkata dan berpikir hal lainnya. Tidak semua tokoh dalam film ini memperoleh kesadaran. Buat yang sadar mereka tinggal di dunia komik, mereka akan tetap ingat apa yang terjadi di luar stage, tapi untuk yang tidak punya kesadaran, mereka tidak punya ingatan apapun yang terjadi di luar stage.
Nah, setelah mengikuti 3 serial on going, ternyata masih ada waktu lagi buat ngikutin serial Melt Me Softly. Sinopsis Melt Me Softly tentang orang yang di bekukan lalu cair 20 tahun kemudian membuat saya tertarik. Ide ceritanya berbeda dengan ide cerita kdrama pada umumya.
Nah, kebetulan 4 serial yang saya ikuti itu berakhir pada masa yang bersamaan. Dari 4 drama tersebut, hanya Camellia yang benar-benar menarik untuk dilihat dari awal sampai akhir. Sedangkan Vagabond yang awalnya paling menarik, berakhir paling jelek. Melt Me Softly walau idenya bagus, tapi eksekusinya jelek dan konsisten jelek dari awal sampe akhir. Extraordinary You, di awal cukup menarik, agak tengah ada bagian membosankan, endingnya juga agak terlalu biasa dan too good to be true. Tapi ya namanya drama, masih bisa diterimalah daripada ending Vagabond ataupun Melt Me Softly.
Tadinya kepikiran untuk mereview drama-drama ini satu persatu, tapi sepertinya informasinya sudah cukup untuk memberi gambaran apakah drama tersebut cukup menarik untuk ditonton atau tidak (padahal alasan utama udah malas nulisnya hahaha). Setelah menonton 4 drama on-going, walau ada yang endingnya mengecewakan, tapi sepertinya menonton serial on-going lebih baik buat saya. Dari dulu juga mengikuti TV series biasanya 1 episode per minggu.
Mungkin kalau rajin kapan-kapan nulis review drama-drama lainnya hehehe. Sekarang waktunya mengurangi tontonan kdrama karena karena mau kembali dengan hobi lama seputar benang (merajut) dan kain (menjahit). Lagipula bulan Desember ini ada banyak acara yang menarik untuk dikunjungi di Chiang Mai, jadi lebih baik kita jalan-jalan daripada nonton melulu hehehe.