Pentingnya Periksa Kesehatan Mata

Saya baru menggunakan kacamata sejak awal tahun 2018. Karena tidak biasa dan tidak selalu merasa butuh, saya hanya memakainya saat membaca. Belakangan ini rasanya tidak nyaman kalau tidak menggunakannya, tapi ketika dipakai rasanya mulai kurang nyaman juga terutama kalau pencahayaannya berlebihan ataupun kurang. Jadi serba salah ya rasanya.

Hari Sabtu akhir Juni lalu, setelah menunda beberapa kali akhirnya kami punya kesempatan ke dokter mata. Sebenarnya kalau untuk alasan ganti kacamata saja, bisa saja langsung ke banyak toko kacamata, ini yang saya lakukan ketika pertama kali bikin kacamata. Tapi karena dari cerita Joe ada teman yang harus operasi mata karena tidak aware sebelumnya dan saya baca anjuran memeriksa mata secara rutin di atas umur 30, maka saya pikir sekalian periksa deh. Ini pengalaman pertama periksa mata ke dokter spesialis mata.

Pemeriksaan awal kita diminta untuk membaca angka di papan yang berjarak sekitar sekian meter. Mata diperiksa gantian mata kanan dan kiri. Saya juga boleh menggunakan kacamata yang saya pakai sekarang ini.

Pemeriksaan berikutnya, mata kanan dan kiri diperiksa tekanannya dengan air puff tonometry. Pemeriksaan tekanan pada mata ini awalnya bikin saya kaget, karena tiba-tiba ada seperti udara disemprotkan ke mata. Tapi waktu periksa mata kiri saya sudah tidak kaget lagi. Hasil pemeriksaan awal dikonsultasikan oleh dokter spesialis.

Hasil pemeriksaan tekanan mata, ternyata mata kanan saya tekanannya di atas normal sedangkan mata kiri masih batas wajar. Untuk meyakinkannya, di dalam ruang dokter saya diperiksa lagi dengan alat tonometry yang lebih tinggi akurasinya. Sebelum di cek dengan alat berikut ini saya di berikan anastesi dulu matanya. Rasanya cuma agak lengket dikit tapi kurang dari 30 menit efek anastesi nya sudah hilang. Hasil pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih ini juga hasilnya masih sama, mata kanan tekanannya lebih tinggi dari batas normal.

Lalu pertanyaan berikutnya oleh dokter kapan terakhir kali saya periksa mata dan apakah di keluarga saya ada yang punya penyakit glaukoma. Kondisi tekanan pada bola mata yang tinggi ini disebut ocular hypertension merupakan salah satu indikasi yang perlu diwaspadai sebagai kemungkinan mengarah menjadi glaukoma.

Apa sih glaukoma itu? Perasaan pernah dengar tapi gak pernah benar-benar cari tau. Ternyata glaukoma itu kerusakan saraf mata yang diakibatkan tekanan tinggi pada bola mata dan kalau tidak diobati bisa mengakibatkan kebutaan. Gejala glaukoma ini sering tidak terdeteksi kalau kita tidak pernah memeriksakan kesehatan mata sebelumnya dan baru disadari ketika mulai mengalami kehilangan penglihatan. Kalau sudah sampai terjadi pengurangan kemampuan melihat, mata kita tidak bisa dikembalikan untuk bisa melihat seperti semula lagi. Penyakit ini berbeda dengan rabun yang bisa diatasi dengan kacamata.

rumahsakitnya punya gadget keren nih buat periksa mata

Berikutnya, saya disarankan untuk diperiksa lebih lanjut dengan alat yang ada di rumah sakit. Saya diberikan nomor telepon rumah sakitnya untuk membuat janji memeriksa ketebalan kornea (OCT Test) dan Test lapang pandang (Visual Field Test). Kedua test ini diperlukan sebelum mengambil kesimpulan tindakan perawatan yang perlu dilakukan.

Setelah menelpon rumahsakit, saya disuruh datang hari kamis pagi jam 9. Rasanya cukup lama menunggu hari Kamis tiba. Hari Kamis pagi, saya diantar Joe ke rumah sakit dan Joe lanjut ke kantor. Untungnya gak lama menunggu saya dipanggil untuk diperiksa, jadi gak sampai lama resah sendirian hehehe.

Pemeriksan OCT berlangsung sangat cepat, gak sampai 5 menit rasanya. Berikutnya pemeriksan Visual Field Test yang cukup lama. Masing-masing mata diminta melihat 1 titik kuning dan kalau melihat ada cahaya blinking kita diminta memencet tombol. Pemeriksaan 1 mata berlangsung sekitar 10 menit. Jadi untuk 2 mata pemeriksaan 20 menit. Hasilnya pegel mata pegel pinggang karena kebetulan posisi mesinnya agak lebih tinggi dan kaki saya agak menggantung. Boleh berkedip selama pemeriksaan, tapi kalau fokus mata berpindah dari titik kuning, pemeriksaan harus diulang dari awal. Untungnya saya bisa lulus periksa tanpa mengulang. Kebayang kalau udah 9 menit tau-tau harus ulang dari awal hahaha. Mata agak berair karena kelamaan berusaha ingat fokus di 1 titik.

Setelah pemeriksaan selesai, saya dikasih lembaran hasil pemeriksaan untuk dikonsultasikan ke dokter klinik yang merujuk ke rumah sakit. Jadi saya gak bisa langsung tahu hasilnya saat itu juga. Biaya untuk 2 test tersebut plus administrasi rumahsakit sekitar 2200 Baht. Lumayan mahal ya, tapi lebih penting mengetahui kondisi kesehatan mata daripada mikirin duit kan.

Sore harinya, saya ke klinik mata lagi untuk konsultasi hasil pemeriksaan dari rumah sakit. Hati agak deg deg an dikit tapi ya optimis matanya masih bisa lihat. Worst case, kalau memang harus diobati ya diobati untuk mencegah kebutaan. Best case, matanya masih sehat dan gak perlu diobati apa-apa, tapi ya dijaga jangan dipaksa memakainya.

Seperti biasa, setelah mendaftarkan diri di klinik dilakukan pemeriksaan membaca angka dan air puff tonometry. Hasil pembacaan air puff tonometry hari Kamis sore, kanan dan kiri sama-sama dalam batas normal. Hati mulai tenang dan optimis matanya masih sehat.

Setelah mengantri sekitar 20 menit menunggu giliran ketemu dokter, saya bisa semakin lega karena berdasarkan hasil pemeriksaan dari rumah sakit, semuanya masih normal. Ketebalan kornea normal, test lapang pandang juga normal dan hasilnya tidak ada vission loss.

Lega rasanya, tapi saya jadi bertanya-tanya, apa kira-kira penyebab pemeriksaan hari Sabtu sebelumnya bisa lebih tinggi dari normal. Kalau penjelasan dokter bilang, mata kita ini tekanannya seperti gelombang, ada titik rendah dan titik tinggi. Kemungkinan hari Sabtu lalu itu tekanan mata kanan saya sedang ada di titik tinggi, sedangkan di hari Kamis bisa jadi lagi di titik rendah. Lalu saya tanya lagi: apakah ini ada hubungannya dengan tekanan darah? kalau kata dokter sih nggak, walaupun menurut yang saya baca kalau tekanan darah terlalu tinggi bisa juga mengakibatkan gangguan penglihatan. Tapi ya dokter lebih tau lah ya.

Terus berikutnya gimana? ya sudah saya disarankan untuk datang periksa lagi tahun depan. Menurut dokter, pemeriksaan setiap tahun itu cukup baik, minimal dalam 4 tahun ke depan sebaiknya diperiksa. Apabila dalam waktu 5 tahun pemeriksaan mata saya hasilnya tidak ada gejala tekanan tinggi seperti hari Sabtu lalu, maka saya tidak perlu kuatir akan terkena glaukoma.

Glaukoma ini biasanya penyakit keturunan, tapi ada kalanya juga infeksi, penyumbatan pembuluh darah, peradangan atau terpapar zat kimia bisa menjadi penyebab penyakit ini. Semakin tua, resiko terkena glaukoma juga semakin meningkat.

Pelajaran dari ke dokter mata kali ini adalah: periksa mata secara rutin itu penting untuk mendeteksi apabila ada penyakit sejak awal. Menjaga kesehatan mata juga lebih baik dari pada mengobati. Kalau mata sudah lelah ya jangan dipaksa juga. Oh ya, kalau memang sudah harus dibantu dengan kacamata untuk membaca, mata jangan dipaksakan bekerja tanpa kacamata, karena itu juga bisa mengakibatkan kerusakan lebih parah lagi.

Pentingnya Merawat Gigi

Sejak tinggal di Thailand kami jadi lebih rajin ke dokter gigi untuk perawatan setiap 6 bulan sekali. Awalnya sih karena Joe perlu mencabut wisdom toothnya yang meradang. Saya yang sejak dulu menyadari giginya ada berlubang jadi ikutan membereskan gigi. Perlu datang beberapa kali sampai semua gigi berlubang ditambal dan gigi yang mulai terkikis disisip. Bisa dibilang prosesnya 6 bulan bolak balik ke dokter gigi sampai dinyatakan giginya tinggal butuh perawatan.

Untuk gigi Joe butuh waktu lebih lama, karena gigi yang sedang meradang tidak bisa langsung dicabut. Pertama harus diobati terlebih dahulu, lalu setelah tidak meradang lagi baru bisa dicabut. Gigi yang lainnya juga yang bermasalah dibereskan, dan Joe ada pasang 1 gigi geraham palsu yang prosesnya butuh waktu hampir 1 tahun.

Jonathan sedang dibersihkan giginya. Joshua dan papanya nungguin.

Di sini banyak klinik gigi, dan banyak juga klinik gigi yang dokternya cukup fasih berbahasa Inggris. Dokter gigi untuk anak-anaknya juga kerjanya sangat cepat. Saya ingat waktu di Indonesia, setiap ke dokter gigi ngantrinya itu cukup lama, tapi di sini kita datang sesuai janji. Jadi klinik giginya mengatur jadwal kita, dan kita tentunya diharapkan hadir tepat waktu, karena kalau kita terlambat akan membuat pasien lain jadi tertunda.

Anak-anak kami sejak umur sekitar 3 tahun juga kami bawa secara rutin, Joshua malah lebih awal karena insiden gigi depannya terbentur dan copot sampai ke akar. Untuk anak-anak cukup 15 menit selesai, karena biasanya dokternya hanya memeriksa giginya masih bersih dan tidak berlobang, lalu dibersihkan dan diberi fluoride setiap 6 bulan sekali. Kalau dihitung-hitung mungkin akan ada yang beranggapan ngapain bayar mahal ke dokter gigi kalau gak sakit giginya, tapi sebenarnya perawatan gigi ini bentuk investasi.

Gigi yang sehat butuh gusi yang sehat

Dulu saya pikir kalau masih gigi susu gak perlu dirawat atau diperiksa ke dokter gigi, tapi ternyata saya keliru. Merawat gigi itu harus termasuk merawat gusi. Kalaupun giginya berganti tapi gusi tidak sehat, otomatis gigi gantinya jadi tidak sehat juga. Berbagai masalah bisa muncul kalau gusi tidak sehat. Perhatikan kalau orang sakit gigi sampai bengkak, nah yang infeksi itu gusinya.

Membawa anak ke dokter gigi sejak kecil juga sekaligus mengajarkan mereka pentingnya menyikat gigi dengan benar dan merawat gigi. Gak mudah memang membawa anak-anak ke dokter gigi. Sampai tahun lalu, Jonathan masih takut dan minta ditemenin waktu dibersihkan giginya, tapi sekarang dia sudah mulai berani karena sudah mengerti kalau bersihkan gigi itu gak sakit, cuma bunyinya aja yang agak berisik.

Gigi dipakai seumur hidup

Sejak umur 7 bulan kita mulai tumbuh gigi, lalu sekitar umur 6 tahun gigi akan mulai berganti menjadi gigi permanen yang akan kita pakai sampai kita mati. Mungkin ada yang menganggap ah kalau gigi habis tinggal pakai gigi palsu. Tapi dari melihat beberapa orang yang saya pernah kenal yang memakai gigi palsu baik itu gigi palsu sebagian ataupun keseluruhan, mereka bilang lebih enak pakai gigi asli dan butuh waktu untuk melatih diri membiasakan gigi palsu (tentunya yang asli selalu lebih baik daripada yang palsu).

Untuk sesuatu yang akan kita pakai setiap harinya selama kita hidup, masa sih gak kita rawat. Kalau gigi sehat terawat, kita hanya perlu 6 bulan sekali ke dokter gigi. Kalau mau dihitung biayanya dibagi rata-rata per hari dengan asumsi kita hidup sampai 70 tahun, saya yakin tetap lebih murah.

Merawat gigi sama dengan merawat kesehatan

Pernah gak memperhatikan kalau lagi kurang sehat, mulut kita rasanya ga enak. Mulut yang bau tak enak juga salah satu indikasi kita kurang sehat. Nah bau mulut ini salah satunya bisa juga disebabkan oleh gigi yang ada lubangnya. Merawat gigi itu termasuk merawat kesehatan. Karena gigi juga bagian dari tubuh kita toh.

Senyum cemerlang semua senang

Siapa yang tak ikut senyum kalau melihat orang yang senyumnya cemerlang. Kalau kita sakit gigi atau gigi tak terawat, mana mungkin kita bisa punya senyum cemerlang. Gigi yang sehat juga menambah percaya diri kita untuk tebar senyum. Kalau gigi lagi sakit, pasti susah untuk bekerja, jangan harap deh bisa tersenyum.

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Kadang kita merasa sudah cukup rajin sikat gigi, tapi mana kita tahu kondisi sebenarnya kalau tidak dibawa ke ahlinya. Dengan perawatan setiap 6 bulan sekali kita jadi tahu kalau misalnya ada gigi yang mulai bermasalah. Lebih baik segera menutup lubang kecil daripada semua gigi jadi berlubang. Kalau menunggu sakit gigi karena sensitif atau gusi bengkak, nah ini biayanya bakal lebih banyak dan lebih lama proses penyembuhannya dibandingkan ke dokter gigi 6 bulan 1 kali dan paling lama 1 jam.

Mulut kita juga banyak yang terhubung ke organ tubuh yang lain, kalau kita biarkan infeksi gusi berlarut-larut, bisa jadi menyebar ke saluran pencernaan atau bahkan ke saluran pernapasan. Namanya infeksi harus segera diobati, kalau tidak ya bisa menyebar dan fatal akibatnya.

Buat kami sih udah jelas, gigi itu perlu dirawat. Biaya perawatan gigi itu merupakan investasi untuk seumur hidup. Mari kita mulai rajin memperhatikan kesehatan gigi kita. Semoga di Indonesia juga semakin banyak klinik gigi yang lebih terjangkau supaya makin banyak yang sadar untuk menjaga kesehatan giginya.

Sayangi Mata

Dulu, waktu saya masih kecil, saya ingat sering dimarahi sama mama saya kalau dilihat membaca dengan posisi tidur ataupun dalam gelap. Sampai dengan tahun lalu, waktu saya belum merasakan terganggu bisa membaca dan melihat apa saja tanpa kacamata, saya merasa bangga bisa melewati masa remaja sampai kepala 4 tanpa kacamata. Tapi ya, segala sesuatu itu ada umurnya, termasuk indera pengelihatan alias mata.

Setelah lewat umur 40, saya mulai merasa kesulitan membaca tulisan yang kecil-kecil atau tanpa pencahayaan yang cukup. Melihat tulisan di komputer saja tanpa pencahayaan yang tepat rasanya sulit. Karena terbiasa hidup tanpa kacamata, walaupun sudah bikin kacamata, saya lebih sering tidak memakai kacamata dan memaksakan diri tanpa kacamata. Rasanya sangat tidak nyaman sekali, mata harus terpicing dan tulisan yang terlihat juga tidak fokus.

Sekarang saya mengerti kenapa mama saya dulu sering mengingatkan untuk memelihara kesehatan mata. Mata ini salah satu indra yang sangat berharga. Walaupun masalah mata kadang bisa dibantu dengan kacamata, tapi adakalanya ancaman kebutaan juga terjadi kalau kita gak menjaga mata dengan baik.

Sekarang ini Jonathan senang sekali membaca. Setiap pagi, bangun tidur dia akan membaca salah satu buku yang ada di kamarnya. Tempat tidurnya sudah jadi kayak rak buku, ada beberapa buku yang dia letakkan di sana. Saya senang dia suka membaca, tapi dia sering membaca tanpa menyalakan lampu atau buka jendela. Sekarang ini giliran saya deh yang selalu mengingatkan Jonathan untuk jangan membaca dalam gelap, dan jaga matanya jangan sampai rusak. Makai kacamata itu sungguh tidak enak, ketergantungan dengan kacamata sudah sering membuat banyak cerita orang tidak bisa melakukan pekerjaanya dengan baik karena ketinggalan kacamata.

Menurut saya, memakai kacamata setelah umur tertentu (dan karena mata memang sudah tua) itu sudah prestasi buat saya. Saya gak pernah mengalami kesulitan membaca tulisan di papan tulis ketika masa sekolah sampai perkuliahan. Tapi tentunya mata rusak bisa dihindari karena saya mendengarkan nasihat orangtua.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memelihara kesehatan mata:

  1. Jangan membaca di dalam gelap atau tanpa pencahayaan yang cukup
  2. Jangan menonton tv atau gadget terlalu dekat
  3. Jangan kebanyakan melihat layar tv ataupun gadget
  4. Banyak makan sayur dan buah terutama yang mengandung vitamin A
  5. Jangan paksa mata bekerja, kalau sudah terasa lelah, istirahatkan mata dengan memejamkannya
  6. Hati-hati kalau berolahraga, naik motor atau berkegiatan, lindungi mata jangan sampai terbentur atau kemasukan debu.
  7. Jangan sembarangan memakai obat tetes mata tanpa resep dokter. Saya tahu, ada banyak orang yang salah memakai obat tetes mata malah memperparah keadaan mata
  8. Kalau sudah memang harus pakai kacamata, jangan paksakan mata membaca tanpa kacamata. Kacamata itu dibeli untuk membantu kita melihat, bukan buat disimpan doang hehehe (ini sih saya mengingatkan diri sendiri)
  9. Periksa kesehatan mata secara berkala, terutama kalau sudah memakai kacamata atau diatas 40.

Saya tahu, di jaman sekarang ini, anak kecil banyak yang sudah harus memakai kacamata minus. Ada yang karena masalah genetik, tapi ada juga yang karena kebanyakan melihat layar henpon, tablet, komputer ataupun tv. Kalau dulu tantangannya cuma membaca buku dan nonton tv, sekarang ini semakin banyak tantangannya. Kita sebagai orangtua perlu memberi contoh yang baik selain tetap mengawasi dan mengingatkan anak untuk menjaga kesehatan mata.

Pada akhirnya mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Kerusakan mata sifatnya tidak bisa kembali seperti semula. Walaupun ada yang namanya operasi lasik yang katanya bisa membantu orang yang tadinya pakai kacamata lalu bisa melihat tanpa kacamata dan berbagai kemajuan di bidang kedokteran untuk kesehatan mata, tapi tentunya mata yang sehat pemberian Tuhan lebih penting daripada beranggapan ah nanti bisa dibantu dengan kacamata atau ah nanti bisa dioperasi biar bisa melihat tanpa kacamata.

Yuk jaga kesehatan mata, kalau sudah terlanjur pakai kacamata pun tetap gak salah untuk memulai menjaga kesehatan mata. Misalnya dengan tidak memandangi layar hp di saat lampu sudah gelap atau nonton berjam-jam tanpa henti karena mau habisin nonton serial yang udah lengkap (ah ini sih lagi-lagi ngomong ke diri sendiri).

Polusi di Chiang Mai

Sejak beberapa tahun terakhir ini, setiap bulan Februari sampai dengan April, ada tingkat polusi yang cukup tinggi di Chiang Mai. Setiap tahunnya, polusi ini tidak bisa diprediksi walaupun pemerintah Thailand sudah berupaya untuk menguranginya. Asal polusi udara ini awalnya dari para petani yang membakar sisa panen dan mempersiapkan lahannya untuk ditanam kembali.

Biasanya setelah musim hujan berakhir dan memasuki musim dingin, semua sisa panen itu sudah kering. Cara cepat membersihkan sisa panen ya dibakar. Tapi ada juga yang malah membakar hutan untuk membuka lahan baru. Salah satu yang jadi penyebab lagi, ketika membakar untuk membuka lahan baru malah membuat kebakaran hutan yang tidak terkendali.

Status kadar polusi di Chiang Mai hari ini

Dalam kurun waktu 2 bulan, website yang paling sering dikunjungi itu ya website ini. Biasanya kalau tingkat polusinya sudah berwarna merah, orang-orang mulai memakai masker N95 keluar rumah, memilih tinggal di rumah saja, menutup semua pintu dan jendela dan memasang filter udara di rumah. Pemandangan ke arah pegunungan yang biasanya terlihat cerah juga mulai terhalang asap putih. Kalau lagi parah, jarak pandang lagi nyetir juga agak terganggu.

Biasanya, di musim polusi ini akan banyak yang mengalami gangguan pernapasan. Musim polusi di saat suhu udara sedang beralih dari musim dingin ke musim panas juga membuat tubuh rentan sakit. Biasanya dalam 2 bulan ini, kami mempersedikit kegiatan jalan-jalan di luar kecuali tingkat polusinya tidak dalam range merah.

Tahun ini polusinya datang lebih awal, masih akhir Januari angka polusinya sempat agak tinggi. Pendatang baru mulai resah, kalau kami yang sudah lama di sini sudah gak resah lagi karena sudah punya sensor buat ngecek kadar polusi di rumah berapa dan juga filter udara untuk setiap ruangan. Kami udah gak merasa perlu panik seperti masa awal kami mengetahui soal polusi ini. Kalau kadarnya tinggi, ya tinggal tutup semua pintu dan jendela dan nyalakan filter udara. Filter udara juga sudah punya beberapa versi, baik yang DIY maupun yang kami beli sejak Jonathan masih kecil.

Beberapa kali, dalam musim polusi saya batuk parah juga sih, tapi gak musim polusi, kalau saya mulai batuk ya biasanya emang parah hehehe. Paling sering batuk itu kalau harinya lagi ekstrim suhu udaranya. Misalnya pagi dingin 14 derajat, siangnya panas sampai 35 derajat, eh malah drop lagi ke 21 derajat celcius. Hari ini dan 10 hari ke depan harus jaga kesehatan baik-baik nih, soalnya suhunya kira-kira rangenya cukup ekstrim begini.

Prediksi temperatur 10 hari ke depan

Untungnya, waktu oppung datang, udara sejauh ini baik-baik saja dan kami semoga tetap sehat-sehat saja. Hari juga kadarnya masih tidak membahayakan walaupun sudah mulai masuk warna kuning. Biasanya saya cuma ingat warnanya saja, kalau udaranya bersih ya warna hijau, lalu mulai kuning, orange dan merah. Kalau sudah merah berarti kadarnya sudah masuk ke tingkat yang berbahaya.

Biasanya, bulan Februari sampai sebelum Songkran, banyak keluarga yang travelling ke luar dari Thailand atau sekedar ke Bangkok atau ke daerah lebih selatan lagi (Phuket atau sekitar pantai di sana). Keluarga homeschooling yang umumnya jadwalnya fleksible akan memilih tidak tinggal di Chiang Mai daripada harus menghirup udara polusi. Tahun ini tapi entah kenapa Bangkok juga tingkat polusinya malah lebih parah dari Chiang Mai, dan kabarnya ini juga karena sumbangan asap dari kenderaan bermotor dan polusi dari pabrik di sekitar Bangkok.

Kalau ada keluarga yang mau ke Chiang Mai mengunjungi kami di antara Feb – April ini, biasanya kami beri peringatan dulu sebelumnnya dan menyarankan kalau bisa ganti tanggal lain. Tapi sebenarnya, pemerintah Thailand selalu berusaha menanggulangi supaya tingkat polusinya tidak sampai membahayakan warganya. Misalnya mereka mengeluarkan larangan membakar sampah ataupun sisa hasil panen selama sekian puluh hari, dan kalau ada yang ketahuan membakar kita bisa laporkan dan mereka akan di denda cukup besar.

Pemerintah setempat juga mengupayakan membuat hujan buatan. Biasanya, udara akan lebih bersih setelah hujan deras. Beberapa tahun belakangan ini, karena musim hujannya tidak terlalu banyak hujan, kadang-kadang memasuki musim panas akan ada hari di mana tiba-tiba hujan deras. Setiap kali ada hujan deras di tengah musim polusi, rasanya bersyukur banget, karena setidaknya tingkat polusinya akan membaik dan bisa menghirup udara bersih.

Jadi, sekali lagi sebagia informasi, kalau merencanakan liburan ke Chiang Mai ataupun Bangkok, jangan lupa mempertimbangkan faktor polusi udara ini juga. Gak perlu kuatir berlebihan juga sih, tapi kalau memang sensitif terhadap polusi udara, lebih baik datangnya ketika udaranya bersih dan suhu udaranya tidak terlalu panas. Paling ideal emang datangnya bulan Desember atau Januari saja. Kalau mau lihat festival bunga, ya mau tak mau datangnya minggu pertama Februari dan biasanya saat itu polusi udaranya belum parah jadi masih bisa menikmati melihat bunga yang indah.

Dalam setahun, musim polusi ini salah satu musim yang kurang nyaman untuk tinggal di Chiang Mai. Mudah-mudahan, tahun ini polusi udaranya tidak terlalu parah dan di masa yang akan datang ditemukan cara supaya tidak ada polusi udara seperti ini lagi di Chiang Mai dan sekitarnya.

Review Flo (Period Tracker)

Hari ini saya mau mereview aplikasi Period Tracker Flo, Pregnancy & ovulation Calendar yang saya gunakan untuk mencatat siklus tamu bulanan para wanita, kalau Anda pria dan belum menikah silakan skip post ini hehehe. Kalau Anda sudah menikah, silakan baca siapa tahu bisa berguna untuk pasangan Anda. Ada banyak aplikasi untuk mencatat siklus menstruasi di HP, awalnya saya ga sengaja menemukan aplikasi ini dan ternyata cukup akurat dan tentunya gratis tanpa iklan. Aplikasinya tersedia untuk android maupun iPhone.

Flo di Google Play

Saya pertama kali mencari tracker period ini sejak selesai menyapih anak pertama. Dulu saya tidak tahu kalau kita bisa membuat login profil dan datanya bisa tetap tercatat asalkan kita login dan sinkronisasi data kita ke servernya, Saya selalu instal aplikasi ini walau pindah HP beberapa kali. Selain mencatat siklus bulanan, aplikasi ini juga bisa mencatat banyak hal terkait kesehatan kita wanita. Saya juga sempat menggunakannya untuk mencatat progress kehamilan anak ke-2, sayangnya data yang itu hilang karena saya belum tahu mengenai fitur login pada waktu itu.

Lanjutkan membaca “Review Flo (Period Tracker)”

Perawatan Gigi

Sejak dulu saya orangnya malas banget ke dokter gigi. Umumnya ketemu dokter apapun malas rasanya. Uhm mungkin awalnya takut, takut ini dan itu lalu jadi malas untuk bertemu dokter. Ada banyak ketakutan yang sebenernya kurang beralasan sih. Tapi setelah bertemu dengan dokter gigi di Chiang Mai kesan itu berubah.

Setiap kali saya cerita saya ada jadwal ke dokter gigi, teman saya akan bertanya-tanya: emang giginya kenapa? ya mungkin sayapun dulu hanya akan ke dokter gigi kalau giginya kenapa napa. Bahkan sudah tau giginya kenapa-napa aja suka malas untuk bolak-balik ke dokter gigi. Malas membayangkan suara bor dari luar ruang praktek dokter dan malas membayangkan harus duduk menunggu berjam-jam untuk menyelesaikan masalah gigi yang ada.

Lanjutkan membaca “Perawatan Gigi”