Pilih Fungsi atau Warna?

Kenapa pensil warna ada banyak sekali warnanya? Karena dunia ini penuh dengan warna. Dengan adanya aneka warna, kita bisa melihat berbagai hal yang indah. Melihat warna tertentu, terkadang bisa membawa perasaan tertentu.

Banyak orang juga sangat menyukai warna tertentu sehingga semua benda yang dimilikinya akan didominasi dengan warna tersebut. Ada yang ketika membeli sesuatu, bersedia mengunjungi berbagai toko supaya mendapatkan warna yang dia mau. Ada juga yang bersedia membayar lebih mahal untuk mendapatkan warna yang dirasa lebih dari yang lain.

Lanjutkan membaca “Pilih Fungsi atau Warna?”

K-pop, Musiknya atau Visual yang Bikin Menarik?

Sebelum menjadi penggemar kdrama, saya tidak pernah tau apa itu K-pop. Sampai sekarang juga saya bukan penggemar K-pop. Tapi tanpa disadari, setelah sering ngobrol dengan teman-teman yang punya band idol favorit, saya ternyata sering mendengar musik K-pop dan cukup bisa menikmatinya juga.

K-pop menurut wikipedia

Kalau dulu, saya pikir, aneh banget sih beberapa orang nyanyi dan nari-nari gitu. Boyband, girl band dari dulu sudah ada, tapi kali ini anggotanya lebih banyak dari Backstreet Boys ataupun New Kids on The Block. Saya tidak bisa mengikuti lagunya karena saya tidak mengerti mereka bilang apa. Tapi ternyata, belakangan saya tahu kalau K-pop itu bisa dinikmati tanpa lirik dan tanpa visual tari-tariannya!

Lanjutkan membaca “K-pop, Musiknya atau Visual yang Bikin Menarik?”

Menyayangi Anak dengan Merdeka

Topik tantangan menulis KLIP minggu ini adalah “Merdeka dalam Menyayangi Anak”. Awalnya saya pikir, “Emang ada ya, yang tidak merdeka menyayangi anaknya?” Ternyata setelah dipikir-pikir lebih lanjut, ada loh yang tidak merdeka.

Namanya manusia, tidak ada yang cara berpikirnya sama. Selalu ada saja yang tanpa disadari berusaha memberi saran sampai keharusan tentang segala sesuatu termasuk cara menyanyangi anak.

Sejak anak masih di dalam kandungan,  selain banyak yang mengucapkan selamat, akan selalu ada orang menyambung berkomentar begini, “nanti melahirkannya harus usahakan lahiran normal ya, jangan mau Caesar karena bla bla bla …..”

Lanjutkan membaca “Menyayangi Anak dengan Merdeka”

Menambahkan Teman di Sosial Media

Belakangan ini, ada banyak sekali permintaan pertemanan di media sosial saya. Biasanya, kalau saya tidak mengenal orang tersebut, sudah pasti tidak akan saya terima. Saya akan melihat foto profilnya dan melihat teman yang sama untuk mencoba mengingat darimanakah kira-kira orang tersebut menjadi lingkar sosial saya. Kalau saya tidak kenal namanya, tidak ingat wajahnya, dan ketika melihat profilnya pun tidak mengingatkan pada apapun, biasanya tidak akan saya terima.

Ada 51 permintaan pertemanan yang tidak direspon

Kalau dulu, orang-orang bilang dunia maya itu bisa dipisahkan dengan dunia nyata. Walaupun memang di dunia maya, bisa menjadi tempat pecitraan dan tidak bisa mendeskripsikan seseorang secara penuh di dunia yang sebenarnya, tapi buat saya dunia maya itu sudah tempat bertemu secara virtual dengan teman-teman yang memang saya kenal.

Saya termasuk jarang mengupdate media sosial saya, tidak semua tulisan di blog ini saya bagikan lagi ke halaman media sosial saya. Tapi tetap saja rasanya tidak aman kalau ada orang yang tidak benar-benar saya kenal atau mengenal saya menjadi teman di sosial media.

Lanjutkan membaca “Menambahkan Teman di Sosial Media”

Mereka Membuat Drama Korea Tambah Berkesan

Biasanya, ketika memilih drama untuk ditonton, saya memang melihat pemeran utama dan mengira-ngira jalan cerita dari judulnya. Kalau agak rajin, membaca resume cerita dan melihat trailernya. Tapi sebenarnya yang membuat drama cukup berkesan itu bukan hanya pemeran utama. Pemeran pendukung yang biasa jadi orang-orang di sekitar pemeran utama juga menentukan sebuah drama bisa semakin menarik atau tidak.

Tulisan kali ini, khusus membahas para pemain pendukung yang masuk kategori ahjumma dan ahjussi. Singkatnya sih mereka masuk golongan paruh baya dan bukan pemeran utama, walaupun mungkin umurnya tidak jauh berbeda dengan tokoh utama. Dari sekian banyak yang berkesan, saya hanya akan menuliskan 2 tokoh ahjumma yang menurut saya aktingnya selalu keren.

Walau sudah sering melihat aksi mereka, saya baru mencari tahu namanya sebelum menulis tulisan ini. Nasib pemeran pendukung ya, namanya tidak diingat seperti halnya pemeran utama. Tapi melalui tulisan ini, saya ingin mengacungkan jempol untuk akting mereka yang membuat drama di mana mereka terlibat di dalamnya menjadi lebih berkesan buat saya.

Lanjutkan membaca “Mereka Membuat Drama Korea Tambah Berkesan”

Merdeka Finansial ala Saya

Hari ini mau nulis topik tantangan KLIP tentang merdeka finansial. Kalau dari hasil googling, ada berbagai definisi dan tips sehubungan dengan financial freedom ataupun financial independence. Tapi, saya juga punya definisi sendiri tentang kemerdekaan finansial ini.

Pohon Uang? (Sumber https://mightyinvestor.com/financial-freedom-quotes/)

Seperti halnya kemerdekaan menjadi diri sendiri, kemerdekaan finansial juga ada batasannya. Jadi merdeka itu bukan berarti bebas tanpa batas, tapi justru keleluasaan dalam keterbatasan. Keterbatasan karena uang bukan dari daun-daun yang tinggal petik di pohon.

Merdeka finansial menurut saya bukan ketika kita punya uang yang sudah tidak bisa dihitung lagi karena punya investasi yang sangat besar sehingga dalam setiap detiknya nilainya sudah berubah dan selalu bertambah. Karena walaupun mungkin ada saja orang-orang yang seperti ini, saya tidak pernah bercita-cita seperti itu.

Lanjutkan membaca “Merdeka Finansial ala Saya”

The King 2 Hearts (2012): Kisah Second Lead yang Lebih Mengesankan

Sebelum seorang aktor mendapatkan peran utama, mereka harus puas menjadi pemeran pendukung atau pemeran utama kedua (second lead) yang selalu jadi korban dan nasibnya belum tentu berakhir sebahagia tokoh utama. Ada beberapa drama yang bahkan membuat penonton lebih menyukai cerita tambahan daripada cerita utamanya.

Ada banyak kisah tidak bahagia dari second lead ini, terutama kalau mereka bersaing dengan first lead alias si tokoh utama. Beberapa penonton memilih tidak meneruskan menonton filmnya karena lebih suka kalau si second lead yang mendapatkan kebahagiaan. Tapi ada juga beberapa drama di mana first lead dan second lead tidak bersaing memperebutkan orang yang sama, tapi mempunyai kisah masing-masing.

Formula drakor romcom itu biasanya selalu jelas. Biasanya akan ada setidaknya 4 tokoh utama, 2 wanita dan 2 pria. Kalau diketahui yang mana tokoh utama pertama dan tokoh utama kedua, maka yang berakhir bahagia itu pastilah tokoh utama pertama. Belum pernah ada drama di mana tokoh utama pertama sukses jadian dengan tokoh utama kedua. Makanya kadang-kadang lebih baik tidak tahu siapa yang tokoh utama pertama dan siapa tokoh utama kedua supaya tidak jadi spoiler atau berharap harap cemas.

Dalam drama dengan tema cinta bersegi-segi, biasanya karakter tokoh utama kedua bisa lebih berkualitas dari karakter tokoh utama pertama, tapi tentu saja tokoh utama pertama akan jadi pemenangnya. Contohnya saja di Don’t Dare to Dream, karakter 2 sahabat Lee Hwa-sin dan Go Jung-won, yang menyukai wanita yang sama Pyo Na-ri.

Pemirsa bisa galau bolak balik memihak Go Jung-won bisnisman di industri busana yang baik hati dan penuh kelembutan atau Lee Hwa-sin si senior news anchor yang sombong, angkuh, punya prinsip wartawan tidak boleh bohong yang membuat dia dimusuhi keluarga sendiri dan ternyata hampir terlambat menyadari perasaannya ke Pyo Na-ri.

Sebelum Jo Jung Suk mendapatkan peran utama seperti di Don’t Dare to Dream, dia juga pernah menjadi second lead yang menurut saya karakternya dan kisahnya lebih mengesankan dari kisah pemeran utamanya.

Berhubung The King 2 Hearts belum pernah saya review, jadi sekalian saja saya tuliskan untuk tulisan topik second lead ini. Tokoh utama dari drama ini ada 5 orang. Jadi selain first lead dan second lead untuk wanita dan pria, ada juga tokoh antagonis yang jahatnya ga ketulungan.

Lanjutkan membaca “The King 2 Hearts (2012): Kisah Second Lead yang Lebih Mengesankan”