Gak terasa, sudah setahun lalu ke acara Chiang Mai Crafts Week. Hari ini Kamis 6 Februari sampai hari Minggu tanggal 9 Februari 2020 berlangsung acara yang sama, Chiang Mai Crafts Week ke-5. Setelah membaca buku Show your Work, saya bisa lebih menghargai semangat acara crafts week ini. Apalagi teman-teman di komunitas merajut lokal ada yang ikut berjualan/pamer hasil karya di acara ini.
Acara tahun ini berbeda lokasinya dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena semakin banyaknya peserta yang ikut pamer karya dan juga demi kenyamanan pengunjung, maka panitia mencari lokasi yang lebih besar dan lebih gampang untuk urusan parkir buat orang-orang yang ingin melihat-lihat. Acaranya diadakan di Promenada Mall. Sebuah mall yang biasanya sepi, tapi punya tempat parkir yang sangat luas.
KLIP singkatan dari Kelas Literasi Ibu Profesional. Program KLIP 2020 masih seperti tahun 2019 merupakan wadah untuk melatih konsistensi menulis setiap hari selama setahun. Tapi tenang saja, kalau belum ibu-ibu juga boleh gabung kok, tapi memang program ini khusus untuk perempuan.
Mungkin ada yang akan berpikir: aduh nulis tiap hari? mana sempat, banyak urusan lain yang perlu dilakukan, dan mau nulis apa tiap hari? Katanya kan gak baik kalau semua dituliskan di media sosial? Ntar ada orang kepo yang jadi tahu informasi detail kita dan disalah gunakan. Bahaya ah nulis tiap hari, pusing ntar nyari topiknya. Ini salah satu pikiran saya sebelum saya menantang diri sendiri menulis tiap hari.
Tapi program KLIP ini beda. Tidak ada keharusan menulis topik tertentu, kita yang membatasi diri kita di mana kita ingin posting. Tujuan utamanya ya membuat kita membiasakan menulis. Kita yang membatasi informasi apa yang mau kita bagikan ke publik atau cuma dituliskan di googledocs yang hanya bisa dilihat admin. Atau bahkan kalau nulis di diary lalu di foto dan fotonya saja yang diupload ke google doc juga bisa kok. Tidak suka menulis? ya mungkin grup ini bukan buat Kamu kalau gitu hehehe.
Terus kenapa harus setoran sih? kan kadang-kadang ada yang rajin aja gitu nulis tiap hari, tapi suka lupa untuk menyetorkan tulisan. Yaaa kalau gak disetorkan ke dalam form, gimana caranya mbak-mbak pengurus tau kalau kita nulis atau nggak? Makanya kita cuma perlu setor 1 kali sehari. Buat yang tiba-tiba rajin nulis 10 tulisan dalam 1 hari, ya setorannya 1 tulisan per hari dalam 10 hari ke depan juga boleh. Asal jangan menyetorkan tulisan yang sama dalam 10 hari ya (walaupun ini tidak disarankan hahaha).
Walaupun kita disemangati untuk menulis tiap hari, tapi sebenarnya target minimum itu 10 tulisan perbulan. Berarti rata-rata bisa menulis 1 tulisan per 3 hari. Kalau ada bulan yang nggak bisa nulis 10 tulisan gimana? ya tidak apa-apa juga, coba lagi bulan depannya. Dalam setahun usahakan aja bisa nulis 10 tulisan/bulan selama 7 kali. Artinya paling tidak sepanjang 365 hari, kita sudah menulis 70 tulisan.
Tulisannya harus ada batas minimum jumlah katanya nggak? jawabnya nggak. Tulisannya juga bebas kok, bisa berupa puisi atau bahkan status facebook. Pokoknya nulis! Kembali ke kita sendiri, puas gak kalau nulisnya cuma 2 kalimat? Biasanya sih, mulai aja nulis 1 paragraph, nantinya ide untuk paragraph berikutnya pasti berdatangan, dan tiba-tiba kita gak bisa berhenti hahaha.
Mungkin akan ada yang berpikir: ah bulan Januari udah gak bisa 10 tulisan lagi, ga jadi ikut ah, tahun 2021 aja ikutannya. Jangan salah, tahun 2020 masih ada 11 bulan lagi kalau pun Januari tidak bisa nulis minimum 10 tulisan. Mulai aja nulis, biasakan dari sisa bulan Januari ini, dan menyiapkan diri untuk menulis tiap hari di bulan Februari. Grup KLIP masih menerima pendaftaran sampai bulan Maret 2020 untuk program tahun ini.
Satu hal yang paling saya tunggu-tunggu dari grup KLIP ini adalah WAGrup nya. Khusus Januari ini memang belum ada WAG nya, tapi kalau bulan ini berhasil nulis minimum 10 tulisan, bulan depan bakal bisa gabung di WAgrupnya. Nantinya, tiap bulan akan disaring lagi untuk bulan berikutnya. Kalau bisa konsisten tiap bulan nulis minimum 10 tulisan, artinya bakal bertahan terus di WAGrupnya.
Ada apa di WAGrup KLIP? Ada banyak teman-teman yang sama-sama berjuang melatih konsistensi menulis. Akan ada yang setiap hari bertanya-tanya mau nulis apa hari ini ya (ini sih saya biasanya). Ada juga berbagi informasi perlombaan menulis, atau bahkan bisa ada sesi tanya jawab dengan teman sesama anggota yang sudah menerbitkan buku. Dan tentunya ada yang jadi cinderella alias buru-buru nulis menjelang tengah malam untuk disetorkan (ini juga saya hahaha).
WAGrup ini sifatnya tidak wajib kok, kalau misalnya ada yang merasa hp sudah kebanyakan WAGrup dan tidak ingin gabung walaupun berhak masuk, ya tidak masalah juga. Tahun 2019 saya berhasil konsisten menulis tiap bulan juga berkat WAGrup KLIP. Setelah setahun bersama-sama dengan teman-teman KLIP, saya merasa Januari ini agak berat karena terasa ada yang hilang dari kebiasaan bikin ribut di WAG hehehe.
Bulan ini saya sudah mengamankan target menulis, supaya bisa masuk WAG di bulan Februari. Ayoo yang udah gabung KLIP dan belum 10 tulisan, semangaaat, masih ada 9 hari ke depan untuk mencapai target minimum. Untuk yang belum bergabung, bisa baca-baca informasi lengkapnya di FB Grup KLIP dan di tulisan ini dan siapkan diri untuk ikuti tantangan menulis bersama-sama kami.
Oh ya, mungkin akan ada yang bertanya-tanya: tantangan menulis ini ada hadiahnya apa? Hadiahnya tentu saja kepuasan pribadi dan teman-teman baru sesama penggemar literasi. Karena selain tantangan menulis, tahun 2020 ini ada tantangan membaca buku juga. Lalu ada kesempatan untuk memilih tulisan yang kita anggap terbaik dari minggu sebelumnya. Dengan berbagi link di grup, berarti juga menambah pembaca blog kita (kalau yang menulis di blog). Yuk yuk ditunggu ya untuk latihan konsistensi menulis bersama KLIP.
Saya ingat waktu masih SD, Saya sering mengisi buku biodata mengenai nama, tempat tanggal lahir, cita-cita, hobi, makanan kesukaan, minuman kesukaan dan lain sebagainya. Selain cita-cita, kita perlu juga punya hobi. Hobi ini tidak harus berhubungan dengan pekerjaan kita, dan tidak harus selalu menghasilkan duit, bahkan seringnya malah jadi sumber pengeluaran (tergantung hobinya). Saya tidak ingat dulu saya isi apa, karena sepertinya saya baru punya hobi itu setelah kuliah.
Mungkin dulu saya sering menuliskan kalau hobi saya itu membaca dan berenang. Tapi setelah saya ingat-ingat, waktu saya kecil, saya tidak punya banyak akses ke buku perpustakaan dan tidak rutin ke kolam renang. Tapi saya memang merasa senang sekali kalau dibawa berenang ataupun dijanjikan berenang. Nah kalau soal membaca buku, saya biasanya membaca buku pelajaran saja untuk mengerjakan PR dari sekolah hehehe.
Setelah agak besar, seperti kebanyakan orang, saya juga jadi hobi nonton TV. Ini hobi yang kalau kata kebanyakan orang hobi yang pasif. Tapi memang kadang-kadang menonton TV – bahkan belakangan menonton iklan, terasa menghibur karena gak perlu mikir, tinggal terima saja. Setelah kuliah dan punya penghasilan ekstra dari jadi asisten, saya pun jadi suka nonton film ke bioskop. Tapi berhubung nonton bioskop itu mahal, biasanya nonton itu kalau memang filmnya ramai dibicarakan, dan perginya ya ramai-ramai.
Di tulisan kali ini, saya ingin membahas hobi yang sifatnya lebih aktif dan bukan pasif seperti menonton. Joe itu punya hobi yang berkaitan dengan dunia pemrograman (mulai dari software sampai ke hardware). Sedangkan saya, sebelum punya anak, menemukan hobi yang berkaitan dengan benang, jarum dan kain. Walaupun ngaku-ngaku hobi, setelah melahirkan anak pertama, keinginan untuk bermain benang dan jarum agak hilang karena merasa tidak ada waktu.
Sekarang, setelah anak-anak mulai agak besar, saya mulai bisa lagi melanjutkan kegiatan berhobi. Kegiatan berhobi sekarang ini perasaannya belum seperti masa dulu kala. Saya berusaha mengikuti komunitas lokal di sini untuk mengembalikan semangat yang sempat ada, tapi tentunya membatasi diri untuk tetap mengutamakan tugas utama sebagai istri dan ibu yang menghomeshchool.
Kegiatan berhobi yang baru dimulai lagi di tahun 2019 ini bikin saya bertemu dengan banyak orang yang semangat berhobinya tinggi sekali. Setiap melihat benang, mata berbinar-binar. Setiap membicarakan toko benang baru offline ataupun online juga pada semangat. Kalau ada yang menemukan free pattern juga tentunya semua langsung nimbrung. Tapi ada juga yang realistis dan bilang: saya tidak akan beli benang lagi karena sekarang ini sudah punya benang terlalu banyak (nah ini termasuk saya).
Beberapa manfaat yang terasa sejak kembali berhobi buat saya
Jadi Lebih Kreatif dan Produktif
Untuk yang hobinya membuat karya seperti benang, kain dan jarum, hasil dari hobi itu adalah produk berupa benda. Untuk yang hobinya mrogram seperti Joe, hasilnya ya aplikasi. Untuk yang hobinya berolahraga hasilnya tubuh yang lebih bugar. Untuk yang hobinya masak hasilnya makanan yang bisa dinikmati keluarga ataupun teman-teman – bahkan bisa jadi uang. Untuk yang hobinya menulis bisa menghasilkan tulisan untuk dinikmati banyak orang. Untuk yang hobinya membaca bisa membuat wawasan jadi lebih luas dan biasanya akan membuat orang tersebut jadi punya nilai tambah di bidang pekerjaannya.
Produktif yang saya maksud di sini tidak terbatas berupa benda, tapi dengan mengerjakan sesuatu dari hobi kita, tentunya lebih baik daripada diam saja dan tidak mengerjakan apapun. Bahkan kalau hobi kita itu merapikan rumah, kita akan menemukan metode kita sendiri. Hasil yang langsung bisa dilihat: rumah rapi. Hasil jangka panjang kalau metode kita populer ya bisa jadi seperti Marie Kondo hehehe.
Berhobi juga tentunya bukan berarti membuat hal yang sama berulang-ulang. Biasanya kita jadi lebih banyak berpikir bagaimana membuat versi lain dari produk yang sudah kita hasilkan. Atau kadang-kadang membuat kita tertantang untuk menghasilkan karya yang selalu berbeda dengan yang sudah pernah kita buat. Punya hobi membuat ibu rumah tangga seperti saya menemukan hal lain yang perlu dipikirkan selain: hari ini masak apa ya? hehehehe.
Jadi Lebih Bahagia
Memang ada yang bilang bahagia itu pilihan. Tapi yang saya maksud lebih bahagia di sini misalnya ketika kita merasa tekanan dari luar, biasanya melakukan apa yang kita sukai/hobi akan membuat kita melupakan tekanan yang ada dan bisa lebih rileks. Setelah kita merasa rileks, kita bisa berpikir lebih baik dan tentunya sukur-sukur bisa menemukan jalan keluar dari tekanan yang ada.
Ketika kita berhobi dan mendapatkan hasil karya dari hobi kita, biasanya juga ada perasaan puas karena menyelesaikan satu project. Terlepas apakah produk itu akan dipakai sendiri, dijual menjadi duit atau diberikan kepada orang lain, ada perasaan senang yang bisa disebut bahagia juga.
Punya hobi juga biasanya membuat kita mencari komunitas yang sejalan dengan hobi kita. Bertemu dengan orang yang mengerti apa yang kita rasakan ketika menemukan benang baru, tentunya memberikan rasa bahagia juga hehehe.
Jadi Lebih Konsumtif
Nah, yang ini pernah saya alami di awal saya suka merajut. Kalau gak hati-hati, memang rasanya pengen beli beli segala material dan peralatan yang berkaitan dengan hobi. Tapi ya kalau memang ada dananya tidak apa-apa sih, asal jangan sampai merusak ekonomi rumahtangga saja hehehe.
Belanja material dan peralatan hobi ini sebenarnya memberi perasaan bahagia juga. Mungkin untuk yang tidak sehobi dengan kita, mereka tidak mengerti kenapa ada yang mau keluarkan duit untuk koleksi benda-benda tertentu. Tapi, buat yang punya hobi, beli ini dan itu dianggap bagian dari berhobi dan selalu ada pembenaran kenapa harus beli lagi dan lagi hehehe.
Jadi Lebih Punya Prioritas
Ketika saya punya hobi, biasanya saya lebih banyak memberikan perhatian saya untuk hal-hal seputar hobi. Tapi ketika tidak menjalankan hobi, rasanya banyak hari berjalan tanpa hasil. Kadang-kadang saya menghabiskan banyak waktu mencari berita infotainment ataupun browsing secara random.
Di komunitas hobi yang saya ikuti, pembicaraannya umumnya ya seputar hobi. Bukan ngomongin berita viral ataupun politik. Sejak beberapa waktu belakangan ini, saya menghindari dari berita viral, karena biasanya menghabiskan waktu untuk membaca berbagai komen dan tidak ada manfaatnya buat saya. Topik politik sudah saya hindari dari dulu, karena saya bukan praktisi politik.
Gimana kalau hobinya belanja online? Nah kalau yang ini saya gak bisa komentar, karena saya gak hobi belanja secara random. Biasanya kalau belanja pasti karena ada kebutuhan. Terus saya suka ga betah memilih-milih barang secara online dan membanding-bandingkan harga.
Gimana kalau hobinya nonton ? Biasanya kalau memang sudah banyak menonton berbagai film, akan punya banyak pendapat mengenai berbagai film yang ditonton. Bisa saja dari hobi nonton berkembang menjadi kritikus film atau bisa juga menjadi reviewer film. Oh ya hobi nonton drama korea membuat saya tertarik belajar bahasa Korea hehehe (walaupun tetap belum merasa bisa menonton tanpa subtitle, apalagi ngobrol ya hehehe).
Bagaimana dengan kamu? punya hobi apa dan kira-kira apa manfaatnya yang sangat dirasakan?
Tahun 2009, di masa lagi rajin dan punya banyak waktu luang, saya membeli mesin jahit untuk melengkapi hobi merajut. Waktu itu tertarik beli merk Elvira, karena toko yang menjual mesin jahitnya menyediakan kelas belajar gratis.
Setiap hari ada guru yang akan membantu kita mengerjakan apa yang mau kita kerjakan. Hal yang paling menarik dari membeli mesin ini adalah: mereka menyatakan akses belajar gratis ini tidak ada batasan waktu. Kita bisa belajar selama yang kita mau.
Dulu saya sudah belajar menjahit beberapa hal termasuk quilting dengan bantuan guru di kelas jahit. Selain yang ditulis, waktu itu saya sempat jahit seprai, sarung bantal, sarung galon minuman dan taplak meja. Sejak hamil dan punya anak, saya tidak meneruskan hobi menjahit, selain kehilangan semangat, alasannya tidak punya waktu hehehe.
Setelah anak-anak agak besar, saya mulai ada waktu “libur”, anak-anak dikirim ke group homeschool buat sosialisasi. Saya teringat lagi dengan mesin jahit yang sudah lama tidak disentuh (dan butuh diservis). Minggu lalu saya bawa mesin jahitnya ke toko Elvira, dan setelah selesai servis saya tanya lagi tuh apakah masih ada fasilitas belajar jahit gratis. Dan ternyata jawabannya masih ada, dan saya masih boleh belajar gratis! Cihuy deh.
Jadilah minggu ini, saya mulai belajar menjahit lagi. Emangnya ilmu yang dulu sudah hilang semua? ya sebenarnya masih ingat, tapi saya butuh motivasi dan guru hehehe. Di kelas belajarnya itu lebih ke praktik langsung daripada teori.
Jadi pertama kita akan diminta untuk menjiplak pola yang mau kita kerjakan. Lalu polanya digunting. Lalu belajar meletakkan pola di kain (termasuk arah meletakkan pola), dan menggunting kain mengikuti pola.
Oh ya, kemarin itu jonathan tidak pergi ke group homeschool dan memilih ikut saya ke kelas jahit. Saya pikir siapa tahu Jonathan ada bakat juga, tapi ternyata semangat di awal saja hehehe. Tapi bagusnya, di sana Jonathan mendapat kesempatan berkomunikasi menggunakan bahasa Thai juga (guru-gurunya umumnya bicara dalam bahasa Thai).
Beberapa kali datang ke sana, selalu ada anak perempuan usia 11 atau 10 tahun yang juga datang untuk belajar menjahit. Jadi ibunya hanya mengantar, lalu anaknya ditinggal belajar. Ibunya pergi entah kemana hehehe.
Kadang-kadang, kalau hanya dibayangkan, sepertinya menjahit itu gampang. Tapi kalau dikerjakan, ada teknik-teknik yang kita ketahui kalau kita mengerjakannya. Saya senangnya, di kelas itu gurunya tidak menuntut kita menjahit langsung sempurna. Karena memang latihan itu tidak cukup hanya sekali. Bertanya berkali-kali untuk hal yang sudah diajarkan juga boleh, sampai kita yakin bisa kerjakan sendiri.
Anak-anak yang datang belajar di sana juga banyak dibantu oleh gurunya. Saya pikir, kalau Jonathan berminat, bisa juga nih ntar dikirim ke kelas menjahit sementara emaknya belanja misalnya.
atasan kemeja tangan pendek berkerah
celana pendek berkaret
diperagakan sama yang punya hehehe
Mesin jahit yang baru diservis ternyata mirip dengan mesin jahit yang baru beli. Bunyinya halus, semangat menjahitnya juga tinggi hehe. Dan dalam minggu ini saya berhasil menyelesaikan proyek membuat baju tidur untuk Jonathan. Bagian tersulit dari menjahit baju tidur ini adalah di bagian kerah bajunya. Kapan-kapan kalau bikin lagi harus bikin video tutorialnya.
Saya suka dengan mesin jahit saya sekarang. Walaupun bukan model paling canggih, tapi sudah cukup canggih dibanding mesin jahit mama saya dulu. Mesin jahit mama saya dulu ya masih model manual yang digoyang pakai kaki, sedangkan mesin saya sudah otomatis pakai listrik. Untuk memasukkan benang ke jarum, ada alat bantunya sehingga saya tidak perlu kesulitan melihat lubang jarum. Untuk menjahit kancing dan lubang kancing, ada kaki khusus yang diberikan sebagai aksesori ketika membeli mesinnya. Kalau mau quilting atau bordir sederhana sih udah lebih dari cukup.
tutup mesin jahit ini salah satu karya belajar 10 tahun lalu
jahit lubang kancing dengan kaki khusus
Saya masih ingat, mesin jahit ini kami beli dengan harga 16900 baht. Masa itu, kurs baht ke rupiah belum semahal sekarang. Tapi dengan adanya akses belajar gratis, dan ternyata masih bisa digunakan setelah 10 tahun kemudian, rasanya saya bersyukur membeli mesin merk Elvira ini. Minimal kalau ada kerusakan, saya tahu kemana untuk reparasinya.
Tulisan seputar blog sudah sering kami tuliskan di sini, tapi gak ada salahnya topik ini dituliskan berkali-kali. Banyak teman-teman saya yang dulu rajin ngeblog, sekarang ini sudah gak ngeblog dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering adalah: gak tau mau nulis apa.
Sejak ngeblog rutin hampir tiap hari sejak akhir 2018, saya juga sering gak punya ide mau nulis apa. Padahal ada banyak sekali hal yang ingin diceritakan pada dunia. Tapi dengan bertanya ke beberapa orang, akhirnya sejauh ini hampir tiap hari ada yang saya tuliskan.
Terkadang saya pikir, aduh ntar orang-orang bosan kali ya membaca tulisan saya tiap hari. Atau terkadang saya pikir: kayaknya topik soal ini sudah pernah dituliskan. Tapi kalau diperhatikan, bahkan situs berita online saja, jaman sekarang ini terutama untuk berita yang sedang jadi topik hangat akan mengulang 80 persen teks beritanya dan menambahkan sekitar 20 persen informasi tambahan, yang mana 5 persennya sudah tercakup di judul. Jadi tidak ada yang salah dengan mengulang topik, selama ada hal yang baru di dalamnya.
Apa saja sih yang bisa dituliskan di blog? Ya sebenarnya bisa apa saja. Sekarang ini, kalau ada hal yang ingin kita pertanyakan, reflek pertama adalah mencari tau di internet. Pertanyaan-pertanyaan kita tidak selalu terjawab di situs resmi dari produk misalnya terkait produk tertentu. Kadang-kadang blog atau forum tanya jawab sering jadi sumber informasi juga terutama misalnya mencari review dari suatu produk.
Kita bisa menuliskan sekitar kota kita, apa saja tempat wisata yang kita sudah kunjungi, mulai dari harga tiket masuk, promosi yang ada sampai informasi apakah tempat itu bisa nyaman untuk yang bawa stroller atau kursi roda. Lalu kira-kira tempat itu ada menyediakan makanan apa saja dan kisaran harga berapa.
Selain informasi tempat wisata, kita bisa juga menuliskan warung makan favorit keluarga kita. Iya warung makan juga boleh di tuliskan kok, ga harus restoran mahal yang udah punya nama. Sukur-sukur warung makan itu jadi ramai dan kita bantu penjualnya dapat rejeki lebih dan jadi hits.
Kita bisa menuliskan pengalaman kita ketika mengurus surat-surat penting, bisa juga menuliskan review kinerja dari petugas tempat pembuatan surat-surat tersebut, sekalian tuliskan kritik dan saran juga bisa, siapa tahu bos nya baca kritik dan saran kita dan jadi masukan untuk kemajuan lembaga tersebut. Kritik dan saran tetap memperhatikan kaidah jangan sampai ada yang merasa pencemaran nama baik ya.
Menuliskan tulisan yang super lengkap memang butuh effort, tapi kadang-kadang sebelum tulisan menjadi lengkap ya dimulai dengan informasi yang penting-pentingnya. Kalau mau menulis blog gak harus super lengkap, tuliskan saja fakta apa yang kita tahu. Kalau kita tidak tahu pasti nanti bisa jadi itu rumor dan tau-tau berkembang jadi hoax.
Kalau nulis curhat boleh gak di blog? ya ini sih terserah saja ya, kalaupun curhat ya dibatasi tetap memperhatikan UU ITE dan juga jangan terlalu banyak informasi pribadi dituliskan di blog. Jangan lupa, kalau tulisan di blog bisa dibaca siapa saja. Kalau misalnya curhat soal bos di kantor dan tau-tau bos baca gimana hayo!
Selain hal-hal seputar kita, lebih baik lagi kalau punya blog dengan topik tertentu. Nah kalau memang punya keahlian bidang tertentu dan dituliskan seperti masak, kerajinan tangan, berbagi tips jalan-jalan nah itu semua bisa jadi malah jadi sumber penghasilan nantinya. Misalnya nih, Joe nulis soal keisengannya ngoprek sesuatu, terus ada yang butuh orang dengan keahlian tersebut, nah jadilah dapat kerjaan ekstra kan.
Saya gak bilang ngeblog itu selalu akan jadi uang ya, tapi kalau mau fokus ngeblog untuk menghasilkan uang juga bisa. Ada banyak penulis yang berawal dari ngeblog ataupun blogger profesional sekarang ini.
Berbagi informasi yang memang kita tahu secara pasti lebih baik daripada berbagi informasi hasil gunting tempel dari orang lain. Jadi, dengan semangat berbagi informasi yang benar, ngeblog yuk!
Hari ini saya bertemu dengan grup merajut lokal. Saya bertemu dengan lebih banyak lagi teman baru. Ada 10 wanita berkumpul membawa rajutan masing-masing, sambil ngopi ataupun nyemil. Dipikir-pikir, selama saya punya hobi merajut, baru kali ini saya punya kesempatan merajut bersama seperti ini.
rajutan saya diperagakan teman baru
Grup photo, berhenti dulu merajutnya
Walaupun saya tergolong anggota baru, mereka yang umumnya lebih tua dari saya sangat ramah dan sudah seperti kenal lama saja (sepertinya ada yang lebih muda, tapi anggaplah saya paling muda hahaha), sambil merajut tentunya sambil berkenalan dan ngobrol. Obrolannya juga seru. Hobi yang sama bisa membuat topik apa saja jadi terasa nyambung.
Topik utama yang membuat semua berseru kagum atau mata berbinar-binar: benang dan perlengkapan merajut! Ya namanya juga grup merajut, tentunya benang itu bahan baku utama selain jarum rajut. Setiap ada jenis benang baru atau toko benang lokal yang tidak semahal toko benang import, semua langsung pengen tahu di mana persisnya. Dalam hati saya jadi teringat dengan masa awal saya mulai berhobi merajut ini dan berpikir: jadi kira-kira beginilah kelakuan saya waktu itu setiap lihat benang hahaha.
Ada anggota yang sering travelling, dan setiap bepergian tak lupa berburu benang. Jadi dia punya banyak sekali koleksi benang. Aduh benangnya bagus-bagus dan lembut. Untungnya sekarang saya sudah tobat untuk tidak berbelanja benang kalau memang belum habis yang sudah ada. Semoga tetap bertahan seperti sekarang dan tidak tergoda kalau keseringan liat benang bagus.
Topik-topik obrolan lainnya juga sangat beragam, mulai dari ngomongin anak milenial, cerita jaman sebelum ada internet yang terasa seperti jaman dulu kala (padahal belum selama itu), bertukar info soal dokter atau tips sehat, dan juga problem yang semua wanita akan alami: gangguan hormonal dan menopause. Saya jadi tersadar, sebelumnya saya gak pernah menghadiri grup yang terdiri dari wanita semua seperti ini. Kalaupun ada ikutan grup di facebook atau mailing list, tentunya berbeda dengan grup yang bertemu langsung seperti ini. Sambil ngobrol, tangan tetap bisa bekerja, jadi bukan sekedar nongkrong tanpa hasil.
Grup merajut ini anggotanya dari berbagai negara. Ada yang dari Brazil, Jepang, Myanmar, Korea, Canada, England, Perancis dan tentunya saya dari Indonesia. Kadang-kadang obrolannya berganti sendiri dari berbahasa Inggris ke bahasa Thai. Sepertinya karena sudah cukup lama tinggal di Thailand, kosa katanya lebih cepat menemukan kata dalam bahasa Thai daripada bahasa Inggris. Padahal semua ngakunya tidak lancar dalam berbahasa Thai.
Kalau melihat dari kecepatan mereka merajut, sepertinya saya yang paling lambat menyelesaikan rajutan. Tapi kali ini saya mau menikmati saja merajutnya, namanya juga hobi, harus dinikmati bukan untuk berlomba atau kejar setoran toh. Proyek yang kemarin sudah selesai, waktunya menentukan mau bikin apa selanjutnya. Memilih proyek rajutan ini terkadang bisa lama, seringnya malah terjebak browsing berlama-lama dan tidak juga memutuskan mau bikin apa. Sepertinya saya akan pakai jurus yang sama dengan sebelumnya: minta masukan dari temen-temen di grup dan langsung dikerjakan saja hehehe.
Hobi lama yang akhirnya dimulai lagi tahun ini adalah merajut. Setelah ditunda-tunda, akhirnya mulai juga. Ini salah satu hasil dari punya komunitas lokal yang ketemu sekali seminggu. Setelah berhenti memegang jarum rajut selama hampir 10 tahun, akhirnya hari ini merupakan hari dengan jam terbang merajut paling lama hehehe. Eh tapi jangan salah, ini bukan hasil hari ini saja, merajutnya sudah dimulai dari 2 minggu lalu, tapi dipegangnya sedikit demi sedikit hehehe.
triangle shawl crochet – work in progress
Merajut shawl triangle ini atas saran seorang teman di grup merajut. Segitiganya dimulai dari ujung yang palig kecil, lalu bergerak makin lama makin lebar. Hasilnya memang bikin semangat, karena di awal, terasa cepat pertambahan barisnya. Makin lama pertambahan barisnya makin lama karena segitiganya makin lebar hehehe.
Shawl segitiga ini belum selesai, baru kepakai 1 gulung lebih dikit benang 100 gram. Nantinya berhenti kalau dirasa besarnya sudah sesuai kalau dipakai. Mudah-mudahan benangnya gak butuh lebih dari 3 gulung, karena stok benangnya dari awal juga cuma punya 3 gulung.
tampak belakang
Hobi merajut ini cocok dipadukan dengan hobi menonton. Hari ini kami tidak keluar rumah karena udaranya super panas sampai 40 derajat celcius, padahal katanya sudah masuk musim hujan. Saya bisa duduk manis di ruang tv, pasang ac, merajut sambil nonton kdrama hahaha.
Setelah berhenti lama merajut, saya merasakan kecepatan merajut saya jauh berkurang. Terus ada terasa pegal juga di lengan atas dari menggerakkan jarum rajut. Pergelangan tangan sih masih baik-baik saja. Katanya sih merajut ini banyak manfaatnya, selain untuk menghasilkan produk rajutan, katanya ada beberapa manfaat lain dari merajut, antara lain:
merajut ini ada pelajaran matematikanya: kalau kita merajutnya baju, adakalanya harus menghitung ukuran badan lalu dicari tau berapa rata-rata tusukan yang dibutuhkan untuk panjang yang dibutuhkan berdasarkan jenis benang yang dipakai.
merajut ini baik untuk relaksasi, mengurngi stress dan juga memberikan kebahagiaan ketika melihat keindahan dari hasil karya kita
merajut ini mencegah pikun, karena ketika merajut, ada hitungan dan hapalan patternnya
merajut juga dipakai untuk melawan dementia dan treatment orang yang mengalami PTSD
merajut juga bagus untuk menurunkan berat badan, dengan merajut kita jadi fokus dengan rajutan dan tidak memikirkan makanan melulu. Kalau hobi nonton doang, biasanya kita cari cemilan, kalau nonton sambil merajut, tangannya sibuk bekerja jadi gak bisa sambil ngambil camilan hehehe.
merajut ini bagus juga untuk membuat kita aktif secara sosial, seperti saya misalnya, biasanya malas buat keluar rumah, tapi kalau buat ketemu teman merajut semangatnya lebih tinggi walaupun gak selalu bisa.
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat merajut yang lainnya, tapi segitu juga dah lebih dari cukup untuk meneruskan hobi merajut ini.
Efek negatif dari merajut juga ada sih, misalnya jadi hobi menumpuk benang dan selalu merasa kekurangan benang, tapi akhirnya gak sempat-sempat dipakai hehehe. Nah fase menumpuk benang ini buat saya sudah lewat, sekarang ini pengen memanfaatkan tumpukan benang yang masih disimpan selama ini saja. Semoga tahan godaan untuk tidak menambah tumpukan lagi hehehe.