Cerita Kehidupan part 1

Hari ini akhirnya manggil tukang pijet lagi ke rumah, sebenarnya pegal-pegal sisa perjalanan minggu lalu sudah hilang, tapi ya kalau dipijat kan biar tambah enak badannya hehehe. Ngobrol-ngobrol dengan tukang pijat merupakan salah satu kesempatan saya berlatih berbahasa Thai, karena dia gak bisa bahasa Inggris sama sekali.

Kami mengenalnya sudah lama, dari sejak saya ga bisa bahasa Thai sampai akhirnya bisa mengerti banyak mendengarkan ceritanya. Jadi kepikiran untuk menuliskan kisah kehidupannya. Sebenarnya yang bikin menarik dari kisah kehidupannya adalah, dia pernah diramal, katanya sepanjang hidupnya dia akan hidup susah dan harus bekerja keras. Coba bayangkan kalau udah tau duluan hidup bakal susah kira-kira reaksi kita bagaimana?

Lanjutkan membaca “Cerita Kehidupan part 1”

Belajar Bahasa

Buat kebanyakan orang di Indonesia, dari kecil mereka sudah bisa paling tidak dua bahasa: Bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya. Sebagai orang Batak Simalungun, saya cuma mengerti sedikit dan gak bisa bilang klaim saya bisa bahasa Simalungun. Bahasa yang digunakan di rumah itu ya bahasa Indonesia.

Bahasa Inggris

Bahasa pertama yang saya pelajari selain bahasa Indonesia itu bahasa Inggris. Saya ingat, sejak kelas 1 SMP saya ikut kursus belajar bahasa Inggris. Saya ikut kursus dekat rumah, seminggu 2 kali sekitar 2 jam.

Di kelas bahasa Inggris, pelajarannya di mulai dengan percakapan, lalu mulai diberi beban spelling, dictation dan grammar. Saya merasa kemampuan bahasa Inggris saya biasa-biasa saja walaupun waktu masa kuliah saya banyak juga membaca textbook dalam bahasa Inggris.

Lanjutkan membaca “Belajar Bahasa”

Thanksgiving Day, Loy Kratong dan Yi Peng Festival di Chiang Mai

Hari ini, hari Kamis ke-4 dalam bulan November, orang Amerika merayakan Thanksgiving Day. Hari ini, malam bulan purnama di bulan ke-12 kalendar Lunar Thai, orang Thailand merayakan Loy Kratong. Loy kratong juga diikuti dengan Yee Ping Festival yang jatuh pada malam bulan purnama bulan ke-2 kalendar Lanna. Hari ini 22 November 2018, bukan hari libur di Thailand, walaupun banyak kegiatan berlangsung terutama di sepanjang sungai.

Di Chiang Mai, banyak expat dari berbagai negara dan tentunya juga banyak yang dari Amerika. Sangkin banyaknya, di Chiang Mai sampai ada konsulat Amerika segala. Hari ini beberapa restoran yang biasa menyajikan makanan Amerika dan hotel memanfaatkan momen yang ada untuk menjual paket dinner Thanskgiving Day, dan buat yang lokasinya dekat dengan sungai Ping, mereka memanfaatkan untuk menjual tiket makan malam perayaan Loy Kratong dan Yi Peng Festival.

Dampak dari beberapa perayaan jatuh di hari yang sama yang paling terasa adalah: banyak jalanan macet. Kalau saja ga punya kegiatan wajib, rasanya lebih baik ga usah kemana-mana. Akses jalan ke rumah kami, yang terdekat itu melewati daerah sungai Ping, dan kalau sudah begini, harus siap-siap kena macet.

Lanjutkan membaca “Thanksgiving Day, Loy Kratong dan Yi Peng Festival di Chiang Mai”

Perjalanan sebuah Stroller

Stroller ini kami beli second hand dari orang yang anaknya sudah tidak mau duduk di stroller lagi. Menurut ceritanya mereka memiliki stroller ini selama 6 tahun dan dipakai oleh ke-2 anaknya. Kami membelinya ketika Joshua mulai bisa duduk, sebelum dia setahun sampai akhirnya beberapa bulan ini dia tidak mau lagi duduk si stroller karena sudah kesempitan. Stroller jaman Jonathan terlalu ringkih untuk membawa Joshua yang sejak kecil beratnya selalu diatas grafik anak seumurnya. Stroller bekas Jonathan kami berikan ke tukang pijet yang cucunya waktu itu sudah bisa duduk.

Kalau dipikir-pikir, stroller ini sudah di bawa ke banyak tempat. Keluarga yang menjual stroller ini ke kami bukan asli Chiang Mai, dan sepertinya dalam 6 tahun pastilah sudah banyak beberapa perjalanan dengan stroller ini. Kami saja yang memakainya sekitar 3 tahun, sudah membawa ke Indonesia beberapa kali. Yang jelas sudah dibawa ke Depok maupun ke Medan.

Lanjutkan membaca “Perjalanan sebuah Stroller”

Oh November Challengeku!

Hari Senin kemarin, bangun pagi setelah jalan-jalan, si kecil badannya hangat dan memang malam sebelumnya mulai batuk-batuk. Kami semuanya masih kecapean sepulang jalan-jalan. Setiap hari Senin kami ada kegiatan homeschool co-op dan kemarin merupakan hari terakhir dari term ini. Saya dan Joe akhirnya berbagi tugas, Papanya ijin kerja setengah hari untuk nemenin si kecil di rumah dan saya menemani si sulung ke co-op.

Hari terakhir co-op ada kegiatan penutupan juga, di mana sebagian kelas menunjukkan apa yang mereka pelajari sepanjang term ini, baik berupa prakarya yang dipamerkan maupun pertunjukan. Dari 3 kelas yang diikuti Jonathan, 2 diantaranya dijadwalkan untuk tampil unjuk kebolehan. Kalau saja dia ga harus tampil, pastinya saya ga akan datang ke acara itu karena Joshua masih demam. Akhirnya sore harinya Joshua ditinggal lagi dengan papanya.

Lanjutkan membaca “Oh November Challengeku!”

Chiang Dao Trip part 2

Tulisan kali ini melanjutkan cerita liburan kami ke Chiang Dao bersama teman-teman komunitas Indonesia di Chiang Mai. Setelah hari sebelumnya kami menjelajah goa Chiang Dao yang lumayan bikin kaki pegel, pagi hari kami bangun agak santai. Sebenarnya ada ajakan untuk melihat lautan kabut jam 5.30 pagi, tapi rasanya tak sanggup untuk bangun sepagi itu hehehe. 

Ada keanehan dengan ayam jago di Chiang Dao, mereka mulai berkokok dari sejak jam 1 pagi. Untungnya anak-anak ga jadi terganggu dari tidurnya dan saya juga tetap bisa tidur dengan nyenyak. Udara menjelang pagi di sana cukup dingin, tadi pagi kami bangun udaranya masih sekitar 20 derajat celcius. 

Karena rombongan tidak ada rencana pergi pagi-pagi, kami memutuskan sarapan di penginapan saja. Kami membawa mie instan cup, ada juga yang bawa roti dan bisa juga membeli sereal di penginapan. Selesai sarapan, anak-anak melakukan eksplorasi disekitar penginapan. Di halaman penginapan kami ditanami sayur-sayuran dan juga mereka mempunyai sebuah ruangan hidroponik.

Lanjutkan membaca “Chiang Dao Trip part 2”

Chiang Dao

Hari ini, kami jalan-jalan ke Chiang Dao bareng temen-temen Indonesia di Chiang Mai. Cuma 4 keluarga Indonesia, ga sebanyak rencana semula. Tapi ada 1 teman dari teman, keluarga Thai Singapura, jadi total ada 9 orang dewasa dan 7 anak-anak berusia antara 3.5 tahun – 8 tahun.

Doi Chiang Dao

Chiang Dao lokasinya gak jauh dari Chiang Mai sekitar 80 km atau 1.5 jam driving, tapi ini kali pertama buat kami ke sini. Kami berangkat santai, sekitar jam 10 dari rumah, dan karena berhenti dulu di jalan, kami sampai di penginapan sekitar jam 12 siang. Kami menginap di Chiang Dao Story Camp,  tidak jauh dari tujuan wisata Chiang Dao Cave.

Sebagian dari rombongan memilih tenda dan sebagian tinggal di bungalow sederhana. Setelah menurunkan bawaan, kami memutuskan untuk makan siang di dekat tempat wisata tujuan utama di Chiang Dao, Selesai makan dan istirahat, sekitar jam 2.30 kami pun memutuskan masuk ke Goa di Chaing Dao.

Bungalow di Chiang Dao Story Camp
Lanjutkan membaca “Chiang Dao”