Sejak kecil, Joshua suka sekali menulis di papan tulis. Dari mulai tulisannya masih besar-besar dan selalu hanya menulis alfabet, sampai sekarang di umur 6 tahun, dia bisa menulis kecil dan juga menggambarkan hal-hal yang katanya sih desain sesuatu.
Dari mengisi buku pelajaran matematikanya, dia juga suka membuat pertanyaan yang sama dituliskan di papan tulis. Kemudian dia akan meminta saya atau papanya mengisinya.
Joshua sudah 6 tahun, sudah waktunya belajar lebih terstruktur. Buku pelajaran yang sudah dibeli sejak tahun lalu akhirnya mulai diberikan.
Tapi, karena Joshua ini sudah tahu banyak dibandingkan apa yang ada di buku, terkadang terpikir untuk tidak harus mengerjakan bukunya secara berurutan dan langsung ke bagian. yang dia belum tahu.
Di bulan Juni ini, Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog hadir dengan tema artikel berupa Film Keluarga bergenre Family (Keluarga) atau bercerita tentang keluarga dengan genre bebas.
Sebenarnya ada banyak sekali pilihan di berbagai platform streaming seperti Netflix, HBO dan yang terbaru masuk ke Thailand Disney Hotstar. Sepanjang bulan Juni, kami juga sudah menonton beberapa film dengan tema keluarga ini.
Akhirnya, pilihan jatuh untuk mereview film “The Mitchells vs. The Machines” ini berdasarkan saran pak suami dan juga berdasarkan respon dari anak-anak ketika menonton. Anak-anak juga suka aja sih menonton film yang ada robotnya, walaupun dalam film ini robotnya bukan seperti cerita storybot.
Kemarin Joshua ulang tahun ke-6, cerita hari kemarin sudah dituliskan oleh Joe. Hari ini saya ingin bercerita tentang bagaimana Joshua yang badannya sudah hampir sama besar dengan Jonathan, padahal mereka bedanya 4 tahun 6 bulan 28 hari.
Tahun 2015
Di foto ini, Joshua baru berumur beberapa hari. Jonathan berumur 4 tahun lebih. Jonathan sangat senang waktu punya adik. Dia juga ikut memilihkan nama untuk adiknya.
Sejak Joshua lahir, Jonathan selalu ingin mengajaknya bermain. Tapi, tentu saja waktu masih bayi belum banyak permainan yang bisa dilakukan bersama.
Hari ini adalah ulang tahun Joshua yang ke-6. Sekarang ini Joshua sedang suka matematika, termasuk memfaktorkan bilangan, itu alasannya judul blognya seperti ini.
Walaupun memiliki banyak kosakata, Joshua sampai saat ini masih memiliki kesulitan dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan dirinya. Tapi karena Joshua memiliki banyak kelebihan lain jadi kami tidak terlalu khawatir. Di posting ini, daripada bercerita mengenai detail kepribadiannya, saya ingin bercerita mengenai hal yang baru dia pelajari dan dia sukai saat ini.
Faktor bilangan dan sifat assosiatif perkalian
Jika Joshua tertarik sesuatu, dia akan mengulangi hal tersebut berkali-kali. Contohnya: dia menghapalkan perkalian 1×1 sampai 12×12 sejak beberapa tahun lalu. Dia juga memahami bahwa multiplication adalah penjumlahan berulang. Waktu dia menyadari ini, sering bikin saya bingung, misalnya lagi menikmati kopi, dia tiba-tiba datang dan menanyakan: papa, what is 6+6+6+6+6. Karena sedang santai, kadang tidak langsung menghitung berapa kali dia mengucapkan “six”. Jadi saya harus langsung konsentrasi (atau kadang harus nanya lagi: how many sixes?), terus dia akan bilang: “correct 5 x 6 equals 30”.
Baru-baru ini dia iseng lagi memakai Microsoft Math, dia suka memasukkan bilangan dan mendapatkan faktornya. Seperti ini contohnya:
Meski sudah bisa perkalian dari 1×1 sampai 12×12, dia masih selalu menolak kalau saya ajari algoritma “long multiplication” agar dapat mengalikan bilangan yang lebih besar. Tiap kali saya mulai menjelaskan, langsung dia hapus lagi papan tulisnya. Karena memang belum saatnya dia belajar itu, ya tidak saya paksa.
Sebelumnya, saya pernah menuliskan tentang gigi Joshua di tulisan ini. Intinya sih, sejak umur 2 tahun lebih sedikit, gigi atas bagian depan Joshua ada yang lepas sampai ke akarnya karena terbentur sofa.
Sejak saat itu, Joshua jadi ompong 1 gigi. Awalnya, terlihat aneh, tapi lama-lama saya jadi biasa melihat giginya ompong 1.
Sejak kejadian gigi lepas karena terbentur itu, kami bawa Joshua secara rutin ke dokter gigi untuk diperiksa sekaligus membersihkan gigi.
Sejauh ini sih, kata dokternya semua baik-baik saja, memang ada bagian yang kurang bersih menyikatnya dan perlu lebih diperhatikan lagi supaya jangan sampai gusinya pun tidak sehat.
Hari Minggu 28 Februari 2021, perlu dicatat dalam blog ini sebagai salah satu milestone buat Joshua yang akhirnya bisa potong rambut dengan anteng.
Setelah papanya dan Jonathan terlebih dahulu potong rambut 2 minggu sebelumnya, kami selalu bertanya apakah Joshua mau potong rambut juga. Dengan cara bertanya seperti ini, harapannya dia sudah mempersiapkan diri untuk tidak takut potong rambut.