Joshua Potong Rambut

Dulu saya pernah menceritakan Jonathan potong rambut. Hari ini giliran cerita Joshua. Sengaja dituliskan di sini, supaya ingat kapan terakhir Joshua potong rambut. Ceritanya sebelum hari ini, terakhir kali potong rambut itu bulan Juli 2019. Waktu itu, mulai dari masuk ke tukang cukur sampai selesai, Joshua nangis dan meronta-ronta. Karena badan Joshua sudah besar, potong rambut yang harusnya bisa 15 menit, jadi hampir 40 menit. Kami sampai gak enak dengan orang yang juga datang ke tempat cukur rambutnya.

Mengingat kejadian dulu, walau sudah mulai panjang, kami menunda-nunda membawa Joshua ke tukang cukur. Kami tidak ingin kejadian nangis sepanjang potong rambut terulang lagi. Salah satu cara memperkenalkan potong rambut kami tunjukkan video waktu Jonathan potong rambut. Bulan Juli lalu sebenarnya juga begitu, tapi tidak berhasil. Kali ini, kami tambahkan dengan mainan aplikasi Toca Hair Salon (kapan-kapan saya tuliskan tentang game ini). Intinya Joshua tahu kalau rambut panjang itu perlu di bawa ke salon untuk di potong.

Sudah sejak bulan Desember, saya dan Joe sering bertanya ke Joshua, apakah dia mau potong rambut. Kami bilang yuk ke Hair Salon kayak di game, terus kita potong rambut Joshua. Dia tidak menjawab dan belakangan malah menjawab nooooo dengan tegas. Kalau bukan karena dia sudah terganggu dengan rambut yang masuk ke mata, rasanya mau saya biarkan saja rambutnya panjang. Apalagi sebenarnya rambutnya bagus hehehe.

Beberapa minggu belakangan ini, Joshua punya permintaan untuk dibelikan mainan ABC dan angka. Karena Joshua sudah punya banyak sekali mainan sejenis dan dia sudah tau semua huruf dan angka, saya tidak ijinkan untuk dibeli. Tapi namanya anak kecil, walau tidak menangis merengek dalam meminta yaaa tetap saja sering minta lagi minta lagi. Akhirnya kemarin saya kepikiran menawarkan beli mainan dengan syarat Joshua potong rambut dulu.

Ternyata… dia langsung setuju. Mulai dari pagi, dia sudah mengulang-ulang hari ini ke salon, potong rambut terus beli mainan. Mainannya ini harus beli online, karena tidak ada di Chiang Mai. Dia udah ngerti kalau mainan beli online tidak bisa langsung dimainkan. Tapi ya udah bagus dia mau potong rambut tanpa acara nangis waktu melihat salonnya aja.

Nih buktinya, dia disuruh duduk langsung nurut. Disuruh foto dulu, langsung kasih senyum manis. Sambil dipotong rambut, dia masih ngomongin mainan yang akan dibeli papanya. Tukang salon yang udah tau sejarah tangisan Joshua sampai takjub: wah kok bisa hari ini baik begini, katanya.

foto sebelum mulai, masih happy
Lanjutkan membaca “Joshua Potong Rambut”

13 Tahun Menikah

Hari ini 13 tahun lalu, kami mengucapkan janji pernikahan kami, setelah 3 tahun saling mengenal lebih dekat sambil menyelesaikan kuliah s2.

foto di Danau Toba tahun 2008

Ada banyak yang ingin dituliskan, tapi hari ini saya akan menuliskan kenapa saya mau menikah dengan Joe. Latar belakang saya orang Batak dan Joe orang Jawa sebenarnya sempat bikin ragu-ragu menerima Joe, tapi ternyata bukan latar belakang suku yang menentukan 2 orang bisa bersama. Kepribadian 2 orang itu yang lebih menentukan apakah bisa saling menerima dan saling membangun, atau malah saling menghancurkan.

Alasan pertama saya mau menerima Joe adalah karena dia orangnya jujur dan to the point. Jadi, awalnya saya tidak menyadari kalau Joe itu lagi mendekati saya. Oh ya, kami sekelas dan satu kantor, tapi lebih banyak ngobrol setelah sering makan siang bareng di bulan puasa. Kebetulan hanya kami berdua yang tidak puasa, jadi ya otomatis kalau mau makan siang ya berdua aja.

Sambil makan siang, tentunya sambil ngobrol berbagai hal. Mulai dari ngomongin blog, buku, film dan termasuk ngomongin orang. Ngomongin orang di sini gak spesifik, tapi ngomongin orang-orang yang disekitar kami yang duduk di meja-meja lain. Kami bisa mengarang cerita kira-kira mereka lagi membahas apa, kenapa ekspresinya begitu. Kadang-kadang sambil membahas buku, kami juga jadi saling menceritakan pandangan kami tentang berbagai hal.

Terus to the pointnya mana? sabar pemirsa. Berbeda dengan Joe, saya ini orangnya kadang suka muter-muter dulu. Penjelasan dulu, baru kesimpulan. Kalau Joe orangnya kasih tau dulu intinya, kasih penjelasan baru kesimpulan. Loh kesimpulannya sama-sama diakhir? ya iya, mana pernah ada tulisan kesimpulan di awal. Udah penasaran belum? hahaha, maap, ini lagi agak-agak kurang ide menulis jadi ngomong sendiri.

Nah pada suatu hari, waktu ngobrol-ngobrol, saya bilang kalau saya di umur saat itu nggak nyari pacar, tapi nyari calon suami. Terus saya bilang lagi: tapi saya juga ga mau buru-buru nikah, saya mau kenalan dulu paling nggak 1 tahun sebelum menikah. Soalnya siapa tau dalam 12 bulan itu, kelakuan orang berubah tergantung cuaca. Jadi dalam cycle 1 tahun, mudah-mudahan cukuplah untuk tahu apa yang perlu diketahui. Tau-tau Joe bilang dia mau daftar jadi calon suami saya. Lah saya terdiam gak tau meresponnya gimana hahahaha. Terus ya abis itu saya mencari-cari alasan biar tidak harus menjawab dan semi menakut-nakuti Joe.

Saya ini orangnya dikenal cerewet, bawel dan galak. Padahal sebenarnya bawel, cerewet dan galak saya selalu ada alasannya, bukan karena saya hobi marah-marah. Siapa juga yang hobi marah, capek deh marah-marah mulu. Tapi kata Joe saya ini gak pernah tuh marahin dia.

Setelah kejadian itu, saya sebenarnya secara tidak langsung memberi jawaban tidak, tapi ya Joe tidak jadi berubah dan kami tetap makan siang bareng seperti biasa. Saya juga biasa aja, karena secara ga sadar, saya mulai terbiasa dan senang bisa ngobrol sama Joe. Padahal kalau orang-orang lihat, Joe itu pendiam dan gak banyak omong, tapi ternyata sama saya, Joe bisa ngobrolin banyak hal.

Setelah 13 tahun menikah, saya semakin bersyukur kalau Joe waktu itu nggak langsung mundur teratur. Karena akhirnya dia berhasil meyakinkan saya untuk memilih dia jadi suami hahaha. Keputusan untuk mengenal lebih dekat selama lebih dari 1 tahun itu juga sudah benar, tidak ada hal yang mengejutkan dari karakter Joe dalam 13 tahun menikah.

Hal lain yang juga saya suka dari Joe adalah: dia selalu mau mendengarkan saya. Setelah menikah dengan Joe, saya sih merasa jadi berkurang kebawelannya. Kalau ada hal-hal yang bikin emosi, biasanya saya ceritakan ke dia, dan emosinya bisa mereda. Selain mendengarkan keluh kesah dan omelan, sejauh ini cara pandang kami dalam banyak hal yang prinsip juga sama termasuk cara mendidik dan membesarkan anak. Walaupun sibuk kerja, dia masih mau menyediakan waktu untuk main dengan anak-anak dan bahkan urusan mandiin anak juga gak masalah.

Satu hal yang juga bisa bikin kami menikah 13 tahun tanpa banyak drama adalah: kami selalu mengkomunikasikan apa yang kami rasakan. Kalau ada yang bikin sebel, ya dikasih tau. Kalau saya lagi terlalu malas juga bakal ditegur sama Joe hehehe. Kalau ada kekhawatiran yang dihadapi, kami juga saling menceritakan apa yang membuat kami merasa khawatir. Kami berusaha untuk tidak pakai acara tebak-tebak buah manggis. Karena dari dulu saya pernah bilang – jangan pernah ada kata-kata: harusnya kau tau isi hatiku, karena aku gak punya kemampuan telepati (lah ini bahasa drama banget yah).

Ceritanya jadi kemana-mana kan. Cerita ini saya tuliskan di sini untuk Jonathan dan Joshua. Kalau mau cari pasangan, gak usah pakai drama. Kalau memang suka ya bilang suka, kalau ditolak jangan langsung menyerah hahaha. Komunikasikan perasaan, dan jangan main tebak-tebakan. Kalau gak jodoh? ya terimalah, namanya juga nggak jodoh, jangan dipaksakan.

Buat Joe, terimakasih karena mau menjadi suamiku. Semoga kita selalu bahagia selamanya walau apapun yang ada di depan kita (dangdut mode banget ya hahahhaa).

ps. sewaktu saya menulis, Joe menulis juga, dan ya secara gak sengaja intinya sama sih: komunikasi hehehe.

Ulang tahun pernikahan ke 13

Hari ini sudah 13 tahun pernikahan kami. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami berusaha menuliskannya di blog, sebagai kenangan untuk kami sendiri. Pertama yang ingin saya ungkapkan adalah rasa syukur: kami berdua masih diberi umur panjang dan kami masih bisa menjalani rumah tangga bersama. Kami belum terlalu tua, tapi sudah ada teman yang bercerai dan ada yang pasangannya sudah meninggal dunia. Saya juga bersyukur untuk kedua anak kami. Sedangkan masih ada teman yang belum punya anak dan ada juga yang belum menikah.

Lanjutkan membaca “Ulang tahun pernikahan ke 13”

Ada Berapa Tahun Baru dalam 365 Hari?

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat Tahun baru Imlek untuk teman-teman yang merayakan. Selamat memasuki tahun Tikus.

Hari ini masih bulan Januari, tapi kita sudah merayakan tahun baru lagi. Di Thailand, karena hari ini hari Sabtu, ya secara tidak langsung jadi hari libur juga. Ada banyak juga orang Thai yang masih keturunan Cina dan ikut merayakan tahun baru Imlek, tapi biasanya tidak menjadi hari libur khusus seperti halnya di Indonesia. Mall dan tempat berbelanja tentunya banyak dihias dengan hiasan merah, dan juga keperluan untuk sembahyang di tahun baru ini.

Di Chiang Mai, biasanya ada barongsai dan parade dari old city ke China Town yang ada di pasar Warorot. Seingat saya, jalanan di pasar Warorot akan macet menjelang tahun baru Imlek ini, selain persiapan untuk dekorasi, juga karena orang-orang sibuk berbelanja untuk menyambut tahun baru seperti halnya tahun baru 1 Januari kemarin.

Saya belum pernah sih melihat langsung acara tahun baru di Chiang Mai, alasannya? tentu saja karena tidak ingin terjebak macet hehehe. Tahun depan deh direncanakan buat melihatnya hehehe.

Selain Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Imlek, Thailand punya tahun baru sendiri yang dirayakan setiap bulan April yang dikenal dengan sebutan Tahun Baru Songkran. Nah pada Tahun Baru Songkran inilah liburannya lebih lama, biasanya sih 3 – 4 hari kerja, tapi kalau jatuhnya di dekat hari kejepit dan ada akhir pekan, akhirnya libur itu bisa sampai 10 hari hehehe.

Ngomongin tahun baru, biasanya disebut tahun baru karena penanda sebagai hari pertama kalender baru. Sudah tahu belum, kalau di Thailand menggunakan sistem tahun sendiri? Selain mengenal tahun yang sama seperti kita gunakan di kalender gregorian, mereka menggunakan perhitungan berdasarkan era Budha yang bedanya 543 tahun dibanding kalender biasa. Jadi tahun 2020 itu lebih dikenal dengan tahun 2563. Surat-surat akte lahir anak-anak juga menggunakan tahun Thai. Jadi biasanya orang bertanya lahir tahun berapa itu, ekspektasinya mendapat jawaban dalam tahun Thai. Uniknya, walau perayaan Tahun Baru Songkran itu diadakan pertengahan April, kelender tahun Thai sudah berganti tahun sejak 1 Januari.

Penggunaan tahun Thai ini kadang membingungkan saya. Misalnya mau bayar pajak mobil, di stiker yang ditempel itu menggunakan angka belakang dari tahun Thai. Jadi ada tulisan 62 atau 63. Walau sudah lama di Thailand, saya masih belum terbiasa mengingat tahun Thai dan sering harus menghitung lagi, tahun ini tahun berapa ya?

Pernah juga, waktu memeriksa kadaluarsa makanan. Mereka kadang-kadang memakai tahun Thai, jadi saya juga harus ingat-ingat tahun ini tahun berapa untuk tahu apakah makanan sudah kadaluarsa atau belum.

Saya ingat, di Indonesia juga ada tahun baru Hijriyah, tapi biasanya tidak digunakan di dokumen resmi ataupun penanda kadaluarsa makanan.

Sebelum menuliskan tulisan ini, saya iseng mencari tahu, apakah Korea juga mempunyai tahun baru sendiri? ternyata mereka juga merayakan hari ini sebagai Tahun Baru yang disebut Seollal. Sekilas sih mirip dengan Imlek, tapi pernah juga dirayakan berbeda sedikit dengan Imlek, dan tentunya dengan tradisinya sendiri.

Dan sepertinya di banyak negara di Asia punya sistem penanggalan yang tidak sama dengan kalender gregorian. Masing-masing tahun baru mempunya tradisinya masing-masing, tapi ada kesamaannya: kumpul dengan keluarga atau teman, dan mengucap syukur memasuki tahun yang baru dengan menikmati hidangan yang enak.

makasih ya tante angpau nya hehehe…

Hari ini, walau kami tidak merayakan Imlek, Jonathan dan Joshua mendapat angpao dari teman kami yang merayakannya hehehe. Kami juga dapat traktiran makan enak hasil order dari restoran Korea dekat rumah. Anggap saja merayakan tahun baru Imlek dan Seollal sekaligus ya, yang penting makan enak hahaha.

mewakili 3 tahun baru nih, ada nastar selain makanan korea dan nasi goreng hahaha

Ada yang bisa menambahkan ada tahun baru apa lagi yang dirayakan dalam waktu 365 hari?

Jalan-jalan ke arah Chiang Rai

Hari Sabtu kemarin, untuk memenuhi undangan menikmati makanan Nusantara dari seorang teman yang tinggal di antara Chiang Mai dan Chiang Rai, kami jalan-jalan dengan beberapa teman Indonesia lainnya. Berangkat dari rumah masing-masing dengan target makan siang di sana.

Dengan berbekal Google Map, kami mengetahui kalau perjalan sekitar 80 km itu akan ditempuh sekitar 1,30 jam. Kami belum pernah menyetir sendiri ke Chiang Rai. Kami pernah ke Chiang Rai bertahun-tahun lalu ikut mobil tour dan belum ada Joshua. Jadi bisa dibayangkan sudah berapa tahun yang lalu hehehe.

Sebenarnya, untuk yang biasa tinggal di kota besar, perjalanan 90 menit tentunya tidak ada apa-apanya. Tapi buat kami yang biasanya cuma jalan-jalan dalam kota, perjalanan ini lumayan terasa. Perjalanan kali ini terlaksana karena kami tidak mencari tahu lebih banyak informasi mengenai jalan ke arah sana dan berasumsi: ah cuma 80 km, harusnya sebentar juga sampai hehehe.

Siap berangkat

Kami berangkat setelah selesai sarapan dan mandi. Tidak buru-buru, karena tujuannya tidak terlalu jauh, dan jalanan sudah tidak terlalu ramai karena sudah bukan libur tahun baru lagi. Kami tidak membawa cemilan dan hanya sedia air minum saja di mobil, asumsi bisa berhenti kapan saja kalau lihat mini market hehehe. Ada beberapa tempat berhenti untuk ngopi ataupun membeli/memetik stroberi, tapi kami tidak berhenti karena tidak mau sampai terlalu siang.

Jalan lintas provinsi yang bagus dan lebar

Perjalanan 45 menit pertama terasa lancar dan jalanannya juga bagus. Oh ya, kota tujuan kami sudah berbeda provinsi dengan kota tempat tinggal kami. Jadi kami melewati jalanan antar lintas provinsi ke arah utara Thailand. Jalanannya lebar, pemandangannya juga hijau. Ada beberapa jalan yang berbelok dan agak naik gunung. Secara umum jalannya juga lebar.

Perjalanan 45 menit berikutnya (yang sebenarnya sudah hampir mendekati tujuan), ternyata ada beberapa titik perbaikan jalan. Perbaikan jalannya dibagi beberapa ruas. Jadi akan ada beberapa titik di mana jalannya masih diperlebar, atau masih belum diaspal, jembatannya masih diperbaiki, ataupun memakai jalan di sisi yang sama dengan arah ke Chiang Mai. Di kiri kanan jalan ada banyak mesin-mesin berat. Terlihat beberapa tempat tanah merah yang dikeruk, maupun batu-batuan yang dipecahkan.

Perjalanan selanjutnya akan diceritakan melalui foto-foto yang saya ambil sepanjang jalan.

Ada banyak peringatan memasuki area konstruksi dalam 2 bahasa
kelihatan gak, nantinya jalan ini ada banyak jalur
bagian jalan yang masih diratakan dan belum diaspal
jalan yang lama rusak karena terendam air
Jalannya masih dikerjakan tapi bisa dilalui dengan lancar
ada beberapa kilometer di mana jalannya masih kurang bagus, tapi semua petunjuk jelas
Melewati bangunan Mesjid di dekat hotspring Mae Kachan
Berhenti sebentar di hotspring buat mampir ke minimarketnya
Ada temple di sebelah hotspring.

Sekitar jam 12 kurang, kami sampai ditujuan. Bahagia banget melihat makanan yang sudah disiapkan oleh teman kami. Berasa pulang ke kampng halaman. Apalagi makannya duduk bersila pakai tikar. Menunya macam-macam. Menu utama Soto Ayam lengkap dengan empingnya, Sayur urap, kering tempe, bakwan, tempe goreng, ayam bumbu bali, ikan sambal pete, dan acar timun. Makanan cemilan juga ada kue kering dan bolu coklat untuk anak-anak. Aduh salut untuk teman kami yang memasak semuanya seorang diri. Kalau mbak itu tinggal di Chiang Mai, saya mau katering deh tiap hari hehehe.

Udah pasti lupakan diet untuk hari ini. Tidak pakai lama, semua asik menyantap makanan yang terhidang.

Selesai makan, ngobrol-ngobrol sambil mengawasi anak-anak main. Mereka senang karena rumah yang kami datangi ini bentuknya berbeda dengan rumah yang ada di Chiang Mai. Rumahnya berbentuk rumah panggung. Agak khawatir sih liat anak-anak main di balkon sambil melihat ke bawah, tapi untungnya tidak ada insiden yang mengkhawatirkan hehe.

Setelah makan banyak, ternyata kami masih dimasakin mpek-mpek. Yang masak asli dari palembang dan lampung. Walau kenyang, tentu saja masih ada tempat untuk makan mpek-mpek. Makanan ini tidak setiap hari tersedia di Thailand hehehe.

Foto bersama sebelum pulang – nasib tukang foto, gak ada dalam kamera

Sekitar jam 4, karena anak-anak sudah capek main (orang dewasa sudah kenyang makan), kami pun pamit pulang. Sebelum pulang tentunya bungkusin makanan bawa pulang hahahaha (aduh gak tau malu ya). Dan foto bersama. Anak-anak tidur di mobil dalam perjalanan pulang. Padahal waktu pergi mereka tidak tidur sedikitpun.

Tidur setelah capek main

Senang rasanya perjalanan hari itu. Mungkin kalau tau akan ketemu jalanan yang lagi banyak perbaikan, kami akan duluan menyerah sebelum berangkat. Tapi ternyata jalanan cukup lancar. Sebelum jam 6 sore kami sudah sampai di rumah.

Mungkin kalau jalanan sudah selesai perbaikannya, akan lebih lancar lagi dan jarak antara Chiang Mai dan Chiang Rai akan semakin dekat. Lain kali rencananya mau mampir di coffee shop, beli stroberi, main-main di hot spring Mae Kachan, atau sekalian mancing di kolam ikan dekat rumah teman kami itu. Bisalah dijadwalkan untuk lebih sering jalan-jalan kalau jalanan sudah bagus hehehe.

Hari Anak Thailand 2020

Hari ini, 11 Januari 2020, dirayakan sebagai Hari Anak di seluruh Thailand. Perayaan Hari Anak ini selalu diadakan di hari Sabtu minggu ke-2 bulan Januari setiap tahunnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada banyak kegiatan di seluruh mall ataupun tempat wisata. Karena setiap tahunnya (termasuk tahun lalu) kami hampir selalu ke mall, dan mengalami macet di jalan, tahun ini kami mencari tempat yang tidak seramai mall.

Sebenarnya agak dilema untuk berangkat ke hari anak hari ini. Kegiatan di luar sepertinya masih ada polusi, tapi ya kegiatan di mall juga sama saja karena mall tidak ada filternya. Sebelum berangkat, melihat angka AQI nya menengah, ya agak tenang untuk berkegiatan di luar rumah.

masih aman lah ya buat jalan-jalan

Dari berbagai tempat yang biasanya cukup fun buat anak-anak, kami memilih ke Hidden Village Chiang mai. Terakhir ke sana itu tahun lalu bulan Januari. Tapi ternyata harga tiketnya sudah naik dalam setahun. Tempatnya sih semakin ramai dan banyak tambahan dinosaurusya.

Karena hari ini hari Anak, hari ini tiket masuk untuk anak-anak sampai dengan tinggi 130 cm digratiskan. Untuk orang dewasa, yang seharusnya membayar 100 baht diberikan harga khusus 80 baht. Khusus hari anak, harga orang asing disamakan dengan harga lokal. Biasanya harga orang asing lebih mahal dari orang lokal, jadi hari ini kesempatan yang baik mendapat harga tiket masuk lebih murah dari biasanya.

berangkaaaaat

Tadinya kami pikir, tempat ini akan relatif sepi. Ya dibandingkan mall, memang masih lebih sepi, tapi dibandingkan kunjungan ke sana sebelumnya, tempatnya terlihat ramai sekali. Tempat parkirnya juga lumayan ramai. Selain tempat-tempat kegiatan yang berbayar, mereka juga mengadakan panggung dan membagi-bagi hadiah buat anak-anak yang datang.

Mulai dari pintu masuk, sudah terlihat ada keramaian. Kami yang datang ke sana sudah kesiangan (dari rumah jam 12), langsung menuju restoran Barn Steak House buat makan hehehe. Kali ini makan buffet lagi, untungnya harganya tetap sama dengan tahun lalu: dewasa 259 baht, dan anak-anak 129 baht. Untuk minuman harus beli lagi, tapi makanannya bisa pesan berkali-kali.

Yang berbeda dengan tahun lalu adalah: makanannya terasa lebih fresh, mungkin karena kami makannya siang hari dan banyak pengunjung, jadi mereka selalu menambakan yang baru. Sebenarnya ada spaghetti, ayam goreng, salad dan buah juga, tapi tadi saya lupa foto hehehe.

Selesai makan, baru deh mulai bagian jalan-jalannya. Waktu kami tanya Joshua mau main di playground atau lihat dinosaurus? Joshua dengan mantap menjawab: mau lihat dinosaurus. Tapi sampai dalam tempat dinosaurusnya, dia ternyata menuju tempat main bouncy house yang selalu dimainkan kalau ke sana. Tempat itu bayar lagi sih, 20 baht untuk 20 menit per anak, tapi ya cukup fun buat ngabisin energi yang di makan tadi hehe.

Setelah main bouncy house, kami jalan keliling melihat-lihat dinosaurus. Walau sudah berkali-kali melihat dinosaurus, saya belum bisa hapal sebagian besar nama-namanya. Supaya ingat, saya coba foto-foto dan tuliskan lagi namanya di sini.

Dilophosaurus
Carnotaurus
Brachiosaurus

Melihat Maiasaura dan T.Rex, jadi ingat ada salah satu scene di serial The Flash (Season 2, Episode 21), ibunya membacakan buku ke Flash waktu kecil dengan judul Runaway Dinosaur.

The Runaway Dinosaur

Once there was a little dinosaur called a Maiasaura, who lived with his mother.

One day, he told his mother, “I wish I were special like the other dinosaurs. If I were a T. rex, I could chomp with my ferocious teeth!”

Tyrannosaurus rex alias T.rex

“But if you were a T. rex,” said his mother, “how would you hug me with your tiny little arms?”

“I wish I were an Apatosaurus,” said the little dinosaur, “so with my long neck I could see high above the treetops.”

“But if you were an Apatosaurus,” said his mother, “how would you hear me in the treetops when I told you I love you?”

“What makes you so special, little Maiasaura?” said his mother.

“Is it your ferocious teeth or long neck or pointy beak? What makes you special is out of all of the different dinosaurs in the big, wide world, you have the mother who is just right for you and who will always Love you.”

Maiasaura

Buku ini diilhami dari buku The Runaway Bunny

Sebenarnya ada lebih banyak lagi dinosaurus lainnya, tapi sayangnya gak ada Apatosaurus.

ada patung-patung lain selain dinosaurus, yang pasti ini bukan apatosaurus hehe

Karena Joshua sudah mengantuk, kami pulang sekitar jam 4 sore. Tadinya berencana untuk keluar rumah lagi malam harinya, tapi sayangnya Joshua ternyata demam dan batuk-batuk. Mungkin karena tadi udaranya terlalu panas dan belakangan ini dia tidur siangnya kurang teratur.

Keputusan untuk tidak ke mall hari ini sudah cukup tepat. Kami tidak kena macet. Tapi ternyata perkiraan tempatnya agak sepi tidak sepenuhnya benar. Memang hari anak di Thailand sepertinya hari di mana semua anak wajib di bawa keluar rumah, jadi tidak akan ada tempat yang sepi hehehe.

Mimisan itu Genetik Ya?

Hari ini, untuk pertama kalinya, Joshua mimisan. Saya tulis di sini, supaya jadi catatan di kemudian hari. Tadi itu mimisannya hanya sebentar dan cepat berhenti, walaupun dianya sangat sulit disuruh untuk tenang dan jangan lompat-lompatan atau gerak-gerak terus.

Kembali ke judul. Joe pernah beberapa kali mimisan. Sejak jaman pacaran, saya sudah pernah liat dia mimisan. Menurut Joe, dia mimisan sejak masih SD dan dulunya agak sering. Joe sudah pernah di periksa ke dokter, tapi kata dokter itu karena pembuluh darah di hidungnya agak tipis. Sejauh ini, mimisannya Joe itu bisa dijelaskan penyebabnya, tapi ya pernah juga agak lama berhentinya, atau dalam sehari setelah berhenti tau-tau kejadian lagi.

Beberapa penyebab Joe mimisan itu diawali dengan kecapean atau kepanasan. Jadi kalau dia lagi banyak kerjaan suka lupa minum air. Terus daya tahan tubuhnya menurun. Biasanya dia jadi gampang pilek. Nah waktu pilek kan sering buang ingus tuh. Setelah beberapa saat, terjadilah mimisan itu. Atau kalau lagi demam tinggi, pernah juga tuh jadi mimisan. Yang paling mengkhawatirkan itu pernah waktu lagi sakit demam berdarah, dia agak pilek juga, dan malah jadi mimisan. Aduhai jadi bingung kan ini mimisan level yang mana, level demam berdarah atau level pilek.

Penyebab lainnya juga biasanya kalau abis kena panas-panasan lama di bawah matahari dan kurang minum atau dalam keadaan kurang fit. Mimisan ini jadi seperti penanda kalau badannya butuh istirahat dan kurang minum.

Karena sudah agak pengalaman mimisan, Joe jadi tahu dan lebih tenang menghadapi mimisan. Untuk menghentikan mimisan kita bisa memencet bagian hidung yang agak di bawah mata, duduk agak menunduk dan jangan berbaring ataupun menengadah karena bisa jadi darah masuk ke saluran pernapasan/paru-paru. Darah yang sudah keluar ya dibersihkan dengan tissue di ujung hidung. Jangan malahan dikorek-korek. Kalau terasa ada darah masuk ke tenggorokan, ya nanti bisa berkumur.

Kalau udara lagi panas, kering dan dingin, harus banyak minum. Musim kering begini, biasanya banyak debu juga, terus hidung jadi banyak kotorannya, nah membersihkan kotoran hidung juga gak boleh terlalu keras, tapi lebih baik dicuci pakai air, atau pakai saline water. Yang pasti, hidungnya jangan sampai terluka kena kotoran hidung yang kering atau karena kena kuku kita hehehe.

Nah itu kan cerita bapaknya. Sekarang cerita bagian anak-anak. Waktu Jonathan sekitar umur 2,5 atau 3 tahun, di suatu saat menjelang subuh, dia bangun dan nangis-nangis. Waktu kami datangi ke kamarnya, loh kok ada banyak darah di bajunya dan bantal. Awalnya saya sempat panik, apalagi masih dalam keadaan baru bangun. Jonathan yang juga masih mengantuk malah susah disuruh biar berhenti menangis. Semakin dia nangis dan bergerak, semakin susah menghentikan darahnya.

Waktu itu, rumah kami lokasinya sangat dekat dengan salah satu rumah sakit di Chiang Mai. Karena Jonathan masih kecil dan kami tidak tahu sudah berapa lama mimisannya sebelum kami bangun, kami kuatir ada penyebab lain. Matahari belum terbit, kami jalan menggendongnya ke Emergency Room. Untungnya, kata dokter, karena mimisannya sudah berhenti, ya tidak ada yang serius. Cuma harus diperhatikan supaya dia tidak mengorek hidungnya dan menyebabkan luka yang baru kering jadi berdarah lagi.

Setelah kejadian pertama itu, Jonathan pernah mimisan lagi di saat demam batuk pilek. Pernah juga sekali pulang main-main di bawah panas matahari. Persis bapaknya ya penyebabnya. Tapi karena dia sudah agak besar dan bisa dibilangin, kami sudah gak panik lagi dan bisa suruh dia duduk diam sambil menunggu darah mimisannya berhenti. Setelah itu disuruh kumur-kumur supaya kalau ada rasa darah di tenggorokan bisa sekalian dibersihkan. Dan tentunya setelahnya dipastikan untuk memberi asupan cairan dan memperhatikan biar dia tidak menggosok-gosok atau mengorek hidungnya.

Joshua sekarang ini 4,5 tahun. Saya pikir, Joshua bakal aman dan tidak mengalami kejadian mimisan. Ternyata, tadi sore tiba-tiba dia mimisan. Dia tidak sedang demam ataupun pilek. Tapi belakangan ini, udara di Chiang Mai memang sedang panas, kering dan banyak debu. Joshua juga kadang-kadang mengorek hidungnya karena tidak nyaman dengan kotoran hidung. Sudah sering sih saya ajarin untuk mencuci hidung dengan air, tapi ya namanya anak-anak, belum terlalu mengerti walau emaknya ngomong berkali-kali.

Waktu Joshua mimisan tadi, kami bisa cukup tenang (walaupun saya tetap aja ada perasaan khawatir terulang lagi). Kami bawa Joshua ke kamar mandi untuk dibersihkan hidungnya, dan berkumur-kumur. Tapi, tantangan berikutnya adalah membuat Joshua tenang dan gak lompat-lompatan. Kami ajak baca buku, tapi ya tetap aja ga mudah membuat Joshua duduk manis baca buku. Untungnya tadi, darahnya termasuk cepat berhenti tanpa kami harus pencet hidung ataupun suruh dia duduk menunduk sekian lama. Sekarang sih dia sudah tidur. Selanjutnya harus lebih diperhatikan apakah minumnya cukup atau tidak terutama kalau abis main panas-panasan. Selain itu ya kalau dia mulai korek-korek hidung, harus dibawa mencuci hidungnya sebelum hidungnya jadi terluka dan berdarah.

Kalau saya, sejauh yang saya ingat, saya itu tidak pernah mimisan. Jadi kalau mimisan itu genetik, udah jelas asalnya dari Joe. Mungkin bukan mimisannya yang genetik ya, tapi pembuluh darah di hidung yang agak tipis itu sama kayak Joe hehehe.

Tapi saya jadi baca-baca lagi mengenai nosebleed atau mimisan. Mimisan itu umum terjadi untuk anak usia 2 – 10 tahun. Umumnya kalau mimisan bisa berhenti tidak lebih dari 20 menit, berarti ini penyebabnya tidak serius, cuma pembuluh darah di hidung nya mungkin terluka. Tapi, mimisan juga bisa menjadi indikasi penyakit yang serius. Nah karena saya gak mau nakut-nakutin diri sendiri, saya cukupkan tulisan sampai di sini.

Mudah-mudahan mimisannya Joe, Jona dan Joshua tidak terulang lagi dengan cara menjaga kesehatan, cukupkan asupan cairan dan tidak main panas-panasan berlama-lama. Untungnya kejadian mimisannya bukan pas liburan kemarin (atau mungkin ini efek kecapean dan kepanasan pas liburan kemarin).

Triple J : Joe, Jona dan Joshua

Ada yang ingin berbagi penyebab dan cara mengatasi mimisan yang pernah dialami, dan apakah ada anggota di keluarganya yang juga mengalami hal yang sama?