Perkiraan Musim Dingin 2019 di Chiang Mai

Kemarin baca berita kalau dalam minggu ini Thailand keseluruhan termasuk Chiang Mai akan banyak hujan badai dan suhu udara akan turun beberapa derajat pengaruh dari badai di Cina.

Hari ini baca berita kalau pemerintah Thailand mengumumkan musim dingin akan segera tiba tanggal 17 Oktober ini. Perkiraannya juga tahun ini musim dingin akan lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya dan berlangsung sampai bulan Februari 2020.

terjemahan dari chiangmai news

Menurut berita ini Bangkok di bulan Desember dan Januari bisa mencapai 15 – 17 derajat celcius, sedangkan Chiang Mai bisa jadi berkisar antara 12 – 14 derajat celcius. Beberapa tahun terakhir ini musim dinginnya bisa dibilang sangat singkat, tahun lalu malah siang harinya ya gak terlalu dingin dan mataharinya super terik. Tahun lalu musim dinginnya baru terasa setelah minggu ke-2 bulan November.

Hari ini, sesuai perkiraan hujan deras turun sejak jam 12-an tadi dan belum ada tanda-tanda berhenti. Biasanya kalau sudah ada pengumuman, pemerintah kota Chiang Mai sudah akan siap sedia pompa air supaya tidak terjadi banjir. Semoga saja mereka tetap sigap seperti tahun-tahun sebelumnya. Polisi lalu lintas juga biasanya akan lebih sibuk dari biasanya, karena efek lain dari hujan deras ya jalanan macet. Perkiraan hujan ini masih akan berlangsung sampai beberapa hari ke depan. Walau pemerintah kota sudah bersiap-siap, saya berharap hujannya ada jedanya. Kadang-kadang efek lain dari hujan bukan cuma jalanan macet dan banjir, tapi juga bisa jadi pemadaman listrik kalau ada pohon tumbang yang bisa saja nyangkut di kabel listrik.

Prakiraan hujan setiap hari sampai hari Jumat

Buat yang mau jalan-jalan ke Thailand terutama ke Chiang Mai, waktunya untuk melirik harga tiket ke sini. Musim dingin itu waktu yang baik untuk berjalan-jalan, karena musim dingin di sini biasanya tidak ada hujan ataupun salju. Matahari bersinar menghangatkan udara yang dingin. Bunga-bunga juga biasanya bermekaran dan ya udaranya cukup segar (asal gak ada yang bakar-bakaran).

Biasanya awal musim dingin tidak selalu dimulai dengan hujan. Saya juga tidak tahu kenapa tahun ini curah hujannya sepertinya banyak sekali. Udah beberapa bulan ini sering hujan, sampai-sampai rumput di halaman baru juga di potong sudah meninggi dengan cepat.

Semoga musim dingin tahun ini juga tetap tanpa hujan seperti biasa jadi bisa enak jalan-jalan dengan anak-anak ke taman atau ke tempat-tempat lainnya. Semoga juga orang yang bakar-bakar sawah nggak mulai lebih awal, jadi bisa menikmati musim dingin tanpa kuatir polusi.

Oh ya, mungkin ada yang bertanya-tanya, di Chiang Mai ada apa yang menarik di musim dingin? Yang paling dekat itu festival Loy Kratong dan Yi Peng di bulan November. Kalau tahun lalu festival ini jatuhnya di akhir November, tahun ini bisa jadi di minggu ke-2 antara 9 – 13 November (tergantung bulan purnamanya kapan). Walaupun bukan hari libur nasional (karena toh acaranya bisa dilakukan sore hari), festival ini cukup meriah. Selain festival di bulan November, bulan Desember dan awal Januari biasanya banyak bunga-bunga bermekaran di sekitar Chiang Mai, termasuk bunga sakura. Atau kalau tidak bisa ke Chiang Mai di akhir tahun, bisa juga merencanakan datang di awal Februari 2020 untuk festival bunga. Biasanya sih musim dinginnya masih terasa di awal Februari. Tahun depan festival bunga itu jatuhnya antara 7 – 9 Februari 2020.

Dingin di Chiang Mai harus bawa apa aja nih persiapannya? Ya kalau biasa di negeri yang bersalju, ke sini itu 12 derajat sih malah terasa hangat, jadi gak perlu baju yang tebal-tebal. Tapi kalau gak biasa dengan suhu di bawah 20 derajat, mungkin sediakan baju tebal 1 dan topi, karena kadang-kadang udara dingin itu bikin pusing kepala hehehhe.

MusePass Thailand = Kartu jalan-jalan

Kali ini saya mau cerita tentang MusePass atau museum pass yang kami juga baru tahu sejak awal tahun 2019 ini (padahal dari nomornya aja tahun ini sudah masuk MusePass 7).

Apaan sih MusePass itu? singkatnya kartu sakti untuk mengunjungi banyak museum di Thailand. Dengan harga 299 baht, bisa masuk ke banyak tempat di Thailand yang biasanya berupa museum dan tempat wisata.

Kartu MusePass 7 ini bisa dipakai selama 1 tahun sejak pertama kali digunakan, tapi ada syarat pertama kali pakainya paling lambat 30 September 2019. Wah udah mau habis dong waktunya ya, kemungkinan akan ada MusePass berikutnya kok, nanti akan saya update informasinya kalau ada MusePass 8.

Kami beli 4 kartu MusePass, karena 1 kartu itu bisa dipakai untuk 1 orang. Tapi karena kartunya tidak pakai nama, sebenarnya bisa dipakai siapa saja. Misalnya waktu awal tahun mama saya datang ke Chiang Mai, kami pakai 4 kartu MusePass untuk masuk ke Art in Paradise dan cukup beli 1 tiket anak untuk Joshua (dapat harga Thai pula). Kalau beli harga tiket untuk orang asing ke Art in Paradise itu per orangnya saja bisa 400 baht.

Waktu kami ke Phuket, kami juga pakai MusePass ini untuk mengunjungi Phuket Aquarium. Kalau beli tiket masuknya Phuket Aquarium itu dewasa 180 baht dan anak-anak 100 baht untuk orang asing. Tapi dengan MusePass jadi gratis dong. Sebenarnya ada beberapa tempat lain juga yang gratis di Phuket tapi kurang menarik buat kami jadi kami tidak kunjungi.

Nah kalau mau tau daftar yang bisa dikunjungi dengan MusePass ini bisa di cek di websitenya. Tiap tahun tempat yang bisa dikunjungi ini berubah-ubah tergantung kerjasamanya. Selain tiket masuk gratis, ada juga kupon diskon untuk beberapa tempat, misalnya untuk Chiang Mai Aquarium, ada kupon diskon 30 persen, lumayan kan buat ajak anak jalan-jalan. Di MusePass 6, Chiang Mai Aquarium ini padahal termasuk dalam daftar gratisannya. Semoga yang ke -8 ntar masuk lagi hehehe.

Mumpung cuaca cerah, yuk kita jalan-jalan

Hari ini kami pakai Muse Pass nya untuk mengunjungi Royal Flora Rajapruek. Terakhir ke sana itu akhir tahun 2018, tahun ini kami tidak sesering tahun lalu ke sana karena sistem membershipnya berubah dan jadi mahal banget. Mumpung cuaca lagi cerah di musim hujan yang tidak menentu ini, kami menggunakan kesempatan buat memanfaatkan si MusePass yang hampir expired. Harga tiket masuk ke Royal Flora Rajapreuk ini untuk orang asing 200 baht/orang dan anak-anak 100 baht/orang, dengan MusePass jadi gratis.

Total penghematan untuk jalan-jalan memanfaatkan kartu ini sudah terasa hehehe. Ada banyak tempat di seluruh Thailand yang menarik untuk dikunjungi, semoga sampai awal tahun depan kami ada waktu mengunjungi Bangkok dan Pattaya (kartu kami pertama di pakai Januari 2019).

Dari daftar yang ada, tempat yang masih ingin dikunjungi itu misalnya Space Inspirium dan Museum Ripley’s Believe It or Not di Pattaya.

Kartu sejenis MusePass ini sangat terasa manfaatnya buat ngajak anak jalan-jalan sekalian belajar. Selain tempat wisata, tempat-tempat tujuan yang diajak kerjasama oleh MusePass ini juga memberi informasi/pengetahuan buat pengunjungnya.

Kalau memang sudah ada rencana jalan-jalan ke Thailand sebelum 30 September 2019, bisa dilihat apakah tempat yang akan dikunjungi ada dalam daftar MusePass ini dan masih ada waktu untuk membeli kartu MusePass 7 (dan dipakai segera). Nanti kalau kartunya gak dipakai lagi bisa disimpan siapa tahu tahun depan datang ke Thailand lagi ke kota yang lain.

Oh ya, kartu ini berlaku 1 orang 1 kartu dan hanya bisa dipakai untuk mengunjungi tempat tersebut 1 kali. Ya kalau berkali-kali tentunya mereka rugi dong ya hehehe. Tapi ya pemakaian pertama kami saja misalnya ke Art in Paradise sudah lumayan banget daripada beli tiket harga full nya.

Saya belum menemukan informasi tentang MusePass berikutnya, nanti kalau sudah ada akan kami update dan tentunya kami akan beli lagi tiket MusePass nya hehehe.

Kalau di Indonesia ada tidak ya kartu sejenis MusePass ini?

Pameran Kebudayaan Etnis di Chiang Mai

Kemarin anak-anak lagi ikutan grup homeschool dari jam 9 pagi sampai sore. Saya ada kesempatan deh buat jalan-jalan dengan teman-teman yang juga anak-anaknya lagi sekolah.

Di Chiang Mai sering sekali ada berbagai pameran yang temanya tentang Thailand Utara. Biasanya di setiap pameran, selain ada pameran hasil kerajinan yang unik, juga ada makanannya. Jadi misi kali ini ya jalan-jalan sambil cari makan siang hehehe.

Baliho acara pamerannya

Walaupun judulnya pameran ini untuk mempromosikan tourism, kemarin waktu kami datang pengunjungnya tidak begitu banyak. Mungkin juga karena kami datangnya hari kerja dan belum jam makan siang. Atau mungkin juga, turis yang jadi sasaran pameran ini belum tau tentang acara ini. Tapi ya acara ini masih akan berlangsung sampai hari Minggu tanggal 1 September 2019. Kemungkinan diharapkan ramainya itu di akhir pekan.

Jadi, ada apa saja di sana? Mari kita melihat gambar saja.

Pameran seperti ini sering diadakan di Chiang Mai. Kadang-kadang sangat ramai dan banyak yang bisa dilihat, tapi kadang tidak terlalu ramai. Kemarin itu acaranya tergolong tidak terlalu ramai pengisinya. Tapi saya menemukan banyak hal menarik di sana.

Beberapa hal yang kami beli (walau tidak ada fotonya): snack dari kacang, biji wijen dan madu. Rasanya enak! Manisnya dari madu, katanya sih asli hehehe. Terus ada madu yang diambil dari lebah yang dipelihara di kebun kopi. Madunya jadi rasa kopi kali ya hehehe. Ada biji kopi juga tentunya. Ada sabun dari madu dan bubuk kopi. Ada shampo natural dari buterfly pea. Saya membeli kain tenun buat tutup piano.

Selain yang kami beli ada juga yang menjual kerajinan bambu, balsem dari buah lengkeng, lotion dan pelembab dari sari buah lengkeng, kunyit dan minyak esensial oil.

Datang ke pameran begitu bikin saya kagum dengan kreativitas manusia. Bisa aja gitu kepikiran membuat sesuatu dengan bahan yang ada di alam dan bisa dijadikan produk yang bisa dijual. Tapi saya suka kasian dengan ibu-ibu tua yang menjaga pameran. Mereka kelihatan bosan karena pengunjungnya kurang banyak. Sambil menunggu jualannya mereka tetap berkarya. Ada yang bertenun, menggambar di kain seperti membatik, menyulam manik-manik, atau sekedar menggulung benang untuk dirajut.

Saya sempat ngobrol dengan salah satu ibu-ibu yang jaga pameran sambil menenun kain. Saya bertanya berapa lama dia menyelesaikan 1 lembar kain. Katanya kalau sekedar kain selendang kecil 2 hari juga bisa selesai, tapi kalau kain lebar yang bisa untuk baju itu bisa butuh waktu sebulan, apalagi kalau yang bahannya dari benang sutra. Tentunya karena waktu pengerjaan dan bahan yang digunakan sutra, kain seperti itu harganya juga tidak bisa murah. Ada salah satu yang dia tunjukkan harganya 1 lembarnya 3500 baht. Dan itu bukan kualitas paling mahal ya. Mungkin kalau dibandingkan ya seperti harga kain songketlah, mana ada sih kain begitu harganya murah.

Oh ya seperti biasa, awalnya mereka akan mengajak ngobrol dengan bahasa Thailand Utara, setelah mereka perhatikan saya dan teman-teman ngobrol bukan dalam bahasa Thai baru deh mereka ganti ke bahasa Thai central. Sampai sekarang saya belum bisa bahasa Thai Utara, lah bahasa Thai Central saja kadang-kadang masih ada kata yang saya tidak mengerti hehehe.

Mudah-mudahan pameran berikutnya yang mengisi lebih ramai dan saya ada kesempatan lagi jalan-jalan santai seperti kemarin hehehe.

Perjalanan Phuket-Chiang Mai

Liburan kami selesai hari Rabu, tanggal 31 Juli 2019. Jadwal penerbangan berangkat jam 2 dari Phuket. Berdasarkan pengalaman waktu datang, butuh waktu hampir 2 jam dari mendarat sampai ke hotel, jadi kami siap-siap lebih awal dan memesan mobil jemputan untuk datang jam 9.30.

Packing pulang ke rumah itu selalu lebih mudah daripada berangkat, apalagi kami tidak membeli oleh-oleh. Saya baru packing pagi harinya hehehe (jangan ditiru yah).

Packing di pagi hari
Lanjutkan membaca “Perjalanan Phuket-Chiang Mai”

Cerita Liburan Phuket Hari ke-3: Rawai Kids Park dan Pantai Rawai

Hari Selasa 30 Juli 2019, merupakan hari ke 3 dan sekaligus hari terakhir kami untuk eksplorasi Phuket. Karena sekarang ini lagi musim hujan dan banyak warning mengenai air laut yang sedang agak naik, kami tidak merencanakan untuk naik boat (selain itu Joshua juga selalu menjawab tidak mau kalau diajak naik boat). Jadi rencana hari terakhir ini kami akan eksplorasi sekitar hotel saja.

Pagi hari kami sarapan dulu dan berenang di hotel. Selesai berenang, kami ambil shuttle dari hotel untuk ke Pantai Rawai. Sebelum berangkat, saya baca ada tempat bermain anak-anak di dekat pantai Rawai yang juga ada restorannya. Karena sudah waktunya makan siang, kami memutuskan untuk belok ke arah Rawai Park tersebut.

Lanjutkan membaca “Cerita Liburan Phuket Hari ke-3: Rawai Kids Park dan Pantai Rawai”

Cerita Liburan Phuket hari ke-2: Aquarium, Mall dan Big Budha

Hari Senin 28 Juli 2019 merupakan hari libur di Thailand. Awalnya sempat khawatir kalau tempat wisata bakal ramai sekali, tapi ternyata perjalanan masih lancar dan tidak ada tempat yang terlalu padat.

Hari ini rencana perjalanan adalah ke Aquarium Phuket, Mall dan Big Budha.

Sewa Supir dan Mobil di Phuket

Untuk perjalanan hari tersebut, saya menyewa mobil seharian dengan supir. Setelah cek harga di sana-sini, supir ini sama dengan yang menjemput kami dari bandara.

Kalau airport transfer 800 baht (jarak airport ke hotel yang kami tempati hampir 50 km), nah untuk sewa mobil seharian dia bilang dari pagi sampai jam 7 sore (sekitar 10 jam) 2000 baht. Harga di web yang saya temui untuk sewa dengan supir sekitar 8 jam itu semuanya lebih dari 2200 baht. Phuket memang mahal kalau dibandingkan Chiang Mai.

Aquarium Phuket

Selesai sarapan, sekitar jam 9.30 kami sudah menuju Aquarium Phuket. Perjalanan dari hotel ke aquarium lancar dan jalanan relatif sepi. Karena kami punya tiket MusePass, kami tidak perlu membayar sama sekali.

Jika harus bayar harga tiket masuk orang asing dewasa 180 baht dan anak-anak 100 baht. Harga orang lokal sekitar setengah dari orang asing.

video beberapa foto selama di aquarium phuket
Lanjutkan membaca “Cerita Liburan Phuket hari ke-2: Aquarium, Mall dan Big Budha”

Phuket hasil editan Google Photos

Berhubung waktu liburan gak bawa laptop, jadilah saya cuma bisa ngeblog 1 kali dari Phuket. Setelah kembali ke Chiang Mai, ceritanya akan saya lanjutkan sedikit demi sedikit. Sebelum ceritakan perjalanannya, saya mau berbagi foto-foto selama di sana yang diedit oleh Google Photos.

Sudah tahu belum, kalau foto-foto kita diupload ke Google Photos, nantinya dengan algoritma AI (artificial inteligence), Google akan mengedit sebagian foto kita dan membuatnya jadi lebih indah lagi hehehe (lokasi asli dilihat mata langsung tentunya masih lebih indah).

Foto-foto berikut ini diambil dengan HP Joe (iPhone XR), HP saya (Xiaomi Note 5), dan HP Jonathan(Xiaomi Redmi 4X). Foto Panorama yang ada merupakan panorama otomatis oleh Google. Yang kami lakukan cuma foto sekeliling dan upload ke Google Photos.

Pantai Yanui

Pantai Yanui di siang hari
Panorama Pantai Yanui

Foto dan Panorama Pantai Yanui di atas difoto oleh Joe dengan iPhonenya. Setelah diedit oleh Google, saya lebih suka biru langit yang bukan panorama.

Lanjutkan membaca “Phuket hasil editan Google Photos”