Phuket hasil editan Google Photos

Berhubung waktu liburan gak bawa laptop, jadilah saya cuma bisa ngeblog 1 kali dari Phuket. Setelah kembali ke Chiang Mai, ceritanya akan saya lanjutkan sedikit demi sedikit. Sebelum ceritakan perjalanannya, saya mau berbagi foto-foto selama di sana yang diedit oleh Google Photos.

Sudah tahu belum, kalau foto-foto kita diupload ke Google Photos, nantinya dengan algoritma AI (artificial inteligence), Google akan mengedit sebagian foto kita dan membuatnya jadi lebih indah lagi hehehe (lokasi asli dilihat mata langsung tentunya masih lebih indah).

Foto-foto berikut ini diambil dengan HP Joe (iPhone XR), HP saya (Xiaomi Note 5), dan HP Jonathan(Xiaomi Redmi 4X). Foto Panorama yang ada merupakan panorama otomatis oleh Google. Yang kami lakukan cuma foto sekeliling dan upload ke Google Photos.

Pantai Yanui

Pantai Yanui di siang hari
Panorama Pantai Yanui

Foto dan Panorama Pantai Yanui di atas difoto oleh Joe dengan iPhonenya. Setelah diedit oleh Google, saya lebih suka biru langit yang bukan panorama.

Lanjutkan membaca “Phuket hasil editan Google Photos”

Cerita Liburan: Perjalanan Chiang Mai – Phuket dan Jalan-jalan hari ke-1

Untuk sementara saya berhenti dulu dengan tulisan bahasa Thai, karena sekarang ini kami sedang liburan ke Phuket.

Pantai Yanui Phuket

Setelah 12 tahun tinggal di utara Thailand, akhirnya kami sampai juga di kota Phuket yang lokasinya di bagian selatan Thailand ini. Yaaa seperti halnya ke Bali saja kami baru sekali, walaupun Phuket ini sama-sama di Thailand, kesempatan mengunjunginya baru datang sekarang.

Sebelum berangkat, saya baru menyadari kalau saya sama sekali belum pernah mencari tahu soal Phuket hehehe.

Setelah beli tiket, baru deh bingung mau di bagian mana Phuket nih tinggalnya. Ternyata ada banyak pilihan pantai untuk dikunjungi di Phuket. Phuket juga lebih besar dari Chiang Mai, bentuk wisatanya juga berbeda, kalau di Chiang Mai lebih banyak pegunungan, kalau di sini ya umumnya pantai dan olahraga air.

Lanjutkan membaca “Cerita Liburan: Perjalanan Chiang Mai – Phuket dan Jalan-jalan hari ke-1”

Berkenalan dengan Tulisan Thai

Dari beberapa tulisan lalu, saya selalu menyertakan tulisan Thai untuk kata-kata yang digunakan. Mungkin sudah ada yang penasaran, itu kok kayak cacing begitu dan gimana sih membacanya. Sabar ya, kalau ada buku yang bilang fasih membaca dan berbahasa Thai dalam waktu 24 jam, saya jamin itu buku bohong hehehe. Butuh waktu dan latihan yang tekun dengan konsentrasi penuh untuk bisa lancar berbicara dan membaca tulis. Bisa membaca tulisan saja tidak menjamin pasti bisa menulis dengan cepat. Tapi jangan langsung mundur teratur, ada pepatah bilang: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Seperti saya sebutkan sebelumnya, aksara Thai untuk konsonan ada 44 huruf/bentuk yang merepresentasikan 21 bunyi. Loh kok bunyinya lebih sedikit daripada hurufnya? Ya memang begitu, kadang-kadang untuk bunyi yang sama kita bisa pakai huruf yang berbeda. Bedanya apa? tunggu sabar saya jelaskan hehehe.

Dari 44 konsonan Thai, ada pembagiannya menjadi 3 kelas yang nantinya akan menentukan tinggi rendahnya sebuah silabel/ suku kata dibunyikan. Kelasnya dibagi sebagai berikut:

Kelas menengah (กลาง, klang): ada 9 konsonan

Kelas tinggi (สูง, sung): ada 11 konsonan, tapi 1 konsonan sudah tidak dipakai lagi

Kelas rendah (ต่ำ, tam): ada 24 konsonan, tapi ada 1 konsonan yang sudah tidak dipakai lagi

Jadi dari 44 huruf Thai, yang masih dipakai itu hanya 42 huruf. Konsonan yang sudah tidak dipakai itu masih tetap dihitung karena untuk teks lama ada beberapa kata yang masih menggunakan huruf tersebut.

Terus dari masing-masing kelas itu akan ada huruf dengan bunyi yang sama. Bahkan dari dalam kelas yang sama saja bisa ada beberapa huruf yang merepresentasikan huruf yang sama. Ini kapan-kapan akan dibahas lebih lanjut, tapi untuk sekarang ini contohnya untuk bunyi s kita bisa pakai: ซ ศ ษ ส, huruf pertama ada dalam kelas konsonan rendah sedangkan 3 huruf terakhir itu ada dalam kelas konsonan tinggi. Terus memakainya gimana? ya diingat saja ejaan setiap kata, makanya saya bilang bisa membaca tidak selalu bisa menulis hehehe.

Berikut ini video singkat untuk melihat sekilas 44 konsonan Thai:

https://youtu.be/TuZOdZmuXPY

Saya sengaja capture bagian awal dari video tersebut untuk bisa melihat lebih jelas 44 konsonan dan pembagian kelasnya.

sumber: capture dari video Youtube di atas

Coba perhatikan huruf-huruf Thai ini, hampir semua huruf ada bagian lingkarannya. Nah penulisan huruf Thai juga ada aturannya, selalu mulai dari titik yang ada lingkarannya. Untuk huruf pertama tidak ada lingkarannya, tapi selalu mulai dari bawah sebelah kiri lalu tanpa mengangkat alat tulis sampe selesai menuliskan gambar kaki kanannya. Jadi bisa saja kita bilang lah kan yang penting hasil akhirnya sama terlihatnya, tapi bukankah lebih baik belajar dengan cara yang benar. Kalau gurunya lihat kita salah menuliskannya, pasti disuruh ulang deh hehehe. Ini saya kasih link ke video cara menuliskan huruf Thai yang di dapat di YouTube juga.

sumber Youtube ThaiPod101.com

Kalau kita belajar bahasa Inggris, kita belajar A is for Apple, atau dalam bahasa Indonesia, kita belajar A itu Ayam. Dalam bahasa Indonesia dan Inggris, ketika mempelajari bunyi huruf, kita bisa menggantikan kata-katanya dengan kata apa saja yang memiliki bunyi huruf tersebut.

Dalam bahasa Thai setiap konsonan punya nama dan ketika mempelajarinya, huruf itu akan selalu punya nama yang sama. Huruf ก selalu untuk ko kai (ก กอ ไก่). Anak-anak Thai menghapalkan 44 hurufnya dengan menyanyikanya. Bisa dilihat di video berikut:

sumber Youtube HappyKid

Saya sekian tahun belajar huruf Thai, gak berhasil hapal urutannya. Waktu Joshua mulai menghapalkan urutan huruf Thai, akhirnya saya ikut hapal hahaha. Iya Joshua sudah hapal semua huruf thai sebelum dia 4 tahun. Jonathan juga sepertinya semakin lancar menghapalnya setelah Joshua hapal :).

Nah karena ini judulnya perkenalan, biar gak keburu pusing duluan sepertinya hari ini cukup dulu informasi mengenai konsonan Thai.

Di YouTube ada banyak sekali video-video yang menjelaskan huruf Thai ini, tapi umumnya ya penjelasannya dalam bahasa Inggris. Tapi kalau diperhatikan videonya dengan seksama, kita gak perlu jagoan bahasa Inggris untuk mengertinya kok hehehe. Video yang saya sertakan di sini juga dari hasil mencari cepat, jadi mungkin bukan yang terbaik, tapi cukup menjelaskan dan saya cari yang paling singkat. Silakan dilihat-lihat dan mulai diingat-ingat. Belajar bahasa Thai ini harus banyak mengingat dan berlatih bicara hehehe.

Yang Perlu diketahui mengenai Thailand

Pepatah berkata lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Karenanya di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Berikut ini hal-hal yang sebaiknya diketahui apa yang boleh dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan di Thailand.

Lèse majesté in Thailand

Di Thailand ada yang namanya Lese majeste. Intinya hormati keluarga kerajaan. Salah satu cara selain tidak membicarakan secara langsung ataupun di sosial media. Satu yang penting dan sering dilupakan adalah di mata uang Thailand selalu ada gambar raja. Kalau koin menggelinding, jangan pernah berusaha menangkapnya dengan kaki, karena itu sudah termasuk tidak menghormati raja. Duit kertas juga sebaiknya jangan sampai lecek dalam menyimpannya. Ketika berbelanja, kita juga sebaiknya memberikan uang dengan gambar raja di atas.

Hormati lagu kebangsaan Thai (National Anthem) dan lagu raja (Royal Anthem)

Setiap hari jam 8 pagi dan jam 6 sore diperdengarkan lagu kebangsaan di televisi, sekolah dan di tempat umum. Di sekolah biasanya sambil menaikkan bendera. Apabila mendengar lagu ini biasanya semua orang diminta untuk berdiri dan diam di tempat untuk menghormatinya. Jadi kalau misalnya sedang di mall dan tiba-tiba semua orang diam tak bergerak, segeralah ikuti dan jangan malah berisik atau berlari-lari.

Selain jam 8 pagi dan jam 6 sore, jika kita hobi nonton, mungkin kita ingin mencoba merasakan nonton di bioskop di Thailand. Sebelum film diputar biasanya akan ada iklan, lalu akan ada lagu raja (royal anthem). Ketika royal anthem di perdengarkan, kita diminta untuk berdiri dan menghormati dengan diam dan tidak menimbulkan keributan, jangan berbisik ngobrol ataupun sambil ngunyah popcorn, karena itu tetep aja tidak sopan. Kalau bawa anak ke bioskop, sebaiknya pastikan anak anda juga mengerti dengan aturan yang ada di bioskop di Thailand. Lagunya tidak lama kok, jadi ya berdiri diam sekitar 2 menit masa tidak bisa sih. Selain di bioskop, biasanya jika ada festival, konser atau acara tertentu, pembukaanya juga akan memperdengarkan lagu kebangsaan ataupun royal anthem ini.

Berikut ini ada penjelasan kenapa kita perlu berdiri ketika lagu raja diputar. Oh ya dalam video ini semua ikut bernyanyi, tapi di bioskop, kita tidak perlu ikut bernyanyi, cukup mendengarkan saja dan berdiam diri untuk menghormati.

penjelasan kenapa kita perlu berdiri ketika lagu raja diperdengarkan, sumber dari YouTube

Hormati Image Budha dan Biksu

Penduduk Thailand mayoritasnya beragama Budha. Ketika kita mengunjungi kuil tempat sembahyang agama Budha, kenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Jangan berisik ketika ada yang berdoa dan jika membawa anak kecil, pastikan mereka tidak berlari-lari ataupun membuat keributan di dalam kuil. Biasanya di dalam dan sekitar kuil juga akan ada banyak Biksu, jika bertemu, berikan salam hormat dengan menundukkan kepala dan menangkupkan tangan di depan dada.

Kebiasaan lokal lainnya

  • buka sepatu/sendal sebelum memasuki kuil ataupun rumah orang
  • jangan memegang kepala orang sembarangan, hal ini sebenarnya sama dengan di Indonesia, jadi bukan hal baru juga
  • di sini orang tidak punya kebiasaan salaman, jadi ketika bertemu berikan salam dengan menangkupkan 2 tangan di depan dada.
  • jangan tersinggung kalau baru bertemu sudah ditanyakan mengenai umur, kebangsaan, sudah menikah belum. Orang sini suka berbasa basi, jadi ya semua juga ditanya.
  • Tersenyumlah karena orang Thai terkenal dengan keramahan dan semboyan Thailand land of smile.
  • jangan angkat kaki ke meja, jangan suka menunjuk dengan jari, jangan gampang marah-marah, dalam hal ini orang Thai ini punya banyak kemiripan dengan orang Indonesia.

Oke, sekarang sudah tau kan apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang jangan dilakukan ketika datang ke Thailand. Sudah bisa direncanakan tuh liburan ke Thailand hehehe.

Plus Minus selama Tinggal di Chiang Mai (12 tahun)

Tanggal 4 Mei 12 tahun yang lalu, saya dan Joe untuk pertama kalinya sampai di Chiang Mai. Kota terbesar di utara Thailand yang memiliki 3 musim dan pernah menjadi tempat berlangsungnya acara Sea Games di tahun 1995. Karena setiap tahun akhirnya menuliskan hal yang serupa, kali ini saya akan coba menuliskannya dalam format yang agak berbeda. Saya akan mencoba menuliskan plus minus atau suka duka selama 12 tahun di sini.

Mari kita mulai dengan hal-hal yang menyenangkan alias plus nya tinggal di sini:

  • Makanannya enak-enak dan mirip dengan masakan Indonesia, harganya dulu sih sama dengan Indonesia, sekarang terasa lebih murah karena pas pulang ke Indonesia kalau makan di luar berasa lebih mahal.
  • Kemana-mana dekat, ke mall bisa cuma beberapa jam saja dan gak pake macet di jalan.
  • Banyak tempat buat anak-anak main yang gratisan dan kalau bayar juga gak terlalu mahal
  • Banyak komunitas orang asingnya yang sangat membantu terutama ketika masa baru awal sampai dan juga waktu baru punya anak
  • Ada komunitas homeschooling berbahasa Inggris ataupun Thai, tinggal pilih saja
  • Internet kencang dan terjangkau harganya
  • Orang yang merokok relatif sedikit, minimal di tempat umum jarang deh berasa asap rokok.
  • Ada musim dingin yang adem dan menyenangkan buat jalan-jalan dengan keluarga
  • Nilai tukar baht cukup stabil terhadap dollar, selama 12 tahun tidak ada kenaikan harga yang terasa banget.
  • Datang berdua sekarang sudah berempat :D, pengalaman hamil dan melahirkan di Chiang Mai, dokter dan rumahsakitnya cukup bagus dan mendukung untung memberikan ASI eksklusif. Suster di rumah sakitnya juga ramah dan baik hati semua walaupun dengan bahasa Inggris yang terbatas tapi hatinya tulus membantu.
  • Dokter gigi di sini bisa ga pake nunggu lama, jadi bisa bikin janji dan datang sesuai dengan jam yang dijanjikan.
  • Banyak dokter di sini bisa berbahasa Inggris, jadi untuk berbagai masalah kesehatan gak usah jadi frustasi karena bingung bahasa, beberapa rumah sakit malah menyiapkan jasa translator untuk pasien dari negara yang tidak berbahasa Inggris.
  • Orang Thai baik hati dan ramah
  • Buah-buahannya enak kalau lagi musim berbuah harganya juga murah
  • Merasa lebih aman daripada di Indonesia, kalaupun kelupaan kunci pintu gak usah kuatir bakal ada maling.
  • Jarang ada pemadaman listrik, kalaupun ada selalu ada pemberitahuan terlebih dahulu. Atau kalaupun terjadi karena hujan badai, paling lama pernah pemadaman itu sekitar 2 jam.
  • Bahasanya strukturnya mirip bahasa Indonesia, jadi lebih mudah mempelajarinya (yang sedikit susah belajar naik turun suaranya aja).

Pantesan aja betah ya tinggal di sini, soalnya banyak plusnya. Nah tapi sebenarnya mana ada sih tempat yang benar-benar sempurna. Pasti adalah kurang-kurangnya dikit, asal gak lebih banyak dari plusnya aja ya.

Berikut ini hal-hal yang bikin tinggal di Chiang Mai jadi kurang nyaman:

  • Ada musim polusi selama bulan Maret sampai pertengahan April. Polusi udara ini benar-benar hal paling gak enak dari kota ini, tapi ya masih bisa diakalin sih dengan filter udara dan mempersedikit pergi selama sebulan dalam setahun. Tahun ini polusinya agak lebih parah dan bertahan sampai awal Mei.
  • Musim panasnya lumayan dashyat, bisa sampai 44 derajat celcius, panas gabung ama polusi bikin malas keluar rumah. Kalau di rumah minimal bisa ngadem pake AC dan pasang filter udara.
  • Belum ada direct flight ke Indonesia, jadi untuk perjalan mudik butuh 1 hari pergi dan 1 hari pulang karena selalu ada transit dulu beberapa jam.
  • Harus ke imigrasi urus visa tinggal tiap tahun, dan lapor diri setiap 90 hari kalau gak keluar dari Thailand. Sekarang sebenarnya hal ini udah mulai gak jadi masalah, karena urusan imigrasi sudah semakin cepat prosesnya dibandingkan 12 tahun lalu.
  • Angkutan umumnya terbatas dan belum cover semua rute, jadi punya kenderaan pribadi itu wajib untuk kemudahan kemana-mana. Sekarang ini angkutan umum sudah lebih banyak daripada 12 tahun lalu, tapi ya tentunya lebih cepat bepergian kalau punya transportasi sendiri, apalagi kalau bawa anak kecil.
  • Gak bisa beli tanah/rumah sebagai orang asing di Thailand (banyak kok pilihan rumah kontrakan dengan range harga terjangkau).
  • Gak ada yang jual indomie kari ayam dan ceres (ini sih emang harus nyetok hahaha).

Udah itu aja, gak nemu lagi apa minusnya tinggal di sini. Semua minusnya juga masih bisa ditolerir makanya masih betah sampai sekarang di sini hehehe.

Pertanyaan yang selalu saya tanyakan setiap tahun: mau sampai kapan di Chiang Mai? Selama masih memungkinkan, masih betah di sini. Gimana dengan kemajuan pelajaran bahasa Thai? Udahlah, udah bisa ngobrol dan baca secukupnya hehehhe. Masih pengen bisa berbahasa Thai yang fasih seperti berbicara, membaca dan menulis bahasa Indonesia sih, tapi ya belum ada kebutuhan untuk benar-benar fasih berbahasa Thailand, jadilah kemampuan berbahasa Thai nya jalan di tempat. Tetap optimis semoga tahun berikutnya bisa lebih fasih lagi baca tulis dan ngobrol bahasa Thai nya biar makin betah di sini hehehhe.

Persiapan Songkran

Festival Songkran merupakan perayaan tahun baru di Thailand. Setiap tahunnya Songkran dirayakan di akhir pekan sekitar 13 – 15 April. Biasanya setiap bulan April akan ada libur panjang disekitar hari Songkran. Untuk tahun ini liburnya mulai 12 April sampai hari rabu 17 April. Perayaan Songkran ini lebih meriah daripada perayaan tahun baru Masehi.

Karena liburnya cukup panjang, kebanyakan orang Thai akan berkumpul bersama dengan keluarga besar atau dengan teman-teman. Makan dan minum bersama atau pergi bersama-sama ke tempat di mana orang siram-siraman. Budaya di sini, orang-orang suka berkumpul untuk makan bersama sambil minum bir, karaoke-an atau sekedar ngobrol sampai pagi.

Waktu belanja kemarin, di Makro sudah terlihat menjual perlengkapan yang biasanya dibutuhkan untuk menyambut festival Songkran. Berikut ini benda-benda yang banyak terlihat di banyak tempat di masa perayaan Songkran.

baju motif bunga-bunga

Hampir setiap orang mengenakan baju bermotif bunga-bunga ala Hawaii ini. Petugas kasir di pusat perbelanjaan juga biasanya akan mengenakan seragam khusus dengan motif bunga-bunga ini. Baju motif ini hanya keluar dalam masa Songkran ini saja, sisanya disimpan di lemari hehee. Saya dan Joe sampai sekarang tapi belum punya baju begini hehehe, soalnya di masa Songkran kami malah sering liburan ke Indonesia mumpung liburnya panjang.

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk perang air adalah pistol air dan ember besar untuk persiapan refill air. Anak muda di sini kebiasaanya pergi dengan mobil pick up terbuka, membawa ember besar berisi air dingin dan pistol air. Sambil naik mobil keliling pusat kota dan perang air dengan yang lain yang juga melakukan yang sama. Orang asing yang datang berkunjung ke Thailand juga suka ikut-ikutan dengan perang air ini. Makin basah makin seru hehehe.

Selain di pusat kota, kadang-kadang ada juga yang hanya pergi ke jalan besar terdekat dari rumahnya, berkumpul sambil makan dan minum di rumah yang dekat ke jalan besar dan menyirami mobil yang lewat dipinggir jalan. Kalau jalanan macet, ya lumayan bisa banyak yang disiram.

Perlengkapan yang juga dibutuhkan di masa songkran adalah galon minuman untuk membawa air minum dingin dan juga cooler box biasanya untuk membawa bir atau minuman soda lainnya.

Karena kebiasaan perang air sambil minum bir, kadang-kadang ada saja kecelakaan mobil terjadi di masa Songkran. Sejak beberapa tahun terakhir, saya sering melihat peringatan untuk tidak minum alkohol sambil perang air. Tapi ya, masih ada saja yang tidak sayangi diri dan merasa jagoan tidak akan terpengaruh alkohol sambil main air ini.

Tahun lalu dan tahun ini kami tidak pulang ke Indonesia di masa libur Songkran. Jonathan sudah berencana ikut main air di pusat kota. Biasanya yang menemani Jonathan main air itu papanya, saya dan Joshua milih ngadem aja deh di taman dekat tempat orang siram-siraman.

Polusi udara di sekitar hari Songkran biasanya sudah mulai berkurang banyak, apalagi karena beberapa hari menjelang Songkran ada hujan deras, efek dari badai kiriman dari negara sekitar Thailand. Mudah-mudahan tahun ini juga polusi segera berkurang dan nantinya bisa ikutan melihat orang main air tanpa harus pake face mask hehehe.

Buat yang mau ikutan main air, udah taukan apa saja yang harus disiapkan, nah segera booking tiket pesawat ya, masih 2 minggu lagi kok hehehe. Kalau gak mau kena polusi, bisa ikutan main airnya di Bangkok saja. Perang-perangan air ini ada hampir di setiap kota di Thailand kok, bukan cuma di Chiang Mai saja.

Applikasi untuk Mengenal Huruf Thai

Tulisan ini masih ada sambungannya dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Nah kalau misalnya mantap nih mau jalan-jalan atau tinggal di Chiang mai, hal berikut yang perlu diketahui adalah bahasa Thai itu berbeda dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. Tulisannya bukan dengan alphabet a-z seperti yang kita kenal dan satu hal lagi yang sangat perlu diperhatikan, bahasa Thai itu bahasa yang tonal. Jadi kalau kita mengucapkan sesuatu, nada naik turun suara kita bisa membuat kata yang transliterasinya sama berbeda makna.

Nah supaya familiar dengan huruf-huruf Thai, kalau ada yang mau mengenal 44 konsonan, 32 vokal, tone marks dan angka dalam tulisan Thai, bisa coba donlot aplikasi KengThai. Aplikasi ini ada versi lite yang bisa dipakai secara gratis dan cukuplah kalau mau pengenalan tahap awal. Kalau misalnya punya anak kecil, nah aplikasi ini juga cocok buat anak kecil belajar tracing huruf Thai hehehe. Aplikasi ini tersedia di AppStore untuk iOS maupun GooglePlay untuk Android.

Ada banyak aplikasi untuk belajar bahasa Thai, tapi saya suka dengan aplikasi ini untuk mengenalkan hurufnya dulu. Aplikasi ini juga mengenalkan cara menulis huruf Thai. Berbeda dengan menuliskan alphabet latin, menuliskan huruf Thai ada aturannya, bukan sekedar asal terlihat sama bentuknya. Setiap huruf Thai juga ada namanya dan bunyinya. Kalau sudah bisa mengingat sebagian besar informasi dari game ini, tahap berikutnya baru deh mencoba aplikasi untuk belajar bahasa Thai.

Dulu, waktu saya di awal belajar bahasa Thai, aplikasi ini belum ada. Saya kursus bahasa Thai untuk percakapan saja dan tidak langsung belajar membaca dan menulis bahasa Thai. Kalau saya mengulang dari awal, rasanya saya akan memilih untuk belajar membaca dan menulis langsung sambil belajar percakapannya. Sekarang ini setelah nyaman bisa berbahasa Thai, ada kemalasan tersendiri untuk memaksakan diri membaca dan menulis bahasa Thai, apalagi karena tidak ada kebutuhan.

Joshua dan Jonathan belajar menulis huruf Thai menggunakan applikasi ini, selain juga dengan bantuan poster di rumah dan buku-buku yang bisa di trace yang bisa di beli dengan murah. Dibandingkan aplikasi lain, aplikasi ini antar mukanya lebih besar dan lebih gampang untuk tracingnya. Gambarnya juga cukup menarik dan suaranya cukup jelas untuk ditirukan. Sekarang ini, Joshua sudah bisa mengingat keseluruhan 44 konsonan Thai, tapi karena dia masih belum mengerti konsep menggabungkan konsonan dan vokal, dia belum bisa diajarkan untuk membaca bahasa Thai yang menggabungkan konsonan dan vokalnya.

Setelah belajar mengenal huruf, tahap berikutnya adalah mengenal kata-kata dalam bahasa Thai. Nah untuk ini akan saya tuliskan di posting terpisah. Belajar bahasa itu tidak cukup dengan 1 app atau 1 buku saja. Kunci dari belajar bahasa adalah kita harus menggunakan bahasa itu. Contohnya, walaupun bertahun-tahun sudah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, tapi untuk menulis dalam bahasa Inggris, grammar saya masih sering kacau. Untuk bahasa Thai juga vocabulary yang tidak dipakai banyak yang saya lupa walaupun pernah belajar.

Oh ya, kalau ada yang punya rekomendasi app atau buku untuk belajar bahasa Thai, silakan tulis di komen ya.