Tahukah kamu, kalau tanggal 27 Oktober itu diperingati sebagai hari Blogger Nasional? Tanggal ini ditetapkan tahun 2007, pertamakalinya oleh Muhammad Nuh, Menkominfo RI pada saat itu. Penetapan hari Blogger Nasional ini ditandai dengan diadakannya Pesta Blogger.
Tapi, tahukah kamu, kalau di tahun 2008, blogger pernah mendapat berbagai cap negatif dan blog itu sendiri dianggap hanya tren sesaat?
Hari ini saya ingin menuliskan petunjuk singkat untuk membiasakan diri menulis di Editor Blok di WordPress. Tulisan ini terinspirasi dari hal-hal yang sering ditanyakan oleh teman-teman saya di grup DrakorClass.
Sebagian besar dari kontributor DrakorClass selama ini menulis di blogger.com, sebagian lagi menggunakan WordPress tapi sudah terlalu terbiasa dengan editor klasik yang tampilannya mirip dengan MS Word jaman dulu. Editor blogger juga mirip dengan editor klasik.
Hari ini, blog drakorclass.com tepat seminggu. Rasanya masih agak euforia sampai sekarang. Seminggu ini saya malah jadi berkurang nonton drakor, tapi malah belajar mainan WordPress, Instagram dan Twitter. Cerita hari ini tapi bukan tentang mainan itu, tapi tentang teman-teman belajar saya di DrakorClass.com
Saya sebut mainan, karena sifatnya coba-coba dan kayak sedang main game saja. Ketika melihat hasilnya, rasanya senang karena menemukan hal baru. Walau sudah bertahun-tahun ngeblog, punya IG dan Twitter, memang baru seminggu ini saya mencoba-coba berbagai hal.
Belajar ngeblog itu bukan cuma belajar menulis saja. Memang, inti dari sebuah blog tentu saja kontennya. Tapi, dalam menampilkan kontennya ada banyak hal yang perlu dipelajari kalau mau membuat blognya ramai dikunjungi.
Bukan, tulisan ini isinya bukan instruksi lengkap bagaimana cara belajar ngeblog, tapi cuma sekedar ringkasan dari hal-hal yang belakangan ini saya rasa perlu saya pelajari lagi dalam rangka membuat blog bareng dengan teman-teman di grup drakor dan literasi.
Tantangan topik menulis seputar kokoriyaan berakhir akhir September lalu, maka dengan ini, grup drakor dan literasi melakukan gunting pita penutupan kegiatan tantangan menulis dengan zoom lagi. Hahaha, nggak kok, tidak ada gunting pita, dan tantangan tidak perlu ditutup. Kami menyiapkan proyek baru lagi, tentunya.
Berhubung tanggal 30 September 2020 itu jatuh di hari Rabu, kegiatan zoom yang biasa dilakukan di akhir bulan kami majukan ke awal bulan Oktober. Hari Minggu kemarin, sebagian dari kami menyempatkan diri bertemu kangen lewat zoom.
Memasuki tantangan menulis kokoriyaan topik 29, kami harus menuliskan fan fiction dari drama yang sudah ditonton. Sebenarnya, saya belum pernah membuat fan fiction dan tidak terlalu bisa menuliskan fiksi. Tapi, karena semboyan kami “tidak ada topik yang tidak bisa dituliskan”, dan “selalu ada waktu pertama untuk mencoba”, maka kali ini saya pun akan mencoba meneruskan salah satu drama yang saya tidak suka jalan ceritanya terutama endingnya.
Biasanya, orang akan menuliskan fan fiction dari drama yang dia suka, tapi saya justru nulis yang ini karena merasa drama ini punya potensi untuk disukai dengan pemilihan pemerannya dan juga visual dari drama yang enak dilihat, tapi sayangnya jalan ceritanya banyak yang membingungkan dan endingnya yang sepertinya bahagia tapi sebenarnya tidak ada tujuan.
Hari ini tidak terasa sudah saatnya untuk menuliskan tantangan kokoriyaan lagi. Semakin mendekati akhir dari tantangan menulis, semakin sulit mencari ide tulisannya. Kebetulan banget nih lagi pengen cerita tentang drama “Record of Youth” yang baru ada 4 episode di Netflix dan tayang setiap Senin dan Selasa.
Topik 28. Daydreaming: pengen ketemu tokoh drama yang mana? Atau pengen jadi tokoh drama yang mana.
Walaupun mungkin tidak terlalu pas, mari kita pas-pasin saja ya isi tulisannya sebagai jawaban dari tantangan tulisan kali ini, hehehe.