Mengingat Jadwal di HP

Dengan memilih homeschooling, kami bisa menyusun jadwal lebih leluasa. Tapi karena banyak kelas tambahan, jadilah terasa lebih sulit mengingat semua jadwal kalau tidak dituliskan terutama kalau ada kegiatan tambahan yang di luar jadwal. Tahun lalu saya mencoba memakai diary/organizer fisik untuk mengingat jadwal termasuk merencanakan jadwal pelajaran, tapi hanya berhasil dipakai 1 bulan saja. Kadang-kadang waktu ada yang perlu ditulis, bukunya lagi gak di tas, sampai rumah jadi lupa deh.

Google Calendar menggantikan buku fisik

Sejak gagal pakai buku fisik, saya mulai membiasakan diri mencatat jadwal di aplikasi Calendar yang ada di HP saja. Calendar di android ini bisa dishare juga ke Joe, jadi kalau ada appointment yang bukan hal rutin mingguan, saya tambahkan di Calendar dan bikin reminder berupa notifikasi maupun e-mail. Kalender yang kami pakai juga di sinkronisasi ke gmail. Jadwal yang sering terlupakan itu biasanya janji ke dokter gigi, karena cuma 6 bulan sekali, biasanya klinik gigi nya akan menelpon untuk mengingatkan janji untuk esok harinya, tapi kalau mengandalkan nunggu telepon repot juga kalau mau bikin rencana jalan-jalan di akhir pekan.

Tampilan kegiatan per hari

Calendar ini bisa diubah tampilannya untuk melihat schedule saja, jadwal sehari termasuk jamnya ataupun secara keseluruhan jadwal 1 bulan. Jadwal saya itu biasanya isinya ya jadwal antar jemput anak-anak. Terkadang ada juga kegiatan bersama atau khusus untuk saya. Sebenarnya hari ini, niatnya mau datang ke kumpulan perajut, tapi karena mata sangat mengantuk, saya putuskan buat tidur siang sama Joshua saja, hehehe.

Lanjutkan membaca “Mengingat Jadwal di HP”

Fungsi Hash Kriptografi (Bagian 1)

Fungsi hash adalah fungsi yang memetakan dari suatu data (bisa string atau apapun) ke sebuah data lain yang ukurannya biasanya lebih kecil. Ada fungsi hash untuk dipakai di struktur data hash table (outputnya adalah integer) dan ada fungsi hash untuk kriptografi outputnya berupa string alfanumerik dengan panjang tertentu.

Hash Table

Sebelum menjelaskan fungsi hash kriptografi, saya jelaskan dulu contoh fungsi hash biasa karena lebih sederhana. Penggunaan fungsi hash dalam kasus ini adalah untuk menyimpan data ke hash table, supaya gampang diakses lagi.

Misalnya kita punya array yang bisa menyimpan 100 elemen. Kita ingin menyimpan sebuah string, lalu ingin bisa menemukan kembali string itu dengan cepat nantinya, tidak memulai membandingkan satu per satu dari elemen pertama. Untuk melakukan ini kita bisa memakan fungsi hash. Sebuah string akan dimasukkan ke sebuah fungsi hash, hasilnya adalah sebuah angka n dari 0-99, lalu kita masukkan string ke array di indeks itu.

Lanjutkan membaca “Fungsi Hash Kriptografi (Bagian 1)”

Homeschool atau Kirim Anak ke Sekolah?

Kami pernah mengirim Jonathan ke sekolah selama 3 tahun sebelum akhirnya memutuskan menghomeschool Jonathan selama 1,5 tahun terakhir ini. Saya ingat, hari pertama kami mulai mantap menghomeschool ketika kami mulai menggunakan kurikulum dari CLE. Akhir Agustus 2017, Jonathan sering sakit, susah tidur cepat dan berakibat masih ngantuk waktu bangun dan di sekolah sering ketiduran. Di sekolah, Jonathan akhirnya lebih sering tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Awal memutuskan homeschool, saya sangat khawatir kalau kami jadi terlena dan tidak mengajarkan apapun ke Jonathan, apalagi saya masih belum menemukan kurikulum yang akan kami pakai. Saya khawatir terlalu santai, dan tahu-tahu waktu berlalu tanpa Jona belajar apapun.

Saya sempat sedikit khawatir masalah apakah saya akan kuat secara mental untuk tidak marah-marah kalau Jonathan tidak mengerjakan tugasnya. saya nggak kuatir masalah tidak bisa mengajarkannya atau Jonathan tidak mengerti, saya lebih khawatir Jonathan tidak mau mendengar saya atau menolak mengerjakan pekerjaan sekolahnya.

Lanjutkan membaca “Homeschool atau Kirim Anak ke Sekolah?”

Super Full Moon 2019

Dari beberapa hari lalu, sudah dapat link mengenai super full moon yang akan terjadi hari ini 19 Februari 2019. Tapi karena banyak kesibukan hari ini jadi terlewat informasi kalau badan astronomi Thailand yang ada di Chiang Mai ternyata mengadakan acara mengintip super moon pakai teleskop mereka. Untungnya sekarang ini semua ada di facebook ya, jadi walau ga bisa datang ke sana, bisa juga melihat hasil jepretan yang datang ke sana.

Foto super full moon dari FB page: อุทยานดาราศาสตร์สิรินธร Princess Sirindhorn Astropark

Tadi akhirnya cuma liat keluar dengan mata biasa, sekaligus memberi tahu Jonathan beberapa informasi mengenai super full moon ini. Seperti biasa, cara termudah mengajarkannya setelah melihat langsung adalah memberikan video mengenai apa itu super full moon. Fakta-fakta mengenai super full moon bisa di baca lengkap di sini.

Lanjutkan membaca “Super Full Moon 2019”

Cerita Jaman Kos

Sebelum tidur, Jonathan suka meminta diceritakan mengenai suatu hal dari masa lalu. Setelah mendapatkan cerita mengenai masa kuliah papanya dan mengenal istilah rumah kos, dia sekarang pengen dengar cerita dari saya juga. Dipikir-pikir, kalau dulu orangtua saya bercerita soal masa dulu waktu mereka sekolah, saya sering ga terbayang kira-kira apa yang akan saya ceritakan ke anak cucu saya. Ternyata dari sejak jaman masih kuliah sampai sekarang, sudah banyak hal-hal yang berbeda sekali dengan yang dialami Jonathan sekarang.

Saya ingat, waktu kost pertama dan ke-4, dapurnya itu gak ada yang namanya kompor gas kayak jaman sekarang. Yang disediakan dari tempat kost hanya kompor minyak tanah pakai sumbu, yang untuk meyalakannya saja butuh waktu dan kalau gak hati-hati pancinya gampang gosong.

Waktu kost pertama, saya dibelikan mama saya kompor gas kecil yang tabungnya bisa dibeli di minimarket, tapi tergolong mahal kalau sering-sering dipakai. Kompor itu dipakai untuk masak indomie saja kalau saya pingin sarapan Indomie. Saya lupa kompor itu akhirnya saya bawa ke Jakarta ke kakak saya atau ke Medan. Kompor jenis itu masih ada sampai sekarang dan biasanya digunakan kalau orang-orang mau kemping saja.

Kompor minyak dari tempat kost disediakan minyaknya sama ibu kost dan dibersihkan sama pembantunya ibu kost. Kami menggunakannya biasanya buat masak air kalau mau mandi air hangat. Pernah suatu kali pulang ospek penuh lumpur, saya harus menunggu air agak panas dulu sebelum mandi padahal itu sudah jam 2 dinihari. Untuk langsung tidur tanpa membersihkan badan bukanlah suatu pilihan. Nah tapi saya ingat juga, besoknya saya bablas ketiduran karena udah enaklah ya badan bersih tidur berselimut hangat. Alarm jam berbentuk ayam yang berkokok tak mampu membangunkan saya walaupun terletak di sebelah saya hahaha. Saya kebangun jam 10 pagi!, dan teman-teman kost saya pada protes karena si alarm ayam berkokok selama 30 menit dan saya tak bangun juga hahaha, mereka pikir saya gak di rumah dan cuma lupa mematikan setelan alarm.

Saya pindah kost beberapa kali di Bandung, saya ingat di kost ke-2 dan ke-3 kami punya kompor gas yang isi tabung gasnya kami beli secara patungan. Tapi walau udah ada kompor gas, ya tetap aja ya, kebanyakan dipakai buat masak indomie atau buat mandi air hangat haahaha. Kost-kostan ke-3 kembali lagi pakai kompor minyak tanah. Saya tadi sampai harus mencari video di YouTube untuk menjelaskan ke Jonathan soal bagaimana menyalakan kompor minyak tanah dan bedanya dengan kompor yang digunakan sekarang.

Jadi setelah bercerita bahwa dulu mama gak semudah sekarang buat menyalakan kompor, saya juga bercerita kalau mesin pemanas air itu bukan hal yang selalu ada di Indonesia seperti di sini. Eh tau-tau dia bergeser pertanyaan ke mesin cuci. Kapan mama pertama kali punya mesin cuci?

Jadilah teringat lagi, kalau dulu itu, walaupun waktu tinggal di rumah orangtua saya ada mesin cuci, tapi di kost-kostan itu tidak ada yang namanya mesin cuci. Kalau masih ada uang saku lebih, paling bayar ekstra untuk mencari mbak yang mencucikan dan menyetrika baju. Kadang-kadang di tempat kost ada yang membatasi sehari hanya boleh mencuci 2 potong pakaian. Ada juga yang bebas berapa banyak tapi bayarnya langsung ke mbaknya. Tapi ada juga tempat kost yang gak ada mbaknya. Jadi ada masa di mana saya mencuci baju sendiri manual!. Untungnya sejak jaman kuliah saya gak punya banyak baju berbahan jeans yang berat-berat, jadi urusan mencuci tergolong enteng.

Saya tahu di banyak tempat mencuci manual itu masih merupakan preferensi banyak orang, tapi kalau sekarang ini saya harus mencuci baju 4 orang tanpa mesin, rasanya udah kebayang pengen nangis karena bakal lama selesainya dan juga kapan keringnya hehehe. Memang ya, kalau kita udah terbiasa dengan teknologi, kembali melakukan hal manual itu kerasa jadi berat, padahal kalau dilakukan mungkin aja gak seberat itu (eh tapi saya ogah ah nyuci manual hahaha).

Ceritanya jadi kemana-mana, tapi memang begitu kalau Jonathan sudah mulai bertanya, bisa gak ada habisnya. Biasanya saya yang harus menyudahi ceritanya dan suruh dia ingat menanyakan lanjutannya di kemudian hari kalau memang masih penasaran. Tapi dari bertahun-tahun hidup sebagai anak kost, ada banyak hal yang gak bisa saya lakukan seandainya saya ga pernah dilatih dari rumah. Mana mungkin tiba-tiba saya bisa menyetrika atau tahu memisahkan mencuci baju luntur dan tidak luntur kalau nggak pernah diberitahu/disuruh kerja sama mama saya. Memang ada kemungkinan beberapa lifeskill bisa dipelajari kemudian dari video yang ada di YouTube, tapi rasanya bersyukur aja dari rumah sudah diajari melakukan berbagai hal, sehingga waktu jadi anak kost bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti mencuci baju dan menyetrika.

Saya gak tau apa lagi kemajuan yang akan terjadi di masa Jonathan besar nanti, tapi sepertinya dia perlu juga diajari beberapa keahlian untuk mengurus dirinya sendiri. Siapa tahu nanti dia jadi anak kost juga kalau kuliahnya gak tinggal di kota yang sama dengan kami. Karena saya dan Joe sama-sama jadi anak kost setelah masa kuliah, kami juga mengajarkan ke anak-anak kalau mereka juga harus bisa mengurus dirinya sendiri nantinya setelah umur kuliah.

Mengembalikan Hobi Lama

Sebelum punya anak, saya sempat rajin merajut dan belajar jahit. Sejak Jonathan lahir, entah kenapa hobi merajut dan menjahit itu menguap terbang hilang. Mungkin karena saya kurang suka meninggalkan pekerjaan rajutan terlalu lama, akhirnya saya enggan untuk memulai. Beberapa kali mencoba mengembalikan mood, tapi ya akhirnya cuma browsing-browsing pola dan gak mulai juga.

Saya tahu punya anak bukan alasan untuk berhenti berhobi, tapi punya banyak rajutan yang gak kunjung selesai tidak membuat saya jadi rileks malah jadi senewen, maka akhirnya saya tinggalkan saja hal-hal yang bikin senewen. Hobi itu untuk dinikmati, bukan bikin jadi senewen toh hehehe.

Sekarang ini anak-anak sudah mulai besar. Saya merasa sudah waktunya saya punya waktu lagi untuk hobi saya. Anak-anak juga sudah mulai terbiasa bermain sendiri, asal mereka ga mainin benangnya sampai kusut, teorinya saya sudah bisa mulai merajut lagi.

Selama bertahun-tahun, benang dan jarum rajutan masih tersimpan rapi dan di bawa pindah rumah beberapa kali. Tahun ini saya mau kembali merajut lagi. Sepertinya kalau tahun ini masih gagal kembali merajut, harta karun merajutnya bisa di hibahkan saja ke orang-orang yang masih suka merajut.

Saya sudah menemukan komunitas merajut di kota ini, komunitasnya mengadakan pertemuan sekali seminggu dan kebetulan di hari yang sama dengan jadwal Jonathan les. Rencananya sesekali saya mau ikutan datang ketemu, supaya semangat berkaryanya tetap ada.

Selain mencari komunitasnya, kemarin saya memaksa diri untuk memulai mengerjakan hal yang kecil dan bisa selesai sekali duduk. Sambil nonton serial MacGyver, akhirnya selesai juga rajutan bunga rose. Rencananya nanti bunga ini akan ditempelkan di bandana, tapi bandananya belum dibikin hehehe. Sekarang lagi nyari-nyari motif bandana, dan udah dapat beberapa pattern yang bisa ditiru.

Setidaknya, hobi merajut ini bisa kelihatan hasilnya daripada hobi nonton film korea hahaha. Mending kalau nonton koreanya menghasilkan tulisan review, sejauh ini saya masih terlalu malas mereview film-film korea yang sudah saya tonton. Kalau dikombinasikan, bisa juga nonton kdrama sambil merajut hahaha.

Ngomongin kdrama dan merajut, saya ingat di salah satu kdrama yang saya tonton, si cowo merajut syal pink waktu dia sakit. Terus setelah dia sembuh dan mereka ketemu, syalnya dikasihin ke cewenya, dan diujung syalnya ada gulungan benang yang berisi cincin melamar si cewe. Ayo ada yang ingat ini kdrama yang mana? bisa jadi undian berhadiah nih. Hmm sayangnya saya jauh di Thailand, kalau nggak saya kasih hadiah benang deh hehehhe.

Kalau ada yang mau lihat tulisan lama soal hobi lama saya, bisa lihat di blog saya yang ini. Blognya udah gak pernah diupdate lagi. Mungkin nanti kalau udah banyak rajutannya baru deh diupdate lagi di sana.

Joshua, Huruf dan Angka

Sejak berumur 2,5 tahun, Joshua sudah tertarik dengan huruf-huruf dan angka. Dia sudah berusaha menulis ABC di white board, dan menyanyikan lagu ABC sebelum tertidur. Sekarang ini di umur 3 tahun 8 bulan, dia sudah bisa menuliskan alphabet dengan lancar dan menyebutkan namanya dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Dia juga menghapal 44 huruf Thai dan ingat urutannya (saya aja belum bisa). Selain huruf, dia juga menghapal angka dan bisa menghitung 1 sampai 100 (dan sekarang tertarik meneruskan menghitung sampai beberapa ratus).

Saya dan Joe tidak pernah secara khusus mengajari dia untuk mengenal huruf dan angka, menulis ataupun membaca. Tapi karena dia menunjukkan ketertarikan dan selalu bertanya dan meminta kami memberi contoh, ya tentunya kami menjawab keingintahuannya. Metode belajar Joshua biasanya dia akan meminta kami berkali-kali menyebutkan nama dari huruf dan urutannya, meminta diputarkan lagunya, dan tau-tau dia akan berusaha menuliskannya sambil meminta konfirmasi apakah yang dia lakukan sudah benar.

Lanjutkan membaca “Joshua, Huruf dan Angka”