Warna apa yang kamu lihat?

Mungkin sudah pernah menemukan posting mengenai gambar yang sama tapi diperdebatkan memiliki warna yang berbeda. Nah biasanya saya hanya bisa melihat kombinasi warna yang itu-itu saja dan tidak pernah berubah. Dan biasanya saya dan Joe juga melihat warna yang sama juga, jadi sering gak percaya kalau foto itu bisa terlihat berbeda warnanya. Tapi beberapa hari ini, saya bisa melihat kombinasi warna berbeda lalu malamnya kembali lagi ke warna yang kemarinnya saya lihat.

Sepatu di bawah ini ada yang bilang berwarna abu-abu dengan garis dan tali hijau muda, tapi sebagian orang juga melihatnya berwarna merah jambu dengan garis dan tali putih. Sebelum saya melihat perubahan warnanya, saya tidak percaya gambar yang sama bisa dilihat warna yang berbeda, tapi bahkan saat saya menuliskan postingan ini, sepatu ini berubah warna di mata saya.

Memang benar kalau kita cenderung tidak percaya kalau tidak membuktikan sendiri. Nah setelah mengalami sendiri, saya jadi ikut bertanya-tanya kenapa kira-kira warna sepatu ini bisa terlihat berbeda.

Gambar berikutnya yang juga pernah viral di internet gambar sendal dan dress berikut ini, warna apa yang kamu lihat?

Saya selalu melihat warna yang sama yaitu putih dan keemasan, sedangkan Joe dan beberapa teman yang saya tanyakan melihat warna yang berbeda, yang ternyata kalau dari hasil browsing dinyatakan warna asli sendal dan dress tersebut adalah biru dan biru tua.

warna asli sendal

Ada beberapa posting dari foto-foto ini menyatakan kalau perbedaan warna yang dilihat terkait dengan dominan otak kiri dan otak kanan, tapi ada juga yang menyatakan kalau perbedaan warna yang kita lihat ini karena faktor asumsi awal dan cahaya yang masuk ke mata dan mengakibatkan kita melihat warna yang berbeda.

Karena penasaran, saya mencari tahu di internet apakah sudah ada yang menuliskan alasan kenapa kita bisa melihat warna yang berbeda. Ada 2 artikel yang saya temukan. Artikel ini mengenai perbedaan warna sepatu, dan mengacu ke artikel yang lebih lengkap membahas mengenai warna dress dan sendal di sini.

Artikel-artikel tersebut membahas super lengkap mengenai kenapa warnanya bisa berbeda dengan kesimpulan masalah adanya asumsi awal yang mempengaruhi kita dan faktor pencahayaan akan menentukan warna apa yang kita lihat. Tapi mau dilihat berkali-kali dan diasumsikan dari awal sekalipun, saya gak pernah bisa melihat warna dress dan sendalnya jadi biru dan biru tua. Saya tetap melihat warnanya putih dan keemasan. Joe juga gak pernah bisa melihat sepatu jadi berwarna pink dan putih.

Tapi terlepas dari alasan ilmiahnya, sebenarnya seru juga melihat-lihat ada perbedaan warna dari foto yang sama. Hal ini mengingatkan kembali kalau hal yang sama bisa berbeda diproses dan dimengerti oleh kita masing-masing. Masalah seperti ini bukan masalah siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi ya harus terima memang ada perbedaan prosesing di otak masing-masing kita hehehehe.

Ayo sekarnag masing-masing coba lihat lagi gambar-gambarnya dengan dan tanpa asumsi. Kira-kira bisa melihat warna-warna yang dilihat orang lain juga, atau cuma bisa melihat 1 warna saja. Coba juga tanyakan ke teman-teman yang lain. Kalau ada yang pernah menemukan penjelasan yang lebih sederhana dan bisa menemukan cara membuat kita melihat tiap kemungkinan warna dari gambar-gambar tersebut bagi-bagi infonya ya.

Kdrama: Hello My Teacher

Setelah nonton KMovie Train to Busan yang dimainkan Gong Yoo, saya iseng lihat kdrama lama yang diperankan Gong Yoo dan Gong Hyo-jin. Judulnya Hello My Teacher atau judul lainnya Biscuit Teacher and Star Candy. Ini Kdrama tahun 2005, pemerannya masih pada muda hehehe.

Ceritanya menurut saya agak terlalu rumit, saya akan coba sederhanakan dalam menuliskannya, semoga tapi gak jadi bikin pusing hehehe. Berikut ini tokoh-tokoh dalam kdrama ini:

Na Bo-ri, seorang wanita berumur 25 tahun yang merupakan mantan preman di masa SMA nya sampai dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah itu. Tapi walaupun dia dikeluarkan, dia tetap bercita-cita jadi guru. Ada 2 alasan dia ingin menjadi guru, tapi alasan ke-2 nya diceritakan belakangan, alasan pertamanya dia suka dengan seorang guru seni (lelaki) bernama Ji Hyun-wo yang tentunya ganteng. Eh alasan ke-2 nya ternyata dia memang suka mengajar dan berharap sekolah jangan terlalu cepat memutuskan untuk mengeluarkan seorang siswa dari sekolah, tapi sebisa mungkin didengarkan dulu apa masalahnya sebenarnya dan dibantu. Cita-cita ke-2 nya lebih mulia dari cita-cita pertamanya ya hehehe.

Ji Hyun-wo, guru seni yang ganteng dan masih muda dan disukai Na Bo-ri. Guru seni ini adik dari director sekolah, dan merupakan calon penerus yang mengurusi sekolah. Pernah sekolah di Perancis tapi lebih fokus dalam melukis daripada memikirkan ngurusin sekolah. Punya ex-tunangan yang belajar bareng di Perancis bersama dengan dia yang malahan jadi belajar untuk mengurus manajemen sekolah karena Ji Hyun-wo nya milih asik dengan lukisannya saja. Objek lukisannya: Na Bo-ri, dia putus dengan tunangannya karena menyadari kalau dia suka dengan Na Bo-ri dan selalu memikirkan Na Bo-ri walaupun dia tidak pernah bertemu sejak Bo-ri dikeluarkan dari sekolah.

Park Tae-In, anak SMA yang merupakan ponakan dari Ji Hyun-wo dan anak tiri dari director sekolah. Udah dikirim ke Amerika tapi malah bikin huru-hara dan akhirnya di pulangkan ke Korea. Di Korea tadinya dia lebih sering jadi kayak tahanan rumah atau dimasukkan ke sejenis bangsal rumah sakit jiwa. Bapaknya Tae-in ini dokter dan pemilik rumah sakit. Jadi kebayang ya si Tae-in ini anak orang kaya, bapak dokter, mama tiri director sekolah. Mama kandungnya sudah meninggal sejak dia kecil, salah satu alasan dia jadi agak nakal juga karena dia merasa gak dapat perhatian dari bapaknya yang sibuk dengan pekerjaan.

Selain 3 tokoh sentral dan si ex tunangan pak guru seni, masih ada lagi anak sma lain yang suka dengan Tae-In, ada adiknya bu guru Bo-ri yang merupakan seorang dokter dan bekerja di rumah sakit milik bapaknya Tae-in dan tentunya guru-guru dan murid-murid SMA lainnnya.

Kisahnya sekilas sederhana, seorang murid mengidolakan gurunya. Lalu 6 tahun kemudian dia kembali ke sekolah itu melamar menjadi guru. Tapi dengan track record pernah dikeluarkan dari sekolah itu, tentunya ketahuan kalau dia bukan murid yang cemerlang. Semua orang mempertanyakan apakah memang Na Bo-ri ini pantas jadi guru atau nggak.

Si guru seni kasih ide ke kakaknya, gimana kalau Na Bo-ri diminta untuk jadi guru wali kelas aja, jadi dia ga harus ngajar. Teorinya kan hanya preman yang tau cara menghadapi preman. Nah jadilah si Na Bo-ri di kontrak sebagai guru tapi tugas utamanya untuk mengawasi si ponakan Park Tae-in supaya ga berbuat onar lagi dan bisa sekolah normal. Guru seni ini ternyata punya motif sendiri, dia pengen bisa menindaklanjuti perasaan yang lama tersimpan.

Udah ketebak belum perkembangan ceritanya? masih episode pertama saja saya udah tau kelanjutannya, walaupun dalam cerita ini ada 2 pria dan 3 wanita, pada akhirnya ceritanya berkurang dengan 2 pria dan 1 wanita. Endingnya? ah jangan ditulis di sini nanti spoiler.

Cerita ini agak gak realistis, tapi ya bukannya ga mungkin terjadi. Saya ga pernah kenal teman saya yang menikah dengan guru SMA nya ataupun yang menikah dengan muridnya, tapi cerita orang jatuh cinta diatas umur 20 tahun udah beda tipis lah jadinya antara 20 ke 26 dan ke 30. Dalam cerita kdrama, di Korea umumnya anak lulus SMA itu sekitar umur 20 tahun, dan setelah itu mereka terhitung dewasa dan bisa menentukan mau lanjut kuliah atau mau langsung cari kerjaan.

Satu-satunya bagian yang berkesan ketika menonton film ini adalah nasihat bapaknya ke anaknya: kau mau menikah atau tidak itu pilihanmu, setelah kau menikah semua itu akan menjadi tanggung jawabmu, kau gak bisa menyalahkan aku atau menyesali kenapa tak melarangmu menikah. Pesanku kalau kau nanti menikah, sayangi isitrimu dan jangan lakukan kesalahanku yang mengabaikan keluarga dengan terlalu sibuk bekerja.

Kerumitan cerita ini karena tokohnya saling terkait. Jadi banyak scene di mana masing-masing tokoh kayak lagi berpikir keras apa yang sebaiknya dilakukan tanpa membuat malu yang lain. Semua berusaha melakukan hal yang tidak egois. Semua berusaha jadi orang baik. Tapi namanya cerita cinta, mana bisa sih semuanya happy ending, pasti akan ada tokoh yang harus minggir dan menerima kenyataan. Nah kira-kira kalau judulnya adalah pilih sendiri ending ceritanya mana ending yang lebih kalian pilih:

  • guru seni nikah dengan tokoh utama wanita
  • guru seni nikah dengan tunangannya yang pintar ngurusin sekolah, tokoh utama wanita nikah dengan si anak SMA yang akhirnya jadi suka sama dia walaupun itu notabene merebut pacar pamannya
  • guru seni dan si anak SMA gak ada yang jadi sama si tokoh utama wanita karena tokoh utama wanita gak mau merusak hubungan kekeluargaan antara guru seni dan ponakannya
  • kalau ada alternatif ending silakan tulis di komen hehehe

Namanya kdrama ya, apapun bisa jadi ending. Bisa happy ending, bisa juga open ending. Melihat kdrama ini saya malah teringat masa kuliah. Waktu SMA gak ada guru idola yang muda nan kece sih, tapi pas kuliah kebetulan temen-temen saya ada yang pada demen dengan asisten dosen yang masih muda dan single. Gak ada yang sukses sih ngedapatin si ibu dosen itu, tapi kira-kira saya jadi bisa relate dengan kisah murid yang suka dengan gurunya ini.

Belajar Bahasa Korea

Tulisan ini update dari tulisan sebelumnya mengenai belajar bahasa itu proses dan juga merupakan akibat tidak langsung dari gara-gara kdrama hehehe. Saya pikir, saat ini saya sudah akan menyerah dan berhenti kebiasaan baik untuk memakai Memrise dan Coursera. Ternyata ya semakin banyak kosa kata yang kita tahu, semakin kita mengenali hangeul dan semakin mengerti kenapa ada perubahan bunyi dalam pengucapan bahasa Korea, semakin jadi sayang aja kalau ditinggalkan hehehe.

49 hari belajar tiap hari menggunakan Memrise

Tanpa terasa, hari ini sudah 49 hari saya tidak pernah bolos menggunakan Memrise dengan target belajar kata-kata baru dan review kata-kata yang lama. Korean level 2 di Memrise totalnya ada 23 bagian dan sekarang saya sudah hampir selesai bagian 21. Sedikit lagi menuju Korean level 3 di Memrise. Belajar di Memrise ini enaknya sedikit-sedikit dan kalau lupa ya gak apa-apa.

Kemarin saya menyelesaikan kursus yang saya ambil di Coursera. Kursus Learn to Speak Korean 1 ini dirancang untuk dipelajari selama 6 minggu. Jadwal minggu ke-6 itu harusnya 13 Mei, tapi saya sudah selesai duluan heheheh. Bagusnya belajar Coursera sambil belajar Memrise adalah, di Memrise saya banyak belajar kosa kata dan sedikit grammar, tapi di Coursera saya jadi lebih banyak belajar grammarnya, walaupun diajarkannya untuk percakapan sehari-hari (berbelanja, memesan makanan, menanyakan lokasi, nama-nama makanan, menyebutkan harga). Sayangnya di Coursera cuma ada 2 kursus saja untuk belajar bahasa Korea, mereka belum selesai mempersiapkan kelanjutan dari Learn to Speak Korean 1.

Dari kursus di Coursera, saya jadi menyadari kenapa bahasa Korea kedengaran gitu-gitu aja. Walau saya belum bisa mengingat semua rules nya, saya bisa bilang kalau di bahasa Korea itu kata dasar bisa punya banyak akhiran yang berbeda-beda, ada akhiran -aya, -oyo, -haeyo, -yeyo, -e, -a, -eso, -nen, -ren, -ka, -i, dan banyaklah mungkin yang saya belum tau juga hehehhe. Walaupun dah selesai kursus coursera dan menyelesaikan semua quiz dengan baik, tetep aja ya quiz itu tidak mewakili seluruh pelajaran yang ada. Karena tetep aja menurut saya quiz nya terlalu mudah dan cuma 3 – 6 pertanyaan sederhana dan bisa diulang berkali-kali tanpa penalti hehehehe.

Nah sekarang setelah selesai Coursera, rencananya saya masih akan meneruskan kebiasaan baik untuk belajar Korea ini. Di internet ada banyaaaaak sekali sumber-sumber belajar gratis ataupun berbayar, tapi saya tetep belum mau bayar (cukup bayar Netflix dan Apple Music aja), karena untuk belajar bahasa Korea ini saya gak mau ada perasaan terpaksa, saya mau tetap fun. Saya pilih 1 kursus gratisan dari Internet yang menyediakan podcast (mp3) dan file pdf nya. Mereka juga ada channel YouTube nya. Situs yang saya pilih untuk belajar namanya Talk To Me in Korean.

Situs Talk To Me in Korean ini punya banyak kursus gratisan. Kursus Grammarnya aja ada 9 level. Ada kursus Learn Korean with a Web Drama juga. Nah saya mulai dari awal lagi, sekalian mereview. Pelajaran Korean Grammar level 1 ini terlalu mudah, tapi memang mereka memulai dari kata paling sederhana dan ditambahkan sedikit demi sedikit. Untuk pelajaran belajar dari web drama saya belum dengar, tapi pastinya masih sejalan dengan niat awal belajar bahasa Korea biar bisa nonton Kdrama tanpa subtitle hehehe.

Oh ya, tulisan ini opini pribadi, saya memilih situs ini juga karena gratis dan sepertinya kurikulum mereka cukup jelas langkah-langkahnya. Waktu belajar Coursera kemarin sebenarnya saya agak kewalahan karena diberi fakta terlalu banyak dan akibatnya walau tahu tapi gak semua bisa saya ingat. Model belajar saya butuh banyak repetisi, jadi ya mari kita belajar dari awal lagi, kan katanya lancar kaji karena diulang. Kalau ada yang mau menyarankan situs belajar bahasa Korea gratisan, tulis di komen ya, buat pelajaran berikutnya hehehe.

Ada yang mau ikutan belajar bahasa Korea bareng saya? Kata Joe sih kalau saya tetap konsisten belajar bahasa Koreanya dan berasa ada progress, kalau ada rejeki siapa tau bisa jalan-jalan ke Korea hehehe. Eh tapi, sejak banyak belajar bahasa Korea ini frekuensi menonton kdrama berkurang, soalnya waktunya kepake buat belajar plus buat nulis di blog soal per-Korea-an ini hehehhee. Gak apa lah ya, belajar dikit-dikit lama-lama jadi bukit. Doain aja semoga saya tetap semangat. Kalau masih semangat pasti akan ada update lagi di blog ini.

Lagu-lagu Project Pop

Tulisan ini masih sambungan tulisan kemaren soal nyobain Apple Music. Nyari-nyari lagu Indonesia yang ketemu lagu cinta melulu. Aduh, nonton kdrama bolehlah isinya romance tapi kalau dengerin musik pengennya yang lebih memotivasi, bukan cuma dengerin kegalauan hati melulu, lagian kadang-kadang tujuannya buat didengerin pas nyetir biar gak ngantuk atau bosan kalau lagi lampu merah.

Membongkar-bongkar ingatan apa ya dulu lagu yang enak didengar, terus ingat sama Kahitna. Nah lagu Kahitna ini walaupun masih rada-rada lagu cinta, tapi masih dianggap enak di dengar (ah alasan, dasar aja gak biasa dengan lagu baru). Nah terus teringatlah dengan lagu-lagu Project Pop.

Dulu setiap kali Project Pop bikin album, saya akan beli kasetnya. Awalnya sejak masih bernama Padhyangan Project dengan lagu nasib anak kost, pertama beli pas jadi anak kost di Bandung hehehe, berasa lagu kebangsaan deh walaupun gak mengandalkan wesel lagi tapi udah pake transfer ke bank dan cek duit di atm saja. Senang aja dengerinnnya karena lagunya lucu-lucu.

Nih coba liat sebagian lirik lagu nasib anak kost

Nasib anak kost tak kenal lelah
Mengikuti mata kuliah
Ya nasib anak kost rajin belajar
Agar hidup tak susah la yaw ya nasib

Aku makan tiap hari
Kadang hanya makan mi
Gimana nggak kurang gizi

Wesel datang tak pasti
Ibu kost tak mau mengerti
Nagih sewa bulan ini ..

Padhyangan Project, Nasib Anak Kost

Padhyangan project ini berubah nama jadi P-Project dan jadi Project Pop. Terakhir beli CD audio Top Of The Pop waktu pulang ke Indonesia setelah di Chiang Mai. Nah setelah itu, saya gak pernah lagi ngikutin apakah ada album atau single yang baru dari Project Pop. Sebelum hari ini, saya hampir lupa dengan Project Pop hehehe.

Hari ini, saya bisa mendengarkan lagi lagu-lagu Project Pop yang lama maupun yang baru, sayangnya album dari Padhyangan Project tidak ada dalam Apple Music, jadi adanya album setelah mereka berubah nama jadi Project Pop. Itupun sudah lumayan banyak sih, dan hasilnya saya senyum-senyum sepanjang hari. Lagu-lagu mereka bukan cuma enak didengar dan nambah semangat, tapi liriknya juga lucu-lucu dan sebagian juga cerita soal persahabatan.

Ini satu potongan lirik lagu Ingatlah Hari Ini yang bikin saya jadi teringat masa-masa kuliah. Sayangnya, beberapa teman gak eksis di medsos dan menghilang dari peredaran. Walau demikian, mereka tetap istimewa sih di hati, dan saya ingat hari-hari itu. Hari-hari di mana teman-teman yang bantuin kalau lagi gak enak body karena sesama anak kost jauh dari orangtua dan keluarga.

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
S’lamanya rasa ini
Jika tua nanti
Kita t’lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini


Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku
Don’t you worry just be happy

Project Pop, Ingatlah Hari Ini

Jadi kalau kamu belum pernah dengerin lagu Project Pop, dan lagi nyari lagu Indonesia buat didengerin dan nambah semangat, coba deh dengerin lagu mereka. Selain enak didengar, liriknya lucu dan menghibur karena mereka awalnya idenya memang bikin grup parodi tapi cukup kreatif.

Waktu mendengarkan lebih lanjut, eh ada lagu Gara-gara Kahitna, loh kok jadi nyambung dengan pencarian lagu sebelumnya yah. Lirik lagu ini juga lucu, dan musiknya mirip-mirip musik Kahitna.

Setahun kemarin aku enggak ngerti
Gaya merayuku tak sebebas merpati
Ketika ku dengarkan lagu karangan Yovie
Kini aku tahu cara menyatakan cinta
Ku bilang bukan ku ingin mengganggumu
Ijinkan lah aku menyayangimu


Gara-gara Kahitna
Kita pun punya cerita cinta
Gara-gara Kahitna
Bergolak rasa di dada
Tadinya oh tadinya
Aku hampir hampir insomnia
Gara-gara Kahitna
Kau jadi kasih tercinta

Project Pop, Gara-gara Kahitna

Setelah bertahun-tahun gak mengikuti soal Project Pop, saya nemu mereka baru ngeluarin single baru tahun 2017 dan 2018. Walapun baru dengar sekali, saya langsung suka denger lagu mereka. Tahun 2017 single Kalahkan Dengan Cinta, dan 2018 judulnya Coconut.

Nah gak tau deh kenapa mereka bikin judul gak nyambung kayak Coconut, tapi lagunya enak di dengar dan seperti liriknya bilang, lagunya lagu gembira hehehe. Memang ya kalau orang kreatif, apa aja dari ga nyambung bisa disambungin.

Coconut
Buah kelapa
Coconut
Yang aku suka
Coconut
Lagu gembira
Coconut
Mari berdansa
Kamu yang ganteng diujung sana
Kenapa kamu cemberut aja
Coba sini tengok-tengok saya
Kata orang saya mirip Raisa
Hai kamu yang cantik dan manis
Sini ku hibur pakai Bahasa Inggris
Are you smiling atau meringis
But I gonna say I love you may
Coconut
Buah kelapa
Coconut
Yang aku suka
Coconut
Lagu gembira
Coconut
Mari berdansa
Kamu yang single maupun yang double
Kids jaman now or kids jaman old
Hilangkanlah duka sedih di hati
Project pop sudah hadir di sini
Coconut
Buah kelapa
Coconut
Yang aku suka
Coconut
Lagu gembira
Coconut
Mari berdansa
Apapun yang kau rasakan
Dalam hatimu saat ini
Jangan sensi macak orang sakit gigi
Walau kamu sendirian
Asal hati nggak kesepian
Jangan ragu…

Project Pop, Coconut

Kalau mau dengerin lagu-lagu yang saya sebutkan (atau lagu-lagu Project Pop lainnya, saya lihat kebanyakan ada di YouTube juga, tapi lebih baik lagi kalau beli ya, kan mendukung karya anak bangsa. Saya belum beli sih, tapi kan udah langganan Apple Music hehehe. Mudah-mudahan Project Pop ada album baru deh, biar nambah koleksi di playlist.

catatan: tulisan ini opini pribadi dan saya gak dibayar sama sekali oleh Apple Music ataupun Project Pop.

KMovie: Train to Busan

Karena kdrama Phantom udah selesai ditonton kemarin, hari ini kami nonton film Train to Busan yang durasinya 2 jam saja biar langsung selesai (kalau kata wikipedia sih 118 menit). Sudah tau garis besarnya filmnya tentang film zombie Korea. Duluuuu sebelum punya anak, ada masa di mana kami sering menonton film horror, film zombie mah udah ga ada serem-seremnya lagi deh hehehe.

Awalnya agak ragu-ragu sebenernya mau nonton ini, biarpun bintangnya Gong Yoo, tapi ya ini film horror Korea pertama yang saya tonton. Eh bukan horror ya, tapi action thriller katanya. Setelah liat trailernya, eh ternyata ini bukan cuma film zombie, tapi film keluarga karena inti ceritanya gimana seorang Ayah berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Zombie sambil menjaga keselamatan anak perempuanya juga.

Awalnya saya pikir, ceritanya akan berjalan lambat, eh ternyata belum 10 menit udah ada tanda-tanda kehadiran zombienya. Ketegangan mulai full speed setelah mereka semua naik ke kereta menuju Busan (sesuai dengan judul filmnya).

Film tahun 2016 ini bukan hanya sukses di Korea, tapi juga di seluruh dunia. Di Korea Selatan sendiri ada 11 juta orang yang menontonnya. Kalau menurut wikipedia, ini film pertama yang menembus lebih dari 10 juta penonton. Mungkin pulangnya mereka akan takut naik kereta api terutama yang menuju Busan hehehe.

Jonathan yang ikut nonton berkali-kali harus diingatkan kalau ini cuma film, ya untungnya zombie ini bukan masalah beneran di dunia nyata, jadi lebih mudah meyakinkan Jonathan kalau ini hanya cerita film dan ga usah takut. Joshua sih masih gak perduli dan sibuk main sendiri dengan magnet-magnet dan membentuk angka. Sesekali pas lari-lari paling Joshua malah ikutan menyemangati yang di dalam film biar tambah kencang larinya.

Kesan saya setelah selesai menonton film ini: capek karena banyak sekali bagian di mana saya pengen ikutan mukulin zombie nya ataupun berusaha ikut melarikan diri sama tokoh dalam film. Untung kami nonton cuma di rumah, kalau nonton di bioskop kayaknya saya bakal mengganggu orang di depan saya karena beberapa kali tanpa sadar saya lari di tempat hehehe.

Kesan berikutnya sedih. Banyak orang yang terpisah dari teman dan keluarganya, istri dari suaminya ataupun orangtua dari anaknya. Seperti film zombie apocalypse pada umumnya, jangan harapkan akhir yang bahagia dari film ini, ya mungkin harapkan ending pokoknya harus ada yang selamt. Ada satu titik di mana saya pikir film ini akan berakhir menggantung di mana tidak ada yang selamat, higs.

Ada bagian dari cerita ini yang agak ngeselin, di mana seharusnya orang-orang itu bersatu untuk melawan zombie, ada saja orang yang merasa dirinya lebih penting daripada yang lain dan mengakibatkan orang yang harusnya selamat jadi korban. Tanpa sadar saya berharap itu orang gak selamat sampai akhir film (ih kok jadi ikut jahat ya).

Nah berikut ini tokoh-tokoh yang terlihat di awal film, coba tebak tokoh mana yang nantinya akan selamat. Ada seorang Ayah dan anak perempuan (gak disebut umurnya, mungkin antara 8 – 10 tahun), sepasang suami istri yang mana istrinya sedang hamil besar, tim baseball sebuah high school, seorang kaya yang keliatan egois (ini yang super nyebelin), kakak adik yang sudah lanjut usia dan seorang tuna wisma yang sudah pincang dan mengalami PTSD. Bagaimana mereka bisa melawan beberapa gerbong yang sudah berubah jadi zombie.

Terus mau dikasih tau gak apakah Gong Yoo dan anaknya selamat dari kejaran zombie? janganlah ya, nanti gak seru lagi nontonnya hehehe. Eh tapi kalau gak suka film zombie mungkin ga akan nonton juga biarpun yang main Gong Yoo. Film ini gak kalah seru dengan zombie holywood. Bagian berdarah-darah dan keganasan zombienya ya mirip-mirip lah, pakem digigit pasti terinfeksi juga sama saja. Bedanya ya, sebagian ditunjukkan bisa tetap dengan misi utamanya sebelum 100 persen berubah jadi zombie juga. Bagian yang lucu dari film zombie adalah melihat orang yang berubah itu berusaha mengejar dengan kondisi tangannya udah rotasi dari normal misalnya, atau kadang-kadang terpincang-pincang karena kakinya udah gak utuh lagi.

Kalau masih penasaran, yuk ditonton aja. Untungnya ini cuma film, kalau ini kdrama series seperti walking dead, sepertinya saya udah nyerah duluan deh. Walking dead aja gak saya terusin nontonnya hehehe.

Pilih-pilih Mie Instan

Hari ini sewaktu belanja mencari keperluan anak-anak, mata ini tertuju ke deretan mie instan yang terpajang di rak. Terlepas dari berbagai berita mengenai mie instan yang kabarnya begini dan begitu, kami masih tetap mengkonsumsi mie instan sesekali. Prinsipnya, apapun yang kebanyakan memang tidak baik, tapi kalau masih sesekali ya masih oke-oke aja.

Sejak beberapa tahun lalu, kami menemukan Indomie goreng tersedia di Thailand, tentunya dengan harga lebih mahal daripada di Indonesia. Tapi ternyata kalau dibandingkan dengan harga ramen dari Korea, harga Indomie goreng masih lebih murah.

Ini postingan sekedar iseng, saya lagi iseng aja pengen banding-bandingin mie instan yang bisa dibeli di Chiang Mai. Saya ga akan membahas semua jenis mie instan, tapi ya saya tulis yang tadi saya beli saja hehehe. Saya akan bahas perbandingan Indomie goreng dari Indonesia, Ramen Jajangmyon Samyang dan Ramen Cheese Ottogi dari Korea dan Mama mie muusap dari Thailand. Dari keterangan yang ada di kemasan, 2 mie pertama ada label halalnya, sedangkan 2 yang berikutya tidak ada. Oh ya, jajang ramen ini juga jenisnya stir fry noodle tapi di rebus bukan di goreng hehehe.

Andaikan Indomie kari ayam ada di jual di Thailand, saya udah pasti gak pake iseng-iseng nyobain berbagai mie instan ini karena udah jelas juaranya Indomie kari ayam, tapi karena adanya cuma Indomie goreng, itupun jadilah buat lepas kangen sesekali hehehe. Di sini kayaknya lebih banyak mie ramen dari korea daripada mie instan dari Indonesia. Mungkin lebih banyak orang Korea merantau ke Thailand ya daripada orang Indonesia. Padahal ramen koreanya lebih mahal.

Ramen Korea aneka rasa dan merk, baru nyoba 2 jenis dari sebanyak ini

Nah, sebelum masuk ke perbandingan 4 mie instan, saya juga menemukan ada Indomie goreng dalam cup di sini. Harganya tentunya lebih mahal daripada Indomie goreng dalam bungkusan. Ih coba ya pop mie gitu masuk sini, jangan cuma Indomie gorengnya aja. Ngomong-ngomong, apakah di Indonesia juga sekarang ada Indomie goreng dalam cup?

Indomie goreng dalam Cup, harga satuan 29 baht

Nah sekarang kembali ke topik utama. Pembahasan pertama tentunya yang paling disukai dan termasuk anak-anak mau makanya: Indomie Goreng. Harga satuannya antara 15 baht sampai 17 baht. Tersedia di Tesco Lotus, Tops dan 7 eleven. Gak ingat apakah ada di Big C. Beberapa waktu lalu di 7 Eleven pernah ada promosi harganya turun jadi 10 baht saja (saya langsung borong belinya hahaha). Oh ya, karena saya lagi malas berhitung, saya kasih tahu saja hari ini 1 baht itu 444 rupiah, jadi hitung sendiri ya berapa rupiahnya hehehe (waktu kami baru datang 1 baht itu 275 rupiah).

Nah sekarang lihat harga Cheese Ramen, 1 nya 46 baht, bisa dapat berapa indomie goreng tuh! Secara kemasan memang cheese ramen ini lebih berat (111 gram) dibandingkan Indomie goreng yang cuma 85 gram. Secara tekstur, ramen korea ini mie nya agak mirip dengan tekstur indomie rebus. Jadi not bad lah ya, cuma ya tetep aja mahal hehehe. Untuk Ramen jajang tidak ada dijual kemasan satuan, mereka menjual 1 pack isi 5 seharga 98 baht, jadi kira-kira 1 bungkusnya 20 baht. Mama mie muusap yang produksi thailand saya beli pack isi 10 seharga 53 baht, jadi harga perbungkusnya sekitar 6 baht.

Dari informasi mengenai nutrisinya, Indomie goreng ini 85 gram per bungkus dan memberikan 420 kilokalori. Sedangkan cheese ramen 111 gram memberikan 470 kilokalori. Jajang ramen 80 gram memberikan 320 kilo kalori. Mama mie muusap yang paling ringan nih, 60 gram menghasilkan 250 kilo kalori. Jadi memang yang paling murah itu paling ringan dan paling sedikit memberi tenaga. Tapi kalau dimakannya pakai telur, udah cukuplah ya mama mie juga hehehe.

Nah berikutnya masalah rasa. Pertama kali saya mencoba cheese ramen itu karena saya pikir Joshua akan suka. Ternyata, entah kenapa dia gak suka sama sekali. Padahal Joshua itu masih mau makan Indomie kari ayam, mama mie dan Indomie goreng. Jonathan sih suka aja, tapi kata dia rasanya agak terlalu pedas (padahal perasaan gak dicampurin cabenya). Untuk jajang ramen, karena baru nemu hari ini saya belum suruh anak-anak coba, tapi tadi saya penasaran dan masak deh 1 bungkus. Isinya cuma mie dan seperti kecap. Rasanya terlalu manis, tapi tekstur mie nya mirip dengan tekstur Indomie. Tekstur mama mie itu agak berbeda dengan tekstur indomie, menurut saya agak terlalu tipis dan kurang sip (gak tau gimana mendeskripsikannya). Tekstur cheese ramen sebenarnya mirip dengan tekstur Indomie rebus, tapi mungkin Joshua ga suka karena masalah rasa.

Di bungkusan jajang ramen tidak ada petunjuk cara memasaknya, tapi saya asumsi aja masaknya direbus kayak nyiapin mie goreng, lalu airnya ditiriskan dan dicampur deh dengan sausnya. Sekilas nih kalau dilihat walau beda cuma 5 gram dibandingkan indomie goreng, tapi perasaan dikit banget deh. Oh ya, tadi saya iseng aja karena ada wortel di rumah, saya rebus mienya campur wortel dikit.

Rasa jajang ramen ini menurut saya terlalu manis. Mungkin lain kali bisa dikurangi campuran sausnya biar ga terlalu manis. Besok-besok bisa dicoba ke Joshua siapa tau dia mau makan juga. Pernah sekali pesan jajangmyeon di restoran korea, Joshua ga mau nyoba sama sekali, mungkin juga tampilannya gak menarik jadi dia ogah duluan hehehehe.

Nah demikian pembahasan mie instan hari ini. Yang pasti Indomie tetap juaranya, harganya juga pertengahan lah hehehe. Kalau beli dari Indonesia sih harga Indomie rasaya jadi murah daripada beli di sini hehehehe. Tapi jangan sering-sering makan mie instan, ini sih buat makanan sesekali kalau lagi kehabisan ide mau masak apa bolehlah hehehehe.

Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital

Ceritanya masih nyambung dengan postingan Joe. Karena liburan panjang kali ini kualitas udara masih kurang baik dan panasnya juga minta ampun, kami memutuskan untuk menonton ulang kdrama Phantom tahun 2012 yang kami pernah nonton bareng di tahun 2013. Entah kenapa, walau namanya nonton ulang, misterinya masih terasa baru karena saya udah lupa semua siapa penjahatnya dan bagaimana mereka mengungkapkannya.

Waktu pertama kali nonton kdrama ini, saya belum jadi penggemar kdrama seperti sekarang, malahan dulu Joe yang ajakin nonton serial ini hehehe. Mana saya tahu dulu siapa itu So Ji Sub ataupun Lee Yeon He. Kdrama ini memang berbeda genrenya dengan kdrama yang biasanya saya tonton, tapi lebih mirip dengan serial dari Amerika. Ceritanya berkisah seputar upaya tim investigasi cyber untuk mengungkapkan kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di dunia nyata makanya Joe mau nonton hehehe. Jadi kayak serial CSI Cyber.

Lanjutkan membaca “Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital”