Udah lama tidak menulis seputar kdrama, sekali ini langsung bahas 2 drama yang tema nya sama. Genre nya jelas ini ada fantasinya, temanya tentang kesempatan kedua dalam kehidupan rumahtangga karena pernikahan itu gak otomatis happy ending. Tulisan ini akan banyak spoiler di sana sini, tapi saya tidak akan tuliskan terlalu detail.
Saya nonton Go Back Couple dulu baru nonton Familiar Wife. Berdasarkan tahun releasenya juga film Go Back Couple itu Oktober 2017, sedangkan Familiar Wife releasenya September 2018.
Kesamaan dari 2 drama ini adalah:
- menikah muda setelah berkenalan beberapa waktu
- digambarkan istri yang tadinya cantik setelah menikah jadi tidak terlihat cantik lagi
- sudah punya anak dari pernikahannya
- tidak ada komunikasi yang baik, baik istri dan suami merasa lelah tiap bertemu (suami lelah dengan pekerjaan, istri lelah mengurus anak dan rumah).
- masing-masing ingin dimengerti tanpa berusaha mengerti atau mendengarkan penjelasan pasangannya
- sangat struggle dalam urusan finansial untuk kebutuhan keluarga.
- mereka merasa sudah memilih orang yang salah untuk jadi pasangannya.
Singkatnya, di film ini digambarkan pernikahan pasangan muda dengan anak yang masih kecil-kecil. Buat yang sudah menikah dan punya anak masih kecil dan keuangan keluarga yang kejar setoran buat bayar tagihan, pasti bisa relate dengan emosi yang ada. Gimana masing-masing merasa lelah karena mungkin kaget kehidupan pernikahan tidak seperti di film-film yang bilang setelah menikah mereka akan hidup bahagia selamanya.
Cerita Go Back Couple
Pasangan di Go Back Couple ini digambarkan seumuran, mereka sudah menikah 14 tahun dan punya 1 anak masih balita. Si istri tidak bekerja dan ya gak sempatlah buat dandan. Suaminya sibuk kerja dan tidak pernah menceritakan permasalahan yang dia hadapi di kantor. Istri tidak tahu apa masalah suami dan suami gengsi buat cerita permasalahan di kantor.
Buat si istri, suami tidak pernah ada ketika dia membutuhkannya, misalnya waktu anak mereka sakit dan masuk rumah sakit, si istri berusaha telpon suami tapi gak diangkat juga. Suami kesal karena istrinya terkesan menuntut saja, padahal dia kerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Akhirnya ya dalam kemarahan terucaplah kata pisah. Cerita kesempatan ke-2 dimulai ketika mereka melepaskan cincin kawinnya setelah resmi mencatatkan perceraian di kantor catatan sipil.
Cerita Familiar Wife
Pasangan di Familiar Wife baru menikah 5 tahun dan sudah punya 2 anak balita. Istrinya digambarkan usianya lebih muda beberapa tahun dari suami. Berbeda dengan pasangan pertama, pasangan ke-2 ini istrinya bekerja juga di sebuah spa. Anak-anaknya diantarkan ke penitipan anak supaya si istri bisa bekerja juga. Ibunya si istri juga ada gejala alzheimer, tapi hal ini tidak diceritakan ke suaminya, padahal mereka tinggal 1 kota. Jadi istrinya bekerja juga, urus anak dan rumah juga. Sementara suaminya ya kerja, tapi tidak ambil bagian dengan urusan rumahtangga dan terutama bagian kalau anak nangis malam-malam ya urusan istri.
Singkat cerita, dengan keajaiban dari drama Korea, mereka kembali ke titik di mana mereka bisa membuat pilihan yang berbeda untuk pasangan hidupnya.
Kesempatan Memilih yang Berbeda
Go Back Couple kembali ke masa di mana mereka masih kuliah. Sebelumnya mereka sudah berumur 38 tahun dan kembali ke masa di mana mereka masih berumur 20 tahun. Mereka seperti kembali mengulang kehidupan mereka tapi bisa membuat pilihan yang berbeda, termasuk bisa saja memilih cinta pertamanya untuk menjadi pasangannya. Bedanya, ketika mereka memilih untuk tidak memilih satu sama lain, karena mereka 1 kampus dan punya teman yang sama, mereka jadi lebih mengenal satu sama lain (mereka punya memori yang di bawa dari umur 38 tahun itu). Tentunya mereka juga jadi sudah lebih dewasa dan tanpa sadar menceritakan apa yang dulu bikin kesal. Misalnya si istri kesal waktu suaminya tidak menghibur dia ketika ibunya meninggal. Padahal suaminya berusaha mendistract si istri biar tidak terlalu sedih. Jadi bedanya, ketika mereka bukan pasangan, mereka malah lebih terbuka untuk mengungkapkan isi hatinya.
Drama Familiar Wife, yang kembali ke masa lalu awalnya dari sudut pandang si suami. Jadi suatu hari setelah dia merasa ‘lelah’ dengan kemarahan istrinya, dia dapat koin ajaib yang bisa membawa dia kembali ke hari pertama di mana dia bertemu dengan istrinya di tahun 2006. Pertemuan pertama ini menentukan kelanjutan pilihannya. Setelah dia memilih untuk menghindari pertemuan dengan istrinya, ceritanya kembali ke masa tahun 2018 dan tentunya si suami ini malah menikah dengan cinta pertamanya (sesuai harapannya waktu dia merasa kesal dengan istrinya). Di saat dia menyadari kalau pilihannya kali ini lebih seperti harapannya, ternyata si istri pertama jadi pegawai baru di kantornya, dan jadilah dia bertemu setiap hari dan tanpa sadar jadi lebih kenal dengan si istri daripada sebelumnya. Di ceritakan sang suami yang membuat pilihan ini memiliki memori utuh dari kehidupan versi sebelumnya sedangkan si istri pertama belum menikah dan tentunya masih menjadi wanita yang menyenangkan karena hidupnya belum terlalu stress kali ya hehehe.
Ceritanya tentu tidak berakhir di situ, lambat laun istri yang disangka ideal ternyata tidak ideal dan terlalu mengatur karena punya uang banyak. Si mantan istri yang sekarang jadi rekan kerja malah terlihat makin manis karena kelakuannya ya seperti masa mereka masih pacaran yang ramah dan ceria. Dari interaksi sebagai rekan kerja, si suami jadi tau beberapa hal baru tentang istrinya. Karena cerita familiar wife ini 16 episode (dibanding Go Back Couple yang 12 episode), akhirnya ada twist baru lagi untuk memberi happy ending tanpa ada cerita perceraian. Tentu saja dengan koin ajaib yang kali mereka sama-sama kembali ke hari pertama pertemuan mereka. Aduh panjang ya ceritanya hehehe. Nonton aja deh sendiri sebelum saya spoiler abis-abisan.
Kesimpulan?
Langsung ke kesimpulan aja gimana? Kalau ditanya film mana yang lebih bagus? saya lebih suka Go Back Couple. Kenapa? karena di Go Back Couple, mereka kembali ke hari setelah mereka mengurus perceraian mereka. Secara status berkas sudah masuk tapi masih bisa dibatalkan. Mereka juga kembali ke anaknya dan sekarang sudah lebih mengenal satu sama lain dan tau kesalahan mereka di mana. Sedangkan di familiar wife, ada 2 kali perubahan jalan cerita, dan perubahannya permanen dan tidak membawa tokohnya kembali ke titik awal. Walaupun akhirnya mereka menikah dan punya 2 anak juga, tapi jadinya ketika mereka menikah yang ke-2 kalinya mereka sudah lebih dewasa secara umur dan pemikiran, dan juga sudah lebih mapan secara finansial karena pengalaman kerja lebih banyak (dan istrinya juga sekarang bukan sekedar kerja di spa, tapi kerja di bank dengan posisi yang malah lebih baik dari suaminya).
Percakapan yang berkesan
Dalam 2 drama ini ada banyak hal yang bisa dipelajari terutama kalau kita ada dalam posisi mereka. Tapi yang paling menarik buat saya misalnya percakapan di Go Back Couple antara bapak dan ibu si suami. Bapak dan ibunya tentunya sudah lebih lama menikah dari mereka, digambarkan masih ada saja kesalahpahaman diantara mereka, tapi ya mereka tidak langsung minta pisah juga. Sekali ketika lagi marah ibuya bilang: “Masa yang kayak gitu aja harus aku bilang lagi sih?” terus bapaknya akan jawab: “Ya iyalah, kalau kau gak bilang, gimana aku bisa tahu, emangnya aku bisa baca isi kepalamu tanpa kau bilang?”. Seringkali, setelah kita menikah atau mengenal orang bertahun-tahun, kita berharap mereka bisa langsung tahu apa isi hati kita tanpa kita perlu menyebutkannya. Padahal, apa sih susahnya mengungkapkan apa isi hati kita daripada tebak-tebak buah manggis? Cerita di Go Back Couple juga ributnya karena masing-masing gengsi, gak mau kasih tau apa kesulitan yang dialami ke pasangannya tapi berharap dimengerti. Lah gimana mau ngerti kalau gak tau masalahnya apa, ya nggak?
Nah kalau dalam drama Familiar Wife, digambarkan setelah kesempatan ke-3, si suami jadi lebih mengerti bagaimana menghadapi istri yang sedang marah dan tidak membuat tambah marah (dan hal ini berlaku juga untuk istri ketika suami marah) . Termasuk bagian ikut turun tangan dan bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah termasuk urusan anak.
Penutup
Jadi jelas ya kesimpulannya, kalau pernikahan itu gak otomatis hidup bahagia selamanya, tapi kita harus tetap menjaga komunikasi, menceritakan apa yang kita rasakan dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam rumahtangga bersama. Karena ketika kita menikah, hidup kita sudah menjadi bagian dari pasangan kita dan berbagi hidup itu bukan berbagi yang indahnya saja tapi juga berbagi duka.