Kesan pertama saya: panjang banget ya judulnya. Padahal buku ini cuma 210 halaman. Dari judulnya saja udah kebayang kan isinya kalau buku ini kategori selfhelp.
Saya mendapat buku ini ketika ada teman yang memberitahu kalau buku ini sedang ada promosi gratisan versi kindle-nya. jadi saya pikir, ya cobalah dibaca, apakah ada tips-tips menghindari orang-orang yang kadang bikin kita merasa lepas kontrol karena gak bisa mengatasi emosi.
Buku ini juga bisa dibaca gratis kalau berlangganan kindle unlimited. Ada versi audible nya juga buat didengarkan.
Kuncinya ada di kamu
Banyak yang merasa semakin lama dunia ini semakin gila dan banyak orang yang bikin kita kehilangan kesabaran dan ikutan gila. Sebenarnya sejak tinggal di Chiang Mai, bisa dibilang saya secara ga langsung mempraktikkan judul buku ini dengan tidak mudah bereaksi kalau ada hal yang bikin frustasi. Walupun kadang-kadang kayaknya menghadapi anak balita rasanya lebih bikin emosi daripada orang dewasa yang banyak tingkah.
Dari daftar isi buku ini, semakin kebayang isi bukunya seperti apa. Contoh-contoh yang diberikan cukup menarik dan ada juga yang memang pernah terjadi dengan saya.
Contoh yang paling nyata saya praktikkan adalah: kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tapi kita bisa mengendalikan apa yang respon kita terhadap suatu keadaan. Kita juga harus bisa menerima ada hal-hal yang diluar kendali kita, dan kalau memang ada orang super ngeselin sebaiknya dihindari saja daripada kita berusaha keras membuat dia gak ngeselin tapi tanpa hasil.
Ada contoh mengenai berurusan dengan keluarga. Kalau cuma kenalan atau orang lain bahkan teman di facebook, kita bisa dengan mudah hindari berhubungan dengan mereka dengan cara memutuskan hubungan pertemanan atau gak usah ajakin ngobrol. Nah bagaimana dengan keluarga ? kita ga mungkin kan memutuskan hubungan dengan keluarga kita.
Untuk hal ini akhirnya kembali ke mengubah perspektif kita dan berusaha meminimalisasi ketemu/ kontak biar gak sering rusuh hehehe. Kalaupun tahu akan bertemu, kita perlu mempersiapkan mental kita untuk tidak cepat bereaksi dan menerima kalau kadang-kadang kita akan menerima komentar-komentar yang belum tentu sesuai dengan prinsip kita (ini sih lebih gampang teori daripada praktik ya).
Banyak contoh-contoh dalam buku ini yang bikin saya mengangguk-angguk setuju. Tapi saya juga belum bisa 100 persen melakukannya terutama kalau lagi lelah dan menghadapi anak bertingkah. Tapi ya kuncinya mungkin jangan tidur larut biar besoknya punya energi menghadapi anak hehehe.
7 Kunci memiliki hubungan baik dengan orang lain
Di akhir buku ini disebutkan 7 kunci untuk memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, bisa dilihat dari daftar isinya. Diakhir buku juga ada kesimpulan bagaimana 12 tips untuk memiliki melakukan 7 kunci itu.
Saya coba tuliskan lagi 12 tips untuk memiliki hubungan yang sehat:
- pisahkan kebiasaan gila dari orangnya, kemungkinan kita juga punya (hindari kegilaanya bukan orangnya)
- percayalah perubahan selalu mungkin dilakukan
- jangan merasa bertanggung jawab atas pilihan orang lain (yang mungkin saja salah)
- jangan bergantung pada orang lain
- jangan berharap orang lain berubah, lebih memungkinkan untuk mengubah diri sendiri
- kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengubah bagaimana respon kita atas apa yang telah terjadi di masa lalu
- percaya selalu ada harapan untuk masa depan
- jangan mau jadi korban dengan membiarkan orang lain mengendalikan hidup kita
- perubahan itu butuh waktu (belajar sabar)
- semua sukses butuh usaha dan selalu ada risiko gagalnya
- selalu persiapkan diri kalau tahu akan ketemu orang yang sering bikin kita emosi, pilih kata yang baik untuk hasil yang lebih baik
- pilih untuk berpikir lalu merespon daripada langsung bereaksi menghadapi kegilaan yang ada
Saya tidak tahu apakah buku ini sudah ada versi terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia atau belum, tapi bahasa Inggrisnya cukup mudah dicerna dan tidak banyak istilah yang sulit seperti buku-buku selfhelp lain. Kalaupun tidak baca bukunya, semoga dari tulisan ini ada hal yang bisa dipakai untuk membantu kita menghadapi orang-orang yang bikin kita jadi ‘gila’.