Update Thailand 65 Hari Tanpa Transmisi Lokal Covid-19

Sudah lama rasanya tidak menuliskan tentang situasi Covid-19 di Thailand. Alasannya sih karena memang tidak ada yang bisa diceritakan. Setelah 65 hari tanpa transmisi lokal, Thailand masih sangat ketat dengan aturan penggunaan masker dan pencatatan aplikasi penelusuran kontak. Emergency Decree juga diperpanjang lagi sampai akhir Agustus 2020.

Update 29 July 2020

Saat ini walau tidak ada transmisi lokal, setiap harinya masih ada kasus positif yang ditemukan, biasanya tak lebih dari 10 dan semuanya berasal dari orang yang datang dari luar negeri dan masih berada di karantina wajib. Buat saya ini masih tetap misteri, mengingat mereka sudah wajib tes dulu sebelum berangkat dari negara asal. Tapi sepertinya bisa saja mereka terkena di perjalanan.

Sudah aman, tetap wajib pakai masker

Bedanya situasi emergency decree saat ini dibandingkan di awal merebaknya penularan Covid-19 di Thailand adalah, masyarakat bebas untuk berkegiatan di luar. Kegiatan di semua sektor termasuk sekolah juga sudah kembali berjalan seperti biasa. Perbedaan utamanya adalah tetap harus pake masker, disarankan rajin mencuci tangan dan setiap tempat umum harus menyediakan hand sanitizer untuk pengganti cuci tangan.

Lanjutkan membaca “Update Thailand 65 Hari Tanpa Transmisi Lokal Covid-19”

The King 2 Hearts (2012): Kisah Second Lead yang Lebih Mengesankan

Sebelum seorang aktor mendapatkan peran utama, mereka harus puas menjadi pemeran pendukung atau pemeran utama kedua (second lead) yang selalu jadi korban dan nasibnya belum tentu berakhir sebahagia tokoh utama. Ada beberapa drama yang bahkan membuat penonton lebih menyukai cerita tambahan daripada cerita utamanya.

Ada banyak kisah tidak bahagia dari second lead ini, terutama kalau mereka bersaing dengan first lead alias si tokoh utama. Beberapa penonton memilih tidak meneruskan menonton filmnya karena lebih suka kalau si second lead yang mendapatkan kebahagiaan. Tapi ada juga beberapa drama di mana first lead dan second lead tidak bersaing memperebutkan orang yang sama, tapi mempunyai kisah masing-masing.

Formula drakor romcom itu biasanya selalu jelas. Biasanya akan ada setidaknya 4 tokoh utama, 2 wanita dan 2 pria. Kalau diketahui yang mana tokoh utama pertama dan tokoh utama kedua, maka yang berakhir bahagia itu pastilah tokoh utama pertama. Belum pernah ada drama di mana tokoh utama pertama sukses jadian dengan tokoh utama kedua. Makanya kadang-kadang lebih baik tidak tahu siapa yang tokoh utama pertama dan siapa tokoh utama kedua supaya tidak jadi spoiler atau berharap harap cemas.

Dalam drama dengan tema cinta bersegi-segi, biasanya karakter tokoh utama kedua bisa lebih berkualitas dari karakter tokoh utama pertama, tapi tentu saja tokoh utama pertama akan jadi pemenangnya. Contohnya saja di Don’t Dare to Dream, karakter 2 sahabat Lee Hwa-sin dan Go Jung-won, yang menyukai wanita yang sama Pyo Na-ri.

Pemirsa bisa galau bolak balik memihak Go Jung-won bisnisman di industri busana yang baik hati dan penuh kelembutan atau Lee Hwa-sin si senior news anchor yang sombong, angkuh, punya prinsip wartawan tidak boleh bohong yang membuat dia dimusuhi keluarga sendiri dan ternyata hampir terlambat menyadari perasaannya ke Pyo Na-ri.

Sebelum Jo Jung Suk mendapatkan peran utama seperti di Don’t Dare to Dream, dia juga pernah menjadi second lead yang menurut saya karakternya dan kisahnya lebih mengesankan dari kisah pemeran utamanya.

Berhubung The King 2 Hearts belum pernah saya review, jadi sekalian saja saya tuliskan untuk tulisan topik second lead ini. Tokoh utama dari drama ini ada 5 orang. Jadi selain first lead dan second lead untuk wanita dan pria, ada juga tokoh antagonis yang jahatnya ga ketulungan.

Lanjutkan membaca “The King 2 Hearts (2012): Kisah Second Lead yang Lebih Mengesankan”

Catatan Jalan-jalan di Long Weekend

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan tentang staycation pertama kami. Tanpa disadari, tahun lalu, di akhir pekan yang sama kami juga berlibur di dalam negeri Thailand. Bedanya, tahun lalu kami pergi ke Phuket dan menginap beberapa malam. Kemarin, karena tujuannya masih dekat dari rumah, kami sengaja menginap 1 malam, bersantai di penginapan dan sebelum pulang ke rumah barulah berjalan-jalan ke tempat wisata di sekitar tempat menginap.

Sarapan, telat dikit gpplah, namanya liburan

Setelah lelah berenang di hari sebelumnya, kami tidur awal dan akibatnya anak-anak bangun kepagian! Jam 6 pagi mereka sudah bangun. Rencana awal, mau berenang dulu di pagi hari. Tapi anak-anak sudah kelaparan, jadi kami mengubah rencana untuk sarapan sebelum berenang. Tapi ternyata restorannya baru buka jam 8 pagi. Restorannya juga tipe pesan dulu baru disiapkan. Alhasil, sekitar jam 8.30 baru bisa menikmati sarapan pagi. Untuk yang biasa sarapan jam 8 pagi, perbedaan 30 menit ternyata cukup terasa, hehehe.

Lanjutkan membaca “Catatan Jalan-jalan di Long Weekend”

Ah klise! Tapi Kok jadi Baper yak?

Setelah menonton sekian banyak drama Korea, ada kalanya saya merasa sok tau menebak-nebak kelanjutan dari ceritanya. Lalu sering juga saya merasa: “loh ini kayak ada daftar formula yang dipakai penulis untuk membuat pemirsa ikut terbawa perasaan.” Adegan-adegan ataupun plot yang klise dan hampir ada di setiap drama, tapi tetap aja membawa pemirsa terbawa suasana.

Klise menurut Wikipedia

Dari pengamatan saya, hal-hal ini hampir selalu terjadi dalam drama bergenre romantis, kadang mereka memborong beberapa scene dalam sebuah drama.

Here we go…

  1. Cinta bersegi segi

Dalam Kdrama, kalau ada 2 pria dan 1 wanita, maka pada akhirnya 1 pria akan tersingkir. Terkadang, akan ada 2 tokoh pria dan 2 tokoh wanita, yang pasti berakhir bahagia pastilah one true pair (OTP) alias pemeran utamanya. Dalam proses menuju kebahagiaan akhir, bisa ada beberapa kemungkinan sih, tapi dalam beberapa drama,  pemirsa pun bakal ada yang memihak dengan tokoh pria yang jadi pesaing. Kalau ga bersegi segi gak seru kali ya ceritanya. 

Peran pesaingnya biasanya terlihat lebih berkualitas ataupun jauh lebih rela berkorban buat si wanita. Pokoknya pemirsa akan ikut sedih waktu si pesaingnya patah hati.

  1. Tinggal serumah/ tetanggaan 

Dengan berbagai alasan, baik yang masuk akal sampai yang dicari-cari, akan ada beberapa drama yang tokohnya akan tinggal serumah, atau minimal tetanggaan di komplek atau gedung apartemen yang sama. 

Pokoknya harus ada jalan membuat mereka sering bertemu yang awalnya tak sengaja lalu jadi dicari-cari atau saling menunggu, dan tidak salah kata orangtua dulu: “nyari jodoh ga usah jauh-jauh, biasanya jodoh itu adalah orang yang ada di sekitar kita.” Dan ya apalagi kalau sudah tinggal serumah, pasti deh jadi ga bisa pencitraan lagilah. 

Dan mengenal seseorang apa adanya itulah biasanya jadi terbit bibit-bibit cinta #aish.

Lanjutkan membaca “Ah klise! Tapi Kok jadi Baper yak?”

Staycation Pertama Kami

Sebenarnya ide staycation alias nginep di tempat yang cuma beberapa kilometer dari rumah tidak pernah menarik buat saya. Tapi, setelah terjadi pandemi dan Thailand aman kembali, baiklah kita membantu menggerakkan roda ekonomi sambil menyenangkan hati anak-anak.

Jonathan baru saja menyelesaikan semua pelajaran homeschooling kelas 4 nya, sebelum mulai kelas 5, kami memutuskan untuk memberi hadiah berupa liburan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Lagipula perjalanan ke Bangkok yang kami lakukan akhir bulan Juni tidak bisa dianggap liburan, karena fokusnya ya urus passpor saja.

Hari yang cerah, selesai makan siang kami berangkat naik mobil

Tujuan liburan kali ini beneran dekat dari rumah. Menurut Google Map cuma sekitar 40 km dari rumah, tapi karena macet ya hampir 1 jam di jalan.

Menginap di tengah sawah

Salah satu kelebihan tinggal di Chiang Mai, tidak jauh dari rumah masih banyak sawah dan daerah yang serasa di kampung halaman. Tapi, karena kami tidak berniat ikut bercocok tanam, ya tentunya mencari penginapan yang walau lokasi suasana desa, tapi fasilitas modern. Wifi dan kolam renang, selain rumah yang kokoh dengan kamar mandi yang bersih tentu saja syarat utama.

Lanjutkan membaca “Staycation Pertama Kami”

Upgrade ke Mi Band 5

Mi Band 5 baru saja diluncurkan secara global tanggal 15 July 2020 yang lalu. Sebenarnya Mi Band 4 yang sebelumnya dibeli bulan September tahun lalu masih baik-baik saja dan baterainya juga masih bertahan lebih dari seminggu. Tapi karena Mi Band 3 yang dibeli Maret 2019 yang kemudian dipakai Jonathan sejak saya beli Mi Band 4 sudah semakin drop baterainya, jadi ya saya cari-cari alasan aja buat ganti ke Mi Band 5.

Mi Band 5 sudah sampai

Alasan utamanya: saya cukup puas dengan pemakaian Mi Band sebelumnya, dan saya yakin fitur dari Mi Band 5 pasti lebih oke dari yang sebelumnya. Beberapa hari lalu, Joe kasih tau kalau Mi Band 5 nya sudah ada di toko online resmi di Thailand. Dengan promosi dan voucher yang ada, harganya 931 baht (sekitar 430ribu rupiah) sudah termasuk ongkos kirim. Hari ini Mi Band 5 sudah sampai, dan langsung dicoba.

Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kesan pertama dari Mi Band 5, karena saya sebelumnya tidak pernah membaca apa fitur-fitur baru dari Mi Band 5 dibandingkan Mi Band 4. Oh ya, ini bukan iklan ya, saya nulis tidak dibayar.

Lanjutkan membaca “Upgrade ke Mi Band 5”

Me and My Boys

Hari ini 23 Juli 2020 diperingati sebagai Hari Anak Nasional di Indonesia. Biasanya kami di Thailand ikutan merayakan Hari Anak Thailand yang dirayakan setiap akhir pekan ke-3 bulan Januari. Jadi, berbeda dengan di Indonesia yang merayakannya pada tanggal yang sama, setiap tahunnya, di Thailand perayaan hari anak itu setiap akhir pekan, supaya semua orang pasti libur. Orang tua tidak ada alasan tidak bisa membawa anaknya bersenang-senang, dan anak-anak juga libur dari kegiatan sekolah.

Tulisan saya hari ini bukan mau membahas perayaan hari Anaknya, tapi saya jadi ingat kalau ada tantangan menulis di grup KLIP yang belum saya kerjakan. Temanya adalah: Makna Anak Bagiku.

Dua anak cukup, hehehe

Sekilas, topik ini sepertinya mudah, masa sih seorang ibu tidak bisa menuliskan apa makna anak buat dirinya? Apalagi kalau udah jadi ibunya bukan baru setahun dua tahun. Tapi ternyata, awalnya saya merasa kehilangan kata-kata untuk menuliskan apa sih makna anak buat saya?

Lanjutkan membaca “Me and My Boys”