Keisengan belajar Bahasa

Ceritanya, sejak awal tahun ini saya agak rajin belajar bahasa Korea di aplikasi Memrise sekitar 15 – 30 menit setiap hari. Targetnya sih belajar 15 kata baru, tapi kadang-kadang banyak juga kata yang lama ketika diulang saya lupa. Tanpa terasa, sekarang saya sudah sampai belajar Korea level 5 di Memrise. Apakah saya sudah bisa ngomong bahasa Korea? jujur aja belum! loh terus ngapain aja tiap hari? ya nambah kosakata. Kalau dengar atau baca mulai bisa dikit-dikit, tapi kalau ngomong karena saya gak punya teman latihan dan kurang rajin menuliskan kembali, jadi ya gitu deh. Terus ngapain diterusin kalau gak belajar sungguh-sungguh? ya namanya juga iseng, ini cuma salah satu cara melatih diri untuk konsisten mengerjakan sesuatu yang sama setiap harinya. Sama seperti saya berusaha konsisten menulis tiap hari yang belakangan ini mulai sering bolos. Setidaknya untuk memrise ini saya belum ada bolosnya.

Korean, Russian, Dutch, …berikutnya apa nih?

Terus belakangan, saya agak bosan dengan bahasa Korea (belum mahir tapi bosan itu gimana sih). Nah saya pikir, coba kita cari bahasa lain yang kira-kira lebih mudah dipelajari. Pilihan jatuh ke bahasa Belanda. Kenapa bahasa Belanda? ya saya pikir bahasa Belanda kan kabarnya banyak diserap tuh ke dalam bahasa Indonesia, terus tulisannya juga gak pake script baru. Jadi memang saya cuma pingin tahu seperti apa sih bahasa Belanda itu. Dan ternyata memang cukup mudah walau tidak seperti yang saya pikirkan.

Saya pikir bahasa Belanda itu akan gampang dibaca karena bunyi alfabetnya sama dengan bahasa Indonesia, tapi ternyata ada bunyi yang berbeda dan perlu latihan membunyikannya. Sekilas bahasa Belanda juga mirip bahasa Inggris. Tapi sejauh ini belum banyak juga kata-kata yang saya kenali dipakai dalam bahasa Indonesia. Paling baru menemukan ada kata donker yang artinya warna gelap. Tapi untuk bahasa Belanda, jauh lebih mudah mengingat kosakatanya. Baru beberapa hari saya sudah masuk level 2 (total ada 7 level juga).

Nah, setelah beberapa hari rutin Memrise Korea dan Belanda, saya tambah 1 bahasa lagi: bahasa Rusia. Nah kalau bahasa ini saya pilih karena Joshua belakangan suka iseng nonton YouTube alfabet Rusia. Jadi saya pikir, cobalah biar bisa tahu Joshua beneran ingat atau cuma ngarang aja.

dibaca: privyet

Kesan tentang bahasa Rusia gimana? saya bingung sendiri karena bentuk alfabetnya sebagian mirip dengan A-Z yang dikenal di bahasa Inggris ataupun Indonesia, tapi cara membacanya berbeda. Belum lagi beberapa simbol itu sepertinya diambil dari huruf Greek. Jadi serasa baca kode sandi. Bunyinya juga sungguh ajaib terasa karena belum biasa.

dibaca: spasibo

Untuk contoh kata pertama: hello dalam bahasa Rusia:
привет, pemetaannya selalu konsisten sih, jadi huruf п dibaca ‘p’ , lalu yang terlihat p itu dibaca ‘r’, simbol и dibaca ‘i’, dan huruf B dibaca ‘v’, sedangkan huruf e dibaca ‘ye’, untuk T dibaca ‘t’ jadi lengkapnya dibacanya privyet. Kalau pusing mari pegangan hahaha.

Contoh kata kedua: thanks dalam bahasa Rusia dituliskan: спасибо, setiap huruf c dibaca ‘s’, dan yang seperti angka 6 itu dibaca ‘b’, huruf a dan o di bacanya tetap a dan o, jadi kata hello dalam bahasa Rusia dibaca: spasibo (bunyi o terdengar seperti bunyi a). Makin pusing karena sudah terbiasa dengan tulisan alfabet yang biasa. Ternyata lebih sulit untuk mengingat bunyi yang baru untuk simbol yang sama.

Jadi kesimpulannya setiap bahasa baru itu ada tingkat kesulitan masing-masing. Huruf yang sudah dikenali, kalau menghasilkan bunyi yang berbeda bisa jadi lebih sulit kita hapalkan dibandingkan huruf yang bentuknya baru dan berbeda seperti Thai dan Korea. Terus mau sampai kapan keisengan ini berlanjut? ya belum tau, sekarang sih masih berasa senang karena nambah ceklist yang selesai setiap harinya.

Mungkin akan ada yang berpikir ngapain sih belajar bahasa kalau gak dipakai. Atau ada yang pengen belajar bahasa baru tapi merasa ga punya waktu untuk pakai aplikasi seperti ini. Saya sih latihan bahasa ini seringnya sambil menunggu anak, tapi kalau seharian gak sempat, sebelum tidur juga dikerjakan deh. Targetnya bukan menguasai bahasanya saja, tapi melatih diri untuk konsisten sambil mengenalkan hal baru supaya melatih daya ingat. Kalau suatu saat saya jadi bisa menguasai bahasa yang dipelajari itu bonus hehehe.

Memperbaharui SIM Thailand di Chiang Mai

Kemarin Joe baru menyadari kalau driving license/surat ijin mengemudi (SIM) Thailandnya sudah expired sejak beberapa bulan lalu. Begitulah kalau rumah dekat dengan kantor, jadi jarang nyetir dan tidak perhatian dengan SIM. Tidak terasa artinya sudah 5 tahun yang lalu terakhir kali kami memperbaharui SIM. Saya langsung periksa punya saya juga akan expired beberapa bulan lagi. Hari ini kami ke kantor transportasi untuk memperbaharui SIM untuk 5 tahun ke depan. Berdasarkan informasi dari situs ini, kalau terlambat memperbaharui tidak sampai 1 tahun, tidak dikenakan denda dan prosesnya hampir sama dengan pembuatan menjelang masa expired.

Berdasarkan pengalaman 5 tahun lalu, Joe bisa memperbaharui SIM dengan menggunakan surat ijin kerja yang di dalamnya ada alamat tempat tinggal, sedangkan saya harus membuat surat keterangan tempat tinggal (residential certificate). Proses pembuatan residential certificate ini bisa di imigrasi dan kabarnya butuh waktu yang tidak sebentar (menunggu wawancara sampai akhirnya keluar suratnya). Nah kali ini, saya nekat datang membawa surat keterangan tempat tinggal yang dikenal dengan buku kuning. Buku kuning ini intinya buku yang dikeluarkan resmi oleh pemerintah Thai untuk orang asing yang tinggal menetap di Thailand sebagai identitas bahwa orang tersebut tinggal di rumah beralamat yang tertera dalam buku kuning tersebut. Buku ini bukan tanda kewarganegaraan, tapi lebih seperti kartu keluarga di Indonesia (family record). Dengan kata lain buku kuning ini fungsinya sama dengan surat keterangan tempat tinggal.

Gedung Land and Transportation Chiang Mai, lantai 2

Tadi pagi kami berangkat ke kantor transportasi dengan membawa dokumen berikut ini:

  • SIM asli yang akan diperbaharui
  • Passport asli
  • Fotokopi passport halaman identitas dan halaman visa tinggal yang masih berlaku
  • Fotokopi buku kuning halaman depan dan halaman di mana ada nama kami
  • Untuk Joe dia juga membawa fotokopi surat ijin kerja di Thailand

Semua lembar fotokopi harus ditandatangani lagi oleh kami.

Langkah pertama: datang ke lantai 2 dari gedung transportasi, ke meja informasi. Di meja informasi akan memeriksa apakah ada dokumen yang kurang. Kami pikir awalnya Joe tidak perlu buku kuning karena sudah ada surat ijin kerja, tapi ternyata diminta juga. Jadi kami perlu memfotokopi lagi buku kuningnya. Di sana untungnya ada tempat fotokopi dengan membayar 2 baht/lembar.

Dari meja informasi, kami diberikan lembaran kontrol untuk diserahkan ke counter 27. Di counter 27 sekali lagi mereka memeriksa kelengkapan dokumen sambil memberikan nomor antrian. Karena kami datang sudah jam 9 lewat, nomor antriannya ternyata sudah hampir habis. Hampir saja kami disuruh kembali datang besok, karena ada kewajiban untuk mendengarkan video penjelasan lalu lintas selama 1 jam dan antrian untuk yang berbahasa Inggris sudah habis. Kali ini jurus saya menjawab pertanyaan dengan bahasa Thai membuat ibu di counter yakin kalau kami bisa ikutan dengarkan video bahasa Thai saja dan bisa menyelesaikan urusan hari ini juga hehehe.

Duduk di kelas begini serasa balik ke jaman kuliah hehehe

Dalam 1 hari hanya ada 2 kali sesi menonton video ini. Kami sudah terlambat untuk ikut sesi pagi. Kami disuruh datang lagi untuk ikut sesi jam 1 siang. Untuk perpanjangan SIM 5 tahun, kami perlu menonton video tentang peraturan lalu lintas di Thailand selama 1 jam, untuk yang terlambat memperbaharui lebih dari 1 tahun wajib menonton video 2 jam dan ikut tes lagi. Untuk yang terlambat memperbaharui lebih dari 3 tahun prosesnya seperti bikin baru yaitu nonton video 2 jam, test tertulis dan tes praktek.

menonton video peraturan lalu lintas di Thailand

Kami pulang dulu ke rumah menunggu jam 1. Sekitar jam 1 tepat kami dipanggil bersama dengan rombongan yang sama-sama mengurus SIM. Setiap orang di test buta warna atau tidak (terutama untuk warna merah, kuning, hijau). Setelah itu masuk ke ruangan untuk menonton video selama 1 jam.

menunggu antrian bayar

Selesai menonton video 1 jam, berkas kami dikembalikan (termasuk passport dan sim asli yang ditinggal sebelumnya) untuk selanjutnya mengambil antrian membayar dan foto. Kami juga diminta untuk memastikan penulisan nama sudah benar. Untuk pembuatan SIM mobil 5 tahun kami membayar 500 baht (setahunnya 100 baht), lalu ada biaya dokumen 55 baht. Total kami membayar 555 baht perorang. Kami tidak punya SIM motor, karena kami gak punya motor (dan saya gak bisa bawa motor hehehe).

hampir selesai…

Antrian membayar sebenarnya cukup cepat, tapi nomor antrian kami memang sudah agak terakhir, jadi kami harus menunggu sampai kami mendapat kesempatan bayar. Selesai bayar, kami duduk lagi menunggu dipanggil untuk foto. Selesai foto, menunggu proses print foto ke SIM dan bawa pulang SIM baru deh.

yay, aman deh sampai 5 tahun ke depan

Sekitar jam 3.30 sore kami sudah kembali ke rumah. Kalau saja kami datang lebih pagi, mungkin kami bisa ikut sesi video yang pagi, tapi kalau kami datang sebelum jam 1, bisa-bisa kami disuruh datang lagi besok hari. Walaupun tadi nonton videonya sampai terkantuk-kantuk, tapi senang rasanya urusan hari ini bisa beres dan gak ada masalah, apalagi merasakan guna buku kuning yang mengurangi kerepotan urusan ke imigrasi. Mungkin peraturan pembuatan SIM di Thailand sudah akan berubah 5 tahun mendatang, tapi saya tuliskan di sini supaya ingat prosesnya.

17 Agustus-an warga Indonesia di Chiang Mai

Foto sebelum bubar

Hari ini, walau tidak ada upacara bendera, kami warga Indonesia di Chiang Mai menyempatkan diri untuk berkumpul-kumpul lagi. Ya sebenarnya ini alasan baik juga untuk mengajarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia ke anak-anak kami biar tahu tentang Indonesia (walau lahir bukan di Indonesia, tapi kan warga negara Indonesia).

Tahun-tahun sebelumnya, Jonathan belum tertarik dengan cerita Hari Kemerdekaan Indonesia. Tapi tahun ini dia lebih menyimak ketika Joe menceritakan apa itu hari kemerdekaan. Apalagi Joe menceritakannya sambil menghubungkannya dengan situasi di negara-negara lain dalam perang dunia ke-2.

Tadi pagi kami juga kasih tunjuk livestream detik-detik proklamasi upacara bendera di Istana Negara ke Jonathan. Sekalian deh memperlihatkan ada banyak ragam pakaian daerah kelihatan digunakan oleh orang yang datang menghadiri upacara tersebut.

kelihatan sedikit, tapi ini aja gak habis!

Seperti biasa, kumpul-kumpul warga Indonesia tentunya kesempatan untuk melepas rindu dengan masakan Indonesia. Masing-masing masak 1 jenis, dikumpulkan jadi banyak juga. Hari hujan gerimis sejak pagi tidak mengurangi niat kami untuk berkumpul.

chef handal beraksi di dapur

Ngumpul seperti ini suatu kebahagiaan tersendiri. Sambil masak bareng ataupun cuma mundar mandir mandorin hehehe. Anak-anak yang pada ngumpul juga walau bahasanya gado-gado pada kelihatan happy aja tuh main bareng masing-masing (bareng 1 ruangan tapi mainannya masing-masing).

Ngumpul hari ini juga merupakan kesempatan perpisahan dengan salah satu keluarga Indonesia Chiang Mai yang akan pindah dari sini. Begitulah, komunitas ini memang anggotanya sering berganti. Walau biasanya sebenarnya masih suka tinggal di Chiang Mai, kenyataan ada yang harus pindah meneruskan tugas berikutnya. Teman main Jonathan berkurang lagi deh.

teman main Jona berkurang 1 lagi huhuhu

Seperti biasa, pulang dari kumpul-kumpul begini pasti bebas masak makan malam karena ada yang bisa dibawa pulang hehehe.

Terimakasih untuk teman-teman komunitas Indonesia di Chiang Mai. Senang deh bisa merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-74 ini bersama kalian. Kapan-kapan kita bisa adakan lomba ala-ala 17 an kalau anak-anaknya lebih banyak lagi ya hehehe.

Pengalaman Belanja di Tokopedia

Jaman sekarang ini belanja online sudah jadi hal biasa. Penyedia jasa untuk berbelanja online ini juga ada banyak, kita tinggal pilih saja. Dari sekian banyak yang ada, saya baru sekali ini mencoba belanja online di Tokopedia, di pesan dari sini untuk di kirim ke alamat Indonesia.

Kenapa milih Tokopedia? gak ada alasan khusus sih, namanya juga pengen nyoba aja hehehe. Ceritanya saya lagi nitip bawain kopi Aroma ke temen yang lagi pulang ke Indonesia untuk di bawakan ke Chiang Mai. Tapi si Kopi Aroma Bandung ini tidak dijual bebas di toko/swalayan, tokonya cuma ada di Bandung dan mereka tidak melayani penjualan secara online. Satu-satunya cara ya akhirnya mencari dari toko online.

Waktu mulai pencarian, ada banyak sekali toko online, akhirnya saya memilih toko online yang lokasinya di Bandung dan rating/jumlah pesananya paling tinggi. Kenapa saya pilih yang di Bandung? karena kopi aromanya dari Bandung, harapannya sih biar stoknya juga lebih murah.

Karena ini kali pertama memesan di Tokopedia, saya belum punya user-id. Untungnya, pendaftarannya sangat mudah, saya bisa login menggunakan Facebook saja.

Berikutnya ya cari barang, masukkan ke dalam keranjang belanja dan bayar. Untuk pembayaran ada banyak pilihan, untuk kami yang jauh bisa melalui internet banking dan proses pembayaran dengan internet bankingnya juga cukup mudah.

Ada notifikasi dalam setiap langkahnya

Berikutnya setelah pembayaran, saya mendapatkan notifikasi mulai dari menunggu konfirmasi, pesanan di proses, sedang dikirim, sampai akhirnya sampai tujuan. Saya memesan tanggal 12, diproses dan dikirim tanggal 13, hari ini sebelum jam 12 siang sudah sampai ke tujuan. Sempat kuatir telat sampai, karena tulisannya paket akan sampai 2 – 4 hari sejak dikirim, ternyata cukup cepat juga.

dipesan tanggal 12, selesai tanggal 15

Setelah barang diterima, kita diminta untuk memberi informasi kalau transaksi sudah selesai. Kalau ada komplain tentang barang yang dikirim, kita bisa mengadu ke Tokopedianya sebelum transaksinya selesai. Dengan adanya jaminan dari pihak Tokopedia ini, kita tidak perlu kuatir sudah transfer tapi barang tidak diterima.

kalau tidak kita klik selesai, nantinya akan ada proses otomatis untuk menutup transaksi

Di Thailand sendiri, kami sudah pernah mencoba memesan di shopee dan lazada lokal sini dan semua baik-baik saja transaksinya.

Saya pernah baca pengalaman teman saya berbelanja langsung ke “toko di medsos”, sudah transfer duit tapi barang tidak kunjung datang. Waktu di komplain, penjualnya menghilang atau selalu menghapus komentar kalau kita tulis di wall mereka.

Kalau dibanding-bandingkan harganya, memang toko di medsos kadang harganya bisa terlihat murah banget, tapi dengan adanya kemungkinan penipuan, lebih baik berbelanja di platform yang ada jaminan seperti Tokopedia ini.

Review Buku: Catatan Harian Menantu Sinting

Ini salah satu buku genre MetroPop yang tidak sengaja saja temukan di ipusnas. Setelah selesai baca, saya baru tahu kalau buku ini awalnya juga dimulai dari wattpad. Saya tertarik membacanya karena kisahnya tentang wanita Batak menikah dengan orang Batak dan pernah tinggal serumah dengan mertua perempuannya yang pastinya orang Batak juga. Setelah mereka pisah rumah, mertuanya masih rajin juga datang ke rumah mereka, jadilah kerunyaman menantu dan mertua berkelanjutan, apalagi dengan penantian 8 tahun menunggu punya anak, jadilah mertuanya tambah bikin kesel dengan tuntutan supaya cepat-cepat punya anak dan segala mitos seputar orang hamil.

Penulisnya juga orang Batak

Saya tidak kenal sih dengan penulisnya, dan kurang tahu juga apakan ini berdasarkan kisah nyata. Tapi ya, mungkin buat yang tinggal sama mertua bisa merasakan beberapa hal terjadi juga. Saya walau Batak tidak menikah dengan pria Batak dan tidak pernah tinggal dengan mertua, kebetulan mertua saya juga baik-baik saja. Walau kami agak lama punya anak, mertua saya gak jadi mengesalkan nyuruh cepat-cepat punya anak. Di satu titik sebelum 50 halaman membacanya, saya merasa banyak bagian cerita yang kurang lucu karena terlalu berlebihan.

Secara umum ceritanya lucu, dialog-dialog ala Batak dengan bantuan footnote yang banyak cukuplah buat pembaca non batak mengerti, walaupun saya yakin kelucuannya akan terasa berkurang ketika harus mengecek maksud dari kata ‘apa’ yang terlalu banyak digunakan mertua si Minar. Tapi bagian yang bikin saya agak malas-malasan menyelesaikan buku ini adalah terlalu banyak bagian vulgar yang sebenarnya bisa saja dihilangkan tanpa mengurangi kesan kalau mertua si Minar ini sungguh luar biasa nyentrik dan cepat menghabiskan stok sabar menantu. Setelah selesai membaca, waktu saya mencari tahu lebih lanjut tentang buku ini, ternyata ada rating 21+, jadi ya… salah saya sendiri gak cari tahu tentang bukunya sebelum membaca ya. Buku ini cuma 231 halaman, tapi butuh beberapa hari menyelesaikannya. Beda dengan buku Resign! dan Kupilih Jalan Terindah Hidupku yang buat saya lebih bikin penasaran dan bisa selesai dalam waktu 1 hari 1 buku.

Daftar isi

Kalau dilihat dari daftar isinya, sebenarnya judulnya bukan menantu sinting, tapi mertua yang bikin menantu sinting. Tapi ya, saya bisa mengerti kalau lebih sopan judulnya menantunya yang sinting daripada mertuanya.

Beberapa bagian dalam buku ini juga memberikan gambaran kelakuan orang Batak, misalnya pentingnya anak laki-laki buat orang Batak, penamaan yang berubah setelah mempunyai anak atau cucu, beberapa perubahan cara menyebut nama kalau terlalu susah di lidah menjadi ucok dan butet. Penjelasan tentang sapaan di keluarga Batak juga ada di buku ini. Untuk orang yang bukan Batak, selesai membaca buku ini kemungkinan bertambah kadar kebatakannya dengan huruf e tajam di sana sini.

Sebenarnya saya kurang suka menulis kritik, tapi ya mungkin ini namanya opini ya. Walaupun banyak yang memberikan pujian lucu dan kocak, tapi buat saya buku ini kurang direkomendasikan, apalagi kalau gak biasa dengan istilah Batak. Saya menuliskan ini siapa tahu ada yang berharap banyak dari buku ini dan ternyata gak sesuai dengan harapan. Hal-hal yang bikin saya kurang cocok itu antara lain:

  • saya gak menemukan si Minar ini boru apa. Padahal di dalam cerita, ada nama lengkap Sahat dan Mamaknya. Mungkin saya yang kelewat?, gak penting? ya pentinglah biar tau Minar ini asli Batak atau pura-pura Batak (hahaha apaan sih komentar gak penting juga).
  • Terlalu banyak generalisasi tentang orang Batak di buku ini. Saya kuatir kalau ada orang non batak mau nikah dengan orang Batak jadi keburu salah paham dan ambil asumsi yang salah. Misalnya nih ya tentang orang Batak makan daging anjing, ya… walaupun itu fakta, tapi saya gak pernah melihat ada orang Batak yang tiap lihat anjing hidup langsung menetes air liurnya dan pengen masak langsung itu anjing. Kalau udah terhidang aja kali di meja makan baru di makan.
  • Mertua si Minar ini ceritanya tinggal di Jakarta, kayaknya sejauh saya mengenal orang-orang Batak yang tinggal di Jakarta ataupun Bandung, mereka udah lebih modern dan ngomongnya udah gak Batak kali. Entahlah ya, kalau ternyata saya aja yang udah kurang banyak bergaul dengan orang batak. Tapi saudara-saudara saya yang Batak ada banyak banget tinggal di Jakarta, dan mereka udah gak kentara lagi loh bataknya kalau ngomong bahasa Indonesia.

Tapi ya sekali lagi, namanya juga review saya ini sifatnya opini, apa yang kurang pas buat saya bisa jadi lebih dari cukup buat yang lain. Kalau mau mencoba melihat sedikit isi dari buku ini sebelum repot-repot minjam di ipusnas ataupun membelinya, bisa baca sebagian isinya di wattpadnya. Untuk membacanya bisa dari browser tanpa harus login kok.

Sepertinya cukup dulu baca buku genre MetroPop nya, mau cari buku anak-anak dululah di ipusnas. Kalau ada yang punya rekomendasi, tuliskan di komentar ya.

Kesadaran Penggunaan Plastik di Chiang Mai

Sejak bulan Agustus ini, saya mulai merasakan kalau kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik semakin digiatkan di Chiang Mai. Mungkin buat sebagian orang hal ini sudah mereka mulai sejak bertahun-tahun sebelumnya, tapi sebagian besar orang masih tidak merasa perlu repot mengurangi penggunaan plastik (termasuk saya).

Saya lihat kampanye mengenai kesadaran lingkungan ini memang harus berupa kebijakan pemerintah, karena kalau dari kelompok perorangan efeknya sangat kecil dibandingkan masalah sampah yang sudah ada sekarang ini.

Waktu berbelanja di makro saya menemukan ada sedotan yang ramah lingkungan 100 persen akan terurai, ada juga sedotan kertas, tapi waktu dibandingkan harganya, sedotan plastik biasa harganya memang jauh lebih murah. Tidak heran kalau sebagian besar rakyat kecil akan tetap memilih menggunakan sedotan biasa.

Di toko besar seperti Robinson, mereka memberikan pilihan: kalau kita belanja tanpa menggunakan kantong belanja, kita diberikan 10 point membership – yang nantinya kalau dikumpulkan bisa menjadi kupon potongan harga ataupun lucky draw.

Pengumuman mulai 1 Agustus, belanja di Robinson tidak memberikan kantong plastik lagi

Hari ini waktu saya belanja ke minimarket 7 Eleven, untuk pertama kalinya saya ditanya: mau pakai plastik atau tidak? tapi karena tadi saya cuma bawa tas kecil dan belum membiasakan diri bawa kantong belanja sendiri, saya masih mengiyakan menggunakan plastik. Di 7 Eleven, saya tidak harus membayar untuk plastiknya, tapi saya jadi ingat waktu kami ke Hong Kong tahun lalu, kalau menggunakan kantong plastik harus bayar. Tadinya saya berniat beli di 7 itu sekalian, tapi saya tidak lihat mereka menjualnya (atau mungkin udah habis diborong orang yang belanja sebelum saya).

Sebenarnya, ada banyak cara untuk membantu mengurangi menambah sampah plastik, salah satunya dengan membawa kantong belanja sendiri. Tapi ya selama kita tidak harus bayar biaya kantong plastik, ada kemungkinan saya akan tetap lupa bawa kantong plastik sendiri (ini salah satu contoh harusnya dibikin aturannya).

Saya ingat, di Indonesia pernah diberlakukan aturan kalau kita harus membayar kantong plastiknya, tapi pada akhirnya aturan itu mungkin bikin orang malas belanja ke situ dan akhirnya minimarket itu mengalah dan tetap menyediakan kantong plastik secara gratis.

Selain masalah kantong belanja, salah satu yang bisa mengurangi penggunaan sampah plastik adalah membawa botol minuman sendiri daripada membeli minuman kemasan botol. Dulu saya ingat juga, ada 1 tempat jualan es kopi yang memberikan stamp untuk orang yang membeli kopi dengan membawa gelas sendiri, dan akan memberikan gratis 1 gelas setelah membeli 10 gelas. Tapi ya saya juga bukan orang yang bawa-bawa gelas kopi sendiri. Tapi biasanya gelas plastik es kopi yang saya beli waktu sampai di rumah tidak langsung saya buang, tapi saya cuci dan siapa tau bisa digunakan lagi.

Pelajaran hari ini adalah:

  • saya harus melatih diri bawa-bawa tas belanja sendiri kalau mau ke minimarket/belanja.
  • saya ga perlu beli es kopi lagi supaya ga nambah sampah plastik kecuali saya lagi bawa tumbler sendiri
  • meneruskan kebiasaan bawa botol minuman sendiri
  • kalau beli lauk, perlukah saya bawa rantang/lock n’lock? hahaha ntar tukang jualannya masukin ke plastik sebelum masukin ke rantang pula
  • oh ya, walau agak lebih mahal dari sedotan biasa, akhirnya saya membeli sedotan plastik yang ramah lingkungan, klaimnya terurai dalam 180 hari (nanti bisa dicoba dibuktikan). Udah punya sedotan bambu sebenernya, tapi rasanya kurang sip memakainya haha.

Masih banyak sebenarnya yang bisa dilakukan, tapi yang penting mulai dari diri sendiri walau sekecil apapun. Nantinya semoga ada kebijakan dari pemerintah masing-masing negara untuk mengurangi penggunaan plastik secara menyeluruh. Kira-kira mana yang lebih efektif: menyuruh kita membayar lebih untuk penggunaan plastik, atau memberikan reward kalau kita tidak menggunakan plastik? Silakan tuliskan pendapat kamu mengenai tips mengurangi penggunaan plastik dari diri sendiri.

Aplikasi Wattpad untuk Hobi Menulis dan Baca

Apa sih Wattpad? Wattpad ini sejenis social media untuk orang-orang yang mencari bahan bacaan ataupun suka menuliskan cerita. Bedanya dengan social media lain apa? Biasanya orang membuka wattpad dengan 2 tujuan: mencari bacaan atau menuliskan cerita.

Bacaan jenis apa? cerita seperti apa? Bisa apa saja. Cerita pendek, cerita bersambung, kumpulan cerita, ataupun artikel nonfiksi. Banyak penulis pemula yang memulai menulis di wattpad dalam bentuk cerita bersambung. Biasanya tulisan yang sudah diterbitkan di wattpad bisa di baca oleh pengguna wattpad lainnya. Kalau ternyata banyak yang suka mengikuti ceritanya, bisa jadi di saat tulisan selesai sudah ada penerbit yang bersedia menerbitkannya. Novel Metropop Resign! yang saya tuliskan kemarin juga salah satu buku yang awalnya dituliskan di wattpad.

Beberapa contoh kategori cerita, masih banyak kategori lainnya

Biasanya cerita-cerita yang belum selesai itu bisa kita komentari. Kalau kita mengikuti suatu cerita, kita bisa set supaya mendapatkan notifikasi ketika penulis menambahkan bagian baru dari ceritanya. Tapi banyak juga cerita yang tak kunjung selesai dan pembaca hanya bisa kecewa.

Saya tahu mengenai aplikasi ini sudah lama. Dulu cuma iseng mencoba membaca cerita yang direkomendasikan oleh aplikasi. Cerita kita bisa direkomendasikan kalau mendapat banyak respon dari pengguna lain berupa jumlah pembaca, ataupun menambahkan cerita kita ke daftar bacaan mereka. Untungnya cerita yang saya ikuti itu akhirnya selesai juga dan kabarnya dijadikan buku dengan menambahkan 1 bab baru setelah bab yang diterbitkan di wattpad. Setelah bukunya diterbitkan dalam bentuk fisik, tulisan di wattpadnya juga dihapus.

Daftar buku yang kita baca

Kebanyakan cerita bisa dibaca dengan gratis, tapi ada juga cerita yang untuk membacanya kita harus membayar. Saya belum pernah mencoba membaca cerita yang harus bayar jadi kurang tahu detailnya. Tapi kalau dilihat dari jumlah pembacanya, wow banget ada yang sampai dibaca 3 juta pengguna lainnya.

Cerita yang banyak dibaca orang bisa direkomendasikan ke pengguna lain

Salah satu contoh cerita nonfiksi yang saya temukan ketika iseng mencari hari ini ternyata buku tentang belajar bahasa Korea. Menurut penulisnya, dia hanya mengumpulkan tulisannya dari berbagai sumber dan kredit tetap ke penulis asli. Mungkin ini kira-kira sama dengan yang saya lakukan menulis seri belajar bahasa Thai di blog ini. Hmmm apa saya juga ikutan memindahkan sebagian ke wattpad ya hehehe.

Wattpad ini bisa diakses melalui browser dan ada aplikasinya juga untuk android dan iphone. Kalau kita sudah install aplikasi ini di HP kita, kita bisa mendownload cerita yang ingin kita baca ataupun menuliskan cerita kita secara offline juga.

Apakah wattpad ini hanya untuk orang yang suka menulis? kalau menurut saya wattpad ini justru lebih banyak pembacanya daripada penulis. Tapi ya cerita di wattpad ini banyak juga fanfiction dari cerita film atau buku yang ada. Kalau suka membaca berbagai cerita dan punya banyak waktu untuk itu, bisa juga coba cari-cari bacaan di wattpad. Kalau gak puas dengan akhir sebuah cerita juga bisa saja menuliskan versi cerita sendiri di wattpad hehehe.

Tapi seperti halnya dengan media sosial lainnya, tulisan yang kita tulis di wattpad ini bisa jadi suatu hari akan hilang kalau layanannya ditutup dan kita tidak punya salinannya. Dengan alasan ini, untuk sekarang saya memilih menulis di blog ini saja dulu. Mungkin kapan-kapan kalau sudah mulai bisa menulis fiksi bisa mencoba untuk menulis di sana.

Oh ya, kalau kamu rajin menulis di wattpad, bisa tulis di komentar supaya bisa dikunjungi.