Tentang Trauma Masa Kecil

Tulisan hari ini masih ada hubungannya dengan ngomongin kdrama. Salah satu formula kdrama itu dalam ceritanya tokoh utamanya punya pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan. Beberapa kdrama terakhir yang saya tonton, selalu aja ada unsur si tokoh tidak punya memori sebelum umur tertentu. Ada yang efeknya jadi terpecah kepribadiannya, ada juga yang sering diganggun mimpi buruk, ada juga yang karena lupa sama sekali dia jadi pribadi dewasa yang baik-baik saja dan ceria.

Dari nonton kdrama dan cara mereka mendramatisir trauma masa kecil ini (ada yang umur 5 tahun, 7 tahun, atau bahkan 15 tahun). Saya terkadang jadi mikir sendiri. Bersyukur saya tidak mengingat punya trauma apapun di masa kecil, tapi kadang jadi bertanya-tanya, apa saya termasuk kategori melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan dan hanya mengingat yang menyenangkan saja? Saya tidak bisa mengingat semua hal dengan detail dari masa kecil saya. Saya tidak ingat umur berapa saya mulai bisa naik sepeda, saya tidak ingat siapa saja nama teman bermain saya waktu masih kecil, tapi saya ingat saya dulu sering nangkapin ikan kecil-kecil diparit depan rumah hahahaha.

Respon terhadap trauma masa kecil yang saya suka dari kdrama adalah kalau mereka tidak berlama-lama dalam mode sedih, marah atau mempersalahkan orang lain. Saya lebih suka kalau ceritanya tokohnya bisa tetap bersyukur dengan keadaan sekarang walaupun masa lalunya mungkin menyedihkan. Tidak cuma di film, dalam kehidupan ini pun saya berusaha untuk tidak terlalu terpaku dengan apa yang sudah lewat dan sudah terjadi dan tetap bersyukur untuk hari ini, waktu ini, sekarang ini dan berharap hari esok dan masa depan bisa lebih baik lagi.

Jadi ingat dengan buku 10 aturan dalam hidup. Katanya hidup ini adalah pelajaran yang tidak ada habisnya. Kita akan mendapatkan pelajaran yang sama terus menerus sampai kita lulus dari pelajaran tersebut dan setiap pelajaran itu tidak bisa diskip tapi harus diselesaikan. Mungkin yang namanya trauma itu seperti pelajaran yang belum lulus juga, dan kita dinyatakan lulus kalau sudah bisa menerima dan move-on dari hal yang kita anggap trauma.

Ah ini tulisan random bener ya, bukan tulisan dari ahli-nya soal trauma hehehe. Tapi kalau dipikir-pikir, kalau kita merasa hidup ini gak maju-maju karena sesuatu di masa kecil/masa lalu, ada baiknya juga kita selesaikan dulu dan berdamai dengan masa lalu. Kalau memang kita merasa ada andil orang lain yang membuat kita jadi trauma, mungkin bisa dicoba dengan jurus memaafkan dan melupakan. Teorinya gampang yaaaa, tapi ya sebenarnya daripada kita terus menerus dalam lingkaran trauma, bukankah memaafkan itu lebih baik dan supaya kita bisa move-on juga? Kalau udah dimaafkan ya udah dilupakan, jangan tiap ada masalah kembali ke reffrein kayak lagu.

Kalau dari contoh kdrama, sepertinya tidak ingat dengan pengalaman kurang menyenangkan itu merupakan anugerah. Dengan tidak ingat dan lupa, kita tidak mengalami mimpi buruk dan tidak terus menerus dalam lingkaran masalah. Tapi ya kalau memory buruknya muncul lagi, ya diselesaikan dan menerima hal yang sudah terjadi tidak bisa diubah lagi, yang bisa kita lakukan itu ya untuk hari ini, untuk sekarang ini dan demi masa yang akan datang.

Kalau level traumanya memang sudah sangat mengganggu sampai kita merasa depresi dan tidak bisa bekerja dengan baik, sebaiknya cari bantuan ke profesional. Trauma dan depresi itu gangguan yang tidak bisa dianggap enteng dan gangguan kesehatan yang serius. Memaafkan dan move-on itu tidak selalu gampang, kadang kita butuh bantuan profesional untuk menemukan cara memaafkan dan move-on.

Udah tulisannya segini dulu, buat teman-teman di Indonesia yang sedang merencanakan mudik dan atau liburan, hati-hati di perjalanan dan selamat melepas rindu dengan keluarga dan handai tolan.

Kdrama: Her Private Life dan What’s Wrong with Secretary Kim

Kali ini mau nulis kesamaan 2 kdrama genre romantis komedi yang dibintangi Park Min-young (PMY). Walaupun Her Private Life (HPL) belum habis, tapi sudah bisa dilihat banyak kesamaan ceritanya dengan What’s Wrong with Secretary Kim (WWWSK) drama tahun 2018. Peringatan buat yang belum nonton salah satunya, tulisan ini bakal banyak mengarah ke spoiler hehehe.

Tokoh utama wanita yang perfeksionis

Pemeran wanita utama digambarkan sangat cantik, sangat perfeksionis dan serba bisa. Sebagai sekretaris di WWWSK, Kim Mi-so merupakan seorang sekretaris yang menjadi legenda dan contoh buat semua sekretaris lain, bukan hanya membantu bosnya untuk urusan kantor tapi juga punya inisiatif dan cepat tanggap dalam membantu persoalan yang ada di perusahaan. Karena sudah berpengalaman selama 9 tahun bekerja dengan bosnya, kalau ada permasalahan, dia mendistribusikan pekerjaan dengan cepat bahkan sebelum bos nya menyuruhnya.

Sekretaris Kim Mi-So juga selalu siap sedia semua kebutuhan bos nya, mulai dari saputangan dan dasi bos nya siap sedia di tasnya, dia bisa berbagai bahasa untuk menunjang keperluan pekerjaannya, dia juga siap membelikan bunga untuk wanita yang menjadi pacar bos nya walaupun dia sendiri alergi terhadap bunga. Sekretaris Kim siap sedia 24 jam untuk bosnya sampai tidak sempat memikirkan dirinya sendiri.

Sebagai kurator galeri seni di HPL, Sung Deok-mi juga menjadi chief kurator yang sangat diandalkan, tanggung jawabnya bukan hanya kurator untuk benda seni, tapi juga terlibat mulai dari mengecat dinding, mengatur layout untuk meletakkan benda-benda seni di galeri kalau ada rencana pameran atau pergantian layout. Dia juga mengganti bola lampu kalau ada yang mati. Selain sebagai kurator Sung Deok-mi juga seorang fangirl sejati yang jagoan mengambil foto dan mengedit foto idolanya dengan kamera yang dilengkapi lensa tele. Seperti halnya di kantor, sebagai fangirl Deok-mi juga total dan mengelola sebuah fansite untuk idolanya. Rumahnya juga penuh dengan benda-benda merchandise dari kegiatan fangirlingnya.

Kesamaan lain dari sekretaris Kim Mi-so dan kurator Sung Deok-mi adalah berasal dari keluarga biasa saja dan sudah tidak tinggal bersama orangtua lagi dan menyewa apartemen kecil sederhana.

Tokoh utama pria merupakan atasan langsung dari tokoh utama wanita

Tokoh utama pria di WWWSK diperankan oleh Park Seo-joon sebagai Vice President Lee Young-joon merupakan atasan langsung dari sekretaris Kim Mi-so selama 9 tahun. Lee Young-joon ini juga selalu sukses dalam pekerjaanya dan membuat perusahaan menjadi maju. Tapi walau dia sangat sadar diri bahwa dia ganteng, kaya dan pintar, dia belum pernah benar-benar jatuh cinta dengan wanita. Kalaupun ada wanita yang dia kencani hanya untuk sekedar dilihat orang kalau dia bisa mendapatkan wanita cantik/artis mana saja.

Tokoh utama pria di HPL diperankan oleh Kim Jae-wook sebagai Ryan Gold, seorang seniman yang terkenal dan menjadi direktur galeri seni di mana kurator Sung Deok-mi bekerja. Ryan Gold digambarkan juga sangat sadar diri dengan kegantengannya. Sebagai seniman ternama yang diadopsi dan tinggal di luar Korea, Ryan Gold ini juga tergolong orang kaya dengan rumah besar.

Kesamaan Lee Young-joon dan Ryan Gold lainnya adalah karena sering dinas keluar kantor bareng dengan tokoh utama wanita, mereka jadi sering anterin ke rumah dan lama-lama jadi tertarik dengan bawahannya yang diperankan PMY.

Tokoh utama pernah bertemu ketika masih kecil

Di WWWSK, tokoh wanita dan pria pernah bertemu ketika si wanita umur 5 tahun dan pria umur 9 tahun. Karena mereka bertemu dalam setting yang kurang menyenangkan, si tokoh wanita lupa persisnya nama si pria. Kesan yang dia ingat dari anak lelaki umur 9 tahun itu hanya bagian dia merasa dilindungi, dan anak lelaki itu berjanji akan datang lagi menemuinya. Tapi ditunggu-tunggu anak itu tak kunjung datang. Sekretaris Kim masih menyimpan buku catatannya sewaktu kecil tentang anak lelaki yang berjanji akan datang itu. Seperti cerita klise yang selalu terjadi di kdrama, ternyata pria yang dia cari-cari itu sudah lebih dulu menemukan dia, tapi baru diberitahukan sekian tahun kemudian.

Di HPL, sejauh 14 episode ini ada digambarkan kilas balik Ryan Gold bermain di taman dengan anak-anak lain. Lalu di akhir episode 14 digambarkan ibunya kurator Deok-mi menyimpan foto yang bertuliskan nama Korea dari Ryan Gold. Berhubung 2 episode terakhir belum saya tonton, saya hanya bisa berspekulasi kalau jangan-jangan Ryan Gold ini dulunya pernah tinggal di rumah kurator Deok-mi sebelum akhirnya diserahkan ke panti asuhan.

Ide cerita di mana tokoh utamanya sudah pernah bertemu sejak kecil/remaja/cinta pertama merupakan salah satu formula klise dari kdrama. Kalau banyak nonton kdrama pasti bisa sebutkan 5 judul kdrama yang memakai formula ini.

Kencan di Taman Bermain

Baik di WWWSK dan HPL digambarkan kencan pertama tokoh wanita dan pria nya itu di taman bermain. Eh tapi waktu mereka ke taman bermain itu mereka belum jadi pasangan, jadi mungkin bukan kencan ya hitungannya, apa kita sebut pe-de-ka-te pertama gitu? Gak sama persis sih alasan dan setting tempatnya ataupun permainan yang dimainkan, tapi sama-sama pergi berdua di taman bermain, dan setelah itu mereka mulai saling mengenal dan melihat sisi lain bos dan bawahan ini.

Ada cerita tambahan di Kantor

Cerita utamanya ya berkisar di kantor dengan beberapa pameran pendukungnya. Kisah-kisah romantis lainnya juga ada selain kisah pemeran utama. Pemeran pendukung di kantornya juga yang membuat ceritanya terasa lucunya. Di WWWSK setidaknya ada 3 kisah tambahan selain pemeran utam. Di drama HPL belum tahu apakah akan ada pasangan lain selain pasangan pemeran utama, tapi dari beberapa episode terakhir ada kesan bakal ada pasangan lain yang jadian juga.

Penonton berharap pemeran utama jadian beneran

Namanya penonton kdrama, apalagi genre komedi romantis, pasti deh penonton selalu berharap pemeran utamanya jadian beneran. Klip behind the scene juga selalu jadi bagian yang ditunggu-tunggu setelah selesai menonton episode yang ditayangkan. PMY aktingnya memang jago jadi tokoh wanita yang lagi jatuh cinta. Baik itu sebagai sekretaris Kim Mi-so ataupun kurator Sung Deok-mi, PMY bisa bekerja sama dengan baik dengan aktor pria nya seolah-olah memang pasangan beneran. Kalau baca artikel tentang drama WWWSK, semua orang pengen biar pasangan Park Park jadian beneran. Nah ini sekarang di HPL juga banyak penonton berharap PMY jadian beneran dengan KJW.

Kesimpulan

Persamaan di drama WWWSK dan HPL ini terasa banget karena faktor PMY nya. Ceritanya sendiri secara keseluruhan cukup berbeda. Jalan cerita sampai mereka saling jatuh cinta dan konflik yang menghambat mereka jadian juga berbeda. Kalau ditanya mana yang lebih romantis? ya itu sih kembali ke selera penonton. Banyak yang bilang film HPL ini memberikan standar baru untuk romantisnya pasangan di romcom. Tapi kemarin juga waktu ada drama Touch Your Heart, penonton juga selalu bilang aduh manis banget sampai bikin diabetes (ini sepertinya istilah baru kalau lihat adegan yang so sweet penonton jadi diabetes).

Pada dasarnya semua kdrama itu ya formulanya hampir sama. Kalau memang suka dengan genre romcom yang gak pake banyak konflik misalnya orangtua yang tidak merestui karena perbedaan level kekayaan, atau ada orang lain yang sangat jahat dan selalu berupaya mencelakakan pemeran utama ya bolehlah tonton HPL dan WWWSK. Unsur komedi dan romantisnya dari 2 drama ini cukuplah buat jadi hiburan. Masih mending nonton beberapa drama komedi kan daripada melodrama yang pemerannya nangis-nangis dan selalu dilanda kesusahan.

Cukup dulu ngomongin kdramanya, minggu ini HPL berakhir dan berikutnya kita tunggu apakah endingnya HPL akan seperti WWWSK juga.

Mainan Code-a-pillar

Beberapa minggu lalu saya menuliskan review app Code-a-pillar. Ketika browsing untuk mencari tahu lebih banyak sebelum menuliskan reviewnya kami baru tau kalau app ini ada mainan fisiknya. Setelah menimbang-nimbang dan melihat beberapa videonya, akhirnya kami memesan online dari ebay. Harga mainan ini dengan ongkos kirim ke Thailand sekitar 53.95 USD atau sekitar 1717 Thai Baht. Mainan ini harganya cukup reasonable, karena mainan playdough aja bisa hampir 1000 baht.

Hari ini mainannya sudah tiba di Chiang Mai. Termasuk cepat juga, padahal estimasi awalnya tibanya minggu ke-2 Juni. Niat awalnya sih mau dibuka pas Joshua ulang tahun, tapi kata papanya: ah udahlah mending dikasih sekarang, biar lebih puas mainnya. Alasan lain sih sekalian memeriksa apakah mainannya seperti yang diharapkan dan tidak ada masalah.

Hari ini saya banyak kegiatan antar jemput Jonathan dan Joshua tidur siang ditinggal di rumah karena ada si mbak. Waktu saya datang, Joshua sudah bangun, dia langsung bawa-bawa mainan ini minta dibukain. Saya pengennya dia main sama papanya saja, karena saya belum masak buat makan malam, tapi dia gak sabar dan berkali-kali minta dibukain hehehe.

code-a-pillar masih dalam kemasan
Lanjutkan membaca “Mainan Code-a-pillar”

Makanan Halal, Bulan Puasa dan Lebaran di Chiang Mai

Malam ini saya hampir bolos nulis karena lagi gak ada ide mau nulis apa. Akhirnya keluar jurus bertanya dengan teman-teman di grup dan jadilah sesi tanya jawab agak random. Tapi jurus ini memang jurus paling ampuh untuk memaksa saya menulis hehehe.

3 Musim di Thailand Utara

Chiang Mai merupakan kota di Utara Thailand yang mempunyai 3 musim, ada musim dingin (November – Februari), panas ( Maret – Mei ) dan hujan (Juni – Oktober).

Tapi sudah beberapa tahun ini musimnya agak bergeser, misalnya musim dingin baru mulai dingin itu menjelang akhir tahun, atau seperti sekarang masih akhir Mei tapi sudah dinyatakan musim hujan walau kenyataannya siang hari masih panas mencapai 40 derajat celcius. Musim dinginnya sih lumayan bisa antara 12 – 23 derajat celcius suhu harian, dan untungnya gak ada salju, karena buat saya dingin 15 derajat aja kepala udah pusing, apalagi kalau sampai ada salju.

Bulan Puasa di Chiang Mai

Kembali ke judul, karena sekarang ini sedang bulan puasa, teman-teman banyak yang pingin tahu mengenai suasana bulan puasa di sini. Walaupun kami bukan Muslim dan tidak berpuasa, tapi karena ada beberapa teman dalam komunitas yang berpuasa, saya bisa dapat cerita dari teman-teman.

Berbeda dengan di tanah air, di sini yang namanya hari besar agama itu yang diliburkan cuma untuk hari besar agama Budha. Jadi namanya Lebaran atau Natal sekalipun, walaupun di beberapa lokasi terasa suasananya, tapi tidak dijadikan libur Nasional.

Setahu saya untuk Thailand bagian Selatan yang dekat dengan Malaysia, mereka punya libur Lebaran tersendiri. Tapi di Utara sini, bulan puasa itu terasa hanya di restoran Halal di sekitar Mesjid saja.

Seperti di Indonesia, ada acara buka bersama di mesjid dan tentunya sholat taraweh. Tahun ini dapat cerita kalau ada teman sesama orang Indonesia yang selama setahun di Chiang Mai belum pernah ketemu komunitas orang Indonesia, akhirnya tanpa sengaja bertemu di masjid ketika mencari makanan untuk berbuka.

Rumah kami lokasinya dekat dengan jalan Changklan, di jalan Changklan ini ada 1 Masjid dan disekitarnya ada banyak restoran halal. Saya suka beli sup daging dari sebelah Masjid karena rasanya cukup mirip dengan sup daging di Indonesia, nah di bulan puasa ini restorannya tutup di siang hari, jadi selama bulan puasa saya gak bisa beli sup daging di sana untuk makan siang :(.

Makanan Halal di sekitar Masjid

Di ujung jalan Changklan merupakan lokasi Night Bazaar. Persis di tengah Night Bazaar ada sebuah masjid lagi dan jalanan di depan masjidnya namanya Halal street. Dari nama jalannya jelas ketahuan kan di situ bisa cari makanan halal dengan mudah. Jadi kalau jalan-jalan ke Chiang Mai gak usah kuatir soal makanan halal, pastikan aja nyari penginapannya di sekitar Night Bazaar, biar gak repot nyari restoran Halal nya heheheh.

Dibandingkan dengan 12 tahun lalu, mencari makanan halal di Chiang Mai memang sudah lebih gampang. Kalau kita masukkan kata kunci halal restaurant in Chiang Mai, ada banyak informasi yang bisa didapatkan. Contohnya dari situs My Chiang Mai Travel, ada daftar restoran halal di Chiang Mai. Belakangan ini juga sudah ada acara festival makanan Halal beberapa kali di kota ini.

Selain di jalan Changklan, ada juga beberapa penginapan yang mengelola restoran halal. Nah informasi ini lengkapnya ada di teman saya. Kemarin saya diberitahu juga ada aplikasi Smart Halal untuk mengecek restoran Halal ada di mana saja di Chiang Mai, sayangnya barusan saya cek, aplikasinya tidak kompatibel lagi dengan HP saya, jadi saya tidak bisa menuliskan lebih banyak soal aplikasi itu.

Lebaran di Chiang Mai

Berikutnya cerita soal lebaran di Chiang Mai. Karena di sini tidak libur, biasanya teman-teman kami yang merayakan lebaran ya gak bisa mudik lama. Kalaupun mudik harus ijin khusus. Tapi kalau memang merindukan suasana lebaran, disini juga ada Sholat Ied nya kok. Selesai sholat biasanya restoran di sekitar mesjid akan mengadakan open house. Nah disitulah kesempatan untuk melupakan sejenak kalau sedang jauh dari tanah air.

Salah satu kegiatan komunitas Indonesia di Chiang Mai juga ngumpul di hari lebaran. Nah yang ini sih ngumpulnya gak persis hari lebarannya ya, tapi biasanya pas hari Sabtu atau Minggu kita ngumpul dan masing-masing membawa masakan khas yang bisa dimasak sendiri. Acara ngumpul hari lebaran ini gak setiap tahun diadakan, tapi saya ingat ada beberapa kali diadakan. Walaupun gak selalu ada rendang dan opor ayam, tapi kebersamaan dengan teman-teman sesama orang Indonesia melepaskan rindu kampung halaman sejenak. Rencananya tahun ini akan ngumpul lagi, semoga jadi dan ada yang masakin rendang atau opor ayam hehehe.

Cara Hentikan Berita Bohong

Ada cara yang paling mudah untuk menghentikan peredaran berita bohong alias hoaks, caranya dengan tidak melakukan apapun terhadap berita itu alias stop ikutan menyebarkan berita bohongnya. Tapi ya memang klik share itu sangat mudah daripada harus baca dulu dan cari tahu apakah sebuah berita itu benar atau tidak.

Banyak teman saya suka mengeluh dengan beredarnya beberapa berita yang gak masuk akal di media sosial dan grup chat WA nya. Saya sendiri tidak mengalami karena saya sudah banyak menyaring teman-teman yang rajin share tanpa membaca dari jaman pemilu 5 tahun lalu.

Sebenarnya, kadang-kadang mungkin niatnya baik ya menyebarkan berita yang dia pikir benar, tapi kalau niat baik ya jangan tanggung, jangan sampe malah jadi ikutan menyebarkan berita bohongnya.

Kalau memang tidak tahan untuk tidak menyebarkan berita yang kita anggap menarik, berikut ini yang bisa dilakukan:

  1. Cara terbaik untuk tidak menyebarkan hoaks adalah dengan tidak terlalu cepat membagikan berita.
  2. Jangan cuma baca judul, bacalah keseluruhan berita dan cek juga di media lain apakah ada pemberitaan yang melengkapi berita tersebut atau media lain hanya mengutip berita yang sama dengan yang kita baca berulang-ulang. Saya lihat sekarang ini ada kecenderungan situs berita online mengulang berita dalam artikelnya jadi 10 judul yang berbeda dengan perbedaan isi maksimum sekitar 5 kalimat dari berita lainnya.
  3. Kalau ragu dan ingin mempertanyakan isi berita tapi tidak bisa mengkonfirmasi langsung, jangan bertanya di grup besar ataupun di timeline media sosial sambil membagikan link berita, karena cara ini bisa secara tidak langsung membagikan berita yang tidak benar. Bahayanya kalau ada yang tidak membaca dan cuma baca judul lalu membagikan lagi ke grup lain, jadilah semakin meluas penyebaran berita yang tidak benar tersebut. Bertanyalah ke orang yang kira-kira lebih mengerti duduk persoalannya. Misalnya berita VPN tidak aman untuk transaksi perbankan, saya tentunya langsung bertanya ke Joe dan jawabannya jadi super teknis deh, padahal cuma mau bilang: VPN nya aman, yang gak aman itu menginstal aplikasi yang gak jelas sumbernya.
  4. Kalau menerima forward berita dari teman/keluarga/grup WA yang kita tahu tidak benar, ya kita coba kasih tau kalau berita itu tidak benar. Kalau temannya nggak mau dengar penjelasan kita, ya udah deh mau diapain lagi, tapi ya semoga di grup jadi ada yang ngerti juga.
  5. Kalau kita udah terlanjur menyebarkan berita yang ternyata salah kemudian baru tau kalau itu salah, ya kita koreksi sendiri dengan mengirimkan berita yang benarnya. Harapannya semoga teman yang udah keburu menyebarkan juga membaca klarifikasi kita dan juga mengklarifikasi berita yang tidak benar tersebut.

Saya termasuk orang yang jarang membagikan link kecuali link tulisan saya hahaha. Tulisan saya yang berupa opini biasanya saya baca dulu beberapa kali sebelum publish. Joe juga membantu saya membaca tulisan saya, siapa tau saya ada salah informasi.

Tidak menyebarkan berita yang tidak kita ketahui kebenarannya ini sejalan dengan prinsip Diam itu Emas. Memang susah sekali menahan diri untuk tidak beropini atau bertanya-tanya terhadap berita yang kita baca. Tapi kalaupun mau bertanya ya lebih baik bertanya ke orang yang tepat atau terkadang dengan mencari tau di Google, kita bisa dapat jawabannya.

Yuk kita lebih selektif dalam membagikan berita. Jangan sampai kita jadi ikutan membagikan berita yang tidak benar.

Naik Tuktuk di Chiang Mai

Kemarin baca berita kalau di Jakarta sekarang ada Grab Bajaj. Terus jadi kepikiran dengan Tuktuk di Chiang Mai. Selama tinggal di sini rasanya naik Tuktuk itu kurang dari 5 kali. Saya gak suka naik tuktuk, soalnya sama seperti Bajaj, mesinnya suaranya berisik. Di sini supir tuktuk juga suka ngebut dan nyalip-nyalip gitu jalannya. Kalau gak terpaksa rasanya gak ingin naik tuktuk.

Ketika sedang ngobrolin GrabBajaj yang berlanjut ke ngomongin tuktuk, Jonathan nguping dan bilang gini: emang tuktuk itu apa sih? . Jonathan ternyata lupa kalau dia sudah pernah naik tuktuk, tapi memang terakhir naik tuktuk itu sebelum ada Joshua jadi bisa dimengerti kalau Jonathan gak ingat hahaha. Siapa sangka kalau setelah ngobrolin Tuktuk kemarin, hari ini saya perlu naik tuktuk. Tapi Jonathan gak mau diajakin naik tuktuk, soalnya udaranya tadi siang panas banget.

Kursi komputer di belakang tuktuk

Ceritanya kursi komputer Joe rusak setelah kurang lebih 5 tahun, kemarin nyari di mall kursi yang ada itu kursi untuk main game dan harganya lumayan mahal. Jadi tadi nyarinya yang di dekat rumah saja (dekat tapi gak deket banget). Harganya lumayan beda banyak dari harga yang di mall, tapi tokonya tidak ada jasa pengantaran kalau cuma beli 1 kursi. Nah mobil kami jelas-jelas gak muat bawa kursi komputer di bagasinya. Pemilik toko yang usulin pakai tuktuk saja. Karena saya pikir toh tidak jauh, ya bisalah pakai tuktuk diangkut. Jadilah tadi kursi komputernya diikat di belakang tuktuk, dan saya duduk di bagian penumpang untuk memberi tahu arah ke rumah.

Di Chiang Mai, Tuktuk dan Songtew merupakan taksi tanpa argo tanpa AC yang ongkosnya tentunya lebih murah daripada taksi biasa. Selain membawa penumpang, mereka juga biasanya jadi pilihan untuk membawa barang yang tidak bisa dibawa di bagasi mobil kecil. Biayanya tentunya lebih murah daripada harus menyewa mobil pick up misalnya. Saya juga pernah melihat orang pindah rumah menggunakan jasa Songtew atau tuktuk. Sepertinya karena sering membawa orang yang membawa barang-barang besar, supir tuktuk tadi juga langsung cekatan mengeluarkan tali dan langsung tau bagaimana mengikat kursi di belakang tuktuknya tanpa kuatir kursi itu akan jatuh.

Foto di dalam tuktuk

Karena jarang naik tuktuk, saya lupa ternyata di Thailand, supir tuktuk juga wajib mencantumkan identitasnya seperti halnya yang ada di taxi. Saya perhatikan, bagian atas tuktuk dilapisi dengan foil, sepertinya upaya untuk mengurangi panas di dalam tuktuk. Sofa penumpang dan jarak ke depan juga cukup luas. Kalau misalnya terpaksa, ayah, ibu dan 2 anak masih bisalah duduk bareng di tuktuk, dengan catatan tuktuknya jangan ngebut. Hari ini saya merasa beruntung, karena supir tuktuknya menyetirnya tidak ngebut dan sangat hati-hati, mungkin juga karena dia takut kursi yang diikat di belakang tuktuknya jatuh. Image tuktuk yang ada selama ini tergantikan dengan pengalaman baik hari ini. Kapan-kapan kalau iseng mau ikutan wisata naik tuktuk keliling Chaing Mai ah hehehehe.

Waffle Instan

Beberapa waktu lalu beli waffle maker, nyobain bikin pakai resep sendiri tapi kok ya gak berhasil. Nyoba pakai tepung pancake instan juga kurang sip. Waktu belanja beberapa waktu lalu melihat ada tepung waffle instan juga ternyata. Jadi ya dengan niat mencoba marilah kita masak.

Di dalam kotak ada 2 kemasan masing-masing 200 gram. Di belakang kotak ada petunjuk untuk menanbahkan 1 telur dan 120ml air untuk 200 gram tepung instan. Kalau tepung pancake instan instruksinya tambahkan susu dan telur, mungkin memang beda campuran tepungnya. Aduk-aduk sebentar, setelah rata ya masak di atas waffle maker yang sudah dipanaskan.

Awalnya saya suka gak sabar pengen lihat sudah selesai belum, padahal lampu indikator waffle makernya juga belum mati. Lama-lama jadi tau kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya. Adonan 200 gram tepung waffle instan ini hasilnya kira-kira 3 kali masak alias 6 lembar waffle. Cukuplah untuk cemilan anak-anak. Kalau lebih banyak dari itu nanti jadi cemilan papa mamanya hehehe.

Baru selesai masak, saya letkakan di meja. Belum disuruh eh tau-tau udah ada yang ambil. Tadinya saya pikir adonannya akan kurang manis, jadi mau saya olesin nutella lagi, eh tapi ternyata manisnya udah cukup dan Joshua nyemil 2 hahaha.

diam-diam nyomot habis 2 hahahaha

Sebenarnya masih penasaran pengen bikin adonan sendiri, tapi kalau harus menakar sendiri emang lebih ribet, jadi ya kalau untuk cemilan sesekali boleh juga sedia tepung waffle instan di rumah. Telur biasanya kan selalu ada juga. Lain kali mau cobain makan wafflenya pake es krim, pasti lebih nikmat lagi hahaha.

Waffle maker yang saya beli ini hasilnya juga terlalu tipis dan garisnya tidak tipis kalau dibandingkan dengan waffle maker yang bulat. Tapi ya kemaren nyoba beli waffle makernya juga karena murah hehehe. Kabarnya waffle ini bisa dicampur dengan berbagai buah ataupun sayuran di blender ke adonannya untuk menyelipkan nutrisi sayuran ke anak-anak. Tapi saya belum coba, kapan-kapan kalau sudah dicoba akan saya ceritakan lagi.