Pilih-pilih Mie Instan

Hari ini sewaktu belanja mencari keperluan anak-anak, mata ini tertuju ke deretan mie instan yang terpajang di rak. Terlepas dari berbagai berita mengenai mie instan yang kabarnya begini dan begitu, kami masih tetap mengkonsumsi mie instan sesekali. Prinsipnya, apapun yang kebanyakan memang tidak baik, tapi kalau masih sesekali ya masih oke-oke aja.

Sejak beberapa tahun lalu, kami menemukan Indomie goreng tersedia di Thailand, tentunya dengan harga lebih mahal daripada di Indonesia. Tapi ternyata kalau dibandingkan dengan harga ramen dari Korea, harga Indomie goreng masih lebih murah.

Ini postingan sekedar iseng, saya lagi iseng aja pengen banding-bandingin mie instan yang bisa dibeli di Chiang Mai. Saya ga akan membahas semua jenis mie instan, tapi ya saya tulis yang tadi saya beli saja hehehe. Saya akan bahas perbandingan Indomie goreng dari Indonesia, Ramen Jajangmyon Samyang dan Ramen Cheese Ottogi dari Korea dan Mama mie muusap dari Thailand. Dari keterangan yang ada di kemasan, 2 mie pertama ada label halalnya, sedangkan 2 yang berikutya tidak ada. Oh ya, jajang ramen ini juga jenisnya stir fry noodle tapi di rebus bukan di goreng hehehe.

Andaikan Indomie kari ayam ada di jual di Thailand, saya udah pasti gak pake iseng-iseng nyobain berbagai mie instan ini karena udah jelas juaranya Indomie kari ayam, tapi karena adanya cuma Indomie goreng, itupun jadilah buat lepas kangen sesekali hehehe. Di sini kayaknya lebih banyak mie ramen dari korea daripada mie instan dari Indonesia. Mungkin lebih banyak orang Korea merantau ke Thailand ya daripada orang Indonesia. Padahal ramen koreanya lebih mahal.

Ramen Korea aneka rasa dan merk, baru nyoba 2 jenis dari sebanyak ini

Nah, sebelum masuk ke perbandingan 4 mie instan, saya juga menemukan ada Indomie goreng dalam cup di sini. Harganya tentunya lebih mahal daripada Indomie goreng dalam bungkusan. Ih coba ya pop mie gitu masuk sini, jangan cuma Indomie gorengnya aja. Ngomong-ngomong, apakah di Indonesia juga sekarang ada Indomie goreng dalam cup?

Indomie goreng dalam Cup, harga satuan 29 baht

Nah sekarang kembali ke topik utama. Pembahasan pertama tentunya yang paling disukai dan termasuk anak-anak mau makanya: Indomie Goreng. Harga satuannya antara 15 baht sampai 17 baht. Tersedia di Tesco Lotus, Tops dan 7 eleven. Gak ingat apakah ada di Big C. Beberapa waktu lalu di 7 Eleven pernah ada promosi harganya turun jadi 10 baht saja (saya langsung borong belinya hahaha). Oh ya, karena saya lagi malas berhitung, saya kasih tahu saja hari ini 1 baht itu 444 rupiah, jadi hitung sendiri ya berapa rupiahnya hehehe (waktu kami baru datang 1 baht itu 275 rupiah).

Nah sekarang lihat harga Cheese Ramen, 1 nya 46 baht, bisa dapat berapa indomie goreng tuh! Secara kemasan memang cheese ramen ini lebih berat (111 gram) dibandingkan Indomie goreng yang cuma 85 gram. Secara tekstur, ramen korea ini mie nya agak mirip dengan tekstur indomie rebus. Jadi not bad lah ya, cuma ya tetep aja mahal hehehe. Untuk Ramen jajang tidak ada dijual kemasan satuan, mereka menjual 1 pack isi 5 seharga 98 baht, jadi kira-kira 1 bungkusnya 20 baht. Mama mie muusap yang produksi thailand saya beli pack isi 10 seharga 53 baht, jadi harga perbungkusnya sekitar 6 baht.

Dari informasi mengenai nutrisinya, Indomie goreng ini 85 gram per bungkus dan memberikan 420 kilokalori. Sedangkan cheese ramen 111 gram memberikan 470 kilokalori. Jajang ramen 80 gram memberikan 320 kilo kalori. Mama mie muusap yang paling ringan nih, 60 gram menghasilkan 250 kilo kalori. Jadi memang yang paling murah itu paling ringan dan paling sedikit memberi tenaga. Tapi kalau dimakannya pakai telur, udah cukuplah ya mama mie juga hehehe.

Nah berikutnya masalah rasa. Pertama kali saya mencoba cheese ramen itu karena saya pikir Joshua akan suka. Ternyata, entah kenapa dia gak suka sama sekali. Padahal Joshua itu masih mau makan Indomie kari ayam, mama mie dan Indomie goreng. Jonathan sih suka aja, tapi kata dia rasanya agak terlalu pedas (padahal perasaan gak dicampurin cabenya). Untuk jajang ramen, karena baru nemu hari ini saya belum suruh anak-anak coba, tapi tadi saya penasaran dan masak deh 1 bungkus. Isinya cuma mie dan seperti kecap. Rasanya terlalu manis, tapi tekstur mie nya mirip dengan tekstur Indomie. Tekstur mama mie itu agak berbeda dengan tekstur indomie, menurut saya agak terlalu tipis dan kurang sip (gak tau gimana mendeskripsikannya). Tekstur cheese ramen sebenarnya mirip dengan tekstur Indomie rebus, tapi mungkin Joshua ga suka karena masalah rasa.

Di bungkusan jajang ramen tidak ada petunjuk cara memasaknya, tapi saya asumsi aja masaknya direbus kayak nyiapin mie goreng, lalu airnya ditiriskan dan dicampur deh dengan sausnya. Sekilas nih kalau dilihat walau beda cuma 5 gram dibandingkan indomie goreng, tapi perasaan dikit banget deh. Oh ya, tadi saya iseng aja karena ada wortel di rumah, saya rebus mienya campur wortel dikit.

Rasa jajang ramen ini menurut saya terlalu manis. Mungkin lain kali bisa dikurangi campuran sausnya biar ga terlalu manis. Besok-besok bisa dicoba ke Joshua siapa tau dia mau makan juga. Pernah sekali pesan jajangmyeon di restoran korea, Joshua ga mau nyoba sama sekali, mungkin juga tampilannya gak menarik jadi dia ogah duluan hehehehe.

Nah demikian pembahasan mie instan hari ini. Yang pasti Indomie tetap juaranya, harganya juga pertengahan lah hehehe. Kalau beli dari Indonesia sih harga Indomie rasaya jadi murah daripada beli di sini hehehehe. Tapi jangan sering-sering makan mie instan, ini sih buat makanan sesekali kalau lagi kehabisan ide mau masak apa bolehlah hehehehe.

Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital

Ceritanya masih nyambung dengan postingan Joe. Karena liburan panjang kali ini kualitas udara masih kurang baik dan panasnya juga minta ampun, kami memutuskan untuk menonton ulang kdrama Phantom tahun 2012 yang kami pernah nonton bareng di tahun 2013. Entah kenapa, walau namanya nonton ulang, misterinya masih terasa baru karena saya udah lupa semua siapa penjahatnya dan bagaimana mereka mengungkapkannya.

Waktu pertama kali nonton kdrama ini, saya belum jadi penggemar kdrama seperti sekarang, malahan dulu Joe yang ajakin nonton serial ini hehehe. Mana saya tahu dulu siapa itu So Ji Sub ataupun Lee Yeon He. Kdrama ini memang berbeda genrenya dengan kdrama yang biasanya saya tonton, tapi lebih mirip dengan serial dari Amerika. Ceritanya berkisah seputar upaya tim investigasi cyber untuk mengungkapkan kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di dunia nyata makanya Joe mau nonton hehehe. Jadi kayak serial CSI Cyber.

Lanjutkan membaca “Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital”

Manfaat Menghomeschool Anak

Udah lama gak cerita soal homeschoolingnya Jonathan. Beberapa minggu lalu, Jonathan dan Joshua ikutan summer camp jadi kegiatan homeschoolingnya diliburkan. Campnya itu mulainya jam 9 pagi dan selesai jam 3 sore. Waktu mereka ikut camp, setiap pagi jadi terasa lebih berat dari hari-hari sekolah di rumah.

Biasanya, kegiatan homeschool di rumah mulai jam 9 -an, tapi tidak ada waktu tempuh jadi ya seselesainya makan mandi baru mulai. Nah kalau kegiatannya bukan di rumah, otomatis pagi-pagi jadi harus lebih awal melakukan semuanya supaya tidak terlambat sampai ke tujuan.

Jadi terpikir, ternyata homeschooling itu jauh lebih santai daripada kirim anak ke sekolah. Selain masalah flexibilitas waktu, saya merasakan beberapa manfaat lain dari menghomeschool anak. Manfaat yang ingin saya tuliskan di sini bukan untuk anak, tapi untuk kami orangtuanya. Setidaknya ini yang kami rasakan.

Fleksibilitas

Kegiatan homeschooling kami biasanya hanya 4 hari seminggu, mulainya jam 9 pagi dan selesai jam 12 siang. Kalau Jonathan lagi agak bengong, ya kadang baru diselesaikan sekitar jam 1 siang (setelah dia selesai makan). Sekarang ini Joshua belum saya berikan pelajaran yang terstruktur, untuk Joshua setiap harinya intinya bermain dan bermain. Mau mainan mobil-mobilan, lego, playdough, piano, berantakin rumah, coret-coret di papan tulis, bebasss asalkan gak gangguin kakaknya.

Lanjutkan membaca “Manfaat Menghomeschool Anak”

Memrise: Aplikasi Buat Belajar Bahasa

Catatan: review ini saya tulis berdasarkan opini pribadi, dan saya tidak dibayar untuk menuliskan ini.

Saya menginstal Memrise sudah lama. Jonathan malah duluan makai Memrise baru saya ikutan. Awalnya, Jonathan iseng-iseng pengen belajar bahasa Spanish katanya. Terus belakangan saya ikutan mencoba instal juga untuk melihat ada bahasa apa saja yang ditawarkan dan seperti apa sih Memrise itu.

Bisa belajar banyak bahasa sekaligus

Sekilas, memrise ini seperti flash card saja. Bedanya kalau flash card biasa itu, kita harus menyiapkan sendiri kata-katanya dan tidak ada suaranya. Dengan Memrise, selain menawarkan untuk mengulang-ulang kosa kata, ada bagian latihan mendengarkan, latihan mengucapkan, latihan mendengar orang lokal berbicara, latihan mengeja, dan juga mulai dari level kata sampai menyusun kalimat. Oh ya, kursus yang kita pilih bisa di download secara offline, jadi tidak ada alasan tidak bisa belajar karena kehabisan paket data.

Saya mulai iseng belajar Korea pakai Memrise beberapa bulan lalu. Memrise ini bisa digunakan secara gratis, tapi ada beberapa fitur yang dibatasi untuk versi gratisnya. Karena melihat saya dan Jonathan waktu itu cukup rajin, akhirnya kami memutuskan untuk membayar subscription Memrise ini. Pertimbangannya, dengan 60 USD per tahun, bisa belajar beberapa bahasa sekaligus, jauh lebih murah daripada pergi ke kursus bahasa. Sekarang ini ada penawaran lifetime subcription dengan biaya 100 USD, tapi kami belum membeli yang lifetime subscription.

Lanjutkan membaca “Memrise: Aplikasi Buat Belajar Bahasa”

Belajar Bahasa itu Proses

Sejak beberapa minggu lalu, saya pernah nulis kalau saya mulai rutin belajar bahasa Korea. Kali ini mencoba disiplin melakukannya sedikit setiap hari. Tanpa terasa, sudah 26 hari saya tidak pernah bolos mereview kosa kata bahasa Korea di Memrise.

Kemarin, akhirnya saya menyelesaikan kursus bahasa Korea pertama yang saya ikuti di Coursera. Walau udah selesai banyak modul, tapi saya merasa belum terlalu bisa nonton kdrama tanpa subtitle. Saya masih kurang latihan hehehe.

Coursera yang saya ambil kursusnya harusnya 5 minggu, tapi saya selesaikan dalam waktu kurang dari 5 minggu. Menurut saya quiz nya terlalu gampang dan bisa ditebak jawabannya. Jadi lulus 100 persen bukan berarti saya udah menguasai materi 100 persen.

Quiznya juga bisa diulang mengerjakannya walaupun dibatasi 3 kali mengulang sebelum menunggu beberapa jam untuk mencoba lagi. Kalau ada jawaban yang salah, bisa ambil quiz ulang, saya bisa mengganti jawaban dengan pilihan yang lain dan jadilah quiznya bisa lulus 100 persen. Kuisnya tidak di random ulang. Jumlah pertanyaannya juga antara 5 – 7, sangat mudah untuk mengingat apa saja jawaban kita sebelumnya.

Tapi apalah arti lulus 100 persen, kalau kenyataanya tetap gak mengerti materi ataupun gak bisa membaca hangeulnya. Tidak mengerti partikel atau akhiran apa yang harus dipakai untuk mengubah kata dasar menjadi kata kerja ataupun kata lainnya. Pada akhirnya walaupun perlu untuk lulus, tapi lebih perlu pengertian kita sebagai hasil belajar.

Belajar dari coursera ini menambah wawasan beberapa bentuk grammar bahasa Korea, tapi kadang-kadang ada bagian yang seperti melompat dan kurang banyak contoh. Tapi ya itu tugas saya untuk lebih banyak berlatih kalau memang mau bisa fasih bahasa Korea.

Target belajar bahasa Korea supaya bisa nonton kdrama tanpa subtitle masih jauh banget, kosa-kata saya masih sangat sedikit. Kemampuan membaca hangeul juga masih ga berbeda dengan kemampuan membaca bahasa Thai. Ada kalanya saya merasa malas membacanya karena merasa aduh ini apaan sih! Terus akhirnya nebak hahaha.

Mumpung masih semangat belajar bahasa Korea, saya memilih untuk melanjutkan kursus lain dari Coursera dan rencananya mau coba belajar dengan kursus gratisan yang ada di YouTube juga.

kursus berikutnya

Kalau baca dari deskripsinya, kursus berikutnya ini harus sudah terbiasa dengan alphabet Korea. Kursus sebelumnya cukup jelas memberi dasar mengenali dan membaca hangeul.

Saya belum berniat membeli buku atau belajar grammarnya secara serius, karena saya tahu kelemahan saya dalam belajar bahasa itu di grammar. Kalau dikasih terlalu banyak terminologi grammar saya merasa eneg duluan. Lagipula saya merasa belajar iseng begini lebih fun daripada pake target tinggi-tinggi hehehe.

Metode belajarnya sejauh ini ya, memakai aplikasi Memrise dengan target mengingat 15 kata per hari. Mengerjakan coursera kalau lagi rajin asal gak sampai lewat batas waktu pengerjaannya. Biasanya saya mengerjakan coursera kalau lagi menunggu Jonathan di tempat kursus.

Gak terlalu ambisius kan targetnya. Oh ya, karena buat saya belajar bahasa itu proses dan latihan, jadi kadang-kadang memang butuh repetisi berkali-kali sampai bisa mengingat makna kata ataupun grammar sebuah kalimat.

Untuk belajar menggunakan coursera, ada aplikasinya di android maupun iphone. Pelajarannya juga bisa di download, jadi bisa belajar secara offline. Jadi bisa dibuka di mana saja. Materi yang diberikan juga video-video singkat sekitar 10 – 15 menit. Selain video, ada file pdf yang merupakan ringkasan dan soal latihan dari materi yang diberikan. Lalu setiap 1 materi biasanya diberikan quiz kecil.

Dipikir-pikir, saya sebenernya telat buat belajar bahasa Korea. Saya ingat, dari jaman saya kuliah, teman-teman saya udah pada rajin nonton kdrama dan tertarik buat belajar bahasanya. Tapi ya, baru sekarang sih punya waktu nonton kdrama, jadi aja baru sekarang tertarik belajar bahasanya hehehe.

Ada yang mau belajar bahasa Korea bareng dengan saya? biasanya kalau ada temannya, yang iseng-iseng begini jadi lebih seru. Biasanya yang tertarik belajar bahasa korea ini karena nonton kdrama atau pengen dengerin lagu-lagu kpop.

Gara-gara Kdrama (2)

Ini hal lain yang jadi efek Kdrama buat saya. Mungkin ada juga teman-teman yang lain juga mengalaminya. Setelah nonton kdrama, saya jadi kepengen mencoba beberapa makanan yang sering disebut-sebut dalam kdrama.

Memang film itu bisa menjadi alat menyebarkan budaya. Saya harus akui, saya jadi cari tahu sedikit banyak tentang Korea setelah menonton beberapa serial kdrama. Biasanya informasi ini dapatnya dari teman-teman sesama pemirsa kdrama juga, dan beberapa dari hasil penasaran menggoogle heheh.

Makanan pertama yang paling bikin saya pengen mencoba itu dulu Instant Ramyeon. Walaupun Indomie Kari Ayam masih jadi selera nomor 1, tapi kalau liat di kdrama ada yang masak mie instan terus makan langsung dari panci nya, wuiiih saya jadi pengen juga hahhaha.

Nah pas lagi ke HongKong saya jadi juga beli Instant Ramyeon, walau bukan di masak di panci gitu haha. Sebenarnya di Chiang Mai ada juga yang jual, tapi merasa lebih mahal dari mie instan lokal, jadi selalu merasa rugi membelinya. Pas di Hongkong, basically makanan semua juga mahal, jadi ya sekalian mencoba deh.

Berikutnya yang sering bikin kepengen itu jjajangmyeon (짜장면). Waktu sebelum banyak nonton kdrama, saya sudah pernah mencicipi makanan ini, rasanya cukup unik, dan tiap kali makanan ini disebut di film yang saya tonton, pasti jadi pengen mesen juga. Apalagi melihat mereka mengaduk dulu black bean pastenya sebelum di makan. Nyam nyam.

Menu yang juga menurut saya sebenarnya bisa dicoba bikin sendiri di rumah itu bibimbap (비빔밥). Kalau ini isinya selain nasi ada sayur-sayuran serut, daging tumis dan telur mata sapi dan sejenis chilipaste nya orang korea. Makanan ini juga wajib diaduk sebelum dimakan.

Bibimbap sebelum diaduk

Sayangnya kemaren kelupaan foto chili pastenya, tapi bisa lihat di wiki hehehe, chili pastenya gak pedes kok walau warnanya merah. Sebelum makan Joe bilang gini: kalau di Indonesia orang makan bubur ada tim aduk dan tim gak diaduk, kalau makanan Korea semua wajib diaduk hehehe.

Nah, karena kemarin Jonathan ikut juga, kami pesenin gimbab(김밥) . Makanan ini sekilas mirip rolled sushi. Karena saya belum cari tahu cara membuatnya, jadi belum tau persis bedanya hehe.

Secara keseluruhan, makanan yang kami coba semuanya enak hehehe, kalau rajin kapan-kapan bisa cari tau untuk membikinnya. Untuk sekarang levelnya menikmati dulu saja hehehe.

Oh ya hampir kelupaan, bagian yang selalu terlihat menarik di tata di meja makan orang Korea adalah: ada banyak sekali side dishnya. Kemaren sidedishnya seperti ini nih. Ada bawang bombay iris, acar lobak, kimchi, black bean paste, dan satu lagi saya gak tau namanya apa seperti dadar daun bawang pake tepung doang tapi wanginya kayak tempe mendoan hehehe.

Saya gak begitu suka kimchi, menurut saya rasanya aneh. Acarnya masih oke, bawang bombaynya pastinya dimakan 2 iris doang hahhaa. Untuk dadar daun bawang, lumayanlah bisa ditiru nanti setelah cari tahu resepnya hahaha.

Nah setelah mencoba sedikit dari berbagai jenis makanan yang sering disebut-sebut di kdrama, berikutnya waktu belanja ke Makro saya jadi lebih perhatian kalau ada bumbu bahan masakan korea di jual. Kebetulan tadi melihat 1 deretan rak berisi berbagai paste nya Korea.

Karena saya belum banyak baca apa yang dibutuhkan misalnya mau bikin jjajangmyeon dan bibimbap, jadi saya tadi foto aja dulu biar ingat lain kali kalau mau beli ada di Makro.

Buat penggemar kdrama, ada yang kayak saya ga? gara-gara nonton jadi pengen nyobain makananya dan jadi nyari-nyari bumbu masaknya juga hehehe. Ayo kalau ada yang punya makanan korea yang gampang di bikin, silakan tulis di komentar biar saya bisa ikutan hehehe.

Hujan

Akhirnya, hujan yang ditunggu datang juga. Walaupun cuma gerimis kecil dan tidak terlalu lama. Tapi cukup membawa angin segar dan harapan positif dari warga kota ini.

Sejak Februari pertengahan, kadar polusi mulai naik turun. Puncaknya beberapa hari lalu kabut asapnya makin tebal dan kebanyakan orang sudah terkena berbagai efek samping dari polusi. Mulai dari mata pedih, sakit tenggorokan, sesak napas, batuk-batuk, migrain dan bahkan ada yang seperti alergi kulit gatal-gatal.

Efek musim polusi biasanya posting di group lokal sini hampir setiap hari ada yang mengeluhkan kenapa tidak ada tindakan dari yang berwenang. Ada juga yang mengeluhkan kenapa banyak yang mengeluh soal polusi, kalau gak suka kan bisa pergi dari kota ini.

Berbagai reaksi muncul ke permukaan, walaupun ada juga beberapa posting positif membagikan tips-tips tetap sehat di musim polusi, atau berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan polusi di ruangan rumah. Mulai dari memasang filter, meanmabahkan filter di AC, menanam tanaman tertentu dan juga memasang aroma terapi.

hujan, walau cuma sedikit ya tetap hujan

Hari ini, sekitar pukul 9 tadi, hampir semua bersorak sorai gembira di sosial media seolah berseru HORE HUJAAAAAN!!! Posting saya ini juga bentuk lain dari kegembiraan turunnya hujan, walaupun masih merasa kurang banyak hujannya.

Karena melihat begitu banyak yang gembira dengan datangnya hujan, saya jadi teringat percakapan saya dan teman saya di kala SMA. Dari sejak dulu saya menyukai aroma hujan, tepatnya saya suka ketika tanah terkena tetesan air hujan dan debu-debupun berkurang.

Waktu itu teman saya mengeluh karena hujan dan tidak membawa payung. Padahal setelah itu, dia jadi dapat tebengan diantar pulang oleh seseorang yang menyukainya. Saya bilang ke teman saya: hujan itu bawa berkat, liat saja kamu malah jadi dianterin pulang kan, lalu diapun tersipu malu gak bisa mendebat lagi.

Saya suka hujan, karena banyak hal bisa diingat ketika ada hujan. Saya ingat, pertama kali datang ke Chiang Mai sering kena hujan dadakan tiba-tiba. Hujan yang bukan cuma gerimis tapi super deras dan hanya bertahan 5 menit. Hujan yang kalau kita lagi jemur cucian dan gak ingat mindahin sebenernya bakal ngeselin hahaha.

Saya ingat juga, pernah lagi naik motor sama Joe, waktu itu masih pacaran, eh tiba-tiba hujan deras, padahal udah dikiiiit lagi sampai tujuan. Alhasil, karena mikir ah tanggung tinggal dikit lagi, kami gak minggir buat buka jas hujan, dan ya pastinya basah kuyup. Tapi jadi ada memory manis di bawah rintik hujan hahahha.

Kemarin baru menyelesaikan nonton kdrama Goblin. Di film itu juga digambarkan, hujan itu biasanya ada hubungannya dengan keresahan hati si Goblin. Trus temen saya bercerita, ada loh yang abis nonton Goblin jadi baper tiap liat hujan turun. Tuh kan bukti lagi kalau hujan itu memorable hehehe.

Beberapa scene romantis yang memorable di kdrama juga berkaitan dengan hujan dan payung. Ayo buat penggemar kdrama, pasti bisa sebutkan 5 kdrama yang ada payung dan hujannya.

Haduh jadi kemana-mana deh ngomongin hujan. Tulisan ini juga buat mencatat kapan hujan turun di Chiang Mai, buat referensi tahun-tahun berikutnya ketika mengamati pola polusi di Chiang Mai.

Siapa yang tidak suka hujan? saya rasa lebih banyak orang yang suka hujan daripada yang tidak suka hujan. Walaupun mungkin banyak juga yang suka hujan dengan catatan tertentu (asal punya payung), asal gak sepanjang hari, asal gak berhari-hari sampai bikin cucian gak kering dan alasan lainnya.

Hujan itu bawa berkat, hujan itu bawa inspirasi, hujan itu menyejukkan hati. Kalau punya memory di bawah rintik hujan, silakan berbagi di komentar ya 🙂