Hari Kasih Sayang

Hari ini 14 Februari dirayakan oleh yang merayakan sebagai hari kasih sayang, tapi buat saya dan Joe hari kasih sayang itu ya setiap hari hahaha. Saya baru menyadari juga, kalau di blog ini tidak pernah ada tulisan tentang hari kasih sayang atau hari Valentine setelah kami menikah. Kenapa? karena tulisannya pindah ke facebook!

Jadi supaya ada jejaknya juga di blog, saya akan tuliskan ngapain aja sih kami biasanya di hari Valentine.

tulisan tahun 2006: https://blog.compactbyte.com/2006/02/15/hari-kasih-sayang/

Tulisan satu-satunya yang ada di blog ini tahun 2006, tahun itu kami masih pacaran. Memang sejak pacaran, gak pernah rayain Valentine khusus, tapi ternyata 14 Feb 2006, Joe mengupdate release s60Bible yang dia sudah kerjakan sejak tahun 2004 (ini juga dia kerjakan atas permintaan saya sejak kami pacaran hehehe).

Gaya bahasa ngeblog jaman itu berbeda sekali ya dengan gaya bahasa tulisan saya sekarang. Aduh jadi merasa tua hehehe.

Lanjutkan membaca “Hari Kasih Sayang”

Aplikasi Bank di Thailand

Tulisan ini bukan iklan, tapi cuma mau cerita sedikit pengalaman memakai aplikasi bank di Thailand. Siapa tahu ada yang berencana pindah dan menetap di Thailand dan buat jadi gambaran kalau mau dibandingkan dengan layanan perbankan di Indonesia.

Sejak kami tinggal di Chiang Mai, kami membuka rekening bank lokal. Awalnya sih, Joe, berikutnya supaya lebih mudah untuk saya ambil duit, saya juga bikin rekening sendiri. Waktu kami membuka rekening, persyaratan utama selain passport, harus punya ijin tinggal dan ijin kerja. Untuk Joe sih tidak ada masalah, karena memang dia bekerja dan bahkan gajinya ditransfer masuk langsung ke bank. Untuk saya yang datang dengan visa ikut suami gimana? Karena Joe udah punya rekening disitu, mereka minta passport Joe aja sebagai syarat tambahannya.

Sejak buka rekening, pastinya sudah bikin kartu ATM dan internet bankingnya. Tapi saya jarang buka internet banking. Agak panjang stepnya kalau harus selalu masukin user id, password, dan malas melihatnya kecil sekali di layar HP.

Aplikasi perbankan di HP sebenarnya sudah ada beberapa tahun, tapi saya jadinya sudah kebiasaan minta Joe yang eksekusi kalau ada kebutuhan transfer ini itu. Saya bukan orang yang suka belanja online jadi tidak merasa butuh sering-sering transfer, tapi ya kadang-kadang mulai terasa kalau butuh bayaran kursus anak-anak lebih mudah kalau saya yang lakukan karena saya yang lebih sering antar jemput anak-anak.

Beberapa bulan lalu, saya pernah mencoba untuk mengaktifkan aplikasi perbankan di HP, instruksinya sih disuruh ke ATM, tapi sudah beberapa kali dicoba, tidak berhasil dan disuruh menghubungi cabang bank terdekat. Akhirnya saya menyerah dan hampir lupa untuk meneruskan niat memakai aplikasi perbankan di HP.

Awal tahun 2020, di saat ada waktu luang, saya ingat lagi untuk ke bank membawa buku bank dan passport untuk mengaktifkan aplikasi perbankan di HP. Awalnya, si mbak yang bantuin ajak saya ke ATM untuk aktifkan (dan tentu saja gagal lagi). Akhirnya mereka melakukan pengaktifan secara manual.

Ada beberapa masalah sepertinya yang mengakibatkan saya tidak bisa mengaktifkan langsung dari mesin ATM. Nomor passport saya yang tercatat di sistem bank dan nomor passport saya yang sekarang sudah tidak sama (ya sudah lebih 5 tahun yang lalu sih buka rekeningnya). Masalah berikutnya: karena saya memakai dual sim card dan data internetnya bukan di nomor utama, sistem banknya tidak mengijinkan aplikasinya untuk login. Akhirnya saya harus menonaktifkan dulu nomor yang saya pakai untuk paket data internetnya.

Perjalanan panjang untuk bisa memakai aplikasi perbankan tidak sia-sia. Sekarang ini saya bisa merasakan berbagai kemudahan dari memakai aplikasi perbankan selain untuk kebutuhan transfer dana.

Ada beberapa fitur dari aplikasi perbankan di HP yang saya suka banget selain untuk transfer dana.

Lanjutkan membaca “Aplikasi Bank di Thailand”

Baca Buku: Madre (Kumpulan Cerita)

Awalnya gak sengaja nemu novelet Madre di ipusnas. Isinya cuma 51 halaman. Ceritanya menarik dan saya selesaikan dengan cepat. Terus waktu baca-baca review, katanya ini merupakan bagian dari buku kumpulan cerita nya Dee Lestari dengan judul yang sama. Saya jadi penasaran, kira-kira cerita lainnya menarik juga tidak ya untuk dibaca.

cover novelet Madre di ipusnas

Saya pikir, coba cari ah di Gramedia Digital. Ternyata di Gramedia Digital, buku kumpulan ceritanya harus beli. Hmm… karena tidak tahu apakah cerita lainnya menarik juga, saya urungkan niat membeli. Apalagi kabarnya sih ada puisi juga selain cerita. Kalau melihat dari judul bukunya, kemungkinan besar memang novelet Madre ini merupakan cerita utamanya.

Lanjutkan membaca “Baca Buku: Madre (Kumpulan Cerita)”

Musik K-Pop

Menurut Wikipedia:

K-pop (abbreviation of Korean popKorean: 케이팝) is a genre of popular music originating in South Korea.

Menurut saya: K-Pop itu lagu Korea yang biasanya penyanyinya banyak dan nari-nari hehehe. Saya penonton k-drama tapi bukan penggemar k-pop, saya baru tahu nama-nama band k-pop belakangan ini karena ada beberapa teman yang suka mendengar k-pop. Saya lebih suka mendengar lagu original soundtrack (ost) dari sebuah drama daripada dengerin lagu k-pop.

Lanjutkan membaca “Musik K-Pop”

Memilih buku untuk dibaca

Ada banyak sekali buku yang menarik untuk dibaca, tapi tidak cukup waktu untuk membaca semuanya (apalagi kalau sambil online, pasti jadinya teralihkan deh perhatiannya. Maka saya menantang diri sendiri untuk membaca buku sampai tuntas. Setelah berhasil membaca beberapa buku (dan menuliskan sedikit catatan tentang buku yang dibaca di blog), saya jadi semakin bersemangat untuk menantang diri sendiri membangun kebiasaan membaca.

Biasanya buku yang direkomendasikan begini pasti menarik untuk dibaca

Saat ini saya punya banyak sumber buku untuk dibaca. Buku-buku yang dibeli ketika pulang ke Indonesia, buku dari hasil big bad wolf dan juga buku elektronik di Kindle, ipusnas dan Gramedia Digital. Supaya tidak sia-sia, semua itu akan dibaca, tapi ya perlu niat untuk bisa menyelesaikan membaca buku-buku yang ada.

Buku Fisik Vs E-book

Buat saya, tidak masalah buku itu fisik atau digital, yang lebih penting buku itu isinya bisa dibaca dan menarik untuk dibaca. Ada beberapa masalah ketika membaca buku fisik ataupun buku elektronik.

Lanjutkan membaca “Memilih buku untuk dibaca”

Baca Buku: Gadis Jeruk

Buku Gadis Jeruk oleh Jostein Gaarder ini awalnya nemu di ipusnas, tapi ternyata ada juga di Gramedia Digital. Buku terjemahan berbahasa Indonesia ini tebalnya 254 halaman. Buku aslinya berbahasa Norwegia dengan judul Appelsinpiken. Sebelum membaca buku gadis jeruk ini, bulan Agustus 2016 saya juga sudah membaca buku versi bahasa Inggrisnya di Kindle dengan judul The Orange Girl. Kalau menurut keterangan di Kindle, buku versi kindle hanya 168 halaman. Saya tidak tahu kenapa ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jadi lebih banyak jumlah halamannya. Mungkin karena beda format bukunya. Oh ya, Jonathan juga sudah selesai membaca buku versi bahasa Inggrisnya.

Ringkasan Cerita

Buku ini bercerita tentang seorang anak bernama Georg, berusia 15 tahun, yang berkesempatan membaca surat dari ayahnya yang dituliskan sebelum ayahnya meninggal. Ayah Georg bernama Jan Olav, sudah meninggal sejak dia berumur 4 tahun (11 tahun yang lalu). Jadi bisa dibilang, dia tidak begitu punya banyak kenangan dengan ayahnya. Surat itu ditemukan oleh kakek neneknya ketika bersih-bersih gudang. Suratnya berupa cerita tentang seorang gadis yang diberi nama gadis jeruk oleh ayahnya.

Lanjutkan membaca “Baca Buku: Gadis Jeruk”

Gara-gara Virus Corona

Tulisan ini sekedar catatan yang saya amati disekitar saya sehubungan dengan wabah baru virus Corona.

Sebelum mengetahui adanya virus ini, di Chiang Mai sudah banyak sekolah yang meliburkan kelasnya karena adanya beberapa murid yang sakit Influenza. Influenza ini bukan batuk pilek biasa dan gejalanya mirip juga dengan virus Corona.

Influenza ini sudah ada vaksinnya, tapi supaya ampuh, kita harus divaksin setiap tahun (yang mana akhirnya kebanyakan orang tidak selalu melakukannya termasuk kami). Apakah dengan banyaknya kasus Influenza di sekolah, semua orang memperhatikan untuk cuci tangan dengan sabun? yang saya lihat, semua seperti biasa, yang rajin cuci tangan ya cuci tangan, yang cuek ya cuek.

Sejak akhir tahun 2019, tingkat polusi di Chiang Mai sudah memburuk. Beberapa orang sudah mulai menggunakan masker ketika keluar rumah (termasuk Joe dan Jonathan). Tapi ya kebanyakan masih cuek. Anak-anak batuk pilek juga ketika dingin menyerang, tapi perasaan ya biasa saja.

Lanjutkan membaca “Gara-gara Virus Corona”